Anda di halaman 1dari 24

STUDI KELAYAKAN APOTEK ISTN FARMA

Jl. Srengseng Sawah Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan Kota


Jakarta

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Farmasi Komunitas

Oleh:
Dimas Raka Herlambang 23340209
Muhammad Yusril Hifni 23340210
Sherly Agnes Pelima 23340211
Emalia Saudo 23340212
Anglia Ananda Agustin 23340213
Aldise Indah Nurdevi 23340214
Dicky Ramadhan 23340215
Annis Salma Dzikriani 23340216
Farhati Janati 23340217
Heru Ardiansyah 23340218

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2024/2024
A. Kepemilikan Apotek
Nama Apotek : Apotek ISTN Farma
Alamat Apotek : Jl. Srengseh Sawah Kec. Jagakarsa Jakarta
Selatan Kota Jakarta
Pemilik Usaha Apotek : Apt. Dicky Ramadhan., S.Farm
Apoteker Pengelola : Apt. Muhammad Yusril Hifni., S.Farm
Apoteker Pendamping : Apt. Aldise Indah Nurdevi., S.Farm

B. Latar Belakang Pendirian Apotek


Kota Jakarta sangat dikenal sebagai kota yang memiliki penduduk yang sangat
padat disebabkan banyaknya orang perantauan di Jakarta yang datang dari luar
kota Jakarta, sehingga dengan tahun ke tahun akan meningkat angka
pertumbuhan penduduk. Semakin meningkatnya angka pertumbuhan penduduka
harus diimbangi dengan fasilitas Kesehatan salah satunya apotek untuk
memenuhi kebutuhan penduduk atau warga kota Jakarta.

Apotek menurut Kepmenkes No.1332/Menkes/SK/X/2003 adalah tempat


dilakukan pekerjaan kefarmasian, penyalur sediaan, dan perbekalan kesehatan
lainnya kepada masyarakat. Apotek merupakan suatu institusi yang di dalam
pelaksanaanya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai unit pelayanan kesehatan
(patient oriented) dan unit bisnis (profit oriented). Dalam fungsinyasebagai unit
pelayanan kesehatan, fungsi apotek adalah menyediakan obat‐obatan yang
dibutuhkan masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Pelayanan kesehatan juga dapat berupa edukasi, pemberian informasi, serta
monitoring penggunaan obat sehingga tujuan akhir pengobatan tercapai.
Sedangkan fungsi apotek sebagai institusi bisnis, apotek bertujuan untuk
memperoleh keuntungan. Saat ini kegiatan pelayanan kefarmasian tidak hanya
fokus terhadap pengelolaan obat sebagai komoditi, tetapi juga mengutamakan
pelayanan kepada pasien yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien. Jadi jelas bahwa apotek bukanlah suatu badan usaha yang hanya
mengejar keuntungan, tetapi juga memiliki fungsi sosial untuk masyarakat.

Pekerjaan kefarmasian menurut PP No. 51 tahun 2009 adalah pembuatan


termasuk pengendalian mutu sedian farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan, dan pendistribusian atau penyaluran obat, serta pengelolaan obat,
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan
obat, bahan obat dan obat tradisional.

Sebagai salah satu fasilitas Kesehatan, apotek harus dikelola oleh seorang
apoteker dan apoteker wajib untuk selalu ada di apotek karena masyarakat
berhak mendapatkan pelayanan kefarmasian, informasi obat dan konseling
terkait pengobatannya dari apoteker. Apotek yang informatif dengan keberadaan
apoteker diharapkan dapat memenuhi kebutuhan Kesehatan dan meningkatkan
kualitas hidup masyarakat sekitar.

C. Tujuan Pendirian Apotek


Apotek ISTN Farma didirikan dengan tujuan:
1. Menjadi tempat pengabdian Apoteker
2. Membantu masyarakat untuk mendapatkan pengobatan yang rasional
3. Memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat terkait
pengobatanya
4. Memperkenalkan dan menanamkan pandanganya yang baik terhadap
profesi apoteker
5. Memperoleh keuntungan untuk mempertahankan eksistensi apotek dan
apoteker

D. Visi, Misi dan Strategi


Visi Apotek ISTN Farma: Menjadikan Apotek yang dapat memberikan
pelayanan kefarmasian kepada masyarakat dan apotek menjadi tempat informasi
mengenai obat bagi masyarakat.
Misi Apotek ISTN Farma:
1. Memberikan Infromasi yang dibutuhkan oleh masyarakat mengenai obat –
obatan yang digunakan
2. Memberikan pelayanan kefarmasian sesuai dengan pharmaceutical care
3. Menyediakan serta menyalurkan sedian farmasi dan perbekalan Kesehatan
yang bermutu dan terjangkau oleh msyarakat
4. Selalu memberikan edukasi mengenai obat – obatan kepada masyarakat
Strategi untuk mencapai visi dan misi antara lain:
1. Menyedikan obat – obatan yang original dan bermutu
2. Menyediakan obat – obatan yang didominasi oleh obat generic mengikuti
SJSN
3. Memberikan pelayanan swamedikasi kepada pasien
4. Memberikan pelayanan yang ramah dan cepat
5. Merancang SOP (Standar operating procedure) dan standar organisasi kerja
6. Memberlakukan sistem reward dan memperhatikan kesejahteraan karyawan
7. Menyediakan fasilitas yang memadai dan display yang menarik
8. Senantiasa memperbarui informasi
9. Adanya pemeriksaan tekanan darah, gula darah, asam urat dan kolestrol
10. Pelayanan tambahan: patien medication records
E. Aspek Lokasi
Nama apotek yang akan didirikan ialah Apotek ISTN Farma yang terletak di jl.
Srengseng Sawah Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan Kota Jakarta. Dalam
mendirikan sebuah apotek baru perlunya kita melakukan penentuan lokasi yang
strategis sehingga apotek dapat di jangkau dengan mudah oleh masyarakat,
karena dalam penentuan lokasi apotek sangat mempengaruhi aspek pemasaran.
1. Denah Lokasi

2. Data Pendudukan
Data kependudukan didapatkan dari kelurahan Srengseng Sawah dan survey
lapangan yang dilakuka sebelumnya terhadap lokasi dan lingkungan sekitar
apotek. Data – data yang didapatkan adalah sebagai berikut:
a. Apotek terdekat
No Nama Jarak dari apotek ISTN Farma
1. Apotek K24  500 m
2. Apotek Kimia Farma  1,3 Km
3. Apotek maju sehat  1,5 Km

b. Sarana Kesehatan
No Nama Jarak dari apotek ISTN Farma
1. RS persahabatan  1,3 Km
2. RSUD Jakarta Selatan  1,4 Km
3. RS Mitra Keluarga  2 Km
4. Puskesmas srengseng  1 km
sawah
5. Puskesmas pembantu  500 m
srengseh sawah jagakarsa

c. Praktek dokter
No Nama Jarak dari apotek ISTN Farma
1. dr. Agnes Pelima.,Sp.  0,5 Km
Jantung
2. dr. Anglia Ananda, M.Kes  0,4 Km
3. Bidang Jenab  0,3 Km

d. Jumlah Penduduk kelurahan srengseng sawah berdasarkan jenis kelamin


Laki - Laki Perempuan Total (Orang)
37.185 36.308 73.493

e. Jumlah penduduk kelurahan srengseng sawah berdasarkan kelompok


usia
No. Rentang Usia (tahun) Jumlah (orang)
1 Usia 0-3 465
2 Usia 4-6 606
3 Usia 7-12 854
4 Usia 13-15 368
5 Usia 16-18 407
6 Usia ≥ 19 3483
f. Jumlah penduduk kelurahan srengseng sawah berdasrkan tingkat
pendidikan
No. Jenjang Pendidikan Jumlah (orang)
1 Taman Kanak-kanak (TK) 160
2 Sekolah Dasar (SD) 1183
3 Sekolah Menengah Pertama (SMP) 681
4 Sekolah Menengah Akhir (SMA) 2492
5 Akademi/D1-D3 290
6 Sarjana (S1-S3) 389
7 Pondok Pesantren 14
8 Kursus/Keterampilan 30

g. Jumlah penduduk kelurahan srengseng sawah berdasarkan mata


pencaharian

No. Mata Pencaharian Pokok Jumlah (orang)


1 Petani 997
2 Buruh tani 627
3 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 402
4 Tentara Nasional Indonesia (TNI) 46
5 Swasta 671
6 Wiraswasta/Pedagang 299
7 Pertukangan 161
8 Jasa 26
9 Pensiunan 180

h. Prasarana kesehatan kelurahan srengseng sawah


No Prasana Kesehatan Jumlah

1. Rumah sakit umum 0


2. Puskesmas 0
3. Puskesmas pembantu 0
4. Poliklinik/balai pengobatan 0
5. Apotek 0
6 Posyandu 11
7 Toko obat 0
8 Gudang penyimpanan obat 0
9 Kantor praktek dokter 1
10 Rumah bersalin 1
11 Balai KIA 0
12 Rumah sakit mata 0

3. Data – Data Pendukung


a. Kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk di sekitar Apotek ISTN Farma cukup
padat dengan pemukiman warga sehingga tempat ini sangat
trategis Adapun jenis usaha lain fotokopi, supermarket,
kampus, sekolah, sarana dan prasarana pelayanan Kesehatan
lainnya, POM bensin dan jalan raya.
b. Tingkat sosial dan ekonomi
Pada tingkat sosial dan ekonomi masyarakat yang berada
disekitar Apotek ISTN Farma bias jika menghadapi masalah
Kesehatan biasanya masayarakat membeli obat di apotek
terdekat.
c. Pelayanan Kesehatan
Dalam sekitar Apotek ISTN Farma dekat dengan pelayanan
Kesehatan lain nya seperti puskesmas, klinik, tempat praktek
dokter sehingga dapat mendukung perkembangan apotek.
d. Keterjangkauan
Apotek ISTN Farma sangat terjangkau karna bedara di sisi
jalan raya sehingga banyak mobil angkutan seperti
transjakarta, dekat dengan penduduk, dekat dengan usaha lain
sehingga gampang sekali masyarakat melihat dan datang ke
apotek ISTN Farma.
F. Aspek Pemasaran
Dari hasil data penduduk dapat menentukan aspek pemasaran
hasil analisi aspek pemasaran berdasarkan data penduduk yaitu:
1. Penduduk kelurahan srengseng sawah banyak didominasi
oleh penduduk dengan rentang umur dewasa dan usia lanjut.
Hal ini dapat mempengaruhi jenis – jenis obat yang harus
disediakan di apotek.
2. Mayoritas pendudukan keluarahan srengseng sawah
pendidikan nya SMA ( Sekolah Menengah Keatas) dalam hal
ini dapat mempengaruhi cara berkomunikasi seorang
apoteker dalam menyampaikan informasi obat kepada
masyarakat.
3. Penduduk kelurahan srengseng sawah memiliki pekerjaan
atau mata pencaharian nya paling banyak PNS dan pegawai
swasta.
4. Sarana prasarana Kesehatan terdekat cukup mendukung
untuk perkembangan apotek.
Hal – hal ini pentinh sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya dapat
membantu untuk melakukan Analisa terhadap kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman dengan menggunakan metode SWOT , Adapun
hasil Analisa tersebut yaitu:
1. Kekuatan/ kelebihan (strength)
a. Apotek menerapkan pelayanan dengan 5S (senyum, salam ,
sopa,sapa dan santun)
b. Apoteker yang bertugas adalah apoteker yang berkompeten
dan terampil
c. Lokasi apotek sangat terjangkau
d. Apoteker memberikan pelayanan dengan melakukan
phatmaceutical care
e. Memberikan fasilitas dokter untuk praktek
2. Kelemahan/kekurangan(Weakness)
a. Apotek memberikan pelayanan tidak 24 jam
b. Apotek masih baru belum di kenal oleh masyarakat sekitar
3. Peluang/kesempatan (Opportunity)
a. Belum ada apotek di wilayah kelurahan srengseng sawah
b. Lokasin sangat dekat karena berada di sisi jalan raya yang
menuju kea rah depok jika ke utara jika keselatan arah lenteng
agung
c. Lokasi sangat terjangkau
d. Penduduk kelurahan srengseng sawah cukup banyak dan
berpotensi dapat menjadi pelanggan
e. Penduduk usia lanjut sangat banyak sehingga butuh informasi
obat yang tepat.
4. Ancaman (Threat)
a. Apotek terdekat sudah memiliki pelanggan
b. Apotek terdekat sudah ada praktek dokternya sehingga
memiliki nilai plus
Berdasakan hasil Analisa SWOT dan perhitungan mengenai hal – hal
yang dapet memoengaruhi aspek pamasaran maka dapat ditentukan
strategi pemasaran:
1. Meningkatkan pelayanan
Meningkatkan pelayanan secara maksimal sehingga memberikan
harapan dapat menarik pelanggang dan menjadikan pelanggan
tetap. Adapun aspek yang harus dilaksanakan untuk mencapai
pelayanan yang terbaik meliputi:
a. Dalam pelayanan harus menerapkan 5S (senyum, sapa,
salam,sopa, santun)
b. Dalam memberikan pelayanan stok obat harus selalu tersedia
jangan sampai obat habis jika obat habis dapat menjadi
kerugian bagi apotek karena pasien bisa saja tidak jadi
membeli diapotek kita.
c. Memberikan pelayanan tambahan gratis seperti cek tekanan
darah, gula darah dan kolestrol
d. Menentukan standarisasi waktu dalam mengerjaka pelayanan
resep racikan atau non racikan
e. Apotek harus selalu bersih dan wangi
2. Penentuan harga obat yang kompetitif
Dalam penentuan harga obat yang kompetitif Apotek ISTN
Farma harus memberikan harga obat yang terjangkau sehingga
bisa menyaingi apotek lain dan memberikan kesan kepada
masyarakat bahwasanya Apotek ISTN Farma terkesan murah
dan terjangkau
3. Membuat standard Operating Procedure (SOP)
Adanya SOP dalam pekerjaan akan terciptanya pelayana yang
sistematis dan standar yang menghasilkan pelayanan yang cepat
dan tepat. Dengan memberikan pelayana yang sistematis dan
standar akan memberikan kepuasan kepada pelanggan. Berikut
rancangan SOP Apotek ISTN Farma:
a. SOP pelayanan OTC
1) Pasien datang.
2) Menyapa pasien dengan ramah lalu menanyakan kepada pasien
obat apa yangdibutuhkan.
3) Bila memungkinkan tanyakan terlebih dahulu keluhan atau
penyakit yang diderita pasien, kemudian bantu pasien untuk
mendapatkan obat yang tepat.
4) Menghitung harga obat dan minta persetujuan pasien terhadap nominal
harga obat.
5) Setelah pasien sepakat dengan harga, ambilkan obat yang
diminta pasien sesuai dengan permintaan meliputi nama obat
dan jumlah obat.

6) Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi yang


jelas tentang informasi obat meliputi dosis, frekuensi pemakaian
sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan, serta efek
samping yang mungkin timbul setelah penggunaan obat.
b. SOP Pelayanan OWA
1) Pasien datang.
2) Menyapa pasien dengan ramah lalu menanyakan kepada pasien
obat apa yang dibutuhkan.
3) Tanyakan pada pasien apa keluhan yang dialami, gejala
penyakit, dan sudah berlangsung berapa lama. Tanyakan juga
pada pasien apakah mempunyai riwayat alerg terhadap obat
tertentu.
4) Tanyakan pada pasien apakah sebelumnya pernah menggunakan
obat untukmengatasi sakitnya dan tanyakan bagaimana hasilnya
(kondisi membaik atau bertambah parah).
5) Bila pasien telah menggunakan obat sebelumnya dan hasilnya
tidak memuaskan, maka pilihkan obat lain yang sesuai dengan
kondisi pasien, begitu juga untuk pasien yang sama sekali belum
pernah minum obat.
6) Menghitung harga dan minta persetujuan pasien terhadap nominal
harga
7) Setelah pasien sepakat dengan harga obat, siapkan obat untuk pasien.
8) Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang
obat meliputi dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu
penggunaan obat, cara penggunaan dan efek samping obat yang
mungkin timbul setelah penggunaan obat.

9) Lakukan dokumentasi meliputi nama pasien, alamat, nomor


telepon, keluhanpasien, dan obat yang telah diberikan.
c. SOP Pelayanan Resep
1) Menerima resep pasien
2) Lakukan skrining resep meliputi administrasi, pharmaceutical dan
klinik.
3) Menghitung harga dan minta persetujuan pasien terhadap
nominal harga
4) Pasien diberi nomor antrian untuk menunggu
5) Tulis nomor struk (print out) pada resep dan satukan resep dengan
printout
6) Cocokkan nama, jumlah dan kekuatan obat dalam resep dengan
print out.
7) Siapkan obat sesuai dengan resep.
8) Jika obat racikan maka patuhi SOP meracik obat
9) Buat etiket dan cocokkan dengan resep
10) Teliti kembali resep sebelum diserahkan pada pasien termasuk
salinan resep dankuitansi (jika pasien meminta)
11) Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang
obat meliputi dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu
penggunaan obat, cara penggunaan dan efek samping obat yang
mungkin timbul setelah pemakaian obat.
12) Catat nama pasien, alamat dan nomor telpon pasien
13) Buat catatan khusus tentang pasien
d. SOP Meracik Obat
1) Siapkan alat yang akan digunakan dan bersihkan meja untuk meracik.
2) Buatlah instruksi meracik meliputi : no resep, nama pasien, jumlahdan
cara mencampur
3) Siapkan etiket dan wadah obat lalu sertakan bersama obat dan
instruksinya untuk diracik
4) Cucilah tangan bila perlu gunakan sarung tangan/masker
5) Siapkan obat sesuai resep dan cocokkan dengan
yang terterapadastruknya
6) Jika ada bahan yang harus ditimbang maka siapkan lebih dahulu
7) Bacalah instruksi meracik dengan seksama dan lakukanlah
denganhati- hati
8) Pastikan hasil racikan sesuai dengan instruksinya
9) Masukkan dalam wadah yang telah disediakan dan
beri etiket,kemudian serahkan ke
10) Bersihkan peralatan dan meja racik setelah meracik selesai
danCucilah tangan sampai bersih
e. SOP Konseling OTC
1) Menanyakan keluhan pasien dan mengapa menggunakan obat
tersebut dansudah berapa lama pasien mengalami keluhan tersebut,
2) Menanyakan bagaiman kondisi pasien setelah menggunakan obat
tersebut

3) Apabila obat yang diminta sesuai dengan kondisi pasien dan


memberikan efek seperti yang diharapkan maka obat boleh
diberikan,
4) apabila obat yang diminta tidak sesuai dengan kondisi pasien maka
pasien dipilihkan obat yang tepat untuk kondisinya,
5) Menanyakan tentang bagaiman pasien menggunakan obat tersebut,
bila ada yang kurang atau salah maka farmasi wajib membenarkan
dan melengkapinya,
f. SOP Konseling OWA

1) Menanyakan keluhan pasien sehingga pasien menggunakan obat


tersebut dan sudah berapa lama pasien mengalami gejala tersebut,
2) Cocokkan kondisi pasien dengan obat yang diminta, bila obat
kurang sesuai untuk pasein maka rekomendasikan obat yang tepat
untuk pasien,
3) Menanyakan tentang bagaimana pasien menggunakan obat tersebut
meliputi dosis, frekuensi, durasi, dan cara penggunaan; bila ada
yang kurang atau salah maka apoteker wajib membenarkan dan
melengkapinya,
4) Menanyakan bagaimana kondisi pasien setelah menggunakan obat
tersebut,
5) Apabila obat yang diminta sesuai dengan kondisi pasien dan
memberikan efek seperti yang diharapkan maka obat boleh
diberikan,
6) Apabila kondisi pasien tidak membaik atau semakin memburuk
makansebaiknya dirujuk ke dokter,
7) Informasikan kepada pasien bahwa pasien diperbolehkan konsultasi
denganapoteker untuk berdiskusi tentang terapi yang dijalani pasien.
g. SOP Konseling Resep

