PENDAHULUAN
tradisional dan makanan kekinian. Setiap orang bahkan perlu makan, oleh karena
itu banyak sekali inovasi makanan baru yang muncul. Baik itu dari umbi – umbian,
biji – bijian ataupun buah - buahan. Dengan memperluas penggunaan tersebut maka
banyak inovasi makanan tersebut diolah menjadi tepung, yang bisa digunakan
perubahan baik ukuran, bentuk dan fungsinya. Salah satu yakni singkong. Singkong
sering disebut juga dengan ubi kayu yang memiliki batang yang sangat panjang dan
memiliki daun yang sedikit bercabang. Batangnya pun bisa digunakan untuk di
tanam kembali bahkan daunya pun bisa di gunakan untuk dimasak. Banyak produk
juga dari olahan akarnya yaitu singkong. Singkong sendiri bisa dijadikan tepung
yaitu tepung tapioka. Banyak kandungan yang baik dari kandungan tepung tapioka,
salah satunya adalah melancarkan pencernaan memiliki rasa yang netral, baik untuk
Banyak sekali olahan dari tepung tapioka baik makanan atau minuman.
Salah satunya adalah boba milk tea. Minuman ini sendiri banyak digemari oleh
generasi sekarang ini. Dengan rasa yang manis di padukan dengan butiran boba
yang kenyal dan lezat tentu menjadi pilihan tersendiri bagi masyarakat Indonesia.
Boba sendiri berasal dari Taiwan dan diperkenalkan oleh Liu Han – Chieh, pemilik
1
toko teh asal Taiwan bernama Chun Shui Tang di kota Taichung, Taiwan. Namun
dibalik banyaknya manfaat dari tepung tapioka sendiri memiliki kekurangan yaitu
tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan. Karena karbohidrat yang tinggi dan
mengkonsumsi tepung ini. Terdapat juga kandungan pati resisten yang dapat
menurunkan kadar gula darah, namun jika dikonsumsi terlalu banyak bisa
meningkatkan kadar gula darah. Namun penulis menemukan salah satu biji-bijian
berasal dari Jawa Barat yang belum banyak dikenal oleh semua orang namun
memiliki kandungan yang sangat baik untuk tubuh.Biji – bijian tersebut bernama
hanjeli.
Hanjeli merupakan tanaman serealia yang tidak hanya untuk pangan saja
tetapi bisa dimanfaatkan untuk pakan obat dan bahan baku industri kerajinan
kadar gula darah dan dapat meningkatkan produksi insulin. Bahkan dapat
kolestrol jahat.
Untuk pengolahanya sendiri, biji hanjeli ini bisa di buat bubur, ataupun di
buat beras. Oleh karena itu, perlu adanya pemanfaatan hanjeli agar menjadi
makanan, tanaman ini dapat diolah menjadi tepung. Dengan dijadikan tepung
hanjeli bisa dibuat menjadi makanan yang lebih banyak macamnya dalam bentuk
tepung, hanjeli dapat diolah lebih jauh menjadi makanan kekinian namun sehat
2
serta bertujuan untuk meminimalisasi penggunaan tepung tapioka serta
dibuat dengan bahan perlakuan , salah satunya memanfaatkan bahan pangan lokal
sebagai bahan dasar pembuatan boba serta meningkatkan nilai gizi pada produk.
kualitas yang berbeda seperti rasa, aroma serta teksture sesuai dengan karakteristik
meneliti lebih jauh mengenai tepung hanjeli dalam pebuatan salah satu variasi
menambahkan rasa yang berbeda dan nilai gizi pada boba milktea.
Berdasarkan uraian diatas maka dapa diangkat sebagai salah satu penelitian
3
1.2 Permasalahan
1. Apakah terdapat perbedaan rasa, aroma dan tekstur antara boba dengan
1. Untuk mengetahui perbedaan rasa, aroma, dan tekstur antara boba yang
tepung hanjeli.
a. Bagi Masyarakat:
4
3. Mendongkrak perekonomian bagi warga sekitar.
b. Bagi Peneliti:
1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi inovasi rasa yang unik pada
pembuatan boba.
c. Bagi Akademisi:
selanjutnya.
Guna memahami laporan dari penelitian ini, maka dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab II berisi tentang teori, definisi serta pengertian dari produk atau
dalam bab ini, terdapat penjelasan mengenai alat dan bahan, metode
penelitian.
6
Kemudian bab ini juga merangkum saran – saran yang akan
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Pengganti Tepung Tapioka Dalam Pembuatan Boba yang telah dirumuskan dengan
konsep teori, hasil penelitian terhadap bahan – bahan, karakteristik dan method
pembuatan bobaserta tinjauan tentang hanjeli dan tepung hanjeli dan diakhiri
2.2 Boba
Boba adalah snack tradisional berasal dari Negara Taiwan. Boba sendiri
adalah makanan penutup tradisional dari Taiwan yang biasa disebut “Fen Yuan”
yang memiliki arti puding yang berasal dari tapioka dengan rasa yang manis dan
disajikan dengan es, air, gula. . Asal mula minuman ini berasal dari tahun 1980-an
di Taiwan, di mana seorang pemilik toko teh Taiwan, Liu Han ‐ Chieh, dan manajer
bahan yang berbeda seperti buah, sirup, dan bola tapioka di minuman teh susu
(Chang 2012). Lalu orang Taiwan menambahkan bola tapioka tersebut ke dalam es
teh sebagai bahan tambahan untuk menikmati teh. Karena banyak orang yang
menyukainya maka Liu Han – Chie dikenal dengan nama Bubble Tea atau pearl
milk tea secara internasional dan di Indonesia sendiri dikenal dengan sebutan Teh
Boba. Bukti popularitas minuman ini di Amerika Serikat jelas pencarian cepat di
Yelp menggunakan kata kunci "boba tea" menghasilkan lebih dari 200 daftar toko
8
teh boba, hanya di wilayah Los Angeles saja (Yelp, 2016). Boba sendiri berkelana
ke Amerika Serikat (AS), dibawa oleh para imigran Taiwan yang datang ke negeri
Paman Sam tersebut. Seiring dengan berjalannya waktu, boba sendiri cepat
Boba tea sendiri terkenal karena dibawa oleh brand Quickly, yang berdiri di
Taiwan sejak tahun 1996. Dengan standar pembuatan bubble tea yang original dan
sebanyak 80% bahan diimpor dari Taiwan, maka konsistensi rasa terus terjaga.
