Disusun Oleh :
Kelompok 4
Arini Hasna Afifah KHGD21074
Eli Jumaeli KHGD21043
Husnul Sopia KHGD21013
Melly Purwanti KHGD21012
Nurhikmat KHGD21070
Purnama M Ihsan KHGD21071
Rinanti Silvina Sukma KHGD21016
Rizki Napako KHGD21072
Selly Maulida Pitriah KHGD21014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya, sehingga makalah ini dapat selesai, guna memenuhi salah satu
tugas Stase Keperawatan Jiwa Program Profesi Ners, dengan judul “Evidence
Based Practice:Asuhan Keperawatan pada Korban Kekerasan Dalam Rumah
Tangga (KDRT)”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan do’a, saran, dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan kurangnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran maupun kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Kami berharap agar makalah ini dapat
memberikan manfaat.
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
ii
iii
3.3 Artikel 2 : Trauma-Informed Art And Play Therapy: Pilot Study Outcomes
For Children And Mothers In Domestic Violence Shelters In The United States
And South Africa ............................................................................................... 21
4.2.2 Pengaruh Art Therapy dalam menurunkan tingkat depresi pada wanita
korban KDRT ................................................................................................. 25
4.2.3 Pengaruh Art Therapy dan Terapi bermain pada anak dan ibu korban
KDRT ............................................................................................................. 26
4.2.4 Implementasi Art Therapy dalam Asuhan Keperawatan pada kasus KDRT
........................................................................................................................ 27
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2
3
3
4
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
5
6
6
7
7
8
b. Kekerasan seksual
Berupa tindakan hubungan seksual bagi perempuan yang
dilakukan dengan paksaan, ancaman kekerasan, ataupun kekerasan.
Kekerasan seksual juga meliputi eksploitasi seksual yang disertai
hubungan seksual dengan yang lain tanpa keinginan perempuan.
Abraham dalam Mahoney mendefinisikan kekerasan seksual
sebagai hubungan seksual suami istri yang dilakukan tanpa
persetujuan, perkosaan, pencabulan, kontrol seksual akan hak untuk
menghasilkan keturunan, dan berbagai bentuk perbuatan seksual
yang dilakukan oleh pelaku dengan bermaksud untuk menyebabkan
penderitaan secara emosional, seksual, dan fisik kepada orang lain.
c. Kekerasan secara psikologis
Dalam kekerasan psikis bentuk kekerasannya dapat berupa
akibat/ dampak yang ditimbulkan dari adanya kekerasan yaitu
ancaman kekerasan, tindakan kekerasan itu sendiri termasuk
kekerasan seksual. Dampak/akibat dari bentuk-bentuk kekerasan ini
akan berbeda-beda pada tiap orang. Kondisi kesehatan korban
memengaruhi respon pecarian pertolongan dan respon pemahaman
tentang hubungan, tergantung pada pola kekerasan yang mereka
pertahankan. Disimpulkan bahwa akibat dari kekerasan yang
berbeda akan tergantung pada pola tertentu dari adanya tindakan
kekerasan.
d. Stalking (membuntuti, meneror)
Beberapa perbuatan yang mendapat perhatian dalam literatur
mengenai battered women adalah stalking. Hal ini termasuk
perbuatan mengganggu atau mengancam, termasuk pula ancaman
akan bahaya serius, yang dilakukan secara berulang- ulang.
e. Pembunuhan (Homicide)
Kasus pembunuhan terhadap istri paling sering dilakukan
oleh suami atau mantan suami. Statistik yang memperlihatkan
presentase pembunuhan terhadap perempuan oleh pasangan dekat
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
c. Harus adanya komunikasi yang baik antara suami dan istri, agar
tercipta sebuah rumah tangga yang rukun dan harmonis. Jika di dalam
sebuah rumah tangga tidak ada keharmonisan dan kerukunan diantara
kedua belah pihak, itu juga bisa menjadi pemicu timbulnya kekerasan
dalam rumah tangga.
d. Butuh rasa saling percaya, pengertian, saling menghargai dan
sebagainya antar anggota keluarga. Sehingga rumah tangga dilandasi
dengan rasa saling percaya.
13
14
2.2.2 Jenis
Art therapy memiliki 3 jenis menurut geue,dkk, 2010 yaitu:
a. Terapi seni dalam melukis atau menggambar
Melukis sebagai terapi, berkaitan dengan aspek kontemplatif atau
sublimasi. Kontemplatif atau sublimasi merupakan suatu cara atau
proses yang bersifat menyalurkan atau mengeluarkan segala sesuatu
yang bersifat kejiwaan, seperti perasaan, memori, pada saat kegiatan
berkarya seni berlangsung. Aspek ini merupakan salah satu fungsi
seni yang dimanfaatkan secara optimal pada setiap sesi terapi.