1) Obat diserahkan pada pasien sekaligus dicocokkan dengan data


pasien,
2) Mencocokkan obat dengan kondisi pasien dengan cara
menanyakan padapasien tentang keluhan yang dialaminya,
3) Memberitahukan pada pasien tentang obat yang diberikan dan
tujuanpenggunaan obat tersebut,
4) Memberikan informasi pada pasien tentang aturan penggunaan obat
(dosis,frekuensi, durasi, cara penggunaan),
5) Menanyakan kembali tentang semua informasi yang telah
disampaikan untuk memastikan bahwa pasien telah paham dan
mengerti tentang aturan penggunaan obat,
6) Memberitahukan pada pasien tentang ESO obat yang mungkin
terjadi dan cara penanganan yang mungkin bisa dilakukan oleh
pasien terhadap efek samping yang terjadi,
7) Menyarankan pasien untuk pergi ke dokter bila dirasa ESO cukup
berat danmengganggu,
8) Informasikan pada pasien tentang hal apa saja yang perlu dihindari
atau yang perlu dilakukan untuk menunjang keberhasilan terapi,
9) Catat nama pasien dan no telp pasein,
10) Buat catatan khusus tentang pasien sebagai dokumentasi
h. SOP Penerimaan dan Penyimpanan Barang
1) Saat barang datang dari PBF
2) Cek kesesuaian antara SP dengan faktur dan barangnya
(kecocokan tentang nama barang, bentuk sediaan, jumlah
sediaan, nomor batchdan tanggal ED)
3) Cek kondisi barang (rusak/pecah, tersegel atau tidak dll)
4) Faktur ditandatangani oleh Apoteker atau Asisten Apoteker
dilengkapi dengan No. SIK/SIA/NIP serta dibubuhi stempel
apotek.
5) Faktur diambil satu lembar sebagai arsip apotek.
6) Serahkan faktur kepada bagian administrasi untuk di edit di computer.
7) Cocokkan harga yang sudah ada di computer dengan harga
yang tertera padafaktur baru, apakah ada kenaikan atau tidak.
8) Tandatangani faktur yang telah diedit di computer
9) Hargai barang-barang/obat bebas dan letakkan sesuai dengan
spesifikasinya. Untuk obat keras langsung disimpan dalam almari
sesuai dengan efekfarmakologinya.
10) Arsip faktur sesuai dengan nama PBF masing-masing.
G. Aspek Finansial

A. Modal Tetap

Bangunan dan Perlengkapan Apotek Biaya


Tanah dan Gedung Rp 140.000.000
Desain Interior dan Furniture (Lampu, Cat Ruangan) Rp 14.000.000
Perlengkapan Apotek
Rp 2.000.000
Lemari es LG (1 set)
Rp 150.000
Mesin telepon
Rp 3.000.000
Komputer dengan monitor LCD
Rp 400.000
Printer
Rp 1.500.000
Mesin kasir XE-A203
Rp 2.000.000
Program pengolahan data di apotek (Sistem Informasi)
Rp 9.050.000
TOTAL
Peralatan Peracikan
Rp 1.250.000
Timbangan milligram @1.2500.000 (1 buah)
Rp 885.000
Timbangan gram @ 885.000 (1 buah)
Rp 13.000
Cawan porselen 100 ml @13.000 (1 buah)
Rp 10.000
Spatula stainlees @10.000 (1 buah)
Rp 10.000
Gelas ukur 10 ml @10.000 (1 buah)
Rp 15.000
Gelas ukur 25 ml @15.000 (1 buah)
Rp 20.000
Gelas ukur 50 ml @20.000 (1 buah)
Rp 10.000
Beker glass 100 ml @ 10.000 (1 buah)
Rp 20.000
Beker glass 250 ml @ 20.000 (1 buah)
Beker glass 500 ml @ 30.000 (1 buah) Rp 30.000
Mortir stamper ukuran kecil @25.000 (1 buah) Rp 25.000
Mortir stamper ukuran sedang @40.000 ( 2 buah) Rp 80.000
Mortir stamper ukuran besar @50.000 (1 buah) Rp 50.000
Batang pengaduk 15 cm @6.000 (1 buah) Rp 6.000
Corong glas 100mm @5.000 (1 buah) Rp 5.000
TOTAL Rp 2.429.000
Biaya Perizinan Rp 2.000.000
Total Modal Tetap Rp 167.479.000

