DIBUAT OLEH:
FAKULTAS HUKUM
TAHUN 2022/2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan karunia-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah tepat pada waktunya. Adapun judul dari makalah singkat ini adalah
“hukum dan kekerasan”
Pada kesempatan kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing
yang telah membimbing saya untuk menyelesaikan makalah singkat ini. Selain itu, saya juga
ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan makalah singkat ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat membuat makalah singkat
ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Randi Putra
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................1
1.2 Permasalahan........................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................3
ISI....................................................................................................................................................3
2.1 Tinjauan Pustaka...................................................................................................................3
c
2.2 Hasil wawancara...................................................................................................................9
2.2.1 Pengetahuan Hukum.......................................................................................................9
2.2.2 Pemahaman Kaidah-kaidah Hukum...............................................................................9
2.2.3 Sikap Terhadap Norma...................................................................................................9
2.2.4 Perilaku Hukum..............................................................................................................9
2.2.5 Faktor-Faktor Penyebab Kekerasan...............................................................................9
2.2.6 Pasal-Pasal yang Dapat Diterapkan..............................................................................10
2.2.7 Teori yang Terkait........................................................................................................10
BAB III......................................................................................................................................11
PENUTUP..................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................11
3.1 Saran....................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Peran alkoholisme dalam memicu kekerasan dalam rumah tangga menjadi
permasalahan kritis. Diperlukan pendekatan holistik untuk mengatasi masalah ini,
termasuk rehabilitasi bagi pelaku dan dukungan bagi korban.
BAB II
2
ISI
2. Latar belakang:
A pulang dalam keadaan mabuk dan marah karena Yeni tidak menyiapkan makan
malam untuknya.
3. Faktor penyebab:
a. Alkoholisme
b. Kekerasan dalam keluarga
c. Pola pikir patriarki
4. Akibat:
a. Yeni mengalami luka-luka di wajah, kepala, dan tubuhnya.
b. Yeni mengalami trauma dan ketakutan.
c. Yeni merasa tidak mendapatkan keadilan dari hukum.
5. Kejadian:
Pada tanggal 20 Agustus 2022, pukul 22.00 WIB, A pulang ke rumah dalam keadaan
mabuk. Ia marah karena Yeni tidak menyiapkan makan malam untuknya. A kemudian
menganiaya Yeni dengan memukul dan menendang. Yeni mengalami luka-luka di
wajah, kepala, dan tubuhnya. Yeni kemudian melaporkan kejadian tersebut ke polisi.
Namun, kasusnya tidak berjalan dengan lancar. A akhirnya dibebaskan dengan alasan
tidak terbukti melakukan kekerasan. Yeni merasa kecewa dengan keputusan polisi. Ia
3
merasa bahwa keadilan tidak ditegakkan. Ia juga merasa takut untuk kembali ke rumah
karena khawatir akan mengalami kekerasan lagi.
6. Akibat:
Peristiwa kekerasan yang dialami Yeni memiliki dampak yang buruk bagi dirinya. Ia
mengalami luka-luka fisik dan trauma psikologis. Yeni juga merasa tidak
mendapatkan keadilan dari hukum. Akibat peristiwa tersebut, Yeni memutuskan untuk
bercerai dari suaminya. Ia juga bergabung dengan sebuah organisasi yang bergerak
untuk melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga. Ia ingin membantu korban
kekerasan lainnya agar mendapatkan keadilan.
7. Rekomendasi:
Untuk mencegah dan menangani kekerasan dalam rumah tangga, perlu dilakukan
beberapa hal, antara lain:
a. Melakukan reformasi hukum agar hukum menjadi lebih adil dan efektif dalam
melindungi hak-hak korban kekerasan.
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya hukum dalam mencegah
dan menangani kekerasan.
c. Meningkatkan upaya pencegahan kekerasan, misalnya melalui pendidikan dan
sosialisasi tentang pentingnya mencegah kekerasan.
2.1.3 Aturan Yang Berlaku
1. Pasal-pasal yang dijadikan dasar tuntutan dan penjatuhan hukuman dalam kasus
kekerasan dalam rumah tangga yang dialami Yeni
Berdasarkan kronologis peristiwa yang dialami Yeni terdapat beberapa pasal yang
dapat dijadikan dasar tuntutan dan penjatuhan hukuman bagi pelaku. Pasal-pasal
tersebut adalah:
4
Pasal ini menyebutkan bahwa setiap orang yang melakukan kekerasan psikis
terhadap anggota keluarga dalam lingkup rumah tangga sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (1) huruf b dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua)
tahun atau denda paling banyak Rp. 2.000.000,00 (dua juta rupiah). Dalam kasus
Yeni, pelaku melakukan kekerasan psikis dengan marah-marah dan mengancam
korban. Hal ini memenuhi unsur-unsur tindak pidana kekerasan psikis dalam UU
PKDRT, yaitu:
a. Pelaku adalah suami korban
b. Korban adalah anggota keluarga dalam lingkup rumah tangga
c. Tindak pidana dilakukan dengan cara marah-marah dan mengancam
Berdasarkan unsur-unsur tersebut, pelaku dapat dituntut dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp. 2.000.000,00 (dua juta
rupiah).
5
8. Pasal 289 KUHP
Pasal ini menyebutkan bahwa perbuatan cabul yang dilakukan oleh orang tua,
wali, orang yang mempunyai hubungan susuan, orang yang bekerja di rumah
tangga, atau orang yang sengaja membawa anak itu pergi dari orang tua atau
walinya, diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun.
2.1.4 Fakta dan Teori yag terkait
1. Faktor-faktor yang menjadi penyebab kekerasan dapat dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu:
a. Faktor individu, yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu pelaku
kekerasan, seperti:
Gangguan mental
Penyalahgunaan obat-obatan
Pola asuh yang kasar
Lingkungan sosial yang tidak kondusif
b. Faktor sosial, yaitu faktor-faktor yang berasal dari lingkungan sosial pelaku
kekerasan, seperti:
Tingkat pendidikan yang rendah
Kemiskinan
Kesenjangan sosial
Pola pikir patriarki
c. Faktor struktural, yaitu faktor-faktor yang berasal dari struktur sosial, seperti:
Hukum yang belum adil
Penegakan hukum yang lemah
Lembaga-lembaga sosial yang tidak berfungsi dengan baik
b. Faktor sosial
Terkait dengan struktur hukum dan budaya hukum. Struktur hukum yang tidak
adil dan budaya hukum yang patriarki akan membuat masyarakat lebih
cenderung untuk melakukan kekerasan, terutama terhadap perempuan dan anak-
anak.
c. Faktor struktural
Terkait dengan struktur hukum dan substansi hukum. Struktur hukum yang
lemah dan substansi hukum yang tidak efektif akan membuat hukum tidak
mampu mencegah dan menangani kekerasan.
6
3. Berdasarkan hubungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa untuk mencegah dan
menangani kekerasan, perlu dilakukan upaya-upaya untuk memperbaiki struktur
hukum, substansi hukum, dan budaya hukum.Berikut adalah beberapa contoh upaya
yang dapat dilakukan:
a. Melakukan reformasi hukum
Agar hukum menjadi lebih adil dan efektif dalam mencegah dan menangani
kekerasan.
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat
Akan pentingnya hukum dalam mencegah dan menangani kekerasan.
c. Meningkatkan upaya pencegahan kekerasan
Misalnya melalui pendidikan dan sosialisasi tentang pentingnya mencegah
kekerasan.
7
4. Aspek Perilaku Hukum
Perilaku hukum pelaku juga tidak sesuai dengan norma hukum. Hal ini terlihat dari
perbuatan pelaku yang melakukan kekerasan fisik dan psikis terhadap korban. Pelaku
telah melanggar hukum dan seharusnya dijatuhi hukuman sesuai dengan
perbuatannya.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Makalah ini menggambarkan kasus kekerasan dalam rumah tangga yang dialami oleh
Yeni Wiryawan, seorang ibu rumah tangga berusia 25 tahun. Kronologi peristiwa tersebut
melibatkan suaminya, A, yang pulang dalam keadaan mabuk dan marah karena Yeni tidak
menyiapkan makan malam. Akibatnya, Yeni mengalami luka-luka fisik, trauma psikologis,
dan merasa tidak mendapatkan keadilan dari hukum.
