Anda di halaman 1dari 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keadaan darurat bisa diartikan dalam beberapa definisi yang berbeda-

beda tergantung pada latar belakang dan konteks kejadiannya. Akan tetapi pada

dasarnya semua mengandung pengertian yang sama, yaitu suatu kejadian yang

tidak direncanakan dan tidak diharapkan yang dapat membahayakan jiwa dan

kesehatan baik manusia maupun mahluk hidup lain, serta menimbulkan

kerusakan pada bangunan, harta benda dan lain-lain. Demikian juga dengan

kecelakaan kerja, kebakaran, peledakan atau pencemaran bahan kimia beracun

di tempat kerja adalah beberapa contoh keadaan darurat yang sering terjadi, yang

semuanya itu tidak dapat diperkirakan kapan dan di mana akan terjadi (Yustinus

Krisna K. 2009)

Kebakaran sebagai salah satu contoh keadaan darurat umunya bersifat

anthropogenic yang tidak dikendaki oleh manusia. Kebakaran bersumber dari

penggunaan api terbuka, permukaan peralatan yang panas, peralatan listrik,

gesekan mekanis, dan reaksi exothermal. Kebakaran dapat terjadi dimana-mana

salah satunya adalah rumah sakit (Priambodo, 2009)

Perkembangan Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan

rujukan di Indonesia akhir-akhir ini sangat pesat, baik dari jumlah maupun

pemanfaatan teknologi kedokteran. Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan

commit to user

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kesehatan tetap harus mengedepankan peningkatan mutu pelayanan kepada

masyarakat dengan tanpa mengabaikan upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja

(K3) bagi seluruh pekerja Rumah Sakit.

Undang-Undang R.I. No. 44 tentang Rumah Sakit, pada Pasal 11 ayat

(1).g, mengamanatkan faktor yang harus diperhatikan pada prasarana Rumah

Sakit adalah adanya “petunjuk,standar dan sarana evakuasi saat terjadinya

keadaan darurat” dan Undang-Undang R.I No. 28 tahun 2002, “dimana sarana

evakuasi saat terjadinya keadaan darurat” masuk dalam kelompok “Sistem

proteksi Kebakaran”, sehingga persyaratan - persyaratan teknis yang ada

padanya harus diterapkan di dalam Peraturan Menteri Kesehatan tentang

Persyaratan teknis Prasarana Rumah Sakit.

Meskipun berbagai usaha pencegahan sudah dilakukan, diorganisasi dan

dikelola secara baik, akan tetapi keadaan darurat masih saja bisa terjadi.

Instansi-instansi yang mempunyai keterlibatan dalam keadaan darurat ini seperti

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta, yang pernah melakukan simulasi

kebakaran, dimana pada saat itu sebagian internal Rumah Sakit ikut dalam hal

tanggap darurat bencana untuk mengevakuasi seluruh pasien yang terkena

dampak dari bencana kebakaran tersebut. Oleh sebab itu harus selalu

dikembangkan kemampuan tentang keadaan darurat mulai dari persiapan,

latihan dan penanggulangan darurat sampai pada mencegah terjadinya atau

terulangnya keadaan darurat.

commit to user

2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pencegahan disini adalah berupa totalitas pelaksanaan program-program

K3 mulai dari tingkat nasional, perusahaan sampai ke tingkat personal dalam

mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Hal ini

tercermin dalam pokok – pokok pikiran dan pertimbangan dikeluarkannya UU

No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja yaitu bahwa tenaga kerja berhak

mendapat perlindungan atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan dan setiap

orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula keselamatannya.

Rumah sakit sebagai lembaga yang berorientasi pada pelayananan

kesehatan masyarakat memerlukan fasilitas pendukung yang memadai. Fasilitas

pendukung, itu tidak hanya dari sisi medis tetapi juga non medis. Keselamatan

manusia menjadi prioritas yang sangat mengemuka sehinggga fasilitas – fasilitas

yang mendukung kearah keselamatan jiwa baik pasien, karyawan maupun

pengunjung rumah sakit sangat diperlukan. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Surakarta dalam masa perkembangannya apabila di lihat dari sisi pembangunan

fisik, maka pada sekarang ini sudah dilengkapi dengan suatu fasilitas untuk

mengantisipasi bencana kebakaran. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Surakarta menyadari benar akan pentingnya penerapan sistem tanggap darurat

khususnya dalam upaya pencegahan dan pengendalian kebakaran (Proposal

Pelatihan Penggunaan APAR RS PKU 2014).

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin membahas lebih

lanjut mengenai “Implementasi Sistem Tanggap Darurat Sebagai Upaya

commit to user

3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Surakarta”.

B. Perumusan Masalah

Bagaimana Implementasi Sistem Tanggap Darurat sebagai Upaya Pencegahan

dan Pengendalian Kebakaran di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta ?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah diperolehnya informasi mengenai

Implementasi Sistem Tanggap Darurat sebagai Upaya Pencegahan dan

Pengendalian Kebakaran di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Mengetahui Kebijakan Keadaan Darurat di Rumah Sakit PKU

Muhammadiyah Surakarta.

b. Mengetahui sarana dan fasilitas yang digunakan untuk penanggulangan

bencana di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.

c. Mengetahui tim yang berperan dalam pelaksanaan tanggap darurat di

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.

d. Mengetahui prosedur tanggap darurat di Rumah Sakit PKU

Muhammadiyah Surakarta.

commit to user

4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diharapkan memberikan manfaat

bagi :

1. Rumah Sakit

Diharapkan dapat menerima masukan, berupa saran dan kritik sebagai bahan

evaluasi serta bahan pertimbangan untuk meningkatkan pemeriksaan,

pemeliharaan dan pengujian serta dalam pemenuhan syarat-syarat Sistem

Manajemen Keselamatan Kerja (SMK3) mengenai sistem tanggap darurat di

rumah sakit khususnya bidang kebakaran.

2. Program D3 Hiperkes dan Keselamatan Kerja

Dapat menambah referensi kepustakaan mengenai manajemen tanggap

darurat di lingkungan rumah sakit, serta dapat mengukur sejauh mana

kemampuanmahasiswa D3 Hiperkes dan KK dalam menerapkan ilmu

Keselamatan Kerja khususnya tentang sistem tanggap darurat.

3. Mahasiswa

a. Dapat mengetahui secara nyata penerapan ilmu yang didapat dari bangku

kuliah disuatu rumah sakit.

b. Dapat menambah wawasan penulis tentang gambaran pelaksanaan sistem

tanggap darurat di tempat kerja atau rumah sakit.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai