NIM : 2306050012
KELAS/PRODI/SEMESTER : A/BIOLOGI/2
Hingga saat ini tahun 2024, peternakan masih menjadi salah satu sektor utama dalam
perekonomian NTT. Namun, peternakan di NTT masih dihadapkan pada tantangan, termasuk
masalah akses terhadap sumber daya pakan, perubahan iklim, dan perluasan lahan pertanian.
Pemerintah terus berupaya untuk mengembangkan peternakan yang berkelanjutan dan
meningkatkan pendapatan peternak di NTT.
2. Ada beberapa faktor yang menjadi latar belakang mengapa orang Nusa Tenggara Timur
(NTT) terutama di pulau-pulau seperti Timor, Rote, Sabu, dan Sumba merupakan peternakan
yang unggul di jamannya. Beberapa faktor tersebut antara lain:
1. Iklim dan medan yang mendukung: Pulau-pulau di NTT memiliki iklim yang kering
dengan sedikit curah hujan dan medan yang bergelombang. Hal ini membuat pulau-pulau
tersebut cocok untuk peternakan hewan-hewan kering yang dapat hidup di lingkungan tersebut.
3. Potensi peternakan di Nusa Tenggara Timur (NTT) sangat besar karena kondisi alamnya yang
cocok untuk pengembangan berbagai jenis peternakan. Beberapa potensi peternakan di NTT
antara lain adalah:
1. Peternakan Sapi: NTT memiliki luas lahan yang cocok untuk pengembangan peternakan
sapi. Sapi-sapi yang banyak dipelihara di NTT adalah sapi potong dan sapi perah. Di samping
itu, NTT juga memiliki kawanan sapi adat yang diwariskan turun temurun oleh masyarakat
setempat.
2. Peternakan Kerbau: Di beberapa daerah di NTT, kerbau masih menjadi bagian penting
dalam kehidupan masyarakat. Kerbau banyak dipelihara sebagai hewan penggerak pertanian atau
sebagai hewan potong.
3. Peternakan Kambing dan Domba: Kambing dan domba juga banyak dipelihara di NTT
karena populasi masyarakat yang mayoritas petani. Baik kambing maupun domba banyak
dijadikan sebagai sumber protein hewani bagi masyarakat.
4. Peternakan Ayam: Peternakan ayam broiler dan petelur juga merupakan potensi yang
besar di NTT. Kondisi iklim yang hangat sepanjang tahun menjadikan NTT sebagai tempat yang
cocok untuk budidaya ayam.
5. Peternakan Babi: Babi juga menjadi salah satu komoditas peternakan penting di NTT,
terutama di daerah-daerah dengan mayoritas penduduk non-Muslim. Daging babi menjadi
sumber protein penting bagi masyarakat di NTT. Potensi-potensi peternakan di NTT sangat besar
dan belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal. Pengembangan peternakan di NTT perlu
didukung dengan peningkatan teknologi, infrastruktur, dan akses pasar agar dapat memberikan
kontribusi yang lebih besar dalam memenuhi kebutuhan daging dan produk peternakan lainnya
baik di tingkat lokal maupun nasional.
4. Di Nusa Tenggara Timur (NTT), ada beberapa potensi perternakan yang bisa dikembangkan
secara ekonomis. Beberapa di antaranya meliputi:
1. Ternak sapi potong: NTT memiliki lahan yang luas dan cocok untuk pengembangan
peternakan sapi potong. Sapi potong dapat memberikan manfaat ekonomis yang besar melalui
produksi daging sapi untuk kebutuhan konsumsi lokal dan ekspor.
2. Ternak kambing: Kambing juga merupakan potensi perternakan yang baik di NTT,
karena kambing dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang kering dan gersang. Daging
kambing juga memiliki permintaan yang tinggi di pasar lokal dan internasional.
3. Ternak ayam: Pengembangan peternakan ayam juga memiliki potensi ekonomis yang
besar di NTT. Ayam dapat memberikan produksi telur dan daging yang dapat memenuhi
kebutuhan protein hewani masyarakat.
4. Ternak babi: Meskipun ada beberapa kendala terkait dengan agama dan budaya, tetapi
peternakan babi masih memiliki potensi ekonomis yang besar di NTT karena babi dapat
berkembang di daerah yang kering dan gersang. Pengembangan perternakan ini akan membantu
meningkatkan perekonomian masyarakat di NTT dan juga dapat menjadi sumber pendapatan
baru bagi para peternak di provinsi tersebut. Selain itu, pengembangan perternakan juga dapat
membantu memenuhi kebutuhan pangan protein hewani masyarakat secara lokal maupun
nasional.
5. Untuk menuju Peternakan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berkelanjutan, beberapa
skenario yang dapat dikembangkan adalah sebagai berikut: