IIUBUI{GAN ANTARA
BTIDA YA PERUSAHAAN
DENGAN
*ADA KAR'A*^T?IT$$Hf
SUKOIIARJO SXtffi NuGRor{o rA rr
Fakultas psikologi
Universitas Diponegoro
#iffifrffitr#
dernikian
#;fiffi
sebesar t 5,7o/o, 'trXY motivasi berprestasi or;il;in#,1, ffi[ffi?
ffi#*h{Tl###ffi*##*$fr,ffi
'*;
PENDAEULUAN
IImu dan teknologi
""#;i.
berkembang a"rfrn""' semakin berhati-hati dalam
menghadapi
perkembangan yang
l1f."Toi,"*'trertvans . teq'adi dapat
menimbulkan
terus te{._e-;g*
mampu melakukan perubahan
a., cepat, menyesuaiki ,.Jru
"ii-g]"'ffi Hffi trHtrli*il
perusahaan dan beradaotas, dan mampu
Iiiri
manusra. perusahaan
dan karyawan dituntut
untuk lebih
kil;iiil; n,*,i'?*,.n#?iii
tetap bertahan. Fd;ril;'"ii*
92
93 turnal Psikologi Unclip, Vol. 5. No. 2, Desember 20A9.
memenuhi target dan tuntutan yang ada (Gunarsa; Ninawati, 2002, tL 78).
perlu memiliki nilai-nilai yang dapat Karyawan yang memiliki motivasi
menjadi pedoman bagi karyawan dalam berprestasi tinggi adalah mereka yang
melakukan aktivitas kerjanya dan mempunyai tanggung jawab terhadap
' mengarahkan motivasi yang dimiliki dirinya, selalu berusaha lebih baik
secara Iebih baik. (berprestasi), menyukai hal-hal baru,
Motivasi yang dimiliki dan produktif.
karyawan, dalam hal ini motivasi Berdasarkan penelitian Mc.
berprestasi akan menentukan kinerja Clelland (Gibson, Ivancevich, &
karyawan dalam perusahaan. Mc. Donnely, 1993, h. 97), didapatkan
Clelland (Mangkunegar4 2000, h. 68), hubungan antara motivasi berprestasi
mengatakan bahwa karyawan akan dengan keinginan mencapai suatu
mampu mencapai kinerja maksimal jika tujuan. Apabila individu memiliki
memiliki motivasi berprestasi yang motivasi berprestasi yang tinggi, maka
tinggi. Motivasi berprestasi yang akan mendorong individu untuk
dimiliki karyawan harus ditumbuhkan menetapkan fujuan, serta menggunakan
dari dalam diri individu yang keterampilan dan kemampuan yang
bersangkutan dan
didukung oleh diperlukan dalam pencapaian tujuan.
lingkungan kerja. Hal tersebut Kehadiran individu lain akan memacu
dikarenakan motivasi berprestasi yang produktivitas dan motivasi berprestasi
ditumbuhkan dari dalam diri individu dari individu.
akan membentuk kekuatan diri bag Menurut Litwin and Feather
individu. Selain rtu, apabila situasi (As'ad, 2A03, hal. 54), individu yang
lingkungan kerja turut mendukung, mempunyai motivasi dan kebutuhan
maka pencapaian kinerja akan lebih untuk berprestasi tinggr akan cenderung
mudah tercapi. menetapkan tingkat aspirasi yang
Perusahaan dapat terus maju dan dimilikinya se@ra lebih realistik. Hal
berkembang karena adanya kerjasama tersebut didukung dengan penelitian
antara perusahaan dan para karyawan. yang dilakukan Mc. Clelland (As'ad,
Perusahaan berusaha memenuhi 2A03, hal. 54), bahwa keberhasilan
kebutuhan-kebutuhan yangdapat karyawan disebabkan karena
memotivasi karyawan untuk terus mempunyai motivasi untuk berprestasi
berprestasi dan yang tinggi dalam dirinya.
memperhatikan tuntutan dari Menurut Robbins (20A2, hal.
perusahaan. Perusahaan tidak hanya 64), pemberian reward (reitforcement)
menggunakan keterampilan dan merupakan salah satu faktor penting
pengetahuan yang dimiliki karyawan yang mendukung perilaku kerja
{alam memenuhi targetyarrg karyawan. Sejumlah penelitian
diharapkan, melainkan adanya motivasi menunjukkan bahwa karyawan akan
dari diri karyawan, terutama motivasi berupaya lebih keras untuk tugas-tugas
berprestasi. Motivasi adalah dorongan yang mendapatkan dorongan
dalam diri individu yang menyebabkan dibandingkan tugas-tugas yang tidak
melakukan sesuafu untuk mencapai mendapatkan dorongan. Karyawan akan
tujuan atau prestasi yang diharapkan. memiliki motivasi berprestasi yang
Motivasi berprestasi merupakan tinggi jika perusahaan memberikan
kecenderungan untuk mencapai sukses kesempatan untuk terwujudnya kondisi
atau memperoleh apa yang menjadi yang bersangkutan. Hal tersebut tidak
tujuan akhir yang dikehendaki jauh berbeda dengan yang terjadi di CV.