Faktor penyebab kekerasan mencakup alkoholisme, kekerasan dalam keluarga, dan pola
pikir patriarki. Analisis hukum menunjukkan bahwa meskipun terdapat pasal-pasal yang
dapat menjadi dasar tuntutan, penegakan hukum belum selalu efektif dalam melindungi
korban. Rekomendasi untuk mencegah kekerasan melibatkan reformasi hukum, peningkatan
kesadaran masyarakat, dan upaya pencegahan melalui edukasi.
Wawancara dengan Yeni menyoroti kurangnya pengetahuan dan pemahaman hukum
pelaku, A, serta dampak yang dirasakan oleh korban. Keputusan hukum yang tidak memadai
menciptakan ketidakpercayaan terhadap sistem peradilan. Yeni, sebagai korban, memilih
untuk berpisah dari suaminya dan aktif bergabung dengan organisasi perlindungan korban
kekerasan.
Dalam keseluruhan analisis, terlihat bahwa faktor individu, sosial, dan struktural
berkontribusi pada kekerasan dalam rumah tangga. Hubungan antara faktor penyebab
kekerasan dengan teori hukum menunjukkan perlunya perbaikan struktur hukum, substansi
hukum, dan budaya hukum. Kesimpulannya, upaya untuk mencegah dan menangani
kekerasan perlu melibatkan perbaikan struktur hukum, peningkatan kesadaran masyarakat,
dan tindakan pencegahan yang lebih efektif.
Melalui pemahaman mendalam tentang kasus Yeni, diharapkan makalah ini dapat
memberikan kontribusi pada pemahaman lebih lanjut tentang kompleksitas isu kekerasan
dalam rumah tangga dan mendorong tindakan konkret dalam melindungi korban serta
memperbaiki sistem hukum yang ada.
3.2 Saran
Dalam menanggapi tragedi kekerasan dalam rumah tangga yang menimpa Yeni
Wiryawan, seorang perempuan berusia 25 tahun, beberapa rekomendasi perlu
dipertimbangkan untuk memperkuat upaya pencegahan dan penanganan kasus serupa di
masyarakat. Pertama, perlunya meningkatkan kesadaran masyarakat akan kekerasan dalam
rumah tangga melalui kampanye sosialisasi yang melibatkan berbagai media. Pendidikan
publik tentang hak dan kewajiban dalam rumah tangga menjadi kunci untuk mencegah
terulangnya kejadian serupa. Selanjutnya, reformasi hukum menjadi langkah esensial guna
9
menegaskan sanksi bagi pelaku kekerasan dan memastikan keadilan bagi korban. Perlu pula
diperkuat sistem hukum yang mampu memberikan perlindungan maksimal kepada korban
dan menjamin penegakan hukum yang adil. Pemberdayaan korban, baik melalui lembaga
khusus maupun pendekatan holistik, menjadi aspek penting dalam memastikan pemulihan
korban kekerasan. Kerja sama lintas lembaga dan pengembangan pusat krisis menjadi
langkah strategis untuk menciptakan sistem perlindungan yang lebih tangguh. Dalam upaya
menciptakan perubahan mendasar, integrasi pendidikan gender dalam kurikulum sekolah
dianggap penting untuk merubah pola pikir dan perilaku yang mendukung kekerasan dalam
rumah tangga. Kesemuanya, perlu dilakukan dengan kolaborasi intensif antara pemerintah,
lembaga penegak hukum, dan organisasi masyarakat guna menciptakan lingkungan yang
aman dan bebas dari kekerasan dalam rumah tangga.
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Aziz, Fauzan. (2017). "Kekerasan dalam Rumah Tangga: Tinjauan Hukum dan
4. Pohan, Immanuel. (2019). "Hukum dan Penyelesaian Konflik: Tinjauan Teoritis dan
5. Isra, M., & Ibrahim, M. (2015). "Pengaturan Hukum tentang Kekerasan dalam Rumah
11
12