Gambar 1
Peta Kabupaten Trenggalek
Kecamatan Trenggalek terdiri dari 5 kelurahan dan 8desa dan berpenduduk 64.851 jiwa,
terdiri dari 31.672 jiwa penduduk laki-laki dan 33.179 jiwa penduduk perempuan. Kecamatan
Trenggalek memiliki luas wilayah sebesar 61,16 km2.
10
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa sebagaian besar responden pekerjaanya
adalah sebagai ibu rumah tangga (IRT) yang berjumlah 53 orang (85,5%) sedangkan yang
pekerjaanya sebagai guru 1 orang (1,6%), pegawai bank 1 orang (1,6%) kemudian bekerja
sebagai karyawan sebanyak 6 orang (9,7%) dan yang mempunyai usaha 1 orang (1,6%).
Berdasarkan data tersebut menunjukan bahwa sebagian besar responden pekerjaanya hanya
ibu rumah tangga (IRT) dan yang bekerja 32 adalah suaminya jadi penghasilannya hanya
bergantung dari suami. Sedangkan responden yang bekerja membantu suami untuk
memenuhi kebutuhan ekonominya hanya sedikit.
Tabel 4.5
Pendapatan Responden Perbulan
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai analisis faktor-faktor
determinan kejadian stunting pada balita di Kecamatan Trenggalek, dapat disimpulkan faktor
determinan kejadian stunting terdapat 2 faktor yaitu faktor pendidikan dan faktor ekonomi.
Faktor pertama yang menjadi penyebab kejadian stunting pada balita adalah faktor
pendidikan dimana memiliki angka eigenvalue sebesar 2,858 dan mempunyai pengaruh
sebesar 47,595% dari total, artinya bahwa faktor ini mampu menjelaskan sebesar 47,595%
dari keseluruhan variabel manifest. Faktor ini merupakan faktor terbesar yang menjadi
penyebab kejadian stunting pada balita di Kecamatan Trenggalek. Faktor yang kedua setelah
pendidikan yaitu faktor ekonomi dimana memiliki angka eigenvalue sebesar 1,082 dan
mempunyai pengaruh sebesar 18,033% dari varibel total, yang artinya bahwa faktor ini
mampu menjelaskan sebesar 18,033% dari keseluruhan variabel manifest. Berdasarkan data
tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan berperan sangat penting dalam hal percepatan
penuruan stunting oleh karena itu perlu adanya edukasi untuk memberikan pengetahuan
kepada orang tua terutama ibu dalam pemenuhan gizi untuk keluarganya untuk mencegah
kejadian stunting pada anak. Kemudian status sosial ekonomi sebagai strategi kontrol dalam
pencegahan stunting juga perlu ditingkatkan. Pada dasarnya stunting disebabkan pada
kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang terjadi selama masa periode 1.000 Hari
Pertama Kehidupan (HPK) yaitu dari janin hingga anak berusia 24 bulan. Oleh karena itu
pendidikan dan pengetahuan ibu terkait pemenuhan asupan nutrisi pada anak sangatlah
penting, demikian pula dengan status ekonomi yang baik dapat memenuhi kebutuhan gizi
anak dengan baik.
Saran
Faktor yang mempunyai pengaruh terbesar dalam penelitian ini adalah faktor pendidikan
yang mempunyai signifikasi paling besar mengenai penyebab terjadinya stunting, oleh karena
itu perlu dilakukan upaya pencegahan stunting dengan melakukan penyuluhan atau membuat
suatu komunitas pada remaja dimana di dalamnya memberikan informasi dan pengetahuan
mengenai stunting, mencegah perkawinan usia anak dan meningkatkan capaian tingkat
pendidikan. Kemudian faktor kedua yaitu faktor ekonomi, daerah penelitian ini cenderung
memiliki tingkat pendapatan yang rendah oleh karena itu perlu adanya peningkatan status
ekonomi sebagai strategi kontrol pencegahan stunting.
17