Anda di halaman 1dari 17

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA


FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
LABORATORIUM SEDIMENTOGRAFI

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM SEDIMENTOLOFI STRATIGRAFI


ACARA 4: KOMPOSISI PARTIKEL SEDIMEN

DISUSUN OLEH :
ADZANI NARESWARI AMARANGGANA
(21/473571/TK/52198)
ROMB. / KEL. : B / 6

ASISTEN KELOMPOK :
DIMAS BHERLYANO E. R.

ASISTEN ACARA :
AL AINNA ASSYIFA SANTOSO
MUHAMMAD ARGA FATHILLA
NAJMA AURORA BARARAH ISLAMEY

YOGYAKARTA
SEPTEMBER
2022
A. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui variasi dan frekuensi mineral
pada batuan sedimen melalui analisis partikel penyusun sedimen terutama sedimen
siliklastik dengan mesh berukuran 60.
Tujuan praktikum ini adalah studi provenance, yakni interpretasi proses geologi yang
berperan dalam pembentukan dan deposisi sedimen.

B. DASAR TEORI
Batuan sedimen siliklastik merupakan batuan yang dihasilkan dari proses litifikasi
material pecahan batuan lain yang terakumulasi pada atau dekat permukaan litosfer dalam
kondisi atmosferik atau hidrosferik.
Komposisis partikel sedimen siliklastik dapat berupa:
- Fragmen batuan (lithic) dari batuan sedimen lain, beku, ataupun metamorf
- Kurasa
- Feldspar
- Mineral berat (jika memungkinkan pemisahannya)
- Partikel lain (fosil) (jika ada)

Dalamstudi ini, mineral terbagi menjadi 2 golongan, yakni mineral berat dan mineral ringan.

a. Mineral Berat
1. Kelompok mineral opak
- Hematit
- Pirit
- Magnetit
- Ilmenit
2. Kelompok ultra stabil
- Zirkon
- Turmalin
- Rutil
3. Kelompok meta stabil
- Olivin
- Piroksen
- Garnet
- Apatit
- Epidot, Zoisit, Kyanit, Andalusit, Silimanit
b. Mineral Ringan
- Kuarsa
- Feldspar
- Mika

Komposisi partikel sedimen ini ditentukan dengan beberapa tahap, sebagai berikut:

a. Pemisahan mineral berat dan mineral ringan


- Dilakukan pemisahan mineral ringan dan mineral berat dengan metode heavy liquid
jika memungkinkan
- Jika tidak, fokus pada mineral kurasa, feldspar, dan fragmen batuan (lithic)

Pada praktikum ini pemisahan mineral berat dan ringan tidak dilakukan, sehingga
langsung menuju tahap pengamatan mikroskop.

b. Pengamatan pada mikroskop


Setiap partikel diamati dibawah mikroskop stereo basic dengan perbesaran lensa
okuler 10x, dan perbesaran pada lensa objektif yang dapat disesuaikan. Pengamatan
menggunakan 5 medan pandang dengan jumlah butir masing-masing 25.
c. Pengolahan data
Data pengamatan mikroskop kemudian dimasukkan ke dalam table yang berisi
nomor medan pandang, jenis dan nama partikel, serta jumlah.
d. Interpretasi data
Informasi komposisi sedimen berupa data variasi dan frekuensi sedimen digunakan
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses deposisi sedimen.
Interpretasi berupa provenance berdasarkan pada perbandingan komposisi kuarsa-
feldspar-lithic. Provenance ini merupakan informasi asal dari suatu sedimen meliputi
daerah sumber batuan, batuan induk, iklim, dan relief daerah sumber..
Gambar 1 Diagram provenance (Dickinson & Suczek, 1988)

1. Craton
2. Collisional/Recycled Orogen

3. Magmatic Arc
Gambar 2 Tabel asosiasi mineral berat dan provenance-nya (Mc. Lane, 1995)

Selain provenance dilakukan analisis mengenai iklim dan setting tektonik. Iklim
mempengaruhi intensitas pelapukan material pada waktu tertentu. Sedangkan, setting
tektonik digunakan untuk mengetahui asal material dari suatu sedimen.
Gambar 2 Diagram Iklim Sedimen (Tucker,1991)

Gambar 3 Diagram Setting Tektonik (Tucker, 1991)

C. ALAT DAN BAHAN


a. Alat
- Ayakan dengan nomor mesh 2000, 1000, 500, 250, 63
- Plastik sampel
- Mikroskop stereo
- Kuas
- Pelat
- Jarum
b. Bahan
- Material sedimen dengan ukuran 0,6 mikron
D. CARA KERJA

Menyiapkan sampel pasir yang sudah diayak sebelumnya.

Mengayak sampel menggunakan ayakan dengan nomor mesh 2000, 1000, 500, 250,
63.

Mengambil matrial sedimen dari mesh 60 yakni 250 mikron.

Mengamati butiran di bawah mikroskop beralaskan pelat.

Mengidentifikasi mineral berat dan mineralringan penyusun komposisi sedimen.

Melakukan normalisasi mineral ringan.

Melakukan plotting pada diagram Van der Plas.

Melakukan interpretasi provenance.


E. FOTO DAN POINTING MINERAL

MP 1

Kuarsa Lithic
Magnetit
Magnetit
Lithic
Piroksen Feldspar
Feldspar
Lithic
Piroksen Lithic
Lithic Piroksen
Piroksen
Kuarsa
Lithic
Piroksen Feldspar
Feldspar Piroksen
Feldspar
Feldspar
Lithic
Piroksen
Lithic

MP 2
Lithic Piroksen
Feldspar
Feldspar

Kuarsa
Lithic

Piroksen Piroksen
Piroksen
Piroksen
Piroksen
n
Feldspar Magnetit
Piroksen
Feldspar Lithic
Lithic Piroksen

Magnetit Feldspar

Kuarsa Feldspar
Feldspar Piroksen
Kuarsa
MP 3

Lithic Lithic
Lithic
Lithic
Lithic
Magnetit
Magnetit Feldspar
Feldspar Piroksen
Piroksen Lithic
Magnetit
Kuarsa Feldspar
Kuarsa
Lithic

Kuarsa
Piroksen
Lithic
Lithic Kuarsa
Kuarsa v Piroksen
Lithic

MP 4

Magnetit Kuarsa
v
Feldspar Piroksen
Lithic
Feldspar Feldspar
Piroksen
Piroksen Kuarsa
Magnetit
vFeldspar
Magnetit Piroksen
Piroksen Piroksen

Lithic Piroksen
Magnetit Lithic
Piroksen
Magnetit Piroksen
Feldspar Feldspar
MP 5

Lithic
Piroksen
Magnetit
Lithic
Lithic Piroksen
Lithic
Feldspar Feldspar
Feldspar
Lithic Feldspar
Piroksen
Kuarsa
Feldspar
v Piroksen
Feldspar
Lithic Lithic
Magnetit
Lithic Lithic
Magnetit
Piroksen Lithic
F. Tabel Data dan Histogram
Tabel Data
No. Medan Mineral Berat
Jumlah
Pandang Magnetit Piroksen
1 2 7 9
2 2 9 11
3 3 4 7
4 5 9 14
5 3 6 9
Jumlah 15 35 50

No. Medan Mineral Ringan/Partikel Lain


Jumlah
Pandang Kuarsa Feldspar Lithic
1 2 6 8 16
2 3 7 4 14
3 5 3 10 18
4 2 6 3 11
5 1 6 9 16
Jumlah 13 28 34 75

Histogram

Komposisi Mineral Sedimen


12

10

0
MP 1 MP 2 MP 3 MP 4 MP 5

Magnetit Piroksen Kuarsa Feldspar Lithic


G. Plotting Komposisi pada Diagram Van der Plas
a. Mineral Kuarsa

n total : 75
n kuarsa : 13
p kuarsa : 17%
Simpangan baku: 7,4%

b. Mineral Feldspar

n total : 75
n feldspar : 28
p feldspar : 37%
Simpangan baku: 9,6%
c. Fragmen Lithic

n total : 75
n feldspar : 34
p feldspar : 45%
Simpangan baku: 9,9%

H. INTERPRETASI pada PROVENACE GUNUNG MERAPI


Sampel yang diamati merupakan sampel pada Lokasi Pengamatan 2 Sungai
Kalikuning. Berdasarkan data yang didapat, material sedimen penyusun endapan pada
lokasi terseut tersusun atas mineral berat dan mineral ringan/material lain dengan
perbandingan 2:3.
Mineral berat yang ditemukan antara lain mineral opak berupa magnetit
berbentuk anhedral prismatik, dan mineral meta stabil berupa piroksen angular.
Kehadiran magnetit dengan morfologi tersebut menandakan provenance igneous yang
sesuai dengan Gunung Merapi sebagai sumber material batuan beku.
Sedangkan, mineral ringan/matrial lain penyusun sedimen tersebut terdiri dari
kuarsa sebanyak 17% dengan simpangan baku 7,4%, feldspar sebanyak 37% dengan
simpangan baku 9,6%, fragmen lithic sebanyak 45% dengan simpangan baku 9,9%.
Untuk mendukung interpretasi dilakukan plotting pada diagam QtFL. Hasil plotting titik
menunjukkan zona Transitional Arc.
Qt = 17%

F = 37%

L = 45%

1. Provenace

Berdasarkan plotting pada


diagram tersebut, material
sedimen berasal dari Transitional
Arc. Busur kontinen transitional
adalah busur yang terbentuk pada
tepian benuapasif setelah
pembentukan subduksi. Busur ini
terbentuk pada lingkungan laut
dalam.

2. Setting Tektonik

Sedimen terendapkan pada


Continental Arc dan Back Arc,
serta berasosiasi dengan Strike
Slip. Busur kontinen merupakan
lempeng samudera yang
menunjam pada lempeng benua
atau disebut zona subduksi. Back
Arc merupakan basin di belakang
busur gunung api yang terbentuk
oleh dekompresi. Gunung Merapi
apabila dilihat dari bentuknya,
merupakan hasil dari kompresi
kerak akibat proses subduksi.
Strike Slip atau sesar geser
kemungkinan menyebabkan
pergeseran litologi pada setting
tektonik
3. Iklim
Plotting pada diagram menunjukkan bahwa daerah asal sedimen adalah
batuan plutonik dengan iklim kering. Ini sesuai dengan daerah Merapi dan setting
tektonik berupa magmatic arc dimana batuan terbentuk di bawah permukaan,
(plutonik) dan bukan lava yang terbentuk dipermukaan.
Iklim kering menunjukkan bahwa proses erosi yang terjadi tidak terlalu
intensif. Sedangkan keterlibatan air sebagai agen erosi dan transportasi juga tidak
terlalu besar.

Apabila dilihat dari materialnya yang didominasi oleh mineral ringan dan
fragmen batuan, analisis provenance, setting tektonik dan iklim pada sumber batuan
yakni Gunung Merapi cukup sesuai. Material mineral ringan, yakni kuarsa dan feldspar
sebenarnya menunjukkan tingkat erosi yang tinggi. Tapi apabila dikorelasikan dengan
iklim yang didapat, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat erosi tidak didominasi oleh
iklim dan agen namun oleh waktu.

I. KESIMPULAN
Daerah lokasi pengamatan (LP 2) sekaligus lokasi pengambilan sampel
memiliki material yang berasal dari Gunung Merapi dengan provenance
Magmatic Arc berupa Transitional Arc, setting tektonik Continental Arc Back Arc dan
berasosiasi dengan Strike Slip, serta iklim yang kering.
DAFTAR PUSTAKA

Anon. (t.t.). Provenance and Plate Tectonics. Geological Disgressions. Diakses 30 September
2022, dari https://www.geological-digressions.com/tag/william-dickinson-
provenance/.

Ducea, M., N., Saleeby, J., B., Bergantz, J. (2015). The Architecture, Chemistry, and Evolution
of Continental Magmatic Arcs. Diakses 30 September 2022, dari
https://www.geo.arizona.edu/sites/www.geo.arizona.edu/files/pictures/DuceaEA43C
H10.pdf.

Michael, B. (t.t.). Setting Tektonik. Diakses 30 September 2022, dari


https://www.academia.edu/34804831/Setting_Tektonik.

Pardosi, V., Noor, D., Solihin. (t.t.). Geologi dan Studi Analisis Batuan Asal (Provenace)
Batupasir Formasi Ngrayong Daerah Todanan dan Sekitarnya Kecamatan Todanan
Kabupaten Blora Jawa Tengah. Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Universitas Pakuan.

Anda mungkin juga menyukai