“KEKERASAN”
Oleh :
Kelompok 2
Ketua : Deryl Purba ( 10 )
Anggota :
Canny Rafael ( 07 )
Chellshe Kikiana ( 08 )
Debora Barus ( 09 )
Dita Feny Rose ( 11 )
Elsa Deo Vanni ( 12 )
Kelas : XI IPA 10
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas kasih dan
penyertaanNya. Kami dimampukan untuk bisa mengerjakan dan menyelesaikan makalah ini
dengan baik.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman dalam anggota kelompok 2
yang turut memberikan nasihat dan saran, mengorbankan tenaga dan waktu dan mau
bekerjasama sebagai team yang baik saat pengerjaan makalah ini hingga selesai.
Tidak lupa dengan orang tua dan saudara kami yang selalu menemani, mendukung dan
membantu kami masing-masinh agar makalah ini dapat terselesaikan.
Kami berterimakasih juga buat guru agama yang mengajar kami, kelompok 2 dan teman
sekelas, Pak Roni Antonius Sitanggang, atas didikan dan arahannya untuk membuat makalah
ini.
Akhir kata, makalah ini tidak sempurna, jika ada kata-kata yang kurang berkenan, kiranya
harap maklum dan mohon dimaafkan. Kritik dan saran akan sangat membantu
berkembangnya makalah ini dan kami, sebagai penulis menjadi lebih baik lagi.
Terimakasih dan selamat membaca.
Penulis,
2
Kelompok 2.
DAFTAR ISI
JUDUL.....................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah...................................................................................................5
C. Tujuan Pembahasan................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kekerasan.............................................................................................6
A. Kesimpulan...........................................................................................................15
B. Saran.....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
atasannya, biasanya para pelaku pelecehan adalah orang yang memiliki naluri
bersaing yang tinggi. Bahkan hal itu terjadi di area kerja yang sebenarnya tidak
memerlukan persaingan seperti hubungan antara atasan dengan bawahan.
Pada saat sekarang ini kekerasan juga sudah masuk di lingkungan sekolah.
Kekerasan adalah tindakan yang tidak terpuji dan tentunya sangat bertentangan
dengan berbagai landasan dalam pendidikan. Kekerasan dan pelecehan yang terjadi
dalam dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini, bukanlah sesuatu yang muncul
dengan tiba-tiba. Penyebab kekerasan terhadap peserta didik bisa terjadi karena guru
tidak paham akan makna kekerasan dan akibat negatifnya. Guru mengira bahwa
peserta didik akan jera karena hukuman fisik. Sebaliknya, murid menjadi benci dan
tidak patuh lagi pada guru. Kekerasan dalam pendidikan terjadi dikarenakan
kurangnya kasih sayang dari guru. Guru memperlakukan murid sebagai subyek.
Kekerasan bisa terjadi karena pendidik sudah tidak atau sangat kurang memiliki rasa
kasih sayang terhadap murid, atau dahulu ia sendiri diperlakukan dengan keras.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
A. Pengertian Kekerasan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat (2008:
677), kekerasan memiliki arti perbuatan seseorang atau kelompok orang yang
menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau
barang orang lain.
Istilah kekerasan berasal dari bahasa Latin violentia, yang berarti keganasan,
kebengisan, kedahsyatan, kegarangan, aniaya, dan perkosaan (Arif Rohman : 2005).
Tindak kekerasan, menunjuk pada tindakan yang dapat merugikan orang lain.
Misalnya, pembunuhan, penjarahan, pemukulan, dan lain-lain. Walaupun tindakan
tersebut menurut masyarakat umum dinilai benar. Pada dasarnya kekerasan diartikan
sebagai perilaku dengan sengaja maupun tidak sengaja (verbal maupun nonverbal)
yang ditujukan untuk mencederai atau merusak orang lain, baik berupa serangan fisik,
mental, sosial, maupun ekonomi yang melanggar hak asasi manusia, bertentangan
dengan nilai-nilai dan norma-norma masyarakat sehingga berdampak trauma
psikologis bagi korban.