Tekstur kenyal merupakan ciri khas dari bola – bola tapioka tersebut. Sejak
beberapa tahun terakhir, gerai – gerai minuman boba terus bermunculan di tengah
terutama dikalangan remaja dan dewasa muda (Dewi et al., 2015) dalam jurnal
Boba telah menjadi sangat populer dan lumrah, masyarakat dapat membeli
bahan boba mereka sendiri dan menonton video YouTube untuk mempelajari
teknik membuat teh boba di rumah (Nuts, 2016). Bahkan ada sekolah boba yang
pilihan kadar gula (contohnya, extra sugar, less sugar,half sugar, no sugar) , pilihan
ukuran gelas (kecil, regular, besar), dan pilihan kadar es batu (less ice, half ice, no
berbahan dasar dari tepung tapioka atau singkong. Tapioka sendiri tidak banyak
memiliki rasa , dan rasa manis dari boba sendiri, sebagian besar berasal dari gula
9
atau madu yang di rendam sebelumnya. Lalu tepung diberi gula arena tau gula
merah dan air panas, dan dibuat menjadi bulatan – bulatan kecil, dan dimasak
lebih banyak variasi dan kombinasi. Blog internet menggambarkan boba lebih dari
sekedar minuman the, beberapa orang menyarankan bahwa ini adalah makanan
Karakteristik yang dimiliki dari boba yang baik memiliki ciri teksture yang
disebut “QQ” atau “Q” . Konsistensinya yang membal dan kenyal membuat sensasi
-04 : 46).
Cake ini merupakan kue sponge dengan lapisan earl grey butter cream,
yang di atasnya diberi siraman cream cheese dan boba gula merah. Secara
rasa, boba cake dari Benedict ini didominasi oleh rasa earl grey yang
memberi aroma dan rasa teh yang kuat. Tekstur kue sangat lembut sampai
berperan sebagai pelengkap tekstur kenyal, karena rasa earl grey lebih
sedikit untuk ukuran cake yang besar. . ( Travel Kompas.com diakses pada
10
Boba pan adalah roti bakar yang dengan topping cream cheese dan boba
gula merah. Hidangan manis ini dijual oleh gerai minuman Banban. Boba
pan yang disajikan berupa roti bakar satu slice. Hal yang menarik adalah
memenuhi semua bagian roti bakar. Roti bakar dengan tekstur lebih kasar
membuat tekstur roti bakar jadi lebih lembut, tetapi jika lama tidak
dimakan bisa beresiko menjadi benyek. Gula merah dari boba juga sangat
3. Boba Waffle
Tekstur kenyal boba terasa sedikit kontras dengan Belgian waffle yang
sedikit renyah. Satu set boba waffle disajikan bersama es krim milk
1. Clear Boba
Clear boba merupakan jenis boba original berwarna bening, untuk ukuran
sendiri jenis boba ini memiliki ukuran seperti mutiara dan memiliki taste
manis, untuk melengkapi perpaudan rasa yang enak, terutama untuk orang
yang tidak terlalu suka manis. Bahkan sebagian orang mengatakan jenis
pukul 08:44)
11
2. Mini Boba
Mini boba sendiri memiliki bahan sama seperti clear boba, hanya saja yang
mudah karena memiliki ukuran yang kecil dan yang membedakan dengan
clear boba adalah ditambahkan perasa seperti gula merah atau caramel.
3. Black Boba
Black boba adalah bola-bola tapioka yang memiliki bentuk yang lebih
besar dari mini boba. Jenis black boba ini yang sering penulis jumpai,
karena terdapat hampir di semua varian rasa minuman dan makanan. Black
boba sendiri memiliki citra rasa yang manis dan memiliki tekstur yang
kenyal saat dikonsumsi dan memiliki sensasi yang berbeda ketika berada
di lidah, tak heran kalau boba ini diminati oleh semua kalangan.
4. Flavored Boba
Flavored boba sendiri tidak berbeda jauh dengan black boba dan boba –
boba jenis lainya, yang membedakan dengan boba – boba lain adalah boba
buahan sebalagi tambahan dalam citra rasa boba. Biasanya flavored boba
ini digunakan dalam minuman smoothies, teh, es krim dan frozen yogurt.
Rasa yang digunakan pada minuman boba ini cenderung eksotik, mulai
12
dari asam dan manis. (bali.transstudiomall.com Diakses pada 2 Februari
5. Popping Boba
Popping boba ini pada dasarnya tidak jauh beda dengan boba lainnya.
sehingga di kunyah pecah di mulut. Untuk rasa boba ini sendiri segar, dan
6. Bubble Tea
Bubble tea adalah minuman klasik yang biasanya menggunakan teh hitam.
bubble tea menawarkan berbagai variasi rasa seperti, melati, hijau olong
7. Pearl
Pearl berukuran lebih kecil dari boba. Pearl terbuat dari campuran teh dan
susu lalu ditambahkan biji mutiara hitam tapioka. Pearl punya beragam
rasa seperti stroberi, mangga, semangka, taro, cokelat, caramel dan bubble
gum. Biasanya pada gerai milik pearl milk tea sudah menyediakan bahan
13
Namun penulis ingin meneliti lebih dalam tentang boba berjenis black
boba.
berikut:
a. Tepung Tapioka
Tepung tapioka adalah salah satu hasil olahan dari ubi kayu. Dalam bentuk
umbi , tepung ketela pohon ini umumnya berbentuk butiran pati yang banyak
Tepung tapioka yang dibuat dari ubi kayu. Bahan tersebut merupakan pati
14
Tepung tapioka dibuat dari hasil penggilingan ubi kayu yang dibuang
kandungan amilopektin yang tinggi tetapi lebih rendah daripada ketan yaitu 16
bahan pengikat seperti pada pembuatan sup, bubur, es krim, sosis dan lain
- 23% dan suhu gelatinisasi relative rendah yaitu 520C – 64 0C. sifatnya mudah
kayu yang harus digunakan harus yang umurnya kurang dari 1 tahun
karena serat dan zat kayunya masih sedikit dan zat patinya masih
banyak.
(Whister,dkk,1984).
15
Tabel 2.2 Komposisi kimia per 100 gram
Komposisi Kadar(%)
Air 9.0
Protein 1.1
Lemak 0.5
Karbohidrat 84.2
Kalsium 0.084
Phosfor 0.125
Zat Besi 0,001
Sumber: Purwanit 2013
b. Coklat Bubuk
Coklat bubuk atau cocoapowder terbuat dari bungkil atau ampas biji coklat
yang dipisahkan lemak coklatnya. Bungkil ini dikeringkan dan digiling halus
adalah jenis natural cocoa powder. Coklat bubuk natural dibuat dari bubuk
coklat atau balok coklat pahit, dengan menghilangkan sebagian besar lemaknya
hingga tinggal 18% - 23%. (Aceh nutrition jurnal). Simpan bubuk coklat di
tempat yang tertutup rapat agar tidak berjamur, dan tahan lama (Sutomo,
2012:80).
c. Brown Sugar
Gula menurut Soetomo (2012). Dipasaran banyak dijual aneka jenis gula.
berbeda beda. Dalam pembuatan kue, ada beberapa jenis gula berdasarkan
a. Gula pasir adalah gula yang dihasilkan dari tebu atau bid(sukrosa),
b. Gula kastor adalah gula pasir yang butirannya lebih halus, tingkat
kemanisnya 100%.
16
c. Gula bubuk (icing sugar) adalah gula pasir yang digiling alus seperti
tepung.
pemukannya).
Boba sendiri identik dengan menggunakan gula aren yang sering disebut
Kekhasan gula aren dari segi kimianya dibandingkan dengan gula lainnya adalah
bahwa gula aren mengandung sukrosa lebih tinggi (84%) dibanding dengan gula
tebu (20%) dan gula bit (17%). Dari segi kandungan gizinya, gula aren
mengandung protein, lemak dan kandungan fosfor yang lebih tinggi disbanding
dengan tebu dan gula bit (Rumokoi, 1990). Demikian pula jika dibandingkan
dengan nira dari pohon kelapa, nira aren lebih manis, dan aromanya lebih
diantaranya adalah (Diyanti, 2002) kadar gula preduksinya lebih rendah (10,31%
vs 11,72%) sehingga hasil gulanya menjadi lebih keras dan kering dan kadar
d. Tepung Hanjeli
B1 paling tinggi diantara dengan serealia lain seperti beras, jagung, milet dan
sorgum barley (Grubben dan Parthohardjono, 1996), selain itu biji hanjeli sendiri
17
juga memiliki kandungan kalsium yang hampir setara dengan milet. Menurut
(Wu et al., 2007), kandungan lemak hanjeli paling tinggi yaitu sebesar 7%.
tinggi (7,9%) dibandingkan beras, jagung, millet, sorgum dan barley. Kaya akan
kandungan gizi membuat biji hanjeli digunakan sebagai obat tradisional oleh
acid dan linoleic acid yang mempunyai aktifitas tumor. Benzoxaziones yang
yang dapat menghambat tumor, mencegah kanker, dan melindungi dari infeksi
bahan baku atau campuran dalam proses produksi berbagai produk pangan.
meningkatkan nilai guna hanjeli. Tidak hanya berpotensi sebagai obat, namun.
protein karbohidrat yang tinggi. Bila dibandingkan dengan gandum, biji hanjeli
memiliki jumlah fosfor dan besi yang lebih tinggi, kandungan lemak duakali
lipat lebih banyak, dan protein, vitamin B kompleks serta energi yang setara
18
Tabel 2.3 Komposisi Kimia Tanaman Serelaia Dalam 100gr Biji.
Duke (1996) menyatakan bahwa protein yang terdapat dalam biji jali terdiri
atas asam amino tyrosine, arginine, histide, asam glutamat, lysine dan leusine.
Selain kaya akan protein, biji jali juga mengandung lemak esensial, asam lemak
miristat dan palmitat. Asam lemak esensialnya terdiri atas 45 – 55%, asam oleat
35%, dan asam linoleat 39% (Lau,2003). Sebagaian besar kandungan karbohidrat
hanjeli berupa pati yang jumlahnya mencapai 66,68%. Pati dibedakan menjadi dua
biasa dan hanjeli ketan. Hanjeli biasa mengandung 15,9% - 25,8% dan hanjeli ketan
19
Pengolahan hanjeli dikenal di negara – negara lain seperti Malaysia dimana
biji hanjeli disangpng, di kupas kulitnya untuk kemudian dibuat kue. Hanjeli juga
dijadikan sebagai bahan baku pembuatan alkohol di India dan Filipina. Biji hanjeli
yang disangon juga dan juga dijadikan sejenis the yang disebut “dzu” di Jepang
pembuatan makanan tradisional seperti bubur, bubur, tape dan nasi jali (Hendriyani,
2004). Pada prinsip pembuatan tepung hanjeli sama seperti pembuatan tepung
lainya, yaitu dengan pengecilan ukuran dan pemisahan butiran – butiran halus
sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Pada pembuatan tepung hanjeli menurut
hanjeli yang digunakan adalahbiji hanjeli yang sudah dihulling atau disosoh. Proses
20
Gambar 2.1 Diagram penepungan hanjeli.
(Setiasih, 2007)
Beras pecah kulit kaya akan vitamin B dan bergizi tinggi, akan tetapi tidak
dapat disimpan lama karena dedak mengandung lemak yang cukup tinggi sehingga
21
mudah tengik (Chakraverty dkk, 2003). Penyosohan bertujuan untuk memperoleh
beras putih dengan cara menghilangkan dedak yang terdapat pada permukaan
yaitu menggosok endosperm beras sehingga diperoleh beras putih yang bersih. Oleh
karena itu penyosohan sering berfungsi sebagai pemutihan. Pada proses hulling
sedikit sekali beras yang patah, tetapi saat penyosohan umumnya diperoleh beras
bubuk hanjeli sampai diperoleh bubuk hanjeli yang berwarna putih. Pada dasarnya
proses ini merupakan usaha untuk memisahkan kariopsis biji (bagian yang dapat
dimakan) berupa endosperm yang telah dipisahkan dari kulit luar, dedak dan
ukuran partikel hasil gilingan yang seragam. Dasar dari pengayakan adalah ukuran
partikel bahan. Bahan yang memiliki ukuran partikel lebih kecil dari lubang ayakan
akan lolos, sedangkan yang lebih besar dari lubang ayakan akan tertahan di atasnya.
22
Tabel 2.4 Kandungan Energi Dan Kompoisi Kimia Pada 100gr Tepung Hanjeli
Komponen Jumlah
Energi(Kal) 369,00
Protein(gr) 13,05
Lemak(gr) 3,76
Karbohidrat(gr) 69,80
Pati(gr) 66,68
Air(gr) 12,62
2.3 Hipotesis
H01 = Tidak ada perbedaan dari segi rasa, aroma, tekstur antara boba tepung
H11= Adanya perbedaan dari segi rasa, aroma, tekstur antara boba tepung
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada sub-bab dalam bab metodologi penelitian ini akan dijelaskan bahan
3.1.1 Bahan
Dalam uji coba subtitusi tepung tapioka dengan tepung hanjeli, bahan-
bahan yang digunakan dalam pembuatan boba menggunakan bahan dasar dalam
pembuatannya. Bahan-bahan yang digunakan dalam uji coba ini disajikan ke dalam
a. Tepung Tapioka
singkong. Tepung tapioka memiliki warna putih dan tekstur yang lebih
kasar dari tepung terigu. Tepung tapioka berfungsi untuk mengikat bahan
bahan lainya dan membuat tekstur boba menjadi kenyal. Tepung tapioka
yang digunakan milik PT. Budi Acid Jaya Tbk dengan merk Rose
24
Brand.Tepung ini dapat dibeli di toko bahan kue Ciracas dengan harga
b. Coklat Bubuk
pada boba brown sugar. Coklat bubuk yang digunakan bermerk “Van
Houten” yang dibeli di toko bahan kue Ciracas dengan harga Rp. 32.000,-
c. Brown Sugar
Brown sugar yang digunakan adalah merk “Pigo” yang dibeli di toko
bahan kue Ciracas dengan harga Rp. 18.500,- untuk 200 Gram.
d. Tepung Hanjeli
25
Untuk pembuatan boba eksperimen yang digunakan adalah tepung
tidak tidak memiliki merk yang dibeli pada supplier “Tokopedia” dengan
e. Air Mendidih
adonan boba.
3.1.2 Alat
dan sesuai dengan apa yang diharapkan, diperlukan peralatan yang sesuai dengan
antara lain:
26
Tabel 3.1 Daftar Peralatan Dalam Pembuatan Boba
Barang
i-2000.
menggunakan merk
Lion Star
Tupperware
menggumpal, tanpamerk.
27
5. Perparation Berfungsi untuk persiapan 4
awal bahan-bahan yang
Bowl
dibutuhkan yang akan di
mencampurkan bahan
Electrolux
dicampur ke dalam
bermerk Oriflame
28
9. Wooden Wooden 1
Spatuladigunakan untuk
Spatula
mengaduk adonan yang
kedalam timbangan.
Tidak bermerk
tidak ber-merk.
bulatan-bulatan kecil.
Tanpa merk
29
14 Chef Knife Chef Knife digunakan 1
untuk memotong adonan
Kris Chef
penelitian Uji Coba Subtitusi Boba Tepung Tapioka dengan Tepung Hanjeli
Bintaro.
2. Membuat uji
coba produk
√ √
kontrol dan
perlakuan
3. Penyusunan latar
belakang,
landasan teori, √ √ √ √ √ √ √
dan metode
penelitian
4. Uji Organoleptik
dan Uji Hedonik
√
serta pengolahan
data
5. Penyusunan
√
Proyek Akhir
30
3.3 Prosedur Penelitian
yaitu boba dengan 100% tepung tapioka, produk ini sebagai produk yang
Gambar 3.6 Diagram Alir Proses pembuatan boba kontrol dan perlakukan 30%,60%, 90%.
Keterangan:
31
2) Timbang bahan-bahan seperti tepung tapioka, coklat bubuk dan
brown sugar.
mendidih.
Dalam uji coba subtitusi tepung pada boba ini menggunakan satu
kontrol dan tiga perlakuan uji coba. Sebagai Kontrol (K) adalah boba
32
3) Perlakuan (B) adalah boba dengan menggunakan tepung hanjeli
Estimasi waktu penyiapan bahan sampai boba jadi adalah ±75 menit.
Tidak ada perbedaan waktu dalam pembuatan boba kontrol maupun perlakuan.
a. Uji Organoleptik
panelis sebagai alat ukur. Dalam uji ini, panelis diminta menganalisa
karakteristik dari segi rasa dan teksture pada produk boba kontrol
dengan 3 perlakuan yaitu subtitusi tepung hanjeli 30%, 60% dam 90%.
33
b) Uji terhadap nilai rasa dari boba tepung hanjeli dengan
b. Uji Hedonik
uji kesukaan atau uji hedonik merupakan uji dimana panelis diminta
34
Kedua indikator tersebut digunakan dalam uji organoleptik dan
c. Panelis
Panelis merupakan instrumen atau alat untuk menilai mutu dan analisa
waktu lama.
biasa.
35
membedakan cita rasa dan aroma dasar, ambang pembedaan,
– 100.
36
3.4 Rancangan Percobaan
37
Tabel 3.5 Tabel rancangan percobaan eksperimen tepung hanjeli.
121,5
2 Tepung Hanjeli - 40,5 Gram 81 Gram Gram
Perlakuan yang diberikan ada tiga, yaitu subtitusi tepung tapioka dengan
tepung hanjeli sebanyak 30%, tepung tapioka dengan tepung hanjeli sebanyak 60%,
eksperimental.
Eksperimen yang dilakukan bertujuan untuk mencari tahu hasil jadi boba
yang dibuat menggunakan tepung hanjeli 30%, 60%, 90% dengan menggunakan
boba 100%.
Penelitian eksperimen yang dilakukan adalah one-shot case study. One- shot
case study adalah penelitian dimana terdapat suatu kelompok yang diberikan suatu
penelitian dalam bentuk kuisioner uji organpleptik dan uji hedonik untuk
38
memperoleh data tentang pembuatan boba dengan tepung hanjeli terhadap rasa, dan
tekstur.
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
orang panelis, yang terdiri dari 5 orang panelis terlatih dan 20 orang panelis
konsumen.
Untuk mendapat hasil dari kuisioner uji organoleptik dan uji hedonik akan
panjang kelas interval untuk skala penelitian, peneliti menggunakan rumus Sudjana
�−�
Interval =
Interval =
Interval = 0,75
Sehingga rentang skala untuk setial kategori hasil nilai rata rata adalah = 0,75
39
Tabel 3.6 Nilai Interval Uji Organoleptik
untuk mengumpulkan data. Dalam pengambilan data pada penelitian ini akan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kelebihan dari metode
angket yang digunakan angket ceklis dimana responden diminta untuk menyatakan
kolom yang paling sesuai dengan pamdamgam panelis. Angket akan disebarkan
kepada panelis.
40
3.7 Analisis Data
Untuk menganalisa data hasil uji coba yang dilakukan setiap panelis, maka
(2012) dalam Wahyuningtias, dkk (2014), statistik deskriptif adalah statistik yang
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Dalam analisis
deskriptif ini penyajian data dapat disajikan melalui tabel, grafik, diagram lingkaran
yaitu pengujian data untuk melihat apakah nilai residual berdistribusi normal atau
tidak (Gazali, 2011 : 29) dalam Apriyono dan Taman (2013 : 82). Data yang
Menurut Iriyanto (2007) dalam Oktaviani dkk (2014: 127 – 135) data
populasi akan berdistribusi normal jika rata – rata nilainya sama dengan modelnya
serta sama dengan mediannya dan sebagai nilai / skor mengumpul di posisi tengah.
Setelah data berdistribusi normal, maka dapat dilakukan analisis berikutnya yaitu
41
Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil uji deskriptif (organoleptik)
dan uji kesukaan (hedonik) terhadap tekstur, aroma, dan rasa boba dengan tepung
hanjeli maka dapat digunakan metode analisis uji keragaman (ANOVA) yaitu
ada perbedaan, digunakan uji lanjut seperti Duncan (Uji Perbandingan Berganda)
dan LSD (Least Significant Different) atau uji beda nyata terkecil.
Dari hasil uji anova tersebut dapat dinyatakan adanya perbedaan yang
Jika, nilai > 0.05 maka, varian dari kelompok data tidak berbeda nyata atau
Jika, nilai signifikan < 0,05 maka, varian dari kelompok data berbeda nyata
42
BAB IV
orang panelis tidak terlatih, maka data yang diperoleh dapat disimpulkan sebagai
berikut:
Tabel 4.1 Hasil Uji Kesukaan Pemanfaatan Tepung Hanjeli Dalam Pembuatan Boba.
Uji Hedonik
Boba 100%
Tepung Tapioka 3,75 c 3,65 c 3,50 b 3,63
Boba 30%
Tepung Hanjeli 2,75 b 2,90 b 2,95 α 2,71
Boba 60%
Tepung Hanjeli 2,35 αb 1,90 α 2,60 α 2,28
Boba 90%
Tepung Hanjeli 2,00 α 1,85 α 2,50 α 2,11
Keterangan:
43
3,26 – 4,00 = Sangat Suka
3) α = 5%
4) Notasi sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada kolom yang sama
4.1.1 Rasa
Rasa
4
3.5
2.5
1.5
0.5
0
Kontrol Tepung Hanjeli 30% Tepung Hanjeli 60^ Tepung Hanjeli 90%
Rasa
Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil Uji Hedonik Duncan Pada Rasa Boba
terhadap rasa adalah Boba 100% Tepung tapioka dengan nilai 3,75 diikuti oleh boba
30% Tepung hanjeli dengan nilai 2,75 dan boba perlakuan 60% Tepung hanjeli
dengan nilai 2,35, sedangkan yang paling tidak disukai adalah perlakuan boba 90%
tepung hanjeli dengan boba kontrol 100%. Namun tidak terdapat perbedaan nyata
44
antara boba perlakuan 30% tepung hanjeli dengan boba perlakuan 60% tepung
hanjeli.
4.1.2 Tekstur
Tekstur
4
3.5
2.5
1.5
0.5
0
Kontrol Tepung Hanjeli 30% Tepung Hanjeli 60% Tepung Hanjeli 90%
Tekstur
Gambar 4.2 Diagram Batang Hasil Uji Hedonik Duncan Pada Tekstur Boba
boba kontrol dengan nilai 3,65 diikuti oleh boba perlakuan 30% tepung hanjeli
dengan nilai 2,90 dan boba perlakuan 60% tepung hanjeli dengan nilai 1,90.
Sedangkan boba perlakuan 90% tepung hanjeli paling tidak disukai dengan nilai
1,85.
Secara statistik terdapat perbedaan nyata antara boba hanjeli kontrol dengan
boba perlakuan 30%, 60% dan 90% tepung hanjeli. Dan tidak terdapat perbedaan
nyata antara boba perlakuan 60% tepung hanjeli dengan boba perlakuan 90%
tepung hanjeli.
45
4.1.3 Aroma
Aroma
4
3.5
2.5
1.5
0.5
0
Kontrol Tepung Hanjeli 30% Tepung Hanjeli 60% Tepung Hanjeli 90%
Aroma
Gambar 4.3 Diagram Batang Hasil Uji Hedonik Duncan Pada Aroma Boba
Kesukaan tertinggi panelis tidak terlatih terhadap aroma adalah boba kontrol
dengan nilai 3,50 diikuti oleh boba perlakuan 30% dengan nilai 2,95, Boba
perlakuan 60% dengan nilai 2,60. Sedangkan paling tidak disukai boba perlakuan
Secara statistik, terdapa perbedaan nyata antara perbedaan nyata antara boba
kontrol dengan boba perlakuan 90% tepung hanjeli. Namun tidak terdapat
perbedaaan nyata antara boba perlakuan 30% tepung hanjeli dengan boba perlakuan
46
4.1.4 Keseluruhan Uji Hedonik
Keseluruhan
4
3.5
2.5
1.5
0.5
0
Kontrol Tepung Hanjeli 30% Tepung Hanjeli 60% Tepung Hanjeli 90%
Keseluruhan
Secara keseluruhan, produk yang paling disukai adala boba kontrol dengan
nilai 3,63, kemudian produk perlakuan 30% tepung hanjeli dengan nilai 2,71,
diikuti oleh produk perlakuan 60% dengan nilai 2,28 dan yang paling tidak disukai
Secara statistik, terdapat perbedaan nyata antara boba kontrol dengan boba
perlakuan 90%, 30% dan perlakuan 60% tepung hanjeli. Namun tidak dapat
perbedaan nyata antara boba perlakuan 30% dan 60% tepung hanjeli.
47
4.2 Uji Organoleptik
Tabel 4.2 Hasil Uji Deskriptif Pemanfaatan Tepung Hanjeli Dalam Pembuatan Boba.
Uji Organoleptik
Keterangan:
2) Skala:
48
1,76 – 2,50 = Tidak Beraroma Coklat
3) α = 5%
4) Notasi sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada kolom yang sama.
4.2.1 Rasa
Rasa
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Kontrol Tepung Hanjeli 30% Tepung Hanjeli 60% Tepung Hanjeli 90%
Rasa
Gambar 4.5 Diagram Batang Hasil Uji Deskriptif Duncan Pada Rasa Boba.
Hasil uji deskriptif terhadap rasa pada boba kontrol adalah sangat manis
dengan nilai 4,00. Boba perlakuan 30% tepung hanjeli manis dengan nilai 3,80 dan
boba perlakuan 60% dan 90% Tepung hanjeli memiliki nilai yang sama yaitu3,00.
Secara statistik terdapat perbedaan nyata pada boba kontrol dan boba
perlakuan 60% dan 90% tepung hanjeli. Pada boba perlakuan 30% tepung hanjeli
memiliki perbedaan tidak nyata dengan boba perlakuan 60% dan 90%.
49
4.2.2 Tekstur
Tekstur
3.65
3.6
3.55
3.5
3.45
3.4
3.35
3.3
Kontrol Tepung Hanjeli 30% Tepung Hanjeli 60% Tepung Hanjeli 90%
Tekstur
Gambar 4.6Diagram Batang Hasil Uji Deskriptif Duncan Pada Tekstur Boba.
Hasil uji deskriptif terhadap teksture pada boba perlakuan 30% adalah kenyal
dengan nilai 3,60, boba perlakuan 60% memiliki teksture yang kenyal dengan nilai
3,60. Boba perlakuan 90% memiliki teksture yang kenyal dengan nilai 3,60.
Teksture pada boba kontrol memiliki teksture kenyal dengan nilai 3,40.
Secara statistik tidak terdapat perbedaan nyata terhadap boba perlakuan 30%
tepung hanjeli, boba perlakuan 60% tepung hanjeli, boba perlakuan 90% tepung
hanjeli, yang memiliki nilai sama, dan boba kontrol hanya memiliki perbedaan nilai
sedikit.
50
4.2.3 Aroma
Aroma
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Kontrol Tepung Hanjeli 30% Tepung Hanjeli 60% Tepung Hanjeli 90%
Aroma
Gambar 4.7Diagram Batang Hasil Uji Deskriptif Duncan Pada Aroma Boba.
Berdasarkan hasil uji organoleptik dari segi aroma pada gambar 4.7 dapat
dilihat bahwa nilai tertinggi dalam segi aroma dimiliki oleh boba kontrol dengan
nilai 3,40 yang menunjukan bahwa pada produk tersebut dihasilkan sangat
beraroma coklat. Boba perlakuan 30% tepung hanjeli memiliki nilai 2,60
menunjukan bahwa produk boba perlakian 30% tepung hanjeli beraroma coklat.
Dan perlakuan 60% Tepung hanjeli memiliki nilai 1,00 yang berarti sangat tidak
beraroma coklat. Boba perlakuan 90% tepung hanjeli mendapatkan nilai 1,00 yang
Secara statistik terdapat perbedaan nyata antara boba kontrol dengan boba
perlakuan 60% tepung hanjeli. Perbedan nyata antara pada boba perlakuan 30%
51
1. Hasil Uji Anova Deskriptif
ANOVA
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Between 4.150 3 1.383 27.667 .000
Groups
Rasa Within .800 16 .050
Groups
Total 4.950 19
Between .150 3 .050 .167 .917
Groups
Tekstur Within 4.800 16 .300
Groups
Total 4.950 19
Between 21.600 3 7.200 11.077 .000
Groups
Aroma Within 10.400 16 .650
Groups
Total 32.000 19
Dari tabel diatas, untuk hipotesis deskriptif rasa didapat nilai signifikansi
sebesar 0,000 < 0,05. Nilai tersebut menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan dari segi rasa, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dari segi teksture
menghasilkan nilai yang signifikasi sebesar 0,917 > 0,05 nilai tersebut menunjukan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada teksture, maka H0 diterima
dan H1 ditolak. Dari segi aroma menghasilkan nilai signifikasi sebesar 0,000 < 0,05.
Nilai tersebut menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari segi
52
Tabel 4.4 Tabel LSD Uji Organoleptik
Multiple Comparisons
Dependent Variable (I) Perlakuan (J) Perlakuan Mean Std. Sig. 95% Confidence
Difference Error Interval
(I-J) Lower Upper
Bound Bound
53
Kontrol Tepung
.000 .510 1.000 -1.08 1.08
30% Tepung Tapioka
Hanjeli 60% Tepung Hanjeli -1.600* .510 .006 -2.68 -.52
90% Tepung Hanjeli -2.400* .510 .000 -3.48 -1.32
Kontrol Tepung
1.600* .510 .006 .52 2.68
60% Tepung Tapioka
Hanjeli 30% Tepung Hanjeli 1.600* .510 .006 .52 2.68
90% Tepung Hanjeli -.800 .510 .136 -1.88 .28
Kontrol Tepung
2.400* .510 .000 1.32 3.48
90% Tepung Tapioka
Hanjeli 30% Tepung Hanjeli 2.400* .510 .000 1.32 3.48
60% Tepung Hanjeli .800 .510 .136 -.28 1.88
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
1. Rasa
Semua nilai sig. ( 0,176; 0,176 ; 1; 1) > dari (p 0,05) menunjukan tidak
terdapat perbedaan rasa antara boba kontrol dengan boba perlakuan 30% , 60%,
90% tepung hanjeli. Hal ini diperkuat dengan uji post hoc Duncan.
2. Tekstur
Semua nilai sig. (0,572 ; 0,572 ; 1, ; 1) > dari (p 0,05) menunjukan tidak
terdapat perbedaan teksture antara boba kontrol dengan boba perlakuan 30%,
60%, 90% tepung hanjeli. Hal ini diperkuat dengan uji post hoc Duncan.
3. Aroma
Semua nilai sig. (1 ; 1 ; 0,00 ; 0,06) < dari (p 0,05) menunjukan terdapat
perbedaan aroma antara boba kontrol dengan boba perlakuan 30%, 60%, 90%
tepung hanjeli hall ini diperkuat dengan uji post hoc Duncan.
54
4.3 Diskusi
Berda sarkan hasil uji kesukaan terhadap rasa, boba kontrol merupakan
produk yang paling disukai oleh panelis tidak terlatih dengan nilai 3,75 yang paling
tidak disukai adalah boba perlakuan 90% tepung hanjeli dengan nilai 2,00.
Hal ini mungkin karena rasa manis yang dihasilkan oleh produk tersebut,
dengan culture orang Indonesia menyukai rasa manis, berbeda dengan boba
perlakuan 30%, 60% dan 90% tepung hanjeli. Mungkin saja karena pemanfaatan
tepung hanjeli masih sangat jarang dan langka, sehingga panelis tidak terlatih
merasa asing pada boba perlakuan tepung hanjeli. Pada uji deskriptif rasa boba
boba kontrol memiliki rasa yang sangat manis, berbeda dengan boba perlakuan 30%,
60% dan 90% tepung hanjeli. Hal tersebut disebabkan tepung hanjeli memiliki
kandungan gula yang sedikit dan memiliki kandungan karbohidrat protein yang
merupakan sampel yang sangat disukai oleh panelis tidak terlatih dengan nilai 3,65
dan boba perlakuan 90% tepung hanjeli merupakan sampel yang paling tidak
Hal ini mungkin dikarenakan semakin banyak tepung hanjeli yang digunakan
dalam pembuatan boba, teksture yang dihasilkan semakin keras dan tidak sekenyal
tepung tapioka. Pada tabel uji deskriptif, boba perlakuan 30%, 60% dan 90% tepung
hanjeli merupakan sampel yang paling disukai oleh panelis terlatih dengan nilai
3,60 perbedaanya tidak jauh dengan boba kontrol dengan nilai 3,40. Hal tersebut
55
disebabkan oleh tepung tapioka memiliki tickhining agent yang lebih stabil
daripada tepung hanjeli, serta tepung hanjeli terbentuk dari pengerasan sehingga
Berdasarkan hasil uji coba kesukaan terhadap aroma, boba kontrol merupakan
sampel yang paling disukai oleh panelis tidak terlatih dengan nilai 3,50 dan boba
perlakuan 90% tepung hanjeli merupakan sampel yang paling tidak disukai dengan
nilai 2,50.
Hal ini mungkin dikarenakan semakin sedikit tepung hanjeli yang digunakan
dalam pembuatan boba, aroma coklat yang dihasilkan sangat kuat . Bisa dilihat pada
tabel hasil uji deskriptif pada panelis terlatih, boba 60% dan boba perlakuan 90%
mendapatkan nilai terendah dengan nilai 1,00. Hal ini terjadi karena semakin tinggi
penggunaan tepung hanjeli maka aroma coklat dari boba tercampur dengan aroma
hanjeli sehingga tidak tercium aroma coklat. Untuk boba perlakuan 30% tepung
hanjeli pada uji deskriptif beraroma hanjeli dengan nilai 2,60. Boba kontrol
memiliki nilai tertinggi dengan nilai 3,40. Hal ini terjadi karena penggunaan tepung
hanjeli semakin sedikit sehingga aroma khas dari tepung hanjeli tidak terasa dan
56
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. dari hasil penelitian maka terdapat bahwa boba kontrol mendapat nilai
tertinggi dan merupakan produk yang disukai oleh masyarakat. Boba dengan
perlakuan 30% tepung hanjeli merupakan produk perlakuan yang disukai oleh
masyarakat dari segi rasa, aroma dan teksture yang mendandakan bahwa produk
2. Terdapat perbedaan rasa dan aroma yang signifikan antara boba yang
hanjeli. Rasa pada boba yang sangat manis pada boba kontrol sangat beraroma
coklat. Kemudian boba 30% tepung hanjeli yang memiliki aroma coklat dan
memiliki rasa sangat manis. Serta boba perlakuan 60% dan 90% sangat tidak
beraroma coklat dan memiliki rasa manis. Hall ini terjadi tepung hanjeli
digunakan memiliki kadar gula yang sedikit dan memiliki kadar karbohidrat dan
protein yang tinggi. Dan aroma khas hanjeli yang sangat kuat. Hall ini
khas, hanjeli.
57
5.2 Saran
Setelah melakukan beberapa analisa dari setiap data, maka dalam penelitian
tetapi untuk perlakuan 30% . untuk 60% dan 90% tidak bisa, karena tepung
Sehingga produk yang dihasilkan tidak kenyal seperti boba kontrol yang
3. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai modifikasi resep dan proses
boba kontrol.
58
DAFTAR PUSTAKA
JURNAL
tepung terigu ditinjau dari kualitas inderawi dan kandungan gizi (Doctoral
Hadi, A., & Siratunnisak, N. (2016). Pengaruh Penambahan Bubuk Coklat terhadap
Sifat Fisik, Kimia, dan Organoleptik Minuman Instan Bekatul. AcTion: Aceh
ISSN 2599-0209
Irwan, A. W., Nurmala, T., & Nira, T. D. (2017). Pengaruh jarak tanam berbeda
dan berbagai dosis pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan dan hasil
Kultivasi, 16(1).
Min, J. E., Green, D. B., & Kim, L. (2017). Calories and sugars in boba milk tea:
implications for obesity risk in Asian Pacific Islanders. Food science &
59
Mustafa, A. (2015). Analisis proses pembuatan pati ubi kayu (tapioka) berbasis
Keragaman Plasma Nutfah Tanaman Hanjeli (Coix lacryma jobi L.) sebagai
Sumber Bahan Pangan Berlemak di Jawa Barat. Jurnal Pangan, 20(4), 365-
376.
Banten. In Forum Penelitian Agro Ekonomi (Vol. 27, No. 1, pp. 53-60).
Rachmaselly, A., Setiasih, I. S., Sukarminah, E., & Rialita, T. (2020). KAJIAN
60
Veronica, M. T., & Ilmi, I. M. B. (2020). MINUMAN KEKINIAN DI
WEB
https://travel.kompas.com/read/2019/10/12/100000327/mengenal-perbedaan-
https://travel.kompas.com/read/2019/09/28/080000527/doyan-bubble-tea-ini-ciri-
ciri-boba-yang-
enak?page=all#:~:text=Boba%20yang%20baik%20dan%20lezat,membuat%
https://bali.transstudiomall.com/page/content/71/mengenal-berbagai-macam-
19:38
https://travel.kompas.com/read/2019/08/21/142208327/menjajal-4-makanan-
boba-yang-sedang-hits-dari-sushi-sampai-indomie-boba?page=all. Diakses
61
http://lib.kemenperin.go.id/neo/detail.php?id=219557. Diakses pada 22 Oktober 2020
pukul 19:50
62