Anda di halaman 1dari 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/375723556

GAMBARAN KESIAPSIAGAAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) AL ISLAM


BANDUNG DALAM MENGHADAPI KONDISI DARURAT ATAU BENCANA

Article · October 2023


DOI: 10.4143/jki.v1i02.42

CITATIONS READS

0 46

3 authors, including:

Arif Susanto
PT Freeport Indonesia
70 PUBLICATIONS 96 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Arif Susanto on 18 November 2023.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


E-ISSN : 2987-9221
Jurnal Kesehatan Vol 01 No.02 Oktober 2023
www.akperkebonjati.ac.id

GAMBARAN KESIAPSIAGAAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) AL


ISLAM BANDUNG DALAM MENGHADAPI KONDISI DARURAT ATAU
BENCANA
Lola Sugiarni1, Arif Susanto2
1Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kesehatan

Universitas Jenderal Achmad Yani,


2Departemen Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas

Kebangsaan Republik Indonesia;

Article Vol.01 No.02


Keyword :
Siapsiaga bencan
Gawat darurat
Kondisi darurat

Email
lola.sugiarni91@gmail.com
arif.susanto@universitaskebangsaan.ac.id /

Abstrak
Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana menjadi salah satu aspek
penilaian kualitas mutu dari sebuah rumah sakit (RS). RS yang berorientasi kepada
keselamatan pasien (patient safety) akan melakukan pemenuhan kebijakan dan pengadaan
sarana dan prasarana penanggulangan bencana sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Al Islam Bandung berada pada kawasan padat penduduk
sebanyak 16.227 jiwa. Hal tersebut yang menjadikan RSIA Al Islam Bandung memiliki
kerentanan terhadap kejadian bencana. Dalam memastikan RS dapat menghadapi kondisi
darurat atau bencana, diperlukan analisis mengenai gambaran kesiapsiagaan RS dalam
penanggulangan kondisi darurat atau bencana. Penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan
metode wawancara, observasi, dan telaah dokumen dalam pengumpulan data penelitiannya.
Jumlah informan sebanyak 6 (enam) orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan RS
dalam menghadapi kondisi darurat atau bencana telah sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 66 Tahun 2016 dan Petunjuk Teknis Kesiapsiagaan Kondisi Darurat
Kementerian Kesehatan Tahun 2020. RSIA AL Islam Bandung telah melakukan pemenuhan
terhadap 5 (lima) langkah kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana dengan
pencapaian sebesar 79%. Angka tersebut berdasarkan hasil perhitungan pemenuhan sesuai
daftar telaah dokumen dan observasi lapangan. RSIA AL Islam Bandung diharapkan dapat
melakukan evaluasi terhadap program penanggulangan bencana yang sudah dibuat tersebut,
kemudian dilakukan optimalisasi dengan melibatkan seluruh tim terkait dan dilakukan
pengawasan oleh Direktur RS.

Kata kunci : Siap siaga bencan,kondisi darurat

112
E-ISSN : 2987-9221
Jurnal Kesehatan Vol 01 No.02 Oktober 2023
www.akperkebonjati.ac.id

Abstract
Emergency or disaster preparedness is one aspect of assessing the quality of a hospital
(RS). Hospitals that are oriented towards patient safety will fulfill policies and procure disaster
management facilities and infrastructure in accordance with established standards. Al Islam
Bandung Mother and Child Hospital (RSIA) is located in a densely populated area of 16,227
people. This makes RSIA Al Islam Bandung vulnerable to disaster events. In ensuring that the
hospital can deal with emergencies or disasters, it is necessary to analyze the description of
hospital preparedness in handling emergencies or disasters. This descriptive qualitative
research uses interviews, observation, and document review methods in collecting research
data. The number of informants was 6 (six) people. The results showed that the hospital's
preparedness in dealing with emergencies or disasters was in accordance with the Minister of
Health Regulation Number 66 of 2016 and the Technical Guidelines for Emergency
Preparedness of the Ministry of Health in 2020. RSIA AL Islam Bandung has fulfilled 5 (five)
steps of preparedness for emergency or disaster conditions with an achievement of 79%. This
figure is based on the results of the fulfillment calculation according to the list of document
reviews and field observations. RSIA AL Islam Bandung is expected to evaluate the disaster
management program that has been made, then optimize it by involving all related teams and
supervised by the Hospital Director.
Keywords: Disaster preparedness, emergency conditions

PENDAHULUAN
Undang-Undang Nomor 24 Tahun secara optimal dengan infrastruktur yang
2007 mendefinisikan bencana merupakan sama sebelum terjadi bencana, selama
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang bencana, dan segera setelah bencana (WHO,
dapat mengancam dan mengganggu 2015). RS menjadi tujuan akhir korban
kehidupan dan penghidupan masyarakat bencana sehingga RS harus dapat
yang diakibatkan oleh faktor alam dan/ atau melakukan persiapan yang cukup (Kemkes,
faktor nonalam. Termasuk faktor manusia 2020). Sesuai Instrumen Survei Akreditasi
pun yang dapat menyebabkan adanya Rumah Sakit pada Elemen Penilaian
korban jiwa manusia, rusaknya lingkungan, Manajamen Fasilitas dan Keselamatan
kerugian materiil dan non materiil, serta (MFK) dijelaskan bahwa RS harus
dampak kejiwaan (psikologis). Kejadian menerapkan proses penanganan bencana
bencana tidak terbatas pada kondisi suatu sebagai langkah dalam menanggapi
wilayah tempat tinggal. Tetapi dapat terjadi bencana yang berpotensi terjadi di wilayah
pada sebuah industri bahkan seluruh sektor RS. Kesiapsiagaan menghadapi kondisi
industri tidak terkecuali bagi industri darurat atau bencana inilah yang menjadi
pelayanan kesehatan yang dalam hal ini salah satu aspek penilaian kualitas mutu
adalah rumah sakit (RS) (BNPB, 2021). dari sebuah RS.
Bencana alam dan non alam yang terjadi RS harus berorientasi khususnya
dapat berdampak pada RS. Hal tersebut kepada keselamatan pasien. Orientasi
menunjukkan betapa pentingnya secara umum yaitu keselamatan bagi
manajemen darurat dan/atau bencana yang seluruh personil di lingkungan RS seperti
harus dilakukan oleh RS. karyawan, pengunjung, dan/atau
RS selalu diharapkan selalu dapat pendamping pasien. Juga termasuk
tetap memberikan layanan kesehatan pada masyarakat di lingkungan sekitar RS yaitu
saat terjadi bencana. Pelayanan kesehatan dengan melakukan pemenuhan sarana dan
terhadap korban bencana dapat berfungsi prasarana sesuai dengan standar.

113
E-ISSN : 2987-9221
Jurnal Kesehatan Vol 01 No.02 Oktober 2023
www.akperkebonjati.ac.id

Penanganan Kedaruratan dan Bencana Al Islam Bandung. Pengumpulan data


menjadi bagian dari fokus pada standar dilaksanakan dengan metode wawancara
MFK 9. Fokus ini yaitu RS harus mendalam kepada 6 (enam) orang
menerapkan proses penanganan bencana informan. Penentuan informan utama
untuk menanggapi bencana yang berpotensi dalam penelitian ini merupakan perwakilan
terjadi di wilayah RS (Starkes, 2022). anggota dari Tim Penanggulangan Bencana
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) RSIA Al Islam Bandung. Keabsahan data
Al Islam Bandung adalah RS khusus tipe C pada penelitian ini ditentukan dengan
yang beroperasi pada tahun 2018. RS ini menggunakan kriteria kredibilitas. Agar
berlokasi dan beroperasi di Kota Bandung. mendapatkan data yang relevan, maka
RSIA Al Islam Bandung telah membentuk peneliti melakukan pengecekan keabsahan
Tim Penanggulangan Bencana yang data hasil penelitian dengan triangulasi.
menjadi sub tugas dari Tim Keselamatan Triangulasi penelitian ini mencakup
dan Kesehatan Kerja (K3RS). Dalam trianggulasi sumber dan triangulasi metode.
pelaksanaannya maka tim penanggulangan Triangulasi sumber ini dilakukan
bencana melakukan pemenuhan dan dengan membandingkan dan meninjau
pembaharuan dokumen-dokumen terkait kembali data dengan hasil wawancara.
penanggulangan bencana. Pemenuhan dan Informan triangulasi sumber dalam
pembaharuan tersebut diantaranya yaitu penelitian ini yang dipilih yaitu Direktur
Hospital Disaster Plan (HDP). Hal lain RSIA Al Islam Bandung, Kepala Instalasi
yang telah dilakukan yaitu pengadaan Pemeliharaan Sarana Prasarana Rumah
fasilitas penunjang bencana dan sudah Sakit (IPSRS) RSIA Al Islam Bandung,
tersedia, diantaranya seperti safety sign, alat dan Tim Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pemadam api ringan (APAR), dan Rumah Sakit (K3RS). Adapun trianggulasi
perlengkapan lainnya. metode dilakukan pada data yang diperoleh
Berdasarkan hasil studi dari hasil telaah dokumen, observasi
pendahuluan yang telah dilakukan lapangan, dan wawancana secara
sebelumnya dengan wawancana, telaah mendalam kepada seluruh informan untuk
dokumen, dan observasi singkat di lapangan mengetahui kesiapsiagaan RSIA Al Islam
diketahui bahwa belum terlaksananya Bandung dalam menghadapi kondisi
koordinasi secara optimal dari organisasi darurat atau bencana.
yang dibentuk (Tim Penanggulangan Teknik analisis data dalam
Bencana). Hal lain yang ditemukan yaitu penelitian ini menggunakan analisis
masih terdapat sarana dan prasarana deskriptif yaitu dengan cara
penanggulangan bencana yang belum mendeskripsikan dan menginterpretasikan
tersedia lengkap. Adapun pada sumber daya apa yang ada, pendapat yang sedang
insani sudah difasililtasi dengan adanya tumbuh, proses yang sedang berlangsung,
pelatihan simulasi penggunaan APAR dan akibat atau efek yang terjadi, ataupun
Code Red untuk seluruh karyawan. kecenderungan yang sedang berkembang.
Berdasarkan uraian tersebut maka tujuan Data yang terkumpul berupa kata-kata,
penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambar, dan bukan berupa angka. Dalam
gambaran kesiapsiagaan RSIA Al Islam melakukan analisis data maka peneliti
Bandung dalam menghadapi kondisi mengacu pada beberapa tahapan yaitu
darurat atau bencana. tahap reduksi data, penyajian data, dan
kesimpulan. Pada tahap reduksi data (data
METODE reduction) dengan merangkum, memilih
Penelitian ini berjenis deskriptif hal-hal pokok dan fokus pada hal-hal
kualitatif dengan objek penelitian di RSIA penting. Reduksi data ini dilakukan dengan

114
E-ISSN : 2987-9221
Jurnal Kesehatan Vol 01 No.02 Oktober 2023
www.akperkebonjati.ac.id

cara mengelompokkan data berdasarkan menggunakan standar berdasarkan


aspek-aspek permasalahan penelitian. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66
Tahap penyajian data (data display) Tahun 2016 tentang Keselamatan dan
dilakukan dalam bentuk uraian singkat Kesehatan Kerja (K3RS) untuk standar
maupun dapat berupa began. Hal tersebut kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat
ditujukan agar data terorganisasi dan atau bencana, dan Petunjuk Teknis
tersusun dalam pola hubungan agar mudah Kesiapsiagaan Kondisi Darurat dan/atau
untuk dipahami. Adapun pada tahap Bencana di RS.
kesimpulan bahwa penarikan kesimpulan Berdasarkan studi dokumen yang
awal yang dikemukakan masih bersifat dilakukan oleh peneliti untuk penilaian
sementara dan akan berubah bila tidak kerentanan kondisi darurat atau bencana di
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang RSIA Al Islam Bandung telah tersedia
mendukung pada pengumpulan data meskipun belum sempurna dalam
berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang implementasi penetapan program sesuai
dikemukakan pada tahap awal, didukung HVA akan tetapi rumah sakit terus
oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten melakukan perbaikan berkelanjutan. Tabel
saat peneliti kembali untuk mengumpulkan 1 merupakan daftar prioritas risiko bencana
data, maka data yang ditemukan merupakan sesuai Hazard and Vulnerability Analysis
kesimpulan yang kredibel. (HVA). Daftar ini merupakan hasil
pemeringkatan HVA untuk bencana
internal maupun eksternal di RSIA Al Islam
HASIL
Pada pelaksanaan wawancara Bandung. Kejadian bencana gempa bumi
kepada seluruh informan, peneliti merupakan peringkat pertama dari HVA
eksternal di RSIA Al Islam Bandung.
Adapun kejadian bencana seperti plafon
bocor, komplen pasien, dan safety box
melebihi kapasitas merupakan
pemeringkatan dari HVA internal di RSIA
Al Islam Bandung.

Tabel 1.
Daftar Prioritas Risiko Bencana sesuai HVA
No. Kategori Bencana Kejadian Bencana Nilai Risiko
1 Alam (natural hazards) Gempa Bumi 56
2 Teknologi (technology hazards) Plafon Bocor 72
3 Manusia (human hazards) Komplain Pasien 33
4 Barang (hazardous materials) Safety Box Melebihi Kapasitas 22
Sumber: Dokumen Tim K3RS RSIA Al Islam, 2023.

Analisis risiko bencana RSIA Al tersebut sebagai dasar dalam penyusunan


Islam Bandung sudah tersedia dalam program dari Tim K3RS untuk penentuan
bentuk daftar bencana yang dibuat program penanggulangan dan
menggunakan instrumen HVA kondisi pengadaan perlengkapan penanggulangan
darurat dan atau bencana. Seperti halnya bencana rumah sakit. Hasil telaah dokumen
HIRADC, HVA di RSIA Al Islam Bandung untuk penilaian kerentanan bencana di
dibuat bersamaan dengan dibuatnya RSIA Al Islam sudah tersedia secara
program kerja rumah sakit setiap 1 (satu) lengkap untuk semua kategori bencana
tahun sekali. Penilaian kerentanan bencana diantaranya yaitu alam (natural hazards),
manusia (human hazards), teknologi
115
E-ISSN : 2987-9221
Jurnal Kesehatan Vol 01 No.02 Oktober 2023
www.akperkebonjati.ac.id

(technology hazards), barang/material


(hazardous materials).

Tabel 2.
Peta Risiko Kondisi Darurat atau Bencana RSIA Al Islam sesuai HIRADC
No Sumber Bahaya Lokasi Keterangan
1 Kebocoran Gas Ruang Oksigen Kedaruratan Utilitas
Sentral (Gas Medis)
Ruang Operasi/Kamar
Bedah
Ruang Rawat Inap
Ruang Rawat Intensif
Instalasi Gawat
Darurat
2 Korsleting Listrik Seluruh ruangan Kegagalan Kelistrikan
3 Kebakaran Gizi Kedaruratan Keselamatan dan
Laundry Keamanan
Ruang Genset
CSSD
4 Penculikan Bayi Ruang
Bayi/Perinatologi
5 Ancaman Kekerasan IGD
Admission dan Kasir
Pelayanan Farmasi
Nurse Station Rawat
Jalan
Nurse Station Rawat
Inap
Pos Satpam
6 Tumpahan Bahan dan Limbah Gudang Farmasi Tumpahan B3/LB3
B3 Laboratorium
IGD
Poliklinik
Ruang Dispensing
Obat
7 Outbreak/Wabah/Pandemi Seluruh ruangan Outbreak/Wabah/Pandemi
pelayanan yang
kontak langsung
dengan pasien
Sumber: Dokumen Tim K3RS RSIA Al Islam, 2023.

Potensi keadaan darurat pada area dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit
kerja di RSIA Al Islam dibuat (K3RS) secara rutin setiap akhir tahun
menggunakan instrumen penilaian berupa dengan mengevaluasi risiko yang ada/atau
Hazard Identification, Risk Assessment, penilaian risiko baru sesuai dengan
and Determine Control (HIRADC).
Instrumen ini disusun oleh Tim Kesehatan

116
E-ISSN : 2987-9221
Jurnal Kesehatan Vol 01 No.02 Oktober 2023
www.akperkebonjati.ac.id

penyakit akibat kerja (PAK) dan


kecelakaan akibat kerja (KAK) (PMK
perubahan yang terjadi. Perubahan tersebut No.66 Tahun 2016). Langkah awal dalam
dapat berarti perubahan pada proses, penanggulangan kondisi darurat atau
operasional, maupun peralatan yang berada bencana adalah melakukan identifikasi
di RS. Setiap Instalasi/Unit melakukan semua potensi bahaya yang terdapat di
identifikasi terhadap risiko dari pekerjaan rumah sakit. Identifikasi risiko meliputi
yang dilakukan dengan melengkapi segala jenis bahaya dan kelemahan sistem
formulir yang disediakan. Penilaian yang dapat menyebabkan kondisi darurat
(grading) risiko kemudian dilakukan oleh dan/atau bencana dan berdampak pada
Tim K3RS untuk identifikasi risiko yang penghentian proses kerja atau layanan
telah dilengkapi oleh setiap instalasi/unit. rumah sakit (Kemkes 2020).
Peta risiko yang ada di RSIA Al Kondisi darurat yang dapat terjadi
Islam dibuat sesuai dengan risiko yang di rumah sakit diantaranya yaitu: 1)
kedaruratan keselamatan dan keamanan
(demonstrasi/huru-hara, penculikan bayi,
kekerasan dalam rumah sakit, dan risiko
kecelakaan yang diakibatkan oleh kondisi
dapat terjadi dari masing-masing gedung); 2) adanya tumpahan bahan-bahan
instalasi/unit seperti pada tabel 2. Pemetaan kimia di ruang penghasil bahan berbahaya
risiko dilakukan berdasarkan hasil dan beracun (B3); 3) kegagalan peralatan
identifikasi dengan melihat potensi adanya medik dan non medik yang menyebabkan
suatu kejadian negatif dan mempengaruhi terjadinya arus pendek dan dapat
tujuan yang ingin dicapai. Kemudian mengakibatkan kebakaran, serta tabung-
ditentukan prioritas risiko untuk membantu tabung yang berisi gas bisa terjadi
proses pengambilan keputusan berdasarkan kebocoran; 4) kedaruratan utilitas meliputi
hasil analisis risiko. Berdasarkan hasil kegagalan kelistrikan, kegagalan
telaah dokumen untuk pemetaan area ketersediaan air, kegagalan informasi
berisiko yang ada di RSIA Al Islam dibuat teknologi/IT, dan kegagalan sistem tata
dalam bentuk Risk Register Rumah Sakit udara; 5) outbreak/wabah/pandemi
yang mencakup seluruh risiko termasuk penyakit. Adapun jenis bencana yang dapat
kondisi darurat atau bencana. berdampak pada kesiapan rumah sakit
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24
PEMBAHASAN Tahun 2007 dikelompokkan menjadi 3
Identifikasi Risiko Kondisi Darurat atau (tiga) jenis yaitu bencana alam, bencana
Bencana non alam, dan bencana sosial.
RSIA Al Islam Bandung telah RSIA Al Islam Bandung sudah
melakukan identifikasi risiko kondisi menetapkan kebijakan mengenai Program
darurat atau bencana menggunakan K3RS yang meliputi identifikasi potensi
instrumen HIRADC. Dokumen tersedia bahaya di RS menggunakan instrumen
pada risk register/daftar risiko. Saat HIRADC. Dalam penilaian tersebut
melakukan telusur lapangan atau observasi, menjelaskan mengenai proses identifikasi
pada area kerja yang memiliki risiko risiko, analisis risiko, evaluasi risiko yang
kondisi darurat atau bencana sudah berasal dari hasil scoring risiko pada tahap
ditetapkan pengelolaan risiko disesuaikan analisis risiko, pengelolaan risiko sebagai
dengan prioritas dan kemampuan rumah tindakan yang ditetapkan sebagai bentuk
sakit. Sumber bahaya yang ada di rumah pencegahan terjadinya risiko pekerjaan dan
sakit harus diidentifikasi dan dinilai untuk menjadi program kerja dari instalasi/unit
menentukan tingkat risiko yang merupakan pemilik risiko, dan risk owner atau Person
tolok ukur kemungkinan terjadinya in Charge (PIC) sebagai pemilik program

117
E-ISSN : 2987-9221
Jurnal Kesehatan Vol 01 No.02 Oktober 2023
www.akperkebonjati.ac.id

pengendalian sesuai hasil identifikasi risiko setiap bahaya atau bencana tersebut. Dalam
masing-masing instalasi/unit. Daftar risiko menetapkan priotitas penanganan bahaya
yang telah dibuat dan disiapkan oleh Tim atau bencana, dapat dilakukan
K3RS kemudian menjadi program kerja pertimbangan bahwa kondisi darurat
bersama dengan Tim Penanggulangan dan/atau bencana dengan nilai total risiko
Bencana rumah sakit. Keterbatasan dari >55%, kondisi darurat dan/atau bencana
penyusunan daftar risiko tersebut yaitu dengan nilai total risiko <55% tetapi harus
pelaksanaan evaluasi dari pengelolaan dibuat penanganan sesuai rekomendasi dan
risiko yang belum dapat dilaksanakan ketentuan dari hasil akreditasi, kondisi
karena belum tersosialisasikan kepada darurat dan/ atau bencana dengan nilai
seluruh petugas rumah sakit. Kendala <55% tetapi merupakan kondisi darurat
tersebut terjadi karena anggota tim dan/ atau bencana dengan nilai total
memiliki pekerjaan inti, dan melakukan terbesar pertama dan kedua. Penyusunan
double job di instalasi/unitnya masing- HVA ini melibatkan seluruh satuan
masing, sehingga pelaksanaan program tim kerja/instalasi/unit/tim, antara lain K3RS,
belum optimal. PPI dan SPI dan diketahui oleh jajaran
direksi/manajemen dibawah Direktur.
Penilaian Analisis Risiko Kerentanan Hasil dari HVA dilaporkan kepada
Bencana Direktur dengan melanjutkan tembusan
RSIA AL Islam Bandung kepada seluruh satuan
melakukan analisis risiko sesuai dengan kerja/instalasi/unit/komite/tim. Oleh sebab
pengkajian terhadap potensi kondisi darurat itu, HVA merupakan dokumen yang dapat
atau bencana yang mungkin dan sudah berkembang dan dapat dilakukan tinjauan
pernah terjadi. Instrumen yang dapat ulang setiap tahun.
digunakan dalam melakukan penilaian HVA di RSIA Al Islam Bandung
risiko kondisi darurat dan/atau bencana di untuk kategori bencana eksternal yang
rumah sakit sesuai Juknis Kesiapsiagaan menjadi prioritas dengan nilai risiko
Kondisi Darurat atau Bencana RS dengan terbesar sesuai dengan tabel 1 adalah
penyusunan HVA. HVA ini memberikan kejadian bencana gempa bumi. Adapun
gambaran mengenai pendekatan secara kejadian internal dengan nilai risiko
sistematik untuk mengetahui bahaya yang terbesar sesuai adalah kejadian plafon
akan memberikan dampak kebutuhan bocor. Bencana eksternal gempa bumi
terhadap pelayanan rumah sakit atau dengan nilai risiko terbesar yaitu 56, nilai
kemampuannya dalam memberikan tersebut merupakan bencana yang termasuk
pelayanan kesehatan. Tahapan dalam kedalam prioritas untuk kemudian
proses penilaian risiko dengan instrumen ditetapkan Action Plan dengan
HVA di rumah sakit terdiri dari identifikasi mengadakan Pelatihan dan Simulasi
potensial bahaya atau bencana, pembuatan Penanganan Gempa Bumi. Sedangkan
daftar berisi semua bahaya dan bencana bencana internal atau kondisi darurat rumah
yang mungkin terjadi dapat menggunakan sakit yang berpotensi terjadi adalah
teknik brainstorming, analisis data kebocoran plafon dengan nilai risiko
kecelakaan, kepustakaan dan metode terbesar yaitu 72, penentuan kondisi darurat
lainnya sehingga didapatkan data yang tersebut dipilih berdasarkan kondisi
menyeluruh. sebenarnya di rumah sakit, dimana pada
Setiap jenis bahaya atau bencana bangunan lama rumah sakit terdapat
yang telah selesai dievaluasi, maka beberapa titik yang memerlukan perbaikan
selanjutnya didapatkan nilai total risiko atap karena bocor, pada saat turun hujan