6
c. Kaplan dan Sundeen, perilaku kekerasan adalah suatu keadaan di mana
seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik
baik terhadap diri sendiri, orang lain,maupun lingkungan.
d. J.J. Rousseau, kekerasan yang dilakukan bukan merupakan sifat murni
manusia.
e. Colombijn, kekerasan adalah perilaku yang melibatkan kekuatan fisik
dan dimaksudkan untuk menyakiti, merusak, atau melenyapkan
seseorang atau sesuatu.
f. Black, kekerasan adalah pemakaian kekuatan yang tidak adil dan tidak
dapat dibenarkan.
g. James B. Rule, kekerasan merupakan manifestasi naluri bersama atau
gerakan naluriprimitif yang menciptakan kondisi-kondisi tindakan
massa.
h. Soerjono Soekanto, kekerasan (violence) adalah penggunaan kekuatan
fisik secara paksa terhadap orang atau benda. Adapun kekerasan sosial
adalah kekerasan yang dilakukan terhadap orang dan barang karena
orang dan barang tersebut termasuk dalam kategori sosial tertentu.
i. Abdul Munir Mulkan, kekerasan adalah tindakan fisik yang dilakukan
oleh seseorang atau sekelompok orang untuk melukai, merusak atau
menghancurkan orang lain atau harta bendadan segala fasilitas
kehidupan yang merupakan bagian dari dari orang lain tersebut.
j. Kamus Sosiologi (2012:106), kekerasan merupakan suatu ekspresi
yang dilakukan oleh individu maupun kelompok di mana secara fisik
maupun verbal mencerminkan tindakan agresi dan penyerangan pada
kebebasan atau martabat.
a. Lingkungan
Lingkungan sekitar dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindak
kekerasan. Seseorang yang tinggal di lingkungan yang terbiasa dengan kekerasan, ia
7
akan terbiasa untuk ikut melakukan tindak kekerasan dan menganggap kekerasan
sebagai tindakan yang lumrah dan biasa terjadi.
b. Stress
Stress dan pikiran yang kacau memicu seseorang untuk melakukan tindak
kekerasan. Bentuk kekerasan karene stress dapat dilakukan kepada dirinya sendiri
bahkan orang lain. Ketika ia merasa tidak mampu mengelola pikirannya, ia akan
melampiaskan kekesalan dengan tindakan-tindakan anarkis dengan melukai dirinya
sendiri maupun melukai orang lain.
d. Ekonomi
Faktor pemicu kekerasan yang paling umum terjadi adalah faktor ekonomi.
Permasalahan ekonomi dapat memancing seseorang untuk melukai orang lain.
Seringkali dalam hubungan rumah tangga terjadi KDRT (kekerasan dalam rumah
tangga) karena permasalahan ekonomi.
e. Pengalaman pribadi
Tindak kekerasan dapat terjadi karena pelaku memiliki pengalaman pribadi
pernah mengalami tindak kekerasan yang dilakukan orang lain kepadanya. Dalam hal
ini, ia tumbuh dengan sikap dendam yang melekat pada dirinya. Oleh karenanya,
setelah ia memiliki kesempatan untuk melampiaskan apa yang ia pendam selama ini,
ia akan lakukan kepada siapapun seperti apa yang ia terima.
8
kekerasan semakin meningkat dalam berbagai macam dan bentuk. Oleh karena itu,
para ahli sosial berusaha mengklasifikasikan bentuk dan jenis kekerasan menjadi dua
macam, yaitu:
1) Kekerasan fisik yaitu kekerasan nyata yang dapat dilihat, dirasakan oleh
tubuh. Wujud kekerasan fisik berupa penghilangan kesehatan atau
kemampuan normal tubuh, sampai pada penghilangan nyawa seseorang.
Contoh penganiayaan, pemukulan, pembunuhan, dan lain-lain.
2) Kekerasan psikologis yaitu kekerasan yang memiliki sasaran pada rohani atau
jiwa sehingga dapat mengurangi bahkan menghilangkan kemampuan normal
jiwa. Contoh kebohongan, indoktrinasi, ancaman, dan tekanan.