Modal Tetap = Perlengkapan Apotek+Perijinan Rp. 167.479.000


Modal Operasional (Obat-obatan) Rp. 78.356.690
Modal Investasi Rp. 245.835.690
Cadangan Modal Rp. 4.164.310
TOTAL MODAL Rp. 250.000.000

B. Modal Operasional (Gaji Pegawai dan Biaya Lain)

Gaji Pegawai
• Apoteker Pengelola Apotek (1) Rp. 4.200.000
• Asisten Apoteker (4) @1.000.000 Rp. 4.000.000
Total Gaji Rp.8.200.000
Biaya Lain-lain
• Listrik, air, telpon, keamanan Rp. 600.000
• Pemeliharaan Gedung dan Pemeliharaan Rp. 200.000
Total Biaya Lain Rp. 800.000
Gaji Pegawai + Biaya lain-lain Rp 9.000.000
Gaji Pegawai + Biaya lain + THR (dalam 1 tahun) Rp. 116.200.000

Asumsi terjadi peningkatan sebesar 10% per tahunnya maka :


❖ Perkiraan Pendapatan
• Proyeksi Pendapatan Tahun I
Asumsi resep yang masuk ke apotek sebanyak 40 lembar, dengan
harga rata-rata per resepnya Rp. 50.000
Penjualan obat resep :
40 lembar x 26 hari x 12 bulan x Rp. 50.000 = Rp. 624.000.000

Penjualan obat bebas :


26 hari x 12 bulan x Rp. 500.000 = Rp. 156.000.000
Penjualan OWA :
26 hari x 12 bulan x Rp. 300.000 = Rp. 93.600.000
Total = Rp. 873.600.000
• Proyeksi Pendapatan Tahun II
Rp. 873.600.000 x 110 % = Rp. 960.960.000
• Proyeksi Pendapatan Tahun III
Rp. 960.960.000 x 110 % = Rp. 1.057.056.000

• Proyeksi Pengeluaran Rutin


Tahun I Pembelian obat resep :
71 % x Rp. 624.000.000 = Rp. 443.040.000
Pembelian obat bebas :
9 % x Rp. 156.000.000 = Rp. 14.040.000
Pembelian OWA :
71 % x Rp. 93.600.000 = Rp. 66.456.000
Biaya lain tahunan = Rp. 116. 200.000
Total = Rp. 639.736.000

1,25 -1
HPP = 100% - x 100% = 80 %
1,25
➢ Perkiraan Profit tahun I
Omset tahun pertama = Rp. 873.600.000
HPP = 80 % x Rp. 873.600.000 = Rp. 698.880.000
Laba Kotor = Omset – HPP
= Rp. 873.600.000 - Rp. 698.880.000
= Rp. 174.720.000
Laba Bersih = Rp. 174.720.000 – Rp. 116. 200.000
= Rp. 58.520.000
PPH = Rp. 58.520.000 x 10 %
= Rp. 5.852.000
Profit = Laba bersih – PPH
= Rp. 58.520.000 - Rp. 5.852.000
= Rp. 52.668.000
➢ Perkiraan Profit tahun II
Omset tahun kedua = Rp. Rp. 960.960.000
HPP = 80 % x Rp. 960.960.000 = Rp. 768.768.000
Laba Kotor = Omset – HPP
= Rp. 960.960.000 - Rp. 768.768.000
= Rp. 192.192.000
Laba Bersih = Rp. 192.192.000 – Rp. 127.820.000
= Rp. 75.992.000
PPH = Rp. 75.992.000 x 10 %
= Rp. 7.599.200
Profit = Laba bersih – PPH
= Rp. 75.992.000 - Rp. 7.599.200
= Rp. 68.392.800
➢ Perkiraan Profit tahun III
Omset tahun ketiga = Rp. 1.057.056.000
HPP = 80 % x Rp. 1.057.056.000 = Rp. 845.644.800
Laba Kotor = Omset – HPP
= Rp. 1.057.056.000 - Rp. 845.644.800
= Rp. 211.411.200
Laba Bersih = Rp. 211.411.200 – Rp. 116. 200.000
= Rp. 95.211.200
PPH = Rp. 95.211.200 x 10 %
= Rp. 9.521.120
Profit = Laba bersih – PPH
= Rp. 95.211.200 - Rp.
9.521.120
= Rp. 85.690.080
Profit rata-rata dalam 3 tahun adalah Rp 68.916.690 per tahun

Kelayakan Apotek :
1. Analisis Payback Periode (PP)

Payback Periode (PP) adalah pengukuran periode yang diperlukan dalam


menutupinvestasi dengan menggunakan aliran kas yang akan diterima.
Payback Periode (PP) = Jumlah total investasi x 1 tahun

Laba netto per tahun

Payback Periode :

Rp. 167.479.000_ x 1 tahun = 2 tahun, 3 bulan


Rp. 68.916.690
Kesimpulan

Berdasarkan perhitungan Payback Periode (PP), apotek layak untuk dibuka


karena nilainya lebih kecil dari waktu jatuh tempo pinjaman modal yang
ditetapkan sehingga modal yang digunakan sudah kembali sebelum
pinjaman jatuh tempo.
2. Analisis Return On Investment (ROI)

Return On Investment (ROI) adalah pengukuran besaran tingkat return (%)


yang akan diperoleh selama periode investasi dengan cara membandingkan
jumlah nilai laba bersih pertahun dengan nilai investasi.
ROI = laba bersih / total investasi x 100 %

ROI = Rp. 68.916.690 x 100% = 41%


Rp. 167.479.000
Kesimpulan :

Proyek layak dilaksanakan, karena nilai ROI yang diperoleh, yaitu 41% >
dari bunga pinjaman (kredit untuk investasi) yang ditetapkan, yaitu 22,5%
3. Analisis Break Point Even (BEP)

Break Point Even (BEP) adalah suatu titik yang menggambarkan bahwa
keadaan kinerja apotek berada pada posisi yang tidak memperoleh
keuntungan dan juga tidak memperoleh kerugian. Posisi keadaan kinerja
apotek seperti ini disebut sebagai posisi titik pulang pokok atau titik impas.
TR = TC atau TR – TC = 0

Untuk mengetahui resep pertahun atau perbulan maupun perhari melalui


langkah- langkah sebagai berikut :
• TR adalah Total Revenue (total pendapatan)

Persamaan Total Revenue :

P : Harga rata-rata obat yang dibeli konsumen (OTC +


Resep+OWA)Q : Jumlah konsumen
TR =PxQ

= (Rp 50.000 + Rp 500.000 + 300.000) x Q

= Rp 850.000 Q

• TC (Total cost)
- Sarana penunjang : Rp 11.479.000

- Gaji Pegawai : Rp 98.400.000 +

Total : Rp 109.879.000
Variabel cost
ditetapkan sebesar 75%
Persamaan Total
Cost:
TC = FC + (VC setiap konsumen x Q)

= Rp 109.879.000 + (75% x Rp 850.000 Q)

= Rp 109.879.000 + Rp 637.500 Q

• BEP (Break Event Point)

TR = TC

Rp 850.000 Q = Rp 109.879.000 +
Rp 637.500 QRp 212.500 Q= Rp
109.879.000
Q = 517,1 ≈ 𝟓𝟏𝟕 𝒌𝒐𝒏𝒔𝒖𝒎𝒆𝒏

Jadi, BEP terjadi pada jumlah penjualan 517 konsumen dengan nilai tiap
penjualan Rp 850.000,00 atau bila total penjualan Resep, OTC atau
OWA sudah mencapai Rp 439.450.000.
H. Kesimpulan
Dari penyusunan studi kelayakan pendirian Apotek Sidanta dapat dilihat
beberapa aspek yang mempengaruhi pendirian Apotek Sidanta. Dari
berbagai aspek tersebut dapat diketahui bahwa Apotek Sidanta memiliki
potensi besar dalam hal pelayanan kesehatan dan bisnis sehingga dapat
disimpulkan Apotek Sidanta layak untuk didirikan.

Anda mungkin juga menyukai