Anda di halaman 1dari 8

Martabak Mie

Diajukan Untuk Memenuhi Mata Pelajaran Geografi Sebagai dari Persyaratan Untuk
Menyelesaikan Ujian Praktek

GURU:
Andreas Sucipto

SISWA:
Nicholas Axell Setiawan

SMA HARAPAN KASIH


BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR
Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan kata pengantar untuk makalah yang
berjudul "Martabak Mie". Makalah ini ditulis untuk memenuhi nilai ujian praktek Geografi
dan berisi tentang Cara pembuatan Martabak Mie

Saya berharap makalah ini dapat memberikan wawasan yang berguna bagi pembaca
dan juga dapat memberikan kontribusi positif. Terima kasih atas perhatiannya.

Bandung, Februari 2023

Penulis

Nicholas Axell

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................2
2.1 Apa yang dimaksud dengan kekerasan dalam rumah tangga?....................................................2
2.2 Apa yang menjadi ruang lingkup kekerasan dalam rumah tangga?....................................2
2.3 Bagaimana pencegahan dan penanganan kekerasan dalam rumah tangga?.......................3
2.4 Bagaimana kekerasan dalam rumah tangga dipandang dari sudut pandang agama
kristen?.............................................................................................................................................3
BAB III PENUTUP....................................................................................................................................4
3.1 Simpulan......................................................................................................................................4
3.2 Saran............................................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................5

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kekerasan dalam Rumah Tangga merupakan salah satu bentuk kejahatan yang
melecehkan dan menodai harkat kemanusiaan, serta patut dikategorikan sebagai jenis
kejahatan melawan hukum kemanusiaan, oleh karena sang istri telah diperlakukan tidak
manusiawi hingga mengalami penderitaan oleh sang suami.
Selain itu, Kekerasan dalam rumah tangga sebenarnya bukan merupakan hal yang
baru. Tetapi, selama ini selalu dirahasikan atau ditutup-tutupi oleh keluarga, maupun oleh
korban itu sendiri yang rela menutupi kasus ini demi nama keluarga nya tidak tercoreng
oleh karena kekerasan dalam rumah tangga itu sendiri
Kekerasan dalam rumah tangga juga merupakan suatu permasalahan dalam keluarga
atau berumah tangga karena yang namanya sudah berkeluarga berarti sudah harus
menerima, melayani sang istri dengan sepenuh hati dan tidak aka nada yang hingga
memakai fisik atau hal macem-macem lainnya.
Sebaliknya juga sang istri harusnya sudah harus menerima sang suami apa adanya
oleh karena sudah menikah, yang harus dilakukan sang istri ya harus bersyukur
mendapatkan pasangan hidup atau suami dalam hidupnya dan seharusnya tidak akan
melakukan hal yang aneh-aneh seperti selingkuh atau segala macem yang tidak
menghormati sang suami.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kekerasan dalam rumah tangga?


2. Apa yang menjadi ruang lingkup kekerasan dalam rumah tangga?
3. Bagaimana pencegahan dan penanganan kekerasan dalam rumah tangga?
4. Bagaimana kekerasan dalam rumah tangga dipandang dari sudut pandang agama
kristen?

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui dan memahami apa itu kekerasan
dalam rumah tangga serta mengatasi kekerasan dalam rumah tangga yang sering terjadi
pada keluarga di Indonesia. Tujuan ini juga diharapkan dapat memberikan cara
mencegah untuk kekerasan dalam rumah tangga yang biasa sudah sering terjadi kepada
keluarga-keluarga di Indonesia

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Apa yang dimaksud dengan kekerasan dalam rumah tangga?

Secara umum:
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dapat diartikan sebagai tindakan
kekerasan yang dilakukan oleh pasangan. KDRT merupakan masalah rumah tangga
sehingga merupakan aib apabila permasalahan rumah tangganya diketahui oleh
lingkungan sekitar. seringkali lingkungan kurang tanggap terhadap kejadian KDRT di
sekitarnya dengan alasan KDRT merupakan masalah pribadi atau disebut juga personal
sehingga apabila ada kejadian KDRT orang lain tidak perlu campur tangan. Padahal
dampak KDRT sangat besar baik bagi si korban maupun keluarganya. KDRT dapat
ditunjukkan dalam berbagai bentuk, di antaranya: Kekerasan fisik, penggunaan kekuatan
fisik, kekerasan seksual, setiap aktivitas seksual yang dipaksakan: kekerasan emosional,
tindakan yang mencakup ancaman, kritik dan menjatuhkan yang terjadi terus menerus;
dan mengendalikan untuk memperoleh uang dan menggunakannya

Secara Hukum:
Berdasarkan Undang-Undang No 23 tahun 2004 tentang PKDRT pada pasal 1
butir 1 menyebutkan bahwa Kekerasan Dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan
terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau
penderitaan secara fisik, seksual. psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga
termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan
kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. Demikian juga pada
pasal 2 ayat I menyebutkan bahwa lingkup numah tangga dalam Undang-Undang ini
meliputi (a) Suami, isteri, dan anak.

2.2 Apa yang menjadi ruang lingkup kekerasan dalam rumah tangga?

Keluarga atau rumah tangga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat yang
berperan dan berpengaruh sangat besar terhadap perkembangan sosial dan perkembangan
kepribadian setiap anggota keluarga. Keluarga memerlukan organisasi tersendiri dan
perlu kepala rumah tangga sebagai tokoh penting yang memimpin keluarga disamping
beberapa anggota keluarga lainnya. Anggota keluarga terdiri dari Ayah, ibu, dan anak
merupakan sebuah satu kesatuan yang memiliki hubungan yang sangat baik. Keutuhan
dan kerukunan rumah tangga yang bahagia, aman, tenteram, dan damai merupakan
dambaan setiap orang dalam rumah tangga Negara Republik Indonesia adalah negara
yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dijamin oleh Pasal 29 Undang-Undang
Dasar Negara RI Tahun 1945. Dengan demikian, setiap orang dalam lingkup rumah
tangga dalam melaksanakan hak dan kewajibannya harus didasari oleh agama. Hal ini
perlu terus ditumbuhkembangkan dalam rangka membangun keutuhan rumah tangga.
Untuk mewujudkan keutuhan dan kerukunan tersebut, sangat tergantung pada setiap

2
orang dalam lingkup rumah tangga, terutama kadar kualitas perilaku dan pengendalian
diri setiap orang dalam lingkup rumah tangga tersebut.

2.3 Bagaimana pencegahan dan penanganan kekerasan dalam rumah tangga?

Dengan kata lain solusi untuk mencegah agar tidak terjadi KDRT yang menimbulkan
korban dalam keluarga dan hubungan berumah tangga maka ada beberapa sulusinya
diantaranya yaitu:
 Membangun kesadaran bahwa persoalan KDRT adalah persoalan sosial bukan
individual dan merupakan pelanggaran hukum yang terkait dengan HAM.
 Sosialiasasi pada masyarakat tentang KDRT adalah tindakan yang tidak dapat
dibenarkan dan dapat diberikan sangsi hukum. Dengan cara mengubah pondasi
KDRT di tingkat masyarakat pertama–tama dan terutama membutuhkan adanya
konsensus bahwa kekerasan adalah tindakan yang tidak dapat diterima.
 Mengkampanyekan penentangan terhadap penayangan kekerasan di media yang
mengesankan kekerasan sebagai perbuatan biasa, menghibur dan patut menerima
penghargaan.
 Peranan Media massa. Media cetak, televisi, bioskop, radio dan internet adalah
macrosystem yang sangat berpengaruh untuk dapat mencegah dan mengurangi
kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Peran media massa sangat berpengaruh
besar dalam mencegah KDRT bagaimana media massa dapat memberikan suatu
berita yang bisa merubah suatu pola budaya KDRT adalah suatu tindakan yang
dapat melanggar hukum dan dapat dikenakan hukuman penjara sekecil apapun
bentuk dari penganiayaan.
 Mendampingi korban dalam menyelesaikan persoalan (konseling) serta
kemungkinan menempatkan dalam shelter (tempat penampungan) sehingga para
korban akan lebih terpantau dan terlindungi serta konselor dapat dengan cepat
membantu pemulihan secara psikis.

2.4 Bagaimana kekerasan dalam rumah tangga dipandang dari sudut pandang agama
kristen?

Menurut Firman Tuhan:


Kekerasan bukanlah gaya hidup dan cara menyelesaikan masalah dalam keluarga
yang berdasakan Firman Tuhan. Setiap bentuk dan ekspresi yang sekalipun bertujuan baik,
bila dilakukan dengan jalan kekerasan adalah melawan kehendak Tuhan. "Tuhan menguji
orang benar dan orang fasik, dan la membenci orang yang mencintai kekerasan" (Mazmur
11:5). Rumah tangga merupakan tempat pembelajaran dalam membangun relasi hubungan
interpersonal. Paulus menyampaikan dua dasar kehidupan orang Kristen, yaitu mereka
menjadi manusia baru (Efesus 4:17-32), dan mereka hidup sebagai anak-anak terang
(Efesus 5:1-21). Semakin baik kualitas relasi di antara suami dengan istri, semakin
menunjukkan kualitas hubungan dalam rumah tangga tersebut.

3
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Setiap keluarga pasti menginginkan hubungan yang harmonis, aman dan


membahagiakan. Bila konflik sekecil apapun tidak segera dapat diatasi, sangatlah
mungkin berkembang menjadi KDRT. Kejadian KDRT dapat terwujud dalam bentuk
yang ringan sampai berat, bahkan dapat menimbulkan korban kematian, sesuatu yang
seharusnya dihindari. Untuk dapat menyikapi KDRT secara efektif, perlu sekali setiap
anggota keluarga memiliki kemampuan dan keterampilan mengatasi KDRT, sehingga
tidak menimbulkan pengorbanan yang fatal. Tentu saja hal ini hanya bisa dilakukan bagi
anggota keluarga yang sudah memiliki usia kematangan tertentu dan memiliki keberanian
untuk bersikap dan bertindak.Jadi jika keluarga yang sudah menikah dapat menanggung
resiko yang akan diterimanya.

3.2 Saran

Dari simpulan yang disebutkan di atas, penulis dapat memberikan beberapa saran antara
lain:

 Dalam sebuah rumah tangga kedua belah pihak harus sama-sama menjaga agar tidak
terjadi bisa menimbulkan kekerasan.
 Sebelum kita melihat kesalahan orang lain, marilah kita berkaca pada diri kita sendiri
atau dengan kata lain tidak ikut campur masalah orang lain.
 Maka antara suami dan istri harus memiliki keimanan yang kuat dan akhlaq yang
baik, adanya komunikasi yang baik antara suami dan istri, serta memiliki rasa saling
percaya, pengertian, dan saling menghargai.

4
DAFTAR PUSTAKA

Nahattands Lambock V.(2004). Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.


https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/24.pdf. Diakses pada 7 Februari 2023, pukul
18.09

Dr. Fadli Rizal (2022). Cara Menghadapi Kekerasan dalam Rumah Tangga.
https://www.halodoc.com/artikel/begini-cara-menghadapi-kekerasan-dalam-rumah-tangga.
Diakses pada 7 Februari 2023, pukul 18.15

Anda mungkin juga menyukai