9
tidak menyadarinya karena sistem yang menjadikan mereka terbiasa dengan
keadaan tersebut.
a. Perubahan perilaku
Tindak kekerasan dapat mengubah sikap dan perilaku seseorang. Perubahan
perilaku dapat terjadi karena seseorang yang mengalami tindak kekerasan merasa
takut dan cemas sesuatu yang sama dapat terjadi lagi.
Perubahan perilaku dapat terjadu dari yang awalnya periang menjadi pendiam,
seseoranag yang awalnya baik-baik saja menjadi seorang pendendam. Sikap dendam
dapat muncul karena perasaan marah yang ditahan hingga menimbulkan sikap
dendam.
b. Murung
Beberapa kasus yang terjadi, seseorang yang mengalami tindak kekerasan akan
murung. Hal tersebut dapat terjadi karena ia merasa takut.
c. Konsentrasi berkurang
10
Seseorang yang mengalami tindak kekerasan biasanya menjadi kurang fokus
untuk melakukan sesuatu. Pikiran menjadi kacau karena merasa dirinya tidak dihargai
dan tidak memiliki harga diri di depan orang lain. Segala sesuatu yang dilakukan tidak
sungguh-sungguh dari hati. Tidak jarang, orangyang mengalami tindak kekerasan
tidak mau melakukan hal-hal yang biasa dilakukan. Secara tidak langsung, tindak
kekerasan mengubah perilaku dan kebiasaan seseorang.
d. Pendiam
Kekerasan berat maupun ringan yang dilakukan memberikan dampak fisik dan
psikis bagi korban. Korban yang mengalami tindak kekerasan menunjukan sikap diam
serta mengurangi komunikasi dengan orang lain.
f. Menutup diri
Korban yang mengalami tindak kekerasan cenderung menutup diri dari orang-
orang disekitarnya. Perasaan takut dan cemas selalu muncul ketika menceritakan apa
yang terjadi kepada orang lain.
h. Waspada
Pengalaman buruk menjadi korban kekerasan membuat seseorang menjadi lebih
waspada dalam bergaul dan melakukan sesuatu. Hal tersebut sebagai bentuk
kewaspadaan agar tidak terulang kejadian yang sama.
11
E. Upaya Pencegahan Tindak Kekerasan di Indonesia
Tindakan kekerasan tentu akan membawa dampak yang merugikan bagi banyak
orang. Oleh karena itu, dibutuhkan berbagai upaya untuk mencegah semakin
maraknya tindak kekerasan tersebut. Upaya-upaya yang bisa dilakukan antara lain :
3. Kampanye Antikekerasan
12
untuk kemajuan. Dengan kata lain, kekerasan mendatangkan kemunduran dan
penderitaan, sedangkan tanpa kekerasan membentuk kemajuan bangsa.
Dalam upaya ini, pemerintah mempunyai andil dan peran besar. Secara umum,
apa yang menjadi tindakan pemimpin, akan ditiru dan diteladani oleh bawahannya.
Jika suatu negara menjauhkan segala kekerasan dalam menyelesaikan suatu masalah
sosial, maka tindakan ini akan diikuti oleh segenap warganya. Dengan begitu, semua
pihak berusaha tidak menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah yang
akhirnya membawa kedamaian dalam kehidupan sosial.
(1) Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76C,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dan/atau
denda paling banyak Rp72 juta.
(2) Dalam hal anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), luka berat, maka pelaku
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp100 juta.
13
(3) Dalam hal Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mati, maka pelaku dipidana
dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp3 miliar.
(4) Pidana ditambah sepertiga dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ayat (2), dan ayat apabila yang melakukan penganiayaan tersebut orang tuanya.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
secara ringan seperti luka memar atau luka ringan. Kekerasan yang dilakukan dengan
brutal dapat menyebabakan kecacatan dan kelumpuhan bahkan dpaat menghilangkan
nyawa seseorang.
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, kami mohon maaf. Kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
16
v_rdha. (2021, 19 April). Teori Kekerasan. Diakses pada 11 Maret 2021, dari :
http://firdhamodest.blogspot.com/2012/04/normal-0-false-false-false-in-x-none-
x.html
17