Anda di halaman 1dari 2

Nama : Fadil Ferdika Fabillah

NIM : 230501110026

Kelas : G (Teosofi)

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TEOLOGI, SEJARAH DAN


ALIRAN-ALIRAN TEOLOGI DALAM ISLAM

Dalam sejarah pemikiran Islam, beberapa kelompok menunjukkan kecenderungan


rasional, mengingat pentingnya dan keistimewaan akal. Dalam hal munculnya aliran al-
Mu'tazilah, kelompok ini dianggap sebagai salah satu faktor yang mendorong kemajuan
peradaban Islam hingga mencapai puncaknya.

Pemikiran teologi dalam Islam berkembang dalam lima periode: masa Rasulullah
saw., masa Khulafa al-Rasyidin, masa Bani Umayyah, masa Bani "Abbas," dan masa
sesudah Bani "Abbas." Pada masa Rasulullah saw., pemikiran teologi dalam Islam
merupakan pemikiran yang murni karena berdasarkan hanya pada Rasulullah saw. dan
tidak ada perselisihan dalam dasar-dasar atau kaidah teologis. Tidak ada perbedaan
pendapat dalam teologi Islam pada masa Khulafa al-Rasyidin sebelum Khalifah "Utsman
ibn "Affan; ini disebabkan oleh fakta bahwa teologi Islam didasarkan secara langsung
pada Alqur'an dan Hadis tanpa pentakwilan atas nash-nashnya. Perpecahan politik dalam
tubuh umat Islam pada masa Khulafa al-Rasyidin menyebabkan penafsiran Alqur'an dan
Hadis menurut selera masing-masing golongan, yang akhirnya mengakibatkan
pemalsuan. Perluasan wilayah Islam pada masa Bani Umayah mengakibatkan
penyerapan tradisi non-Islam ke dalam budaya dan peradaban Islam. Berbagai ideologi
muncul pada akhir pemerintahan Khulafa al-Rasyidin.

Selain itu, periode pertengahan dibagi dua. Periode pertengahan I, yang


berlangsung dari 1250 hingga 1500, adalah fase mundur. Pada titik ini, perpecahan dan
perpecahan umat Islam meningkat. Konflik yang terjadi antara Sunni dan Syai'ah
semakin memburuk. Sebaliknya, dunia Islam terbagi menjadi bagian-bagian kecil karena
kerusakan yang kuat. Secara umum, wilayah Islam dibagi menjadi dua bagian. Yang
pertama adalah bagian Arab, yang terdiri dari Arabia, Suria, Iraq, Palestina, Mesir, dan
Afrika Utara dengan Mesir sebagai pusat. Yang kedua adalah bagian Persia, yang terdiri
dari atas Balkan, Asia Kecil, Persia, dan Asia Tengah, dengan Iran sebagai pusat. Setelah
itu, teologi Islam mengalami kemajuan besar. Munculnya aliran seperti Mu'tazilah,
Ash'ariyah, dan Maturidiyah menandai periode penting dalam sejarah teologi Islam.
Aliran-aliran ini memiliki pandangan yang berbeda tentang konsep seperti akidah
(keyakinan), ilmu kalam (teologi rasional), dan filsafat Islam.

Tiga kerajaan besar, kerajaan Ottoman berpusat di Turki, kerajaan Safawi di


Persia, dan kerajaan Mughal di India adalah bagian dari fase kedua, yang dimulai dengan
periode kemajuan dan kemunduran antara tahun 1500 dan 1800. Pada saat kemajuan ini,
setiap kerajaan memiliki keunggulan tertentu, terutama dalam literatur dan seni
arsitektur. Namun, kemajuan di era ini sangat berbeda dari era klasik. Karena perhatian
umat Islam terhadap ilmu pengetahuan masih sangat rendah pada era pertengahan. Dalam
sejarah perkembangan teologi islam, ada beberapa karakteristik berikut: kedudukan akal
yang rendah; tidak bebas dalam keputusan dan tindakan; diikat oleh banyak dogma untuk
berpikir secara bebas; tidak percaya pada sunnatullah dan kausalitas; dan bersikap dan
berpikir secara statis.

Anda mungkin juga menyukai