BUDAYA KASIH
DISUSUN OLEH :
Anastasia Sinurat
Dirly Sihombing
Edi Tampubolon
Imannuel Siringoringo
Josua Sihombing
Nia Enjelina Sinaga
Putri Martha Hutagaol
KELAS : XI-IPS 2
MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
TIM PENULIS,
KELOMPOK 5
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………….i
Daftar Isi……...…………………………………………………………………...ii
Bab I Pembuka…………………………………………………………………….1
A. Latar Belakang………………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………..2
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………...2
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………….2
Bab II Pembahasan………………………………………………………………..3
A. Pengertian Kekerasan…………………………………………………3
B. Rupa-Rupa Kekerasan………………………………………………...3
C. Wajah-Wajah Kekerasa………………………………………………..3 – 5
D. Resolusi Konflik………………………………………………………5
E. Pengertian Cinta Kasih………………………………………………...5
F. Konsep Cinta Kasih sebagai Upaya Menghindari Konflik……………6
Bab III Penutup……………………………………………………………………7
A. Kesimpulan……………………………………………………………7
B. Saran…………………………………………………………………..7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam konteks sosial munculnya teori kekerasan dapat terjadi oleh beberapa hal yaitu
sebagai berikut.
1) Situasi sosial yang memungkinkan timbulnya kekerasan yang disebabkan oleh
struktur sosial tertentu.
2) Tekanan sosial, yaitu suatu kondisi saat sejumlah besar anggota masyarakat
merasa bahwa banyak nilai dan norma yang sudah dilanggar. Tekanan ini tidak
cukup menimbulkan kerusuhan atau kekerasan, tetapi juga menjadi pendorong
terjadinya kekerasan.
5) Kontrol sosial, yaitu tindakan pihak ketiga seperti aparat keamanan untuk
mengendalikan, menghambat, dan mengakhiri kekerasan.
1
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka
permasalahan dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
1) Apakah yang dimaksud dengan kekerasan?
2) Apa saja wajah dan rupa dimensi kekerasan?
3) Apa saja resolusi konfliknya?
4) Apa pengertian dari cinta kasih?
5) Bagaimana konsep cinta kasih sebagai upaya menghindari tindak kekerasan?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas maka tujuan penelitian ini
adalah :
1) Untuk mengetahui pengertian dari kekerasan
2) Untuk mengetahui rupa dan dimensi dalam kekerasan
3) Untuk mengetahui resolusi konfliknya
4) Untuk mengetahui pengertian dari cinta kasih
5) Untuk mengetahui konsep cinta kasih upaya menghindari tindak kekerasan
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah :
i) Manfaat Teoritis: Menambah khasanah kepustakaan ilmu hukum pidana pada
umumnya, khususnya dibidang kekerasan guru terhadap murid di sekolah
ii) Manfaat Praktis :
a) Bagi guru: Menjadi pembelajaran bagi para guru dalam melaksanakan
tugasnya, tidak menerapkan cara cara kekerasan yang mengarah pada hal hal yang
bersifat kriminal.
b) Bagi Orang Tua Murid: Menjadi pembelajaran bagi orang tua, agar selalu
memantau perkembangan dan kegiatan anak-anaknya selama melakukan kegiatan
belajar disekolah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN KEKERASAN
Kekerasan adalah tindakan atau perilaku yg melibatkan penggunaan kekuatan
fisik, psikologis, atau emosional untuk menyakiti, merugikan, atau mengendalikan org
lain. Kekerasan bisa terjadi dim bentuk, seperti fisik, verbal, psikologis, seksual, atau
ekonomi dan bisa dilakukan oleh individual atau kelompok.
c) Kekerasan Etnis
Kekerasan etnis berupa pengusiran atau pembersihan sebuah etnis karena ada
ketakutan menjadi bahaya atau ancaman bagi kelompok tertentu. Suku tertentu
dianggap tidak layak bahkan mencemari wilayah tertentu dengan berbagai alasan.
