Anda di halaman 1dari 3

PONDASI EKONOMI INDONESIA (EKONOMI KERAKYATAN)

Nama : Prof. Dr. Emil Salim


Jabatan :
 Mantan Menteri Negara Penyempurnaan dan PPembersoihan Apratur Negara (1971-
1973)
 Mantan Menteri Negara Urusan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (1978-1983)
 Mantan Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (1983-
1993)
 Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (2010-Sekarang)

Bagaimana tercapainya ekonomi kerakyatan?


Pada saat menghadapi krisis, krisis itu yang perlu ditanggulangi terlebih dahulu. Jadi Jadi
belum ada bagaimana idealnya, kemana ekonomi harus dibangun.
Ada 5 krisis:
1) Krisis Inflasi 650%
2) Keadaan praktis rusak
3) Infrastruktur rusak
4) Eksport tidak berjalan
5) Hutang Menumpuk
Jadi isu- isu yang dihadapi itu langsung ditangani dulu. Maka bagaimana sistem arah
ekonomi berikutnya itu sekunder. Segala hal yang kita pakai adalah untuk mengatasi krisis
yang dihadapi segera itu. Dalam hal itu ada satu benang merah yang dipegang yaitu ekonomi
kerakyatan. Ekonomi di mana rakyat pertama-tama harus dipulihkan sektor produksinya.
Karena itu, prioritas dalam pembangunan masa itu adalah pertanian. Pertanian itu, pertanian
pedesaan terutama pada produksi pangan menuju pada suksesi pangan. Masa itu pangan
praktis kita impor semua dan itu berbayar. Kesatu berbayar, kedua memakan devisa, dan
ketiga ketergantungan pada impor. Sehingga bergantung pada price luar negeri price asing.
Maka pikiran adalah selfsuposisi dalam pangan itu melalui pembangunan pedesaan, jalan
desa, masyarakat, desa, irigasi dan sebagainya. Ekonomi desa ekonomi kerakyatan yang
difokuskan pada swasembada pangan dan itu secara konsisten dijalankan terus menerus.
Konsistensi ini memungkinkan akhirnya kita bisa swasembada pangan. Tapi setelah 15 tahun
konsisten berjalan itu memberi satu corak bahwa ekonomi dari rurul sektor bergerak maju,
infrastruktur juga, invest pedesaan, pendidikan desa yang berkaitan dengan masyarakat desa.
Jadi kalau dilihat secara ideal tuh anaknya depan ekonomi kerakyatan. Itu didorong oleh
situasi di mana ekonomi kerakyatan paling buruk, penderitaan paling besar, pukulan inflasi
paling besar pada kerakyatan tadi dan kita mengalami masa yang sangat berat ketika harga
pangan itu begitu melonjak di impor. Karena pasar beras luar negeri naik tinggi, impor begitu
mahal sehingga kekurangan beras, pangan kurang sehingga terpaksa harus sampai makan
pada saat itu. Jadi kadang treatment membawa kesan bahwa basics needs harus dipenuhi
dahulu. Ekonomi kerakyatan harus diperkuat dahulu dengan basic needs dan pedesaan.
Basic Needs
1) Produksi pangan
2) Kependidikan, pendidikan dasar wajib belajar di seluruh desa
3) Di seluruh desa harus ada sekolah
4) Kesehatan
Puskesmas kesehatan di Dortmund menjadi vehicle menjadi alat untuk pengendalian
penduduk/KB Program Keluarga Berencana jadi dengan demikian program itu sangat
terorientasi pada ruro mendorong produksi pangan, sebagai swasembada pangan dan itu
implikasi kepada semua kebutuhan masyarakat desa. Pendidikan wajib sekolah keluarga
bencana puskesmas, air pusat pelayanan air terpadu kemudian posyandu, pos pelayanan tanpa
air dan macam-macam. Sehingga dengan demikian, yang tampil ke depan adalah ekonomi
yang basisnya kerakyatan.

Sumber dana untuk membangun ekonomi kerakyatan?


Pertama, semua itu didasarkan pada bantuan. Karena bantuan itu ada anggaran pembangunan,
jadi bantuan itu dipakai itu anggaran pembangunan dan anggaran rutin kita kita kendalikan
untuk kebutuhan kepegawaian dan sebagainya. Tapi di samping itu dibuka pintu penanaman
modal. Forent investment (penanaman modal asing), dibuka juga itu untuk aktivitas lain
supaya ada kegiatan ekonomi yang tidak bergantung pada public fund. Jadi hal-hal yang bisa
dilakukan oleh private sector. Biarlah private sector melakukan hal itu sehingga the private
public fund bisa dipakai untuk keperluan berdasarkan tadi. Maka private investment didorong
maka lahir investasi asahan smelter semen, pabrik semen. Mulai pertama pabrik semen itu
dengan project in dulu, tapi setelah proyek itu berjalan, kita kembangkan sektor privat sektor
yang membayar the prevailing market ride. Sedangkan e yang kita terima ada e dengan
intensitas rendah. Nah, selisihnya kita pakai untuk revenue bagi pelanggaran pembangunan,
Jadi kita harus menerima jomblang menggunakan e yang kita terima untuk mengembangkan
sektor semen, pabrik semen, pabrik pupuk, pupuk sriwijaya, pabrik macam-macam yang
kemudian dibiayai dari e tetapi si pengusaha dalam hal ini BUMN full price dengan sisa
dengan bantuan itu kita perlu review untuk dibangun dari pembangunan kita. Inti pokok
adalah How to maximize public fund untuk keperluan infrastruktur dan ruler sektor tersebut
dan itu dicapai dengan e kemudian private fund yang lain pada earning yang free sale
generating. seperti semen free sale generating, seperti pusri free sale generating itu dipakai
untuk sale generating yang kemudian bisa terbangkan sektor-sektor tadi lalu dibuka forum
investment, forum investment itu adalah investment yang biasanya masuk kepada konsumen
tersebut dan dengan demikian keperluan publik fund untuk sektor ini berkurang dipakai lagi
lagi untuk infrastruktur. Jadi strateginya adalah bagaimana kita utamakan the public fund
sejauh sebanyak mungkin masyarakat dan e yang ada plus proyek e plus bantuan luar negeri
kepada sektor the publik sektor. Sedangkan the private fund yang menguntungkan yang
private sector bisa jalan sendiri, termasuk mobil dan sebagainya. Waktu itu kita main market
pasar tetapi enggak bias pengendalian pembangunan pada BAPENAS dan BAPENAS itu
powerful mengatur public investment and private investment. Bappenas bekerja sama dengan
BKPM dalam private investment daftar investment dimungkinkan dan yang tidak
dimungkinkan arahnya lokasinya sebagainya. Market ekonomi, it is the plenning of the
market ekonomi and the powerful agency dan Bappenas yang mengatur alokasi investment ke
mana publik sektor saja, tapi melalui PKB yang juga disalurkan ke sector..

Anda mungkin juga menyukai