ModelPenilaianKarakterKel 5
ModelPenilaianKarakterKel 5
Dosen Pengampu :
Dr. Dine Trio Ratnasari M.Pd
Disusun Oleh :
1. Alvina Fitriani (8620623094)
2. Gita Nurjihan (8620623093)
3. Siti Fatonah (8620623252)
4. Peni Irawati (8620623243)
5. Delli Fahrunasihah (8620623073)
6. Firli maulidia (8620623074)
2024
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah segala puji syukur dan karunia Allah SWT, atas izin-Nya lah kami
dapat menyelesaikan tugas ini. Tidak lupa pula kami panjatkan shalawat serta salam kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh umatnya
yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.
Penulisan tugas ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Karakter.
Dalam penyusunan tugas ini, kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Dine Trio
Ratnasari selaku pengampu mata kuliah Pendidikan Karakter yang telah memberi dukungan dan
motivasi agar terselesainya tugas ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi
teratasi. Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami
mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi perbaikan tugas dimasa mendatang. Kami
harap semoga tugas ini bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak.
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR......................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................... 3
BAB I.............................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN..............................................................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................................................... 3
BAB II............................................................................................................................................. 4
PEMBAHASAN................................................................................................................................4
BAB III............................................................................................................................................ 9
PENUTUP....................................................................................................................................... 9
KESIMPULAN..................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................ 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penilaian karakter merupakan tahapan yang sangat penting sekaligus rumit. Hal ini
berkenaan dengan hasil akhir dari pendidikan karakter yang berupa tindakan moral. Hasil
3
pendidikan karakter bukan hanya berupa pemikiran atau gerakan yang dengan mudah dapat
dinilai melalui kemampuan menulis jawaban, atau mempraktekkan sebuah keterampilan yang
kemudian diakumulasikan dalam bentuk angka. Penilaian karakter berkaitan dengan perilaku
peserta didik dalam setiap aktivitas baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
Di dalam pendidikan karakter, guru memerlukan berbagai informasi atau data yang sangat
diperlukan dalam mengambil keputusan, untuk menyusun program dan menyempurnakan
pelaksanaan pendidikan karakter. Apabila pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan pada
informasi yang akurat dandapat diandalkan, penyusunan dan penyempurnaan pendidikan
karakter akan tepat sehingga dapat mengarah pada pencapaian hasil seperti yang diharapkan.
Jika dilakukan sebaliknya, perancangan dan penyempurnaan pendidikan karakter akan tidak
sesuai sehingga tidak akan efektif serta tidak dapat mencapai hasil sesuai yang direncanakan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
5
pendidikan karakter yang terpadu. Misalnya sekolah menyelenggarakan kantin
kejujuran. Di kantin ketika membayar makanan yang dibeli peserta didik diminta
memasukan sendiri uang kedalam kotak yang disediakan. Dalam situasi yang
memberikan kebebasan, peserta didik diberi kepercayaan dan dilatih untuk jujur, bila
ditemukan peserta didik yang tidak jujur, dilakukan pembinaan, misalnya ditegur secara
individual dengan suasana yang netral.
Pada lampiran di erikan contoh perilaku yang dapat diamati untuk masing-masing
karakter sesuai dengan tingkat perkembangan anak (SD/SMP/SMA/SMK). Misalnya
untuk menilai kejujuran, pendidik dapat mengamati perilaku peserta didik ketika ujian
atau melaksanakan tugas atau ketika berinteraksi dengan orang lain. Untuk menilai
tahapan perkembangan peserta didik, pada contoh juga diberikan indikator perilaku dan
kategori capian. Contoh perilaku yang diamati, indikator perilaku dan kategori capaian
atau perkembangan untuk kejujuran disajikan pada tabel 1.
Tabel 1 dan 2. Contoh indikator perilaku dan kategori tahapan perkembangan
karakter untuk kejujuran
Kategori Indikator
Tabel.1
6
NILAI : KEJUJURAN Perilaku tidak berbuat curang
Kategori Indikator
Tabel.2
Mulai Berkembang (MBK) Peserta didik menampilkan perilaku yang dinyatakan dalam
perilaku tapi belum konsisten.
Sekolah dapat menggunakan rubik penilaian seperti pada contoh atau mengubah untuk
disesuaikan dengan kondisi sekolah.
7
B. Tantangan yang dihadapi dalam mengimplementasikan Penilaian Karakter
Tantangan utama yang dihadapi sekolah dalam pelaksanaan evaluasi pendidikan karakter
adalah belum adanya pedoman yang operasional dalam melakukan evaluasi pendi-dikan
karakter. Sekolah sampai saat ini belum mempunyai model evaluasi pendidikan karakter yang
mampu mengevaluasi pendidikan karakter peserta didik secara tepat, efisien dan efektif.
Dengan adanya model evaluasi diharapkan sekolah dapat menjaring informasi tentang keadaan
karakter peserta didik saat ini, sehingga dapat dilakukan perbaikan dengan tepat.
Prinsip pendidikan karakter adalah mendorong lahirnya anak-anak yang baik, tumbuh
dalam karakter yang baik, tumbuh dengan kapasitas dan komitmennya untuk melakukan
berbagai hal yang terbaik dan melakukan segalanya dengan benar, dan cenderung memiliki
tujuan hidup. Pendidikan karakter yang efektif, ditemukan di lingkungan sekolah yang
memungkinkan semua peserta didik menunjukkan potensi mereka untuk mencapai tujuan yang
sangat penting (Kemendiknas, 2010; Sani et al., 2020).
Realitas di lapangan menunjukkan bahwa banyak sekolah yang mengatakan bahwa dalam
proses pembelajaran sekolah tersebut menggunakan pembelajaran berbasis pendidikan
karakter. Namun pada praktiknya belum sepenuhnya memenuhi pencapaian tujuan pendidikan
karakter. Meskipun pembelajaran di sekolah sudah merencanakan beberapa instrumen
pendidikan karakter, tetapi hanya sebagai wacana, belum sampai
Implementasi pendidikan karakter pada sekolah terdiri atas tiga hal, yaitu penginte-grasian
pendidikan karakter dalam (1) semua materi pembelajaran (intrakurikuler), (2) kegiatan
ekstrakurikuler, dan (3) melalui budaya sekolah. Namun ternyata strategi ini belum cukup
memadai dalam mencapai keberhasilan pendidikan karakter pada anak didik.
Menurut Huston Pat dalam Poerwanti (2010), kelemahan yang dihadapi dalam penerapan
pendidikan karakter pada sekolah adalah tidak adanya penerapan pendidikan karakter secara
menyeluruh, melainkan sekadar memenuhi kewajiban mengajar saja, tanpa mengetahui
bagaimana seharusnya. Kesimpulannya agar pendidikan karakter berjalan optimal beberapa
faktor yang harus diperhatikan diantaranya: (1) sebagian sekolah belum optimal mengevaluasi
8
implementasi pendidikan karakter, (2) belum semua guru dapat dijadikan model implementasi
nilai-nilai karakter, (3) sebagian guru belum optimal menanamkan pendidikan karakter dalam
pembelajaran, (4) pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam budaya sekolah belum berjalan
dengan baik, dan (5) belum adanya model evaluasi. Oleh karena itu, Pemerintah (dalam hal ini
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional) perlu berpikir ulang untuk menyeleksi
kembali nilai-nilai karakter mana yang harus diutamakan ditanamkan pada peserta didik.
Mungkin dalam setiap semester tidak perlu terlalu banyak, dua atau tiga karakter, tetapi guru
dapat fokus mengintegrasikan dalam proses pembelajaran, sekaligus dapat menilai secara
cermat dan akurat keberhasilan penanaman karakter tersebut, yaitu dengan mengamati sudah
membudaya atau belumnya karakter tersebut dalam diri peserta didik, atau bahkan sudah
terbentuk habits (kebiasaan) dalam kehidupan sehari-hari mereka. Sedikit tetapi berhasil
sampai pada moral action lebih baik daripada banyak tetapi hanya sampai batas moral
knowing.
9
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Penilaian karakter siswa bertujuan untuk menjawab pertanyaan sejauh mana siswa
memahami dan komitmen terhadap nilai-nilai inti etika. Pada tahap ini sekolah dapat
mengumpulkan data tentang berbagai karakter yang berhubungan dengan perilaku, antara lain:
religius, percaya diri,rasional, mandiri, hidup sehat, bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, dapat
dipercaya, jujur, menepati janji, adil, rendah hati, malu berbuat salah, pemaaf, berhati lembut,
setia, bekerja keras, tekun, ulet/gigih, teliti, berinisiatif, berpikir positif, disiplin, bersahaja,
bersemangat, dinamis, hemat/efisien, menghargai waktu, pengabdian/dedikatif, pengendalian
diri, produktif, ramah, cinta keindahan (estetis), sportif, tabah, terbuka, dan tertib.
Guru di era globalisasi dituntut untuk dapat membekali peserta didik dengan nilai-nilai
karakter terpuji yang tidak cukup hanya disampaikan, tetapi melalui pembiasaan dan
keteladanan (Munawwaroh, 2019). Hal ini karena berbagai kemajuan di era modern saat ini
sangat mudah mempengaruhi dan menggeser nilai-nilai karakter yang baik dari anak didik
menjadi karakter yang tidak sesuai lagi dengan budaya ketimuran. Dengan kata lain, tugas guru
tidak cukup hanya transfer of knowledge, tetapi juga transfer of value dan transfer of skill.
Dengan demikian tujuan pendidikan nasional untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya
melalui olah hati, olah pikir, olah rasa, dan olah raga agar anak didik memiliki daya saing dalam
menghadapi tantangan global akan tercapai (Sulistiani & Sukarman, 2020).
10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/Areke/model-penilaian-karakter-2019
https://www.researchgate.net/publication/
336205959_KENDALA_GURU_DALAM_PENYELENGGARAAN_PENILAIAN_SIKAP
11