Anda di halaman 1dari 3

Dalen Darbec Anew / 170110200051

Administrasi Publik – Universitas Padjadjaran


Dasar-Dasar Ilmu Administrasi

DEFINISI DAN PERAN PEMIMPIN YANG BERJIWA KEPEMIMPINAN


Kepemimpinan merupakan bakat alami yang dimiliki setiap manusia, terlihat dari
jiwa manusia yang dilengkapi dengan akal untuk mengendalikan tubuhnya. Kini kita
sedang memimpin diri kita ke arah yang sudah kita atur. Bakat kepemimpinan ternyata
dapat dilatih dan dikembangkan, sehingga yang dahulu kita hanya memimpin diri kita
namun juga dapat memimpin manusia lainnya. Bayangkan saja manusia diciptakan
dengan keunikan masing-masing, dan seorang pemimpin harus dapat memimpin
manusia-manusia dengan bermacam sifat dan keahlian kepada tujuan yang sudah
ditetapkan. Tugas ini tidak mudah dan tidak sembarang orang dapat menjadi seorang
pemimpin, oleh karena itu dibutuhkanlah kepemimpinan yang baik.
Sebelum membahas lebih dalam mengenai kepemimpinan kita harus mengetahui
mengenai elemen kunci dari definisi kepemimpinan. Pertama, kepemimpinan berasal dari
pengaruh sosial, bukan otoritas atau kekuasaan. Kedua, kepemimpinan membutuhkan
orang lain, dan bukan berarti bahwa orang lain itu menjadi bawahan dari pemimpin.
Ketiga, kepemimpinan tidak didefinisikan dengan atribut, gelar, ciri-ciri fisik. Ke-empat,
kepemimpinan mempunyai tujuan yang ditetapkan bersama. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kepemimpinan adalah proses pengaruh sosial, yang memaksimalkan upaya orang
lain dalam menuju pencapaian suatu tujuan bersama (Kruse, 2013). Lalu seorang
pemimpin adalah orang yang berhasil mengatur kolaborator manusianya untuk mencapai
tujuan tertentu. Seorang pemimpin yang baik adalah orang yang dapat melakukannya hari
demi hari, dan tahun demi tahun, dalam berbagai keadaan (Prentice, 2004).
Di dalam kepemimpinan seorang pemimpin harus mempunyai peran-peran yang
dapat dipertanggungjawabkan sehingga ia dapat menjadi pemimpin yang sesungguhnya.
Peran terpenting dalam menjadi seorang pemimpin adalah dapat memberikan arahan yang
jelas dan meyakinkan. Dimulai dari berdiskusi dengan sumber daya manusia yang ada
mengenai nilai, harapan, dan tujuan demi masa depan organisasi atau perusahaan, hal ini
dilakukan sehingga ada rasa percaya antara pemimpin dengan bawahannya. Kemudian
harus dilakukan secara konsisten oleh seluruh sumber daya manusia yang ada. Pemimpin
memiliki tugas untuk memberi strategi yang ditentukan dengan baik demi masa depan
organisasi atau perusahannya. Tak hanya memberi arahan namun pemimpin yang berjiwa
kepemimpinan juga harus mengispirasi harapan pada bawahannya. Sebuah harapan
tentang kemajuan perusahaan atau masa depan organisasi dapat menjadi sebuah inspirasi
dorongan kepada para bawahan dalam bekerja. Para pemimpin yang hebat tahu bahwa
ketika mereka memberikan arahan yang jelas berdasarkan sekumpulan nilai dan prinsip,
membuat dan berbagi strategi komprehensif untuk masa depan perusahaan, dan
membangun struktur dan proses organisasi untuk memastikan pelaksanaan yang sukses,
prospek masa depan perusahaan menjadi cerah. Kemudian, saat mereka menyediakan
lingkungan tempat orang-orang dapat bergabung, berkontribusi, melakukan pekerjaan
yang berarti, dan berkembang, mereka dapat mempercayai tim mereka untuk melakukan
pekerjaan yang hebat. Hingga pada akhirnya yang tak kalah penting adalah kepercayaan
antara bawahan dengan pemimpin. Bagaimana cara seorang bawahan dapat dengan yakin
mengikuti arahan dari pemimpin jika tidak ada kepercayaan. Pemimpin sesungguhnya
memperjelas bahwa mereka memiliki keyakinan bahwa pengikut mereka tahu apa yang
harus dilakukan, bagaimana melakukannya, dan bahwa mereka akan melakukan
pekerjaan terbaik mereka (Hodges, 2018).
Kepemimpinan yang baik dapat dengan mudah ditemui dalam lingkup terdekat
kita yakni keluarga. Dalam keluarga kecil yang anggotanya terdiri dari ibu, ayah, dan
anak sosok ayah kerap menjadi kepala keluarga sekaligus pemimpin keluarga. Sosok ayah
tidak dapat sewenang-wenang memilih langkah yang bersangkutan dengan keluarganya,
harus ada alasan yang penuh harapan dan masuk akal oleh saya dengan ibu saya sebelum
langkah dapat diambil. Ayah saya contohnya ia seringkali berdiskusi dengan ibu dan saya
mengenai masa depan saya sebagai anaknya seperti kampus dan jurusan apa yang harus
saya ambil. Dengan adanya diskusi maka ibu dan saya pun dapat merasa terdengar
aspirasinya kemudian merasa yakin atas langkah yang ayah saya ambil. Kini pun saya
dapat duduk di bangku FISIP Unpad berkat kritik dan saran serta dukungan dari
pemimpin keluarga saya yaitu ayah saya.
DAFTAR PUSTAKA
Hodges, M. (2018, August 4). What Is the Role of the Leader? Professional Builder.
https://www.probuilder.com/what-role-leader
Kruse, K. (2013, April 9). What Is Leadership? Forbes.
https://www.forbes.com/sites/kevinkruse/2013/04/09/what-is-leadership/
Prentice, W. C. H. (2004, January 1). Understanding Leadership. Harvard Business
Review, January 2004. https://hbr.org/2004/01/understanding-leadership

Anda mungkin juga menyukai