Suku yang tidak disenangi harus hengkang dari tempat diam yang sudah menjadi
miliknya bertahun-tahun dan turun-temurun.
d) Kekerasan Keagamaan
Kekerasan keagamaan terjadi ketika ada “fanatisme, fundamentalisme, dan
eksklusivisme” yang melihat agama lain sebagai musuh. Kekerasan atas nama agama
ini umumnya dipicu oleh pandangan agama yang sempit atau absolut. Menganiaya
atau membunuh penganut agama lain dianggap sebagai sebuah tugas luhur.
e) Kekerasan Gender
Kekerasan gender adalah situasi di mana hak-hak perempuan dilecehkan.
Budaya patriarkhi dihayati sebagai peluang untuk tidak atau kurang memperhitungkan
peranan perempuan. Kultur pria atau budaya maskulin sangat dominan dan
kebangkitan wanita dianggap aneh dan mengada-ada. Perkosaan terhadap hak
perempuan dilakukan secara terpola dan sistematis.
f) Kekerasan Politik
Kekerasan politik adalah kekerasan yang terjadi dengan paradigma “politik
adalah panglima”. Demokratisasi adalah sebuah proses seperti yang didiktekan oleh
penguasa. Ada ekonomi, manajemen, dan agama versi penguasa. Karena politik
adalah panglima, maka paradigma politik harus diamankan lewat pendekatan
keamanan.
g) Kekerasan Militer
Kekerasan militer berdampingan dengan kekerasan politik. Kekerasan terjadi
karena ada militerisasi semua bidang kehidupan masyarakat. Cara pandang dan tata
nilai militer merasuk sistem sosial masyarakat. Dalam jenis kekerasan ini terjadi
banyak sekali hal-hal seperti: pembredelan pers, larangan berkumpul, dan litsus
sistematis. Pendekatan keamanan (security approach) sering diterapkan.
4
h) Kekerasan Terhadap Anak-Anak
Anak-anak di bawah umur dipaksa bekerja dengan jaminan yang sangat
rendah sebagai pekerja murah. Prostitusi anak-anak tidak ditanggapi aneh karena
dilihat sebagai sumber nafkah bagi keluarga. Dalam pendidikan, misalnya, masih
merajlela ideologi-ideologi pendidikan yang fanatik.
i) Kekerasan Ekonomi
Kekerasan ekonomi paling nyata ketika masyarakat yang sudah tidak berdaya
secara ekonomis diperlakukan secara tidak manusiawi. Ekonomi pasar bebas dan
bukannya pasar adil telah membawa kesengsaraan bagi rakyat miskin.
4. RESOLUSI KONFLIK
A. Mediasi : Ini adalah proses di mana pihak ketiga yang netral membantu kedua
pihak mencapai solusi yang dapat diterima.
B. Negosiasi : Dalam metode ini, kedua pihak mencoba mencapai kesepakatan
bersama tanpa bantuan pihak ketiga.
C. Arbitrase : Dalam arbitrase, pihak ketiga membuat keputusan tentang konflik
setelah mendengarkan kedua belah pihak.
D. Konsiliasi : Ini adalah proses di mana pihak ketiga membantu kedua pihak
mencapai kesepakatan dengan membantu mereka mengidentifikasi dan
memahami masalah mereka.
E. Litigasi : Jika semua metode lain gagal, litigasi atau proses hukum dapat
digunakan untuk menyelesaikan konflik.
- Langkah Pertama; konflik atau kekerasan perlu diceritakan kembali oleh yang
menderita. Kekerasan bukanlah sesuatu yang abstrak atau interpersolnal melainkan
personal, pribadi, maka perlu dikisahkan kembali.
- Langkah Kedua; Mengakui kesalahan dan minta maaf serta penyesalan dari pihak
atau kelompok yang melakukan kekerasan atau menjadi penyebab konflik dan
kekerasan. Pengakuan ini harus dilakukan secara publik dan terbuka, sebuah
pengakuan jujur tanpa mekanisme bela diri.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada dasarnya kekerasan dan cinta kasih saling membutuhkan satu sama lain
layaknya manusia. Cinta kasih yang dibangun sebelum dan sesudah terjadinya
kekerasan dapat memberikan dampak yang signifikan bagi hubungan seseorang baik
hubungan pertemanan, percintaan atau hubungan antara orang tua dan anak.
B. SARAN
Setiap orang seharusnya dappat menanamkan cinta kasih dalam diirnya sendiri. Hal
ini bertujuan untuk menghindari kekerasan hingga konflik yang dapat merenggut
nyawa orang lain
7