118
E-ISSN : 2987-9221
Jurnal Kesehatan Vol 01 No.02 Oktober 2023
www.akperkebonjati.ac.id

yang deras seringkali rumah sakit program pengelolaan risiko pada rumah
mengalami bocor di beberapa titik ruangan sakit. Berdasarkan hasil studi dokumen
terutama di area rawat inap. Penetapan yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan
action plan yaitu dilaksanakan perbaikan bahwa RSIA Al Islam Bandung telah
Sarana Prasarana. Pada saat dilakukannya melakukan pemetaan area berisiko untuk
penelitian kondisi plafon di beberapa titik kondisi darurat atau bencana yang tersedia
yang sering bocor sudah diperbaiki sesuai dalam Daftar Risiko/Risk Register rumah
action plan yang ditetapkan. sakit. Penetapan daftar risiko rumah sakit
melibatkan seluruh instalasi/unit kerja
Pemetaan Risiko Kondisi Darurat atau sebagai sumber data terkait aktifitas
Bencana pekerjaan dan risiko yang akan timbul dari
Peta risiko yang ada di RSIA Al pekerjaan tersebut. Meskipun daftar risiko
Islam dibuat sesuai dengan risiko yang sudah dibuat, tetapi tindak lanjut dari
dapat terjadi dari masing-masing pengelolaan risiko masih belum berjalan
instalasi/unit. Pemetaan risiko dilakukan optimal, program pengendalian yang
berdasarkan hasil identifikasi dengan ditetapkan belum sepenuhnya dapat
melihat potensi adanya suatu kejadian direalisasikan.
negatif dan mempengaruhi tujuan yang
ingin dicapai, kemudian ditentukan Pengendalian Kondisi Darurat atau
prioritas risiko untuk membantu proses Bencana
pengambilan keputusan berdasarkan hasil Pengendalian kondisi darurat atau
analisis risiko. Pemetaan risiko kondisi bencana rumah sakit meliputi pedoman
darurat atau bencana ditetapkan di RSIA Al tanggap darurat datau bencana, tim tanggap
Islam Bandung sesuai dengan jenis bahaya darurat atau bencana, Standar Prosedur
yang sudah ditentukan di dalam daftar Operasional (SPO) tanggap darurat atau
risiko/risk register. Dalam penentuan risiko bencana, alat/sarana kondisi darurat atau
kondisi darurat atau bencana RSIA Al bencana, kesesuaian penempatan dan
Islam menggunakan 2 (dua) instrumen kemudahan untuk mengdapatkan alat
penilaian yaitu HIRADC dan HVA. keadaan darurat, dan rambu-rambu
HIRADC dibuat sebagai pengkajian risiko keselamatan dan tanda darurat. RSIA Al
pekerjaan dari seluruh Instalasi/Unit Kerja, Islam Bandung telah memiliki pedoman
di mana dalam daftar risiko yang ditetapkan berupa Panduan Kesiapsiagaan Bencana
terdapat sumber bahaya yang menyebabkan (Hospital Disaster Plan). Panduan tersebut
terjadinya kondisi darurat atau bencana mencakup tentang kesiapsiagaan,
internal. kebijakan penanggulangan bencana dari
luar rs, dan penanganan bencana di rumah
Peta risiko kondisi darurat atau sakit. Ruang lingkup dari Dokumen
bencana yang berpotensi terjadi di Penanggulangan Bencana yang dimiliki
Instalasi/Unit karena adanya sumber rumah sakit tersebut meliputi gambaran
bahaya pada area tersebut. Pengelolaan bencana internal dan eksternal, langkah
risiko pada masing-masing sumber bahaya kesiapsiagaan, dn penanganan bencana
salah satunya dengan menyediakan Standar rumah sakit. Meskipun dokumen telah
Prosedur Operasional (SPO) mengenai tata tersedia, keterbatasan yang ada yaitu
laksana kegiatan atau penggunaan alat dan belum disahkan oleh Direktur karena masih
atau bahan kerja sehingga dapat dilakukan kajian dan penyesuaian dengan
meminimalisir terjadinya kondisi darurat kondisi rumah sakit.
atau bencana. Pemantauan dan supervisi Struktur organisasi Tim Tanggap
diperlukan sebagai bentuk tindak lanjut dari Darurat RSIA Al Islam Bandung ditetapkan
berdasarkan Surat Keputusan Direktur

119
E-ISSN : 2987-9221
Jurnal Kesehatan Vol 01 No.02 Oktober 2023
www.akperkebonjati.ac.id

Nomor: 176/SK-DIR/RSIA-AI/V/2023 seperti sistem alarm kebakaran. Heat


tentang Penetapan Tim Penanggulangan detector dan smoke detector belum tersedia
Bencana di Rumah Sakit Ibu dan Anak Al dan akan dilakukan pengadaan secara
Islam Bandung yang dilengkapi dengan bertahap sesuai pioritas titik-titik area
uraian tugas. Susunan anggota tim berasal berisiko. Begitu juga untuk sprinkler dan
dari berbagai jenis kompetensi profesi hydrant tidak tersedia di rumah sakit ini.
perwakilan dari Instalasi/Unit yang Penentuan posisi penempatan dari
menjabat pada posisi yang ada. Struktur seluruh alat penanggulangan kondisi
organisasi sudah dibentuk pada tahun 2022 darurat atau bencana sangat penting untuk
dan terdapat perubahan sehingga terbit kelancaran penanggulangan pada saat
Surat Keputusan Direktur yang terjadinya kondisi darurat atau bencana.
diperbaharui pada bulan Mei tahun 2023. RSIA Al Islam Bandung telah memiliki alat
Meskipun struktur organisasi sudah baik pemadam api ringan (APAR) sebanyak 18
akan tetapi belum dilakukan sosialisasi tabung yang tersebar di seluruh area rumah
kepada anggota tim bencana. Sebelumnya sakit. APAR ini pun telah dilengkapi
rumah sakit menerbitkan Surat Keputusan dengan petunjuk penggunaan dan penanda
Direktur Nomor 032/SK-DIR/RSIA- merah untuk menunjukkan keberadaan
AI/III/2020 tentang Susunan Tim Waspada APAR tersebut. Perlengkapan
Covid-19, penetapan tersebut berkaitan penanggulangan lainnya yang dimiliki
dengan kebijakan direktur mengenai RSIA Al Islam Bandung yaitu akses
aktivasi tim penanggulangan bencana untuk tangga. Tangga tersebut belum memenuhi
bencana pandemi Covid-19 dan beberapa syarat sebagai tangga darurat karena hanya
bencana yang terjadi setelahnya. digunakan sebagai akses menuju ruangan di
RSIA Al Islam Bandung telah lantai 2 dan lantai 3 di area depan (ruang
menetapkan kebijakan internal dengan poliklinik), serta lantai 2 dan lantai 3 di area
menyediakan Standar Prosedur belakang (ruang tindakan/one day care dan
Operasional (SPO) tentang tanggap darurat kantor). Tangga ini pun juga menjadi akses
atau bencana. Penanggulangan bencana turun menuju pintu keluar.
sudah tersedia meskipun belum secara Komponen penting lainnya dalam
lengkap sesuai petunjuk teknis penanggulangan bencana yaitu rambu-
penanggulangan kondisi darurat yang rambu keselamatan dan tanda darurat.
diterbitkan Kementerian Kesehatan RI. Sesuai Petunjuk Teknis Kesiapsiagaan
RSIA Al Islam Bandung sudah membuat Kondisi Darurat atau Bencana Rumah Sakit
SPO seperti jenis kode kondisi darurat disebutkan rambu-rambu standar yang
rumah sakit, tugas dan tanggung jawab tim, wajib dimiliki rumah sakit yaitu alur jalur
dan penanganan kondisi darurat atau evakuasi, tanda exit, rambu titik kumpul,
bencana sesuai dengan jenis risiko bencana rambu penanda APAR, dan Sign Kotak
yang terjadi di wilayah RSIA Al Islam P3K. Sesuai dengan data yang diperoleh
Bandung. Keberhasilan penanggulangan dapat disimpulkan bahwa pada komponen
bencana berasal dari adanya sistem perlengkapan belum tersedia lengkap.
peringatan dini dan perlengkapan Namun untuk dokumen sudah tersedia
penanggulangan bencana yang berfungsi sesuai dengan Permenkes 66 Tahun 2016
secara baik pada saat terjadinya bencana. dan Petunjuk Teknis Kesiapsiagaan
Berdasarkan hasil observasi terdapat Kondisi Darurat atau Bencana RS.
beberapa perlengkapan yang belum tersedia
Simulasi Kondisi Darurat atau Bencana

120
E-ISSN : 2987-9221
Jurnal Kesehatan Vol 01 No.02 Oktober 2023
www.akperkebonjati.ac.id

Simulasi kondisi darurat rumah sakit melibatkan pihak eksternal seperti Dinas
merupakan program rutin yang Kebakaran.
dilaksanakan minimal 1 (satu) tahun sekali. Pelatihan merupakan sebuah wadah
Kegiatan ini bertujuan untuk lingkungan untuk karyawan, dimana
peningkatan pengetahuan dan kompetensi karyawan mendapatkan dan mempelajari
seluruh karyawan terhadap penangulangan sikap dan proses mengajarkan pengetahuan
kondisi darurat atau bencana. Pelaksanaan dan keahlian tertentu, dengan tujuan agar
simulasi di RSIA Al Islam Bandung sudah karyawan semakin terampil dan mampu
terdokumentasi dengan baik mulai dari melaksanakan tanggung jawab dengan
tersedianya Term of Reference (TOR) lebih baik, sesuai dengan standar yang
hingga laporan pelaksanaan kegiatan diperlukan (Ali, 2020). People skills
simulasi. Pelaksanaan simulasi merupakan hal yang sangat penting pada
penanggulangan kebakaran yang dilakukan saat terjadi bencana dan jatuhnya korban
rutin 1 (satu) tahun sekali menggunakan bencana (Ibrahmi, 2020). Penanggulangan
tabung APAR yang sudah mendekati waktu kondisi darurat atau bencana dapat berjalan
kadaluarsa (expired). Bentuk pencegahan dengan baik jika dilakukan oleh tenaga
dasar telah dilaksanakan rumah sakit yang terlatih dan terampil. Karyawan yang
diketahui oleh Direktur dengan menetapkan diberikan pelatihan dan simulasi akan lebih
penjadwalan tim siaga bencana dengan mampu dan siap saat terjadinya kondisi
tersedianya helmet 4 warna (merah, kuning, darurat atau bencana, mereka dapat
putih, biru) lengkap dengan papan jadwal memperkirakan langkah penanganan yang
tim. perlu dilakukan agar kondisi darurat atau
Rumah sakit ini mendukung dalam bencana dapat tertangani dan
penyelenggaraan penanggulangan kondisi meminimalkan adanya korban jiwa atau
darurat atau bencana dengan mengadakan kerugian lainnya.
pelatihan bagi seluruh karyawan. Tim
K3RS sudah memfasilitasi pelatihan KESIMPULAN
kepada seluruh karyawan terkait kondisi RSIA Al Islam Bandung telah
darurat atau bencana bekerjasama dengan memenuhi seluruh langkah pengendalian
pihak eksternal. Untuk simulasi dibuat kesiapsiagaan kondisi darurat atau bencana
dalam bentuk video tatalaksana jika terjadi dengan pencapaian presentase kesiapan
bencana gempa bumi dan kebakaran. sebesar 79%. Angka tersebut berdasarkan
Dalam video yang tersedia menjelaskan hasil perhitungan pemenuhan sesuai daftar
mengenai hal apa saja yang dapat dan tidak telaah dokumen dan observasi lapangan
dapat dilakukan selama terjadi kondisi yang telah dilakukan. Rumah sakit ini telah
darurat atau bencana. Materi dalam video melaksanakan langkah-langkah
yang dibuat oleh rumah sakit masih terbatas kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat
pada kejadian gempa bumi dan kebakaran. atau bencana mulai dari identifikasi,
Tim K3RS akan melaksanakan simulasi penilaian analisis risiko kerentanan
dengan menghadirkan pihak eksternal yang bencana, pemetaan risiko, pengendalian
terkait dalam penanggulangan bencana kondisi darurat atau bencana hingga
seperti BNPB/BPBD, serta Dinas pelaksanaan simulasi, dan pelatihan kondisi
Kesehatan Kota Bandung. Selain kegiatan darurat atau bencana. Pemenuhan
simulasi, rumah sakit telah melaksanakan dokumentasi berupa penetapan kebijakan
Pelatihan Penggunaan APAR dan tanggap darurat, dibentuknya tim
Penanganan Kebakaran (Code Red) yang penanggulangan bencana, prosedur kondisi
rutin dilakukan 1 (satu) tahun sekali dengan dan kode darurat rumah sakit telah tersedia

121
E-ISSN : 2987-9221
Jurnal Kesehatan Vol 01 No.02 Oktober 2023
www.akperkebonjati.ac.id

berdasarkan penilaian kerentanan dan BNPB. 2020. Buku Saku Tanggap Tangkas
kejadian yang berpotensi terjadi di rumah Tangguh Cetakan Kelima. 2020.
sakit. Selain itu penyediaan alat, sarana dan Diakses 06 Juni 2023 14:42.
prasarana untuk menunjang proses tanggap Ibrahim, K. 2020. Pelatihan dan Simulasi
darurat telah dipenuhi. Penanggulangan Bencana Bagi
Prasarana kondisi darurat atau Masyarakat. Jurnal Media Karya
bencana yang tersedia yaitu dengan Kesehatan. Vol 3 No 1 hal 27-38.
tersedianya APAR, jalur evakuasi dan titik Kementerian Kesehatan RI. 2020. Petunjuk
berkumpul. Walaupun untuk sistem Teknis Kesiapsiagaan Kondisi
peringatan dini, hydrant dan sprinkler Darurat dan/ Atau Bencana Rumah
belum tersedia karena keterbatasan Sakit. Dirjen Kesehatan Masyarakat
bangunan rumah sakit. Pengadaan RI. Jakarta. Diakses 10 November
perlengkapan meskipun belum tersedia 2022.
lengkap. Pihak rumah sakit telah Panduan Penanggulangan Bencana
melakukan pengadaan perlengkapan dasar (Hospital Disaster Plan) RSIA Al
dan dapat berfungsi dengan baik. Rambu- Islam Bandung, 2022.
rambu keselamatan dan kondisi darurat Pedoman Kesiapan Menghadapi Bencana
sudah terpasang sesuai standar dan (Hospital Disaster Plan) RSUD Dr
petunjuk teknis. Rumah sakit diharapkan Moewardi, 2020.
dapat melakukan pemenuhan terkait Peraturan Menteri Kesehatan Republik
seluruh langkah pengendalian Indonesia Nomor 66 Tahun 2016.
kesiapsiagaan terhadap kondisi darurat atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja
bencana diantaranya untuk aktifasi tim Rumah Sakit. 22 Desember 2016.
penanggulangan bencana, penjadwalan Dirjen Peraturan Perundang-
sosialisasi SPO penanggulangan bencana Undangan Kemenkumham. Jakarta
secara rutin kepada karyawan, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
pengkajian kembali untuk penempatan Nomor 16 Tahun 2021. Peraturan
rambu-rambu keselamatan dan kondisi Pelaksanaan Undang-Undang
darurat atau bencana sesuai dengan Nomor 28 Tahun 2002 tentang
standar evakuasi. Selain itu dharapkan Bangunan Gedung. 2021.
pihak rumah sakit agar segera Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
menyediakan pengadaan perlengkapan Transmigrasi Nomor
penanggulangan kondisi darurat atau Per.04/MEN/1980 tentang Syarat-
bencana untuk memenuhi persyaratan syarat Pemasangan dan
akreditasi. Serta diharapkan dapat menjalin Pemeliharaan Alat Pemadam Api
kerjasama dengan pihak eksternal guna Ringan. Jakarta
meningkatkan eksistensi rumah sakit dan Sutoto. 2022. Instrumen Survei Akreditasi
membangun hubungan baik dalam rangka KARS Sesuai Standar Akreditasi RS
mendukung program K3 Nasional. Kemenkes RI. Komisi Akreditasi
Rumah Sakit (KARS). Jakarta Selatan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
DAFTAR PUSTAKA 24 Tahun 2007. Penanggulangan
Ali, M. 2020. Pengaruh Pelatihan dan Bencana. 26 April 2007. Menkumham.
Pengembangan Karyawan Terhadap Jakarta.
Kinerja Karyawan di Airlangga
University Press (AUP) Surabaya,
Skripsi. Universitas Muhammadiyah.
Surabaya.

122

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai