Anda di halaman 1dari 2

SCRIPT

Opening
“Halo semua bareng (nama kamu) disini. Sebelumnya kenalin aku (sebutin nama lengkap
sama nomor bp)”
“Pada video kali ini, aku mau jelasin nih tentang 2 teori yang terkait komunikasi antar pribadi
atau yang biasa dikenal dengan komunikasi interpersonal yakni teori penetrasi sosial dan teori
disonansi kognitif”.
“Ngomong-ngomong tentang komunikasi interpersonal, kira-kira udah pada tau belum sih
komunikasi interpersonal itu apa?”
“Jadi, komunikasi interpersonal adalah proses komunikasi yang terjadi dari individu satu ke
individu lainnya baik berupa kelompok maupun perseorangan yang saling mempengaruhi”.
“Dalam komunikasi interpersonal, tentu ada teori-teori pendukung yang dapat membantu kita
dalam mencapai keefektifan komunikasi. Baik itu dari segi penyampaian pesan, maupun dari
segi pengembangan hubungan”’
“Seperti yang aku sampaikan di awal tadi, di video ini ada dua teori yang bakal aku jelasin.
Yuk langsung kita bahas”.

Fase 1
“Teori pertama adalah teori penetrasi sosial, atau Social Penetration Theory”.
“Teori ini digagas oleh dua orang tokoh yang bernama Irwin Altman dan Dalmas Taylor.
Teori ini menjelaskan bagaimana sih pembentukan hubungan antar individu yang beranjak
dari komunikasi superfisial, ke komunikasi yang lebih intim.”
“Pasti ada yang bertanya, komunikasi superfisial itu apa sih?”
“Nah, komunikasi superfisial ini adalah keadaan dimana percakapan yang terjadi itu cuma
sekilas dan cakupannya dangkal. Jadi Ketika komunikasi ini berlangsung, komunikasi
tersebut tidak begitu berpengaruh bagi salah satu pihak”.
“Balik lagi memabahas teori penetrasi sosial, dalam teori ini Altman dan Taylor
menganalogikan teorinya seperti bawang”.
“Lapisan terluar dari bawang, dianalogikan sebagai citra public dari individu tersebut”.
“Citra public adalah hal yang dasar yang dapat dilihat oleh orang lain. Ini tuh bisa dibilang
kayak first impressionnya orang ke orang lain. Atau asumsi pertama seseorang terhadap
individu lain, sebelum ia mengenal individu tersebut lebih dalam”.
“Contoh dari teori ini dalam kehidupan sehari-hari misalnya gini. Waktu pertama kali masuk
kuliah, kita ketemu sama banyak orang baru. Karena belum kenal, interaksi yang kita lakukan
mungkin hanya tersemyum Ketika berpapasan atau berkenalan singkat. Jika terjadi obrolann
pun hal yang diabahas masih hal-hal umum. Nah, lama kelamaan karena mungkin merasa
satu frekuensi, intensitas obrolan meningkat dan kalian mulai membahas hal-hal yang lebih
private. Misalnya curhat, atau membicarakan bagaimana latar belakang keluarga dll, hingga
kalian menjadi begitu dekat.’.
“Hal yang terjadi ini merupakan salah satu contoh dari teori penetrasi sosial”.

Fase 2
“Masuk ke teori selanjutnya nih yaitu teori disonansi kognitif atau Cognitive Dissonance
Theory.”
“Teori ini dilatarbelakangi oleh seorang psikolog pada tahun 1957 yang bernama Leon
Festinger.”
“Kata disonansi sendiri memiliki arti ketidakseimbangan”
“Lalu, ketidakseimbangan seperti apa sih yang dibahas Leon dalam teori disonansi kognitif?”
“Teori disonansi koginitif merupakan sebuah teori yang menjelaskan terkait perasaan tidak
nyaman yang dimiliki seseorang Ketika mereka melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan
hal-hal yang mereka yakini”.
“One may try to forget or reduce the importance of those cognitions that are in a dissonant”.
“Misal begini, Aku adalah seorang muslim yang mendukung LGBT. Aku mendukung hal ini
karena menurutku orientasi seksual tiap orang tidak berpengaruh apa-apa bagiku. Dan
menurutku itu hak asasi mereka untuk mencintai siapapun yang mereka cintai. Tetapi, jika
merujuk pada keyakinan agamaku hal ini sangat dilarang dan tidak dibenarkan sama sekali.
Dikarenakan dua hal yang aku yakini saling bertentangan, terjadilah konflik batin di dalam
diri aku. Aku jadi merasa tidak nyaman oleh hal tersebut’.
“Nah itu tadi merupakan salah satu contoh dari disonansi kognitif yang terjadi dalam
kehidupan kita sehari-hari ya teman-teman. Perlu diinget nih, penjelasan aku tadi cuma
contoh yaa”.
“Oke sekian aja nih penjelasan dari aku terkait teori penetrasi sosial dan teori disonansi
kognitif. Semoga bermanfaat yaa”.
“See you next time, dadahhh”

Anda mungkin juga menyukai