Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“DESAIN,INSTRUMEN DAN PENGUKURAN KUANTITATIF”

(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Kuantitatif)

Dosen Pengampu:
Dra. Suryanti, M. Pd

Disusun oleh:
Sukma Haerul Bahri 220202009
Elen Elsi Juniarti 220202004
Annisa Dwi Heliza 220202001

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM(STAI)


YAYASAN PEMBANGUNAN (YASBA)
JURUSAN EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI EKONOM SYARIAH
TAHUN AJARAN 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, karunia,
dan petunjuk-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun sebagai upaya untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam
tentang penelitian kuantitatif, sebuah pendekatan ilmiah yang memiliki peranan penting
dalam pengembangan ilmu pengetahuan, analisis kebijakan, serta pengambilan keputusan di
berbagai bidang.

Dalam makalah ini, kami membahas berbagai aspek yang berkaitan dengan penelitian
kuantitatif, mulai dari konsep dasarnya, alur penelitiannya, jenis-jenis desain penelitian,
instrumen pengumpulan data, hingga pengukuran variabel. Setiap bagian disusun dengan
seksama berdasarkan informasi yang relevan dari berbagai sumber terpercaya, termasuk teks-
teks referensi dan pandangan para ahli dalam bidang penelitian kuantitatif.

Kami menyadari bahwa penelitian kuantitatif memiliki peran yang sangat penting dalam
menghasilkan data yang dapat diukur dan dianalisis secara statistik, sehingga dapat
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang fenomena yang diteliti. Oleh karena
itu, pemahaman yang kuat tentang konsep dan metodologi penelitian kuantitatif sangatlah
penting bagi para peneliti, mahasiswa, dan praktisi di berbagai bidang ilmu.

Kami berharap bahwa makalah ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi
pembaca dalam memperluas wawasan dan pengetahuan mereka tentang penelitian kuantitatif.
Kami juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan isi
makalah ini di masa yang akan datang.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat
menjadi referensi yang berguna bagi pembaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................................2

C. Tujuan................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3

A. Penelitian kuantitatif.......................................................................................................3

B. Alur Penelitian kuantitatif...............................................................................................4

C. Desain Penelitian Kuantitatif..........................................................................................6

D. Instrumen penelitian kuantitatif....................................................................................12

E. Pengukuran....................................................................................................................15

BAB III PENUTUP................................................................................................................16

Kesimpulan..........................................................................................................................16

Saran.....................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi seperti sekarang ini, penelitian
menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Salah satu pendekatan
penelitian yang sangat umum digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif
menawarkan pendekatan ilmiah yang terstruktur dan sistematis untuk menguji teori,
mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan berdasarkan data
kuantitatif yang diukur dengan menggunakan berbagai instrumen dan skala yang sesuai.

Dalam konteks ini, pemahaman yang mendalam tentang penelitian kuantitatif menjadi sangat
penting bagi para peneliti, mahasiswa, dan praktisi di berbagai bidang ilmu, terutama ilmu
sosial. Penelitian kuantitatif memungkinkan para peneliti untuk mengukur fenomena,
menganalisis hubungan antar variabel, dan bahkan membuat prediksi yang dapat digunakan
untuk mengambil keputusan yang lebih baik dalam berbagai konteks, mulai dari pendidikan,
bisnis, hingga kebijakan publik.

Namun, untuk dapat melakukan penelitian kuantitatif dengan baik, dibutuhkan pemahaman
yang kuat tentang berbagai aspek, mulai dari desain penelitian, metode pengumpulan data,
hingga analisis statistik. Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk memberikan
pemahaman yang komprehensif tentang penelitian kuantitatif, mulai dari konsep dasarnya,
alur penelitiannya, jenis-jenis desain penelitian, instrumen pengumpulan data, hingga
pengukuran variabel.

Dengan demikian, makalah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam
memperluas pemahaman tentang penelitian kuantitatif dan meningkatkan kemampuan para
peneliti, mahasiswa, dan praktisi dalam melakukan penelitian yang berkualitas dan relevan
dengan perkembangan zaman.

