Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rafabian Rauf Cannavaro

Kelas : IX-K

Efek Lisan

Di suatu SMP, ada seorang anak kelas kelas 7 yang namanya tidak bisa disebutkan, tetapi
panggil saja S, ini bulan ke 3 dia bersekolah disini semenjak mpls, dia dikenal sebagai murid
yang ramah dan aktif di kelas, dan anak yang sangat sayang kepada orang tua dan teman teman
nya.
Sampai suatu hari, ibunya meninggal dunia dikarenakan sakit, peristiwa ini sangat
membuat hati S terpuruk, banyak teman dan guru yang mengucapkan bela sungkawan
kepadanya, tetapi bukannya merasa lebih baik, ucapan ucapan itu hanya membuat S merasa lebih
sedih. Semenjak saat itu sifat S berubah menjadi pendiam dan sangat murung.
Di suatu hari ketika sedang bel istirahat, dia memutuskan untuk keluar kelas setelah
sudah sebulan semenjak kepergian ibunya, dia tidak pernah keluar kelas saat istirahat, hanya
mengisolasi dirinya di tempat duduk nya sendiri.
Ketika itulah dia melihat satu satunya anak kelas 9 yang dia kenal, bernama Bian, sedang
duduk sendirian di panggung. Bian adalah kakak gugus yang mendampingi gugus S ketika mpls,
hubungan keduanya lumayan dekat dikarenakan Bian adalah satu satunya anak kelas 9 yang
dikenal oleh S. Tanpa pikir panjang S memutuskan untuk duduk di sebelah Bian.
5 menit berlalu, kedua nya belum mengucapkan satu patah kata pun kepada satu sama
lain. Sampai c berbicara kepada Bian, “kak, ibuku meninggal bulan lalu”-ucap S kepada Bian,
berharap Bian akan menghiburnya agar tidak sedih lagi. Tetapi jawaban Bian tidak diduga okeh
S “ Oh, terus kamu kedepan nya mau gimana?”-ucap Bian dengan ekspresi datar. S masih
terkejut dengan jawaban Bian, biasanya orang akan langsung mengucapkan bela sungkawan, tapi
ini berbeda. “Mau tidur aja, ga mau sekolah”-ucap S dengan murung. “ Oh, gih tidur, besok ga
usah sekolah”-ucap Bian sambil tersenyum, “Kok kakak gitu? “-ucap S yang sudah mulai kesal
dengan Bian”. Bian lalu terdiam untuk sesaat, lalu dia berbicara panjang kepada S

“ Ya aku ga bisa ngatur kamu ngapain, kalo mau jungkir balik pun silahkan. Tapi yang
harus kamu tahu, ketika sesuatu terjadi, kecuali kiamat, dunia bakal tetap berjalan, kamu harus
bisa ngeikhlasin kepergian ibumu, dan aku yakin ini bukan yang ibumu mau kamu lakukan, aku
ga mau ngehibur, dunia keras, kamu udah gede, terkadang kita harus dapat fakta yang pahit biar
sadar, dah ya udah mau bel”.setelah itu Bian langsung Pergi tanpa mengucapkan apa apa lagi
kepada S.
Kata-kata Bian cukup menampar S, sekarang dia sadar, menjadi pendiam dan selalu
murung bukan cara yang benar untuk menyikapi kepergian ibunya, dia harus bisa menjadi orang
yang lebih baik dari sebelum nya, dia harus bisa mengikhlaskan kepergian ibunya, kata-kata Bian
telah menginspirasi S untuk kembali semangat menjalani kehidupannya, sampai sekarang pun
mereka masi cukup sering untuk mengobrol satu sama lain.
Apa yang bisa kita pelajari dari cerita ini adalah kita harus bisa mengikhlaskan segala hal
yang telah meninggalkan kita, dan kita tidak boleh meremehkan efek dari kata-kata yang kita
ucapkan, kata-kata bisa sangat berpengaruh terhadap seseorang, dalam cerita ini kata-kata Bian
telah mengispirasi S, bagi Bian Kata-kata seperti itu hanyalah hal biasa yang sering dia ucapkan,
namun bagi S kata-kata itu sangat berpengaruh kepadanya.

Anda mungkin juga menyukai