Handa, Muiiasih &Masyfur, IlubunganAntaraBudrya Perusahaan dengartMotivasi
E-
Berprestasi 94
TndaKaryawm pro<tuki CV. Catryo NugrohoJati ittkohuio
I L
gS Jurnal Psikotogi Undip, l'ol. 5, No' 2, Desember 2009' -.
I
t-
c. Pemecahan
Masalah, dilakukan Perusahaan diperoleh koefisien A,736 -
dengan mengidentifikasi (p>0,05). Kondisi tersebut berarti
masalah yang berhubungan sebarhn kedua variable adalah normal.
dengan peke{aan dan berusaha Uji linieritas dimaksudkan untuk
menemukan solusi-solusi terbaik mengetahui hubungan antara kedua
atas permasalahan yang variabel. Uji linieritas dari hubungan
dihadapi. antara budaya perusahaan dengan
d. Pengambilan Keputusan, untuk motivasi berprestasi menghasilknn Fr.i,,
menyelesaikan masalah yang : 19,67726 dengan p:0,0000 (p<0,05).
terjadi dengan cara menentukan Hasil tersebut menunjukkan hubungan
keputwan terbaik dari beberapa keduanya adalah linear.
alternafif Hubungan antara budaya
e. Komuuikasi, merupakan proses perusahaan dengan motivasi berprestasi
penyampaian informasi antar ditunjukkan dengan skor r."r: 0,396
unsur-unsur dalam perusahaan. dengan p : 0,000 (p<0,05).- Kondisi
Permasalahan yang terjadi dapat tersebut menunjukkan terdapat
diatasi apabila komunikasi yang hubungan signifikan antara budaya
berlangsung berjalan dengan perusahaan dengan motivasi berprestasi,
baik sehingga hipotesis yang menyatakan
Sistem penilaian skala Motivasi ada hubungan positif antara budaya
Berprestasi dan Budaya perusahaan ini perusahaan dengan motivasi berprestasi
{i-dasart<an
pada model Likert yang dapat diterima.
dibagi menjadi aitem .fovorable dan Sumbangan efektif yang
unfauorable dengan empat kategori dihasilkan dari kedua variabel sebesar
;itwaba4 yaitu Sangat Sesuai (5S), 15,706. Kondisi tersebut menuqiukkan
Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan bahwa variabel motivasi berprestasi
Sangat Tidak Sesuai (STS). sebesar 75,7Yo dapat dipreditcsi oleh
Pengujian hipotesis dalam variabel budaya perusahaan, sisanya
ini menggunakan Analisis
penelitian sebesar 84,3o/o ditentukan oleh faktor-
Regresi Sederhana, artinya faktor lain.
menggunakan satu variabel bebas dan Hasil yang diperoleh dari uii
satu variabel tergantung. Data diolah hipotesis menunjukkan bahwa terdapat
dengan menggunakan komputer hubungan positif dan signifikan antara
qrogrlm SPS,S (Statistic package .for budaya perusahaan dengan motivasi
Social Science) 12.0for Windows. berprestasi, sebagaimana ditunjukkan
del8an angka koefisien korelasi r* :
Hasil Penelitian Dan pembahasan 0,396 dengan p :0,000 (p<0,05). Tanda
Analisis data digunakan untuk psitif pada skor korelasi menunjukkan
membuktikan kebenaran dari hipotesis bahwa terdapat hubungan positif antara
yang telah diajukan. Sebelum menguji budaya perusahaan dengan motivasi
kebenaran hipotesis, terlebih Oatrufu berprestasi. Artinya, semakin kuat
dilakukan uji asumsi berupa uji budaya perusahaan maka semakin
normalitas dan uji linieritas. tingg motivasi berprestasi karyawan
Uji normalitas menggunakan dan sebalikny4 semakin lemah budaya
teknik Kalmogorov-Smirnov Goodness perusahaan maka semakin rendah pula
of Fit Test dari SP.S.S versi D.A^ motivasi berprestasi yang aimititi
Variabel Motivasi Berprestasi diperoleh karyawan. Hasil pnelitian tersebut
koefisien 0,926 (p>0,05) dan Budaya sesuai dengan hipotesis yang diajukan
I r
97 furnal Psihologi Undip, Yol. 5, No. 2, Desemher 2009"
I I
b:
Hondo' Muiiosih &Masykur, HubunganAntaraBudaya
Perusahaqn denganMorivasi Berprestasi gg
pada Kayawarr prodaW CV. Cafui Nugroho
ni Si*"i*i,
lain sebesar 84,3o/o yang turut dengan cara menerima
berperan mempengaruhi arahan
motivasi piryn1nan, mempunyai kepercayaan
berprestasi karyawan.
terhadap perusahaarl mencari- dan
mengetahui solusi tepat dalam
Simpulan dan Saran memecahkan masalatr, mampu
Berdasarkan hasil
penelitian, menenfukan kepufusan tepat, serta
simpulan yang diperoleh adalah berkomunikasi secara baik.
terdapat hubungan positif dan signifikan 2. Bagi Pihak perusahaan
budaya perusahaan dengan Perusahaan dapat lebih terbuka
motivasi berprestasi pada karyawan dalam membuat dan menenfukan
produksi CV" Cahyo Nugroho Jati kebijakan yang berlaku,
(CNJ) Sukoharjo sebagaimana membantu memberikan motivasi
serta