1
B. Rumusan Masalah
1. apa yang dimaksud penelitian kuantitatif?
2. Bagaimana laur dalam penelitian kuantitatif?
3. Jelaskan instrumen metode kuantitatif!
4. Jelaskan pengukuran/variabel dalam penelitian kuantitatif!

C. Tujuan
Menjelaskan desain, instrumen dan pengukuran dalam metode kuantitatif

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Penelitian kuantitatif
Penelitian kuantitatif ialah investigasi ilmiah yang teratur terhadap elemen-elemen dan
fenomena, serta kausalitas relasinya. Penelitian kuantitatif diartikan sebagai pemeriksaan
teratur terhadap fenomena dengan menghimpun data yang dapat diukur menggunakan teknik
statistik, matematika, atau komputasi. Penelitian kuantitatif umumnya memanfaatkan metode
statistik untuk mengumpulkan data kuantitatif dari studi penelitian. Dalam pendekatan
penelitian ini, peneliti dan pakar statistik menggunakan kerangka kerja matematika dan teori-
teori yang terkait dengan kuantitas yang dipertanyakan.

Metode Penelitian Kuantitatif, sebagaimana disampaikan oleh Sugiyono (2009:14), bisa


dijelaskan sebagai pendekatan penelitian yang berpijak pada filsafat positivisme, digunakan
untuk melakukan penelitian pada populasi/sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel
umumnya dilakukan secara acak, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, dan
analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.

Menurut Emzir (2009:28), pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang secara utama
menggunakan paradigma postpositivist dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Ini
melibatkan pemikiran tentang sebab-akibat, reduksi variabel, pembentukan hipotesis, dan
pertanyaan spesifik dengan menggunakan pengukuran, observasi, serta pengujian teori.
Strategi penelitian seperti eksperimen dan survei sering kali memerlukan data statistik. Oleh
karena itu, penelitian kuantitatif menekankan penggunaan angka mulai dari pengumpulan
data, penafsiran data, hingga presentasi hasilnya (Arikunto, 2006).1

Menurut para ahli:

a. Creswell (1994) menjelaskan penelitian kuantitatif sebagai penyelidikan tentang masalah


sosial dengan menguji teori yang terdiri dari variabel-variabel yang diukur dengan angka, dan
dianalisis dengan prosedur statistik untuk menentukan kebenaran generalisasi prediktif teori
tersebut2.

1
Lubis Solly, Filsafat Ilmu dan Penelitian, (Jakarta: Sof Media: 2012)
3
b. Punch (1988) mendefinisikan penelitian kuantitatif sebagai penelitian empiris di mana
data-datanya dalam bentuk yang dapat dihitung. Penelitian ini memperhatikan pengumpulan
dan analisis data dalam bentuk numerik.

c. Nana Sudjana dan Ibrahim (2001) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif didasarkan
pada asumsi, kemudian menentukan variabel, dan selanjutnya dianalisis menggunakan
metode-metode penelitian yang valid, terutama dalam penelitian kuantitatif.

d. Bryman (2002) menjelaskan bahwa proses penelitian kuantitatif dimulai dari teori,
hipotesis, desain penelitian, pemilihan subjek, pengumpulan data, pemrosesan data, analisis
data, hingga penulisan kesimpulan.

e. Suriasumantri (2005) menggambarkan penelitian kuantitatif sebagai penelitian yang


dilakukan dengan kajian pemikiran yang bersifat ilmiah. Kajian ini menggunakan proses
logika-hipotetiko-verifikatif dalam langkah-langkah penelitian yang dilakukan.

f. Kasiram (2008) mendefinisikan penelitian kuantitatif sebagai suatu proses untuk


memperoleh pengetahuan dengan menggunakan data dalam bentuk angka sebagai alat untuk
menganalisis informasi yang diinginkan. Penelitian ini menerjemahkan data menjadi angka
untuk menganalisis hasil temuan. Penelitian kuantitatif dapat bersifat deskriptif, korelasi, dan
asosiatif, tergantung pada hubungan antar variabelnya.

B. Alur Penelitian kuantitatif


Proses penelitian kuantitatif menurut Bryman (2004:63) dimulai dari teori, hipotesis, desain
penelitian, memilih lokasi penelitian, memilih subjek/responden penelitian, mengumpulkan
data, dan menarik kesimpulan untuk kemudian kembali ke teori sebagai titik awal. Menurut
Husein Umar (1999), langkah-langkah penelitian ilmiah dengan menggunakan proses
penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut:

1. Mendefinisikan dan merumuskan masalah: masalah yang dihadapi harus dirumuskan


dengan jelas.3

2
Ahmad fauzi,dkk. Metodologi penelitian. (Jawa Tengah: penerbit cv. Pena persada:
2022)
4
2. Studi pustaka: mencari literatur teori yang relevan dengan permasalahan.

3. Memformulasikan hipotesis: merumuskan hipotesis yang diajukan.4

4. Menentukan model: melakukan penyederhanaan untuk memvisualisasikan kemungkinan


setelah ada asumsi.

5. Mengumpulkan data: menggunakan metode pengumpulan data yang sesuai dengan metode
pengambilan sampel yang digunakan.

6. Mengolah dan menyajikan data: menggunakan metode analisis data yang sesuai dengan
tujuan penelitian.

7. Menganalisis dan menginterpretasikan hasil pengolahan data (menguji hipotesis yang


diajukan).

8. Membuat generalisasi (kesimpulan) dan rekomendasi (saran).

9. Membuat laporan akhir hasil penelitian.

Proses penelitian ini memperinci tahap-tahap penelitian kuantitatif (Sugiyono, 2009).


Langkah-langkahnya antara lain:

1. Identifikasi masalah: dimulai dari adanya masalah yang bisa diperoleh dari sumber
empiris dan teoritis.
2. Rumusan masalah: masalah yang diidentifikasi dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.
3. Pengajuan hipotesis: masalah yang dirumuskan sesuai dengan hipotesis yang
diajukan.
4. Metode/strategi pendekatan penelitian: peneliti memilih metode penelitian yang
sesuai untuk menguji hipotesis.
5. Perancangan instrumen penelitian: merancang instrumen penelitian sebagai alat
pengumpulan data, serta melakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen.
6. Pengumpulan dan analisis data: data dikumpulkan dengan instrumen yang valid dan
reliabel, kemudian dianalisis menggunakan alat uji statistik yang sesuai.
7. Kesimpulan: melalui kesimpulan, rumusan masalah dan hipotesis dapat dibuktikan
kebenarannya.
3
Suliyanto, Metode Riset Bisnis, (Yogyakarta.: Andi: 2006)

4
Anwar,Sanusi Metodologi Penelitian Bisnis, (jakarta: Salemba Empat: 2011)
5
C. Desain Penelitian Kuantitatif
Pemahaman tentang desain penelitian, terutama dalam konteks desain penelitian kuantitatif
untuk ilmu sosial yang memiliki beragam variasi, perlu disesuaikan dengan model penelitian
dan masalah yang sedang diselidiki. Meskipun ilmu sosial mencakup berbagai tujuan dan
perspektif, desain penelitian kuantitatif umumnya mencakup beberapa aspek penting, seperti
berikut:

a) Tujuan dari penelitian yang dilakukan.

b) Objek yang diteliti dan jenis data yang diperlukan.

c) Sumber data yang relevan dan tempat untuk memperolehnya.

d) Populasi penelitian dan cara memilih sampel.

e) Waktu pelaksanaan penelitian.

f) Instrumen atau alat ukur yang akan digunakan.

g) Metode pengumpulan data yang akan diterapkan.

h) Rancangan penelitian dan alat analisis data yang akan digunakan.

Dalam membuat desain penelitian, kita mengenal beberapa model desain, antara lain:

a) Desain historis, digunakan untuk meneliti peristiwa atau perkembangan masa lalu.

b) Desain deskriptif, digunakan untuk menjelaskan fenomena yang ada melalui survei, studi
kasus, perbandingan kausal, korelasional, dan pengembangan.

c) Desain eksperimental, digunakan untuk meneliti hubungan sebab-akibat dengan


menggunakan kelompok kontrol atau tanpa kelompok kontrol.5

5
Abdullah Ma'ruf, Metodologi penelitian kuantitatif, (yogyakarta: awsajespressindo: 2015)

6
Desain penelitian juga dapat diartikan sebagai:

a) Rencana kerja terstruktur yang mencakup hubungan antar variabel secara komprehensif,
sehingga memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian.

b) Cetak biru yang mengatur cara pengumpulan, pengukuran, dan analisis data untuk
memandu alokasi sumber daya yang diperlukan.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa desain penelitian merupakan rencana untuk
memilih sumber daya dan data yang akan digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian,
serta merinci hubungan antar variabel yang terkait dalam penelitian tersebut. Desain
penelitian juga mencakup metode yang mencakup prosedur-prosedur dari hipotesis hingga
analisis data, sehingga memberikan panduan bagi kelancaran penelitian secara efektif dan
efisien.

Jenis jenis desain penelitin

Jenis-jenis desain penelitian, berdasarkan pandangan para ahli riset, dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:

(a) Desain Penelitian Deskriptif

Desain penelitian deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran sistematis tentang


informasi ilmiah yang diperoleh dari subjek atau objek penelitian. Penelitian deskriptif
berkonsentrasi pada penjelasan fakta-fakta yang ditemukan selama proses penelitian.
Contohnya termasuk:

i) Survei mengenai opini masyarakat terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

ii) Survei di suatu wilayah tentang kebutuhan akan pendidikan kewirausahaan.

iii) Studi tentang kebutuhan tenaga kerja terampil di bidang komputer.

iv) Penelitian tentang sikap karyawan terhadap kebijakan perusahaan.

v) Studi harga-harga pokok bahan makanan untuk menentukan indeks harga konsumen
(IHK), dan lain sebagainya.

7
Dalam penelitian deskriptif ini, peneliti tidak mencoba untuk menguji hubungan antara fakta-
fakta tersebut, baik secara korelasional maupun kausal. Oleh karena itu, hipotesis jarang
ditemukan dalam penelitian deskriptif. Peneliti menjelaskan fakta-fakta tersebut dengan
menggunakan data olahan seperti persentase, rata-rata, kecenderungan, median, dan modus.

Langkah-langkah dalam penelitian deskriptif umumnya mengikuti prosedur penelitian pada


umumnya, yaitu:

i) Merumuskan masalah penelitian.

ii) Menetapkan tujuan penelitian.

iii) Mengkaji literatur yang relevan, termasuk menelaah teori-teori yang berkaitan.

iv) Menetapkan populasi dan sampel penelitian yang representatif.

v) Menyusun instrumen penelitian.

vi) Mengumpulkan data.

vii) Mengolah dan menganalisis data.

viii) Menarik kesimpulan.

(b) Desain Penelitian Hubungan

Desain penelitian hubungan adalah desain penelitian yang dirancang untuk menyelidiki
kemungkinan hubungan antara variabel dengan mempertimbangkan koefisien korelasi. Fokus
utama dalam desain ini adalah pada tingkat hubungan antar variabel penelitian, tanpa
memperhatikan sebab dan akibat dari hubungan tersebut.

Sebagai contoh, dalam penelitian tentang "Hubungan antara lingkungan kerja, motivasi, dan
kepemimpinan terhadap kinerja karyawan", penelitian ini berupaya untuk mengevaluasi
tingkat hubungan antar variabel yang berbeda. Peneliti bertujuan untuk menentukan seberapa
erat hubungan tersebut, bukan hanya sekadar mendeskripsikannya. Dengan demikian, peneliti
dapat menilai kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat, serta arah hubungan yang
terjadi.

8
Dalam desain penelitian ini, peneliti dapat:

i) Memeriksa apakah perubahan dalam satu variabel berkaitan dengan perubahan dalam
variabel lainnya.

ii) Menghitung indeks kuantitatif untuk memprediksi arah hubungan antara dua variabel atau
lebih.

iii) Menilai koefisien korelasi (disebut nilai r), apakah positif atau negatif.

Jika koefisien korelasi positif (nilai r positif), maka terdapat hubungan positif di antara kedua
variabel tersebut, yang berarti jika satu variabel naik, variabel lainnya juga naik. Sebaliknya,
jika koefisien korelasi negatif (nilai r negatif), maka terdapat hubungan negatif, yang berarti
jika satu variabel naik, variabel lainnya turun. Penting juga untuk menilai nilai p (nilai
probabilitas) untuk mengetahui apakah hubungan tersebut signifikan.

Langkah berikutnya adalah memeriksa nilai r^2 (koefisien determinasi), yang menunjukkan
sumbangan efektif variabel bebas terhadap variabel terikat.

Selanjutnya, perlu dicatat bahwa analisis regresi dan korelasi, meskipun saling terkait,
memiliki tujuan yang berbeda. Dalam analisis regresi, perhatian difokuskan pada hubungan
antara variabel-variabel dan bentuk hubungan, sedangkan korelasi hanya memeriksa tingkat
hubungan tanpa mempertimbangkan bentuk hubungan.

Untuk memahami lebih lanjut tentang kemungkinan hubungan antara dua variabel, langkah
awal adalah mengumpulkan data dan membuat Scatter Diagram, yang menunjukkan berbagai
kemungkinan hubungan antara variabel X dan Y, seperti hubungan lurus, kuadratik, atau
eksponensial atau logaritmik.

Jadi, dalam penelitian hubungan, fokus utamanya adalah pada tingkat hubungan antar
variabel tanpa mempertimbangkan bentuk hubungan atau sebab-akibatnya.

(c) Desain Penelitian Penyebab-Akibat

Desain penelitian penyebab-akibat adalah metode penelitian yang digunakan untuk


menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat antara variabel. Dalam desain ini, peneliti

9
biasanya dapat memprediksi hubungan sebab-akibat tersebut, sehingga ia dapat
mengklasifikasikan variabel sebagai penyebab, mediator, dan hasil dari hubungan tersebut.

Sebagai contoh, dalam penelitian tentang "Pengaruh lingkungan kerja, motivasi, dan
kepemimpinan terhadap kinerja karyawan", peneliti akan menganalisis variabel mana yang
bertindak sebagai penyebab, variabel mana yang menjadi mediator, dan variabel mana yang
menjadi hasil dari hubungan tersebut.

Langkah-langkah yang umumnya diambil dalam desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

i) Menetapkan masalah penelitian.

ii) Merumuskan tujuan penelitian.

iii) Mengkaji teori dan meninjau penelitian terdahulu yang relevan.

iv) Merumuskan hipotesis penelitian.

v) Menetapkan ukuran sampel dan memilih metode penarikan sampel yang sesuai.

vi) Mengklasifikasi dan mendefinisikan secara konseptual dan operasional variabel


penelitian.

vii) Menyusun instrumen penelitian berdasarkan definisi variabel yang telah ditetapkan.

viii) Melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen.

ix) Menentukan metode pengumpulan data.

x) Melakukan pengujian hipotesis.

xi) Menarik kesimpulan.

(d) Rancangan Penelitian Tindakan

Rancangan penelitian tindakan adalah strategi penelitian yang disusun dengan maksud untuk
memperbaiki praktik yang telah dilakukan sebelumnya. Tindakan ini juga sering disebut
sebagai action research. Rancangan ini umumnya mengevaluasi pendekatan atau metode

10
yang telah digunakan sebelumnya, lalu mengembangkan atau memperbaikinya agar menjadi
lebih efektif.

Sebagai contoh, dalam penerapan kurikulum berbasis kompetensi, mungkin dilakukan


penelitian tindakan untuk meningkatkan proses pembelajaran di kelas, yang dikenal sebagai
"Penelitian Tindakan Kelas" (PTK) yang dilakukan oleh guru-guru.

Penelitian tindakan ini memiliki beberapa ciri khas, antara lain:

i. Praktis dan relevan dengan situasi aktual dalam dunia kerja.

ii. Memberikan kerangka kerja terstruktur untuk pemecahan masalah dan pengembangan
baru.

iii. Dilakukan berdasarkan observasi aktual dan data mengenai perilaku.

iv. Tidak bergantung pada pendapat subyektif dari pengalaman masa lalu.

v. Fleksibel dan adaptif.

Meskipun rancangan penelitian tindakan ini bersifat sistematis, namun dari segi
keakademisan, kadang dinilai kurang karena validitas internal dan eksternalnya bisa lemah.
Tujuannya sangat situasional, sampelnya terbatas dan tidak representatif, serta kontrolnya
terhadap variabel bebas kurang. Oleh karena itu, meskipun hasilnya sangat berguna secara
praktis, kontribusi penelitian ini terhadap pengembangan ilmu pengetahuan relatif kurang.

(e) Rancangan Penelitian Percobaan

Rancangan penelitian percobaan adalah strategi penelitian yang disusun dengan tujuan untuk
menyelidiki hubungan sebab-akibat antara kelompok yang diberi perlakuan dengan kelompok
kontrol yang tidak diberi perlakuan.

Sebagai contoh, dalam sebuah penelitian tentang peningkatan kinerja 150 karyawan di sebuah
perusahaan, karyawan-karyawan tersebut dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing
beranggotakan 75 orang. Salah satu kelompok diberi perlakuan berupa mengikuti workshop
tentang budaya kerja, sedangkan kelompok lainnya tidak.

11
Setelah beberapa waktu, misalnya dalam satu tahun, dilakukan pengukuran kinerja. Hasilnya
menunjukkan bahwa kelompok yang mengikuti workshop budaya kerja memiliki prestasi
kerja yang lebih baik daripada kelompok yang tidak mengikuti.

Langkah-langkah yang biasanya dilakukan dalam penelitian percobaan adalah sebagai


berikut:

i. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah penelitian.

ii. Menetapkan tujuan penelitian.

iii. Melakukan tinjauan pustaka yang relevan dengan masalah yang telah dirumuskan.

iv. Merumuskan hipotesis.

v. Mendefinisikan variabel operasional.

vi. Menyusun rencana percobaan.

vii. Menganalisis dan menginterpretasikan hasil.

viii. Menyusun laporan.

D. Instrumen penelitian kuantitatif


Dalam sebuah penelitian, teknik pengumpulan data merupakan hal yang penting. Ada
beberapa instrumen pengumpulan data (terutama data primer) yang dapat digunakan oleh
peneliti. Instrumen tersebut antara lain: kuesioner (angket), wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan berbagai perangkat atau
instrumen yang berbeda. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut:

a) Kuesioner (Angket)

Kuesioner (angket) adalah metode pengumpulan data yang melibatkan penyebaran daftar
pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka akan memberikan respons terhadap
daftar pertanyaan tersebut. Daftar pertanyaan dapat bersifat terbuka, jika opsi jawaban tidak
ditentukan sebelumnya, atau bersifat tertutup jika opsi jawaban telah disediakan sebelumnya.
Instrumennya dapat berupa kuesioner (angket), checklist, atau skala.6

6
Iswardono, Analisis Regresi dan Korelasi, (Yogyakarta: Gajahmada: 2011)
12
Contoh kuesioner (angket):

(i) Model terbuka: Misalnya, menanyakan pelatihan apa saja yang pernah diikuti oleh
responden dalam 5 tahun terakhir terkait dengan peningkatan kinerja karyawan di suatu
perusahaan.

(ii) Model tertutup: Misalnya, menanyakan apakah responden pernah bekerja di posisi yang
sama sebelumnya di perusahaan ini.

(iii) Model checklist: Misalnya, memberi tanda silang pada kolom penanggung jawab
pekerjaan di Pascasarjana Ilmu Komunikasi UNISKA MAB Banjarmasin.

(iv) Contoh skala: Misalnya, memberi tanda silang pada kolom yang paling tepat mengenai
kinerja Perusahaan di PT Tunas Gemilang Banjarmasin, sesuai dengan skala yang disediakan.

b) Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data yang melibatkan interaksi langsung antara
peneliti dan responden. Untuk melaksanakan wawancara, pewawancara perlu mempersiapkan
diri dengan baik, termasuk melakukan pendekatan pendahuluan dengan responden,
menyampaikan permintaan resmi, dan menyusun panduan wawancara. Panduan wawancara
dapat berupa tidak terstruktur, terstruktur, atau semi-terstruktur. Pewawancara juga perlu
dilatih untuk menjadi pewawancara yang baik.

c) Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang melibatkan pengamatan langsung terhadap
obyek penelitian. Observasi efektif dilakukan dengan menyediakan format atau blangko
pengamatan sebagai instrumen observasi. Pengamatan ini kemudian dicatat dalam format
yang telah disiapkan.

d) Dokumentasi

13
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang melibatkan penelaahan dokumen untuk
mendapatkan informasi yang diperlukan dalam penelitian. Meskipun data yang diperoleh
tergolong sebagai data sekunder, dokumentasi masih memiliki nilai penting. Dokumentasi
dapat dilakukan dengan meneliti berbagai dokumen keuangan, seperti laporan tahunan,
neraca, buku kas, dan lain-lain.

d) Kriteria instrumen yang baik

Instrumen pengumpulan data (terutama kuesioner) yang efektif, setidaknya memenuhi lima
kriteria berikut, yaitu:

(i) Validitas: Validitas mengukur sejauh mana instrumen penelitian (kuesioner dalam hal ini)
dapat mengukur apa yang dimaksud. Misalnya, jika peneliti ingin mengukur kepuasan kerja
karyawan, maka semua pertanyaan dalam kuesioner harus relevan dengan topik tersebut.
Oleh karena itu, uji validitas kuesioner perlu dilakukan untuk memastikan validitasnya.

(ii) Reliabilitas: Reliabilitas menunjukkan seberapa konsisten hasil pengukuran ketika


instrumen digunakan berulang kali. Pertanyaan dalam kuesioner harus dirancang agar
memberikan hasil yang konsisten jika diisi oleh responden secara berulang kali. Oleh karena
itu, uji reliabilitas kuesioner juga penting.

(iii) Sensitivitas: Sensitivitas mengacu pada kemampuan instrumen penelitian untuk


membedakan perbedaan dalam karakteristik yang diukur. Instrumen yang reliabel dan valid
juga cenderung sensitif, artinya dapat menangkap variasi dalam karakteristik yang diukur.

(iv) Obyektivitas: Obyektivitas berarti bahwa data yang dimasukkan ke dalam kuesioner
harus bebas dari penilaian subyektif, seperti perasaan responden. Penilaian yang subyektif
dapat memengaruhi validitas dan keandalan data.

(v) Fisibilitas: Fisibilitas berkaitan dengan kemudahan teknis pengisian kuesioner serta
penggunaan sumber daya dan waktu. Pengisian kuesioner bisa sederhana atau kompleks,
yang memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk
mempertimbangkan faktor fisibilitas dalam perancangan kuesioner.

14
E. Pengukuran
Variabel dalam penelitian kuantitatif dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok
berdasarkan jenis pengukurannya, yaitu sebagai berikut:

(a) Variabel Nominal: Merupakan variabel yang bersifat diskrit dan saling eksklusif antara
kategori satu dengan kategori lainnya. Variabel ini tidak memiliki nilai yang bermakna,
hanya merupakan simbol saja. Contohnya adalah jenis kelamin, status perkawinan, dan status
perumahan. Variabel nominal tidak memerlukan skala ukur.

(b) Variabel Ordinal: Merupakan variabel yang dibentuk berdasarkan tingkatan dalam atribut
tertentu. Contohnya adalah peringkat preferensi terhadap merek AC yang ditawarkan
produsen. Skala ordinal memberikan nilai peringkat terhadap dimensi konstruk atau variabel
yang diukur.

(c) Variabel Interval: Merupakan variabel yang dibangun dari pengukuran dengan asumsi
terdapat satuan pengukuran yang sama. Contohnya adalah skala Likert yang digunakan untuk
mengevaluasi kepuasan kerja. Skala interval tidak hanya menyatakan urutan preferensi, tetapi
juga mengukur jarak antara pilihan.

(d) Variabel Rasio: Merupakan variabel yang memiliki titik nol mutlak. Contohnya adalah
umur seseorang. Skala rasio menggunakan nilai absolut dan mencakup konsep kesamaan
jarak.

Selain empat jenis skala tersebut, terdapat juga skala sikap yang biasanya digunakan dalam
penelitian, seperti skala arbitrer, skala Thurstone, skala Likert, skala kumulatif, dan skala
perbedaan semantik.

Penggunaan skala dalam penelitian memerlukan pertimbangan yang matang terkait dengan
jenis variabel yang diukur, dimensi-dimensi yang ada, serta indikator-indikator yang
digunakan. Hal ini penting untuk memastikan konsistensi dan validitas hasil pengukuran.7

7
fauzi Ahmad,dkk. Metodologi penelitian. (Jawa Tengah: penerbit cv. Pena persada:
2022)
15
BAB III PENUTUP

Kesimpulan
Penelitian kuantitatif adalah sebuah investigasi ilmiah yang terstruktur terhadap elemen-
elemen dan fenomena serta kausalitas relasinya. Pendekatan ini menggunakan data yang
dapat diukur menggunakan teknik statistik, matematika, atau komputasi.Metode penelitian
kuantitatif berpijak pada filsafat positivisme dan digunakan untuk menguji teori dengan
mengumpulkan data kuantitatif dari populasi/sampel tertentu. Prosesnya melibatkan
formulasi hipotesis, pengumpulan data, analisis statistik, hingga pembuatan kesimpulan.

Alur penelitian kuantitatif meliputi tahap identifikasi masalah, rumusan masalah, pengajuan
hipotesis, metode pendekatan, perancangan instrumen, pengumpulan dan analisis data,
hingga pembuatan kesimpulan dan rekomendasi.Desain penelitian kuantitatif mencakup
tujuan penelitian, objek dan jenis data yang diperlukan, populasi dan sampel penelitian,
waktu pelaksanaan, instrumen yang akan digunakan, metode pengumpulan data, serta
rancangan dan alat analisis data yang akan digunakan.

Jenis desain penelitian kuantitatif mencakup desain deskriptif, desain hubungan, desain
penyebab-akibat, rancangan penelitian tindakan, dan rancangan penelitian percobaan. Setiap
jenis desain memiliki tujuan dan karakteristik khusus. Instrumen pengumpulan data dalam
penelitian kuantitatif meliputi kuesioner, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Setiap
instrumen harus memenuhi kriteria validitas, reliabilitas, sensitivitas, obyektivitas, dan
fisibilitas. Pengukuran dalam penelitian kuantitatif dapat menggunakan variabel nominal,
ordinal, interval, dan rasio, serta skala sikap seperti skala arbitrer, Thurstone, Likert,
kumulatif, dan perbedaan semantik. Pemilihan skala harus mempertimbangkan jenis variabel
yang diukur dan dimensi yang ada.

Saran
Evaluasilah ulang ketika menjalankan suatu penelitian Metode kuantitaif , karena akan fatal
jika terdapat data angka ang slah meski hanya satu!

16
DAFTAR PUSTAKA
Ma'ruf Abdullah, Metodologi penelitian kuantitatif, (yogyakarta: awsajespressindo: 2015)

Sanusi Anwar, Metodologi Penelitian Bisnis, (jakarta: Salemba Empat: 2011)

Suliyanto, Metode Riset Bisnis, (Yogyakarta.: Andi: 2006)

Supriyanto dan Djohan, Metodologi Penelitian Bisnis dan Kesehatan, (Banjarmasin: Grafika
Wangi: 2011)

Iswardono, Analisis Regresi dan Korelasi, (Yogyakarta: Gajahmada: 2011)

Juliansyah Noor, Penelitian Ilmu Manajemen, Kencana Prenada (Jakara: Media Utama:
2013)

Kasiram Moh. H, Metodologi Penelitian Kualitatif – Kuantitatif, (Malang: UIN MALIKI:


2010)

Lubis Solly, Filsafat Ilmu dan Penelitian, (Jakarta: Sof Media: 2012)

Muhammad, 2008, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, Raja Grafindo Jakarta.

Ahmad fauzi,dkk. Metodologi penelitian. (Jawa Tengah: penerbit cv. Pena persada: 2022)

17

Anda mungkin juga menyukai