Kontemplatif dalam arti, berbagai endapan batin yang ditumpuk, baik
itu berupa memori, perasaan, dan berbagai gangguan persepsi visual
dan auditorial, diusahakan untuk dikeluarkan atau disampaikan.
Dengan demikian pasien tidak terjebak pada suatu situasi dimana
hanya diri sendiri terjebak pada realitas imajiner yang diciptakan oleh
diri sendiri.
Aspek kontemplatif atau sublimasi inilah yang kemudian dikenal
dengan istilah katarsis dalam dunia psikoanalisa. Hal tersebut, juga
sekaligus dapat menjadi media untuk mencari pemicu atau akar
permasalahan melalui berbagai visualisasi atau simbol-simbol yang
muncul selama terapi berlangsung.Berdasar visualisasi yang tercurah
selama terapi berlangsung, seringkali tampak gambar beberapa
image yang merupakan simbolisasi dari ekspresi bawah sadar dari
pasien.Kemudian bagi terapis, beragam visualisasi inilah yang
menjadi perangkat untuk menentukan diagnosa sampai sejauh apakah
kerusakan kondisi kejiwaan pasien, dan pengobatan jenis apakah
yang sesuai bagi pasien.
b. Terapi seni dalam dance atau menari
Terapi tari dan gerak merupakan psikoterapeutik dengan
menggunakan tarian dan gerakan dimana setiap orang dapat ikut serta
secara kreatif dalam proses untuk memajukan integritas emosional,
kognitif, fisik, dan social. Terapi tari dan gerak diberikan untuk
14
15
15
16
2.2.3 Tujuan
a. Penemuan Jati Diri
Mayoritas dari mereka yang berhasil, dengan art therapy dapat
melepaskan emosi yang membuat seseorang menjadi lega dan
bebas.
b. Kepuasan Pribadi
Penciptaam diri dari sebuah penghargaan yang nyata dapat
membangun kepercayaan diri dan menjaga diri sendiri. Kepuasan
pribadi berasal dari kreativitas dan analitis dalam sebuah proses
artistik.
c. Pemberdayaan
Terapi seni dapat membantu orang secara visual mengekspresikan
emosi dan ketakutan yang tidak dapat mereka ungkapkan melalui
cara-cara konvensional.
d. Relax dan Melepaskan Stress
Stress yang berlebihan dapat membahayakan pikiran dan tubuh,
dapat melemahkan dan merusak sistem kekebalan tubuh, dapat
menyebabkan insomnia dan depresi, dan dapat memicu masalah
peredaran darah (hipertensi dan detak jantung yang tidak teratur).
Ketika digunakan sendiri atau dalam kombinasi dengan teknik
relaksasi lainnya seperti imajinasi yang dipadu, terapi seni dapat
secara efektif menghilangkan stress.
e. Meningkatkan Gejala dan Rehabilitasi Fisik
Terapi seni juga dapat membantu pasien mengatasi rasa sakit. Terapi
ini dapat meningkatkan penyembuhan fisiologis ketika pasien
mengidentifikasi dan bekerja melalui kemarahan, kebencian, stress
emosional lainnya (Martin, 2006).
2.2.4 Manfaat
Dalam pengaplikasiannya, art therapy tentu saja memberikan banyak
manfaat dan juga kelebihan. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari art
therapy yang bisa dirasakan menurut Edward, 2014 yaitu:
16
17
2.2.5 Prosedur
Terapi seni pada perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga
ini akan dilakukan selama kurang lebih 1 bulan dengan satu minggu 4
kali pertemuan. Setiap pertemuan akan berlangsung selama 90 – 120
menit.
Sesi pertama adalah proses screening apakah partisipan memiliki
kriteria yang sesuai dengan kategori penelitian. Pada sesi kedua, peneliti
memberikan informed consent kepada partisipan yang mengalami
kecemasan dan dilanjutkan dengan memberikan Hamilton Anxiety
Rating Scale (HARS) untuk melihat tingkat kecemasan (pre-test)
partisipan sebelum dilaksanakannya program intervensi. Peneliti
17
18
18
BAB III
19
20
3.2 Artikel 2
3.3 Artikel 3
menggunakan kuantitatif untuk mengukur depresi dan PTSD pada anak dan
ibu, serta penelitian kualitatif untuk wawancara pada anak dan ibu.
Hasil penelitian ialah menunjukkan adanya penurunan tingkat depresi
pada anak serta anak mengungkapkan dengan terapi seni membantu mereka
untuk mengungkapkan perasaan atau emosi yang sulit untuk diungkapkan.
BAB IV
4.1 Hasil
Berdasarkan evidence based practice dari art therapy yang didapat dari 3
artikel menunjukan bahwa:
a. Terapi seni (Art therapy) telah terbukti dapat mengurangi kecemasan
pada perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga dengan
menunjukan perubahan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah
intervensi.
b. Art Therapy dapat mengurangi tingkat depresi pada perempuan korban
kekerasan dalam rumah tangga.
c. Art Therapy dapat mengurangi tingkat depresi dan PTSD pada anak dan
wanita korban kekerasan dalam rumah tangga.
Berdasarkan evidence based practice, Art therapy pada kasus KDRT dapat
dilakukan dengan beberapa sesi pelatihan yang dapat diberikan pada wanita dan
anak korban kekerasan dalam rumah tangga. Art Therapy juga harus dilakukan
dengan kemauan dan konsisten agar mendapatkan hasil yang maksimal.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Art Therapy dalam mengurangi kecemasan wanita
korban KDRT
Kekerasan dalam rumah tangga dapat menyebabkan cedera fisik dan
masalah mental. Beberapa dari cedera fisik yang bisa terjadi meliputi
luka, memar, bekas gigitan, gegar otak, patah tulang, keguguran,
kerusakan sendi, kehilangan pendengaran dan penglihatan, migrain,
disfigurement permanen, arthritis, hipertensi, penyakit jantung dan
infeksi menular seksual termasuk human papillomavirus yang dapat
menyebabkan kanker serviks dan akhirnya kematian (Abbot &
Williamson, 1999; Coker,Hopenhayn, DeSimone, Bush, & Crofford,
23
24
4.2.3 Pengaruh Art Therapy dan Terapi bermain pada anak dan ibu
korban KDRT
Anak dan wanita merupakan dampak dari kekerasan dalam rumah
tangga, oleh karena itu dibutuhkan intervensi untuk mengurangi
tingkat depresi dan trauma pada anak serta wanita korban KDRT.
intervensi Art Therapy dan terapi bermain dilakukan selama 12
minggu. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan terdapat
penurunan tingkat depresi dan PTSD pada anak, serta anak dapat
27
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan evidence based practice yang didapat pada 3 artikel
menunjukkan bahwa Art Therapy dapat menurunkan tingkat kecemasan,
depresi serta PTSD sehingga Art Therapy dapat dijadikan sebuah intervensi
dalam asuhan keperawatan untuk menurunkan tingkat kecemasan, tingkat
depresi dan PTSD pada anak dan wanita korban kekerasan dalam rumah tangga.
5.2 Saran
1. Disarankan untuk tenaga kesehatan agar terapi seni atau Art Therapy
dijadikan suatu intervensi untuk menurunkan kecemasan dan tingkat depresi
2. Perlunya sosialisasi terhadap masyarakat dalam konteks keluarga bahwa
KDRT sangat berdampak pada psikologis sehingga harus dilakukan
intervensi atau therapy.
28
DAFTAR PUSTAKA
Abrar & Tamtiari. 2001. Konstruksi Seksualitas : Antara Hak dan Kekuasaan.
Yogyakarta : Pusat Penelitian UGM
Adriani, S.N. & Satiadarma, M.P. (2011). Efektivitas Art Therapy Dalam
Mengurangi Kecemasan Pada Remaja Pasien Leukimia. Indonesian Journal
of Cancer. Vol.5. No.1.
Dadang Iskandar. 2016. Upaya Penanggulangan Terjadinya Kekerasan dalam
Rumah Tangga. Vol 3 (2).
Dharmono, S. & Diatri, H. 2008. Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Dampaknya
Terhadap Kesehatan Jiwa. Jakarta: FK UI
Edward David. (2014). Art Therapy 2nd Edition.India : SAGE.
Faiz. 2009. Perlindungan terhadap perempuan melalui Undang-Undang kekerasan
dalam rumah tangga : analisis perbandingan antara Indonesia dan India.
Thesis
Hamid, A.Y. S. (2009). Bunga Rampai Asuhan keperawataan Jiwa. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Hawari, D. 2009. Penyiksaan fisik dan mental dalam rumah tangga. Jakarta : Balai
Penerbit FK-UI
Joseph, dkk. 2018. Penerapan Terapi Seni Dalam Mengurangi Kecemasan Pada
Perempuan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Jakarta. Jurnal
Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni, 2(1), 77-87.
Mufidah. 2008. Psikologi Keluarga Berwawasan Gender. Malang: UIN Malang
Press.
Soukotta & Satiadarma. 2018. Art Therapy To Reduce Depression Due To Domestik
Violence at “X” Community in Ambon. Jurnal Muara Ilmu Sosial,
Humaniora, dan Seni, 2(2), 518-525.
Stuart, G.W. 2009. Principle and Practice of Psychiatric Nursing. St Louis: Mosby.
Stuart, G.W., & Mc Donald, S.F. (2009). Virtual clinical excurtions psychiatric for
principles and practice of psychiatric nursing (9th Ed.). San Diego: Mosby
Elsevier.
Walker, dkk. 2005. Psychology for nurse and the caring profession, edk 2
Internasional. Philippines.
29
30
Woollett, dkk. 2020. Trauma-informed art and play therapy: Pilot study outcomes
for children and mothers in domestik violence shelters in the United States
and South Africa. San Diego : Mosby Elsevier