Anda di halaman 1dari 34

MENULIS PROPOSAL DAN LAPORAN PENELITIAN

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Metolodogi Pendidikan

DOSEN PEMBIMBING

Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd.


Dr. Sugeng Sutiarso, M.Pd.

Oleh :
Kelompok 6
1. Ferdi Gunsan HS (2223021003)
2. Kenny Candra Pradana (2223021008)
3. Inggit Puspita Ningrum (2223021016)
4. Khoirunnisa Imama (2223021021)

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PASCASARJANA UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Menulis Proposal Dan
Laporan Penelitian”. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam memahami materi mata kuliah
Metodologi Penelitian terutama materi mengenai Menulis Proposal Dan Laporan
Penelitian.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd. dan Dr.
Sugeng Sutiarso, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Metodologi Penelitian Universitas
Lampung yang telah menambah pengetahuan dan wawasan tentang mata kuliah yang
sedang dipelajari serta teman-teman yang telah banyak membantu penyusun agar dapat
menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kepada para pembaca untuk memberikan saran dan masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini, sehingga kami dapat kedepannya bisa lebih baik.

Bandar Lampung, 10 Oktober 2022

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................1
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Proposal dan Proposal Penelitian ? ..............1
1.2.2 Apa Saja bagian utama proposal dan Laporan penelitian ? .......................1
1.2.3 Bagaimana Latar belakang dan tinjauan pustaka terkait ? .........................1
1.2.4 Bagaimana prosedur penelitian ? ...............................................................1
1.2.5 Bagaimana Budget (dana) pada penelitian ? ..............................................1
1.2.6 Bagaimana komentar umum pada penelitian ? ..........................................1
1.2.7 Apa saja bagian unik pada laporan penelitian ? .........................................1
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................2
1.3.1 Untuk mengetahui definisi Proposal dan Proposal Penelitian ...................2
1.3.2 Untuk mengetahui bagian utama proposal dan Laporan penelitian ...........2
1.3.3 Untuk mengungkap Latar belakang dan tinjauan pustaka terkait ..............2
1.3.4 Untuk mengungkap prosedur penelitian ....................................................2
1.3.5 Untuk mengetahui pendanaan pada penelitian ..........................................2
1.3.6 Untuk mengungkap komentar yang sering timbul pada penelitian ...........2
1.3.7 Untuk mengetahui bagian-bagian yang terdapat pada laporan penelitian .2
BAB II : PEMBAHASAN..........................................................................................3
2.1 Definisi Proposal dan Proposal Penelitian ..........................................................3
2.2 Bagian Utama Proposal atau Laporan Penelitian ................................................6
2.3 Latar Belakang dan Tinjauan Pustaka Terkait ..................................................12
2.4 Prosedur Penelitian ............................................................................................15
2.5 Budget (Dana) ...................................................................................................22
2.6 Komentar Umum ...............................................................................................23

iii
2.7 Bagian Unik pada Laporan Penelitian ...............................................................23
BAB III : PENUTUP ................................................................................................28
3.1. KESIMPULAN .................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................29

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring perkembangan zaman, arus informasi menjadi menjadi semakin cepat dan
mudah didapat. Secara tidak sadar anda telah dipaksa untuk mengikuti perkembangan dan
menjadi bagian didalamnya. Informasi merupakan sarana penunjangan terlahirnya sebuah
ide. Dengan mengamati realita yang sedang terjadi, anda bisa menganalisa sebuah
keadaan dan menjadikannya sebagai sebuah peluang baru. Proposal adalah saran, usul,
permintaan atau penawaran untuk melaksanakan kegiatan kepada seorang, lembaga,
instansi, atau perusahaan, baik pemerintah maupun swasta. Terkadang proposal dibuat
bukan dengan maksud untuk dikerjakan oleh yang mengajukan proposal tersebut
dimaksudkan agar target proposal tersebut.
Laporan merupakan suatu wahana atau suatu alat penyampaian berita, informasi,
pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat berbentuk
lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis merupakan
suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari
hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis
karangan ilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang
mengupas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk
disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Proposal dan Proposal Penelitian ?
1.2.2 Apa Saja bagian utama proposal dan Laporan penelitian ?
1.2.3 Bagaimana Latar belakang dan tinjauan pustaka terkait ?
1.2.4 Bagaimana prosedur penelitian ?
1.2.5 Bagaimana Budget (dana) pada penelitian ?
1.2.6 Bagaimana komentar umum pada penelitian ?
1.2.7 Apa saja bagian unik pada laporan penelitian ?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi Proposal dan Proposal Penelitian
1.3.2 Untuk mengetahui bagian utama proposal dan Laporan penelitian
1.3.3 Untuk mengungkap Latar belakang dan tinjauan pustaka terkait
1.3.4 Untuk mengungkap prosedur penelitian
1.3.5 Untuk mengetahui pendanaan pada penelitian
1.3.6 Untuk mengungkap komentar yang sering timbul pada penelitian
1.3.7 Untuk mengetahui bagian-bagian yang terdapat pada laporan penelitian

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Proposal dan Proposal Penelitian


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), definisi proposal adalah rencana yang
ditunagkan dalam bentuk rancangan kerja. Dalam Bahasa Inggris ada kata to propose
yang artinya “mengusulkan”. Dengan demikian, secara sederhana proposal dapat
diartikan sebagai bentuk usulan baik berupa gagasan maupun pemikiran yang dituangkan
dalam bentuk rencana kerja tertulis kepada pihak lain dengan tujuan untuk menjabarkan
atau menjelaskan kepada mereka tentang rencana kerja tersebut.
Menurut Winata (2013), secara umum proposal dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu
proposal bisnis, proposal proyek, proposal kegiatan, dan proposal penelitian. Proposal
bisnis berkaitan dengan dunia usaha, baik perseorangan maupun kelompok. Proposal
proyek pada umumnya mengacu kepada bisnis atau komersial. Proposal kegiatan
biasanya terkait dengan pengajuan rencana sebuah kegiatan, baik bersifat individu
maupun kelompok. Proposal penelitian biasanya digunakan di bidang akademis, misal
penelitian untuk pembuatan skripsi, tesis, dan disertasi.
Proposal penelitian merupakan rencana/rancangan/desain yang dibuat dengan
maksud untuk dapat dinilai atau ditinjau dalam rangka pelaksanaan kegiatan proyek.
Proyek yang dimaksud di sini adalah “penelitian” untuk sebuah skripsi, thesis, dan
disertasi. Dalam istilah yang sederhana, proposal adalah usulan penelitian untuk
penyusunan skripsi, tesis, dan disertasi(Amirullah, 2022). Proposal menurut Kuncoro,
(2015) merupakan deskripsi rinci dari desain studi yang akan dilakukan untuk menjawab
permasalahan yang ada. Lebih lanjut, Kuncoro, (2015) menyatakan bahwa proposal
merupakan komunikasi formal antara mahasiswa dan dosen pembimbing. Proposal
menunjukkan lingkup penelitian, garis besar analisis yang dilakukan, dan hasil penelitian
yang diharapkan.
Menurut Sugiyono, (2012), proposal penelitian terdiri dari dua bentuk yaitu proposal
penelitian kuantitati dan proposal penelitian kualitatif. Proposal penelitian kuantitatif
dipandang sebagai “blue print” yang digunakan sebagai pedoman buku unutk

3
melaksanakan dan mengendalikan penelitian. Hal ini dikarenakan permasalahan yang
diteliti sudah jelas, relitas, dianggap tunggal, dapat diamati, dan pola pikir deduktif.
Dalam penelitian kualitatif, realitas dipandang sebagai sesuatu yang holistik, kompleks,
dinamis, dan pola pikir indukti sehingga belum jelas. Oleh karena itu, proposal penelitian
kualitatif yang dibuat masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti
memasuki objek penelitian.
Proposal penelitian tidak lebih dari rencana tertulis untuk melakukan studi penelitian.
Ini adalah prasyarat yang diterima secara umum dan umumnya diperlukan untuk
melakukan penyelidikan penelitian. Ini mengomunikasikan niat peneliti, memperjelas
tujuan studi yang dimaksud dan pembenarannya, dan memberikan rencana langkah demi
langkah untuk melakukan studi. Proposal penelitian mengidentifikasi masalah,
menyatakan pertanyaan atau hipotesis, mengidentifikasi variabel, dan mendefinisikan
istilah. Subyek yang akan dimasukkan dalam sampel, instrumen yang akan digunakan,
desain penelitian yang dipilih, prosedur yang harus diikuti, bagaimana data akan
dianalisis—semua dijabarkan secara rinci, dan setidaknya sebagian tinjauan penelitian
terkait sebelumnya disertakan(Fraenkel & Wallen, 2009).
Proposal penelitian adalah rencana tertulis dari sebuah penelitian. Ini menjelaskan
secara rinci apa yang ingin peneliti lakukan. Ini memungkinkan orang lain untuk belajar
tentang penelitian yang dimaksud dan menawarkan saran untuk meningkatkan penelitian.
Ini membantu peneliti mengklarifikasi apa yang perlu dilakukan dan membantunya
menghindari perangkap yang tidak disengaja atau masalah yang tidak diketahui. Rencana
tertulis seperti itu sangat diinginkan, karena memungkinkan orang lain yang tertarik untuk
mengevaluasi nilai studi yang diusulkan dan membuat saran untuk perbaikan(Fraenkel &
Wallen, 2009).
Menurut Ikhsan, dkk (2018), tujuan proposal penelitian antara lain :
2.1.1. Menghasilkan pertanyaan penelitian yang diteliti yang berhubungan dengan
hal-hal penting
2.1.2. Membahas usaha penelitian terhadap yang lainnya yang berkaitan dengan
pertanyaan penelitian
2.1.3. Mendukung keperluan data dalam memecahkan suatu pertanyaan dan
bagaimana data penelitian dikumpulkan, diperlakukan dan dijelaskan.

4
Manfaat dari pembuatan proposal penelitian antara lain (Sitorus et al., 2020) :
2.1.1. Sebagai acuan peneliti dalam melakukan penelitian;
2.1.2. Memberikan gambaran singkat mengenai rencana penelitian yang meiputi latar
belakang permasalahan, landasan teori, dan metodologi penelitian yang
digunakan;
2.1.3. Sebagai bahan evaluasi maupun pertimbangan pihak terkait yang berwenang
untuk menyetujui maupun menolak rencana penelitian; dan
2.1.4. Sebagai sarana yang dapat digunakan untuk mengajukan dana penelitian
terhadap pihak terkait.
Dalam konteks tugas akhir mahasiswa (skripsi, tesis, maupun disertasi), proposal
adalah gambaran tertulis secara rinci dan menyeluruh tentang proses yang akan dilakukan
oleh mahasiswa (peneliti) untuk dapat memecahkan permasalahan penelitian. Menyusun
proposal penelitian bisa jadi merupakan langkah yang paling sulit dalam tahapan proses
penelitian karena seluruh kegiatan penelitian diuraikan ke dalam suatu rencana yang
spesifik. Dalam proposal akan tergambar apa saja yang akan diteliti, bagaimana cara
meneliti, serta mengapa penelitian itu memiliki nilai kegunaan segingga perlu untuk
dilakukan(Sugiarto, 2015).
Dalam proses penelitian dan penulisan, mahasiswa yang menyusun disertasi (Jenjang
S-3) umumnya lebih mandiri daripada mahasiswa yang menyusun tesis (Jenjang S-2).
Sementara itu, mahasiswa yang menyusun tesis (Jenjang S-20 tentu sudah seharusnya
lebih mandiri dibanding mahasiswa yang menyusun Skripsi (Jenjang S-1). Bahkan, ada
pendapat yang menyatakan bahwa secara kuantitatif, untuk disertasi kira-kira 90% persen
dari naskah tersebut adalah karya asli penulisnya (Mahasiswa S-3)., sedangkan 10 Persen
merupakan bantuan, bimbingan, serta arahan dosen pembimbing. Untuk tesis, persentase
karya asli penulisnya (mahasiswa S-2) adalah 80 persen, sedangkan 20 persennya
merupakan peran dosen pembimbing. Untuk skripsi, persentase karya asli penulisnya
(mahasiswa S-1) bisa lebih kecil daripada tesis, yaitu 60 persen karya penulisnya dan 40
persen peran dosen pembimbing(Sugiarto, 2015).
Meskipun angka dalam persentase di atas tidak mutlak dan masih bisa
diperbedabtkan, satu hal yang pasti adalah mahasiswa yang menyusun disertasi
(mahasiswa S-3) umumnya sudah bisa mandiri dalam melakukan penelitian dalam

5
melaporkannya secara tertulis, termasuk dalam menyusun proposal(Sugiarto, 2015).
Perlu diketahui, proposal penelitian bukan hanya dibuat oleh mahasiswa yang akan
menyelesaikan tugas akhirnya, melainkan dapat dibuat oleh siapa saja yang akan
melakukan penelitian. Proposal penelitian merupakan alat komunikasi formal antara
manajer (pihak yang meminta proposal) dengan peneliti (pihak yang membuat proposal).
Proposal yang telah disetujui antara peneliti dengan manajer menunjukkan terdapat
persamaan persepsi antara peneliti dan manajer dalam melihat suatu permalasahan
penelitian, yang mana proposal penelitian tersebut bertindak sebagai dokumen
persetujuan yang sah antara peneliti dan manajer.

2.2 Bagian Utama Proposal atau Laporan Penelitian


Empat topik biasanya dibahas dalam bagian ini: (1) tujuan penelitian, termasuk
asumsi peneliti; (2) alasan penelitian; (3) pertanyaan penelitian dan/atau hipotesis,
termasuk variabel yang akan diteliti; dan (4) definisi istilah.
2.2.1. Tujuan Penelitian
Biasanya bagian pertama dalam proposal atau laporan adalah tujuan penelitian,
tujuan penelitian sebagai ungkapan keinginan untuk memperoleh jawaban atas
permasalahan penelitian. Karenanya, rumusan tujuan harus relevan dengan masalah
yang ditemukan, rumusan masalah, dan mencerminkan proses penelitian. Menurut
Burns dan Grove dalam Danim Sudarwan (2002), tujuan penelitian bidang ilmu
sosial dan pendidikan adalam untuk mengembangkan basis pengetahuan ilmiah
(development scientific knowledge base) untuk aktivitas dalam bidang sains sosial
dan pendidikan.
Penelitian mempunyai tujuan yang ingin dicapai dan hasil penelitian yang
berguna untuk pengembangan ilmu dan kebutuhan praktis. Tujuan penelitian dapat
dikelompokkan kepada tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum
menggambarkan tujuan penelitian secara garis besar, kemudian diuraikan lebih lanjut
dalam tujuan khusus. Setelah mengetahui masalah yang akan diteliti, maka seorang
peneliti harus menetapkan tujuan yang hendak dicapai dan manfaat yang diharapkan
dari hasil penelitian yang dilakukan.
Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil,

6
sesuatu yang akan diperoleh setelah penelitian selesai, juga sesuatu yang akan dicapai
atau ditangani dalam suatu penelitian(Ramdhan, 2021). Tujuan penelitian
menunjukkan hal-hal yang ingin dicapai, sesuai dengan pokok permasalahan. Tujuan
penelitian biasanya diawali dengan kata-kata seperti : Untuk mengetahui,
menghitung, menganalisis, membedakan, dan lain-lain. Tujuan penelitian harus
berupa pernyataan singkat, memberikan kerangka kerja yang detailnya akan
ditambahkan kemudian. Secara umum, setiap penelitian harus berusaha untuk
mengklarifikasi beberapa aspek dari bidang minat yang dianggap penting, sehingga
memberikan kontribusi baik untuk pengetahuan secara keseluruhan dan untuk
praktik saat ini.
Menurut Sugiyono (1999), tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan
masalah yang dituliskan, tapi tingkatan tujuan tergantung hasil kajian pustaka.
Beberapa tingkatan atau macam tujuan penelitian, antara lain : (1) mengeksplorasi;
misal: mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi.... (2) mendeksripsikan;
misal: mendeskripsikan pola....; mendeskripsikan perkembangan....;
mendeskripsikan kategori (3) menguji hipotesis; misal: menguji hipotesis bahwa....
(4) mengevaluasi; misal: mengevaluasi ketepatan pemilihan model pembelajaran...
Sebaiknya dirumuskan suatu tujuan bagi setiap pertanyaan penelitian. Tujuan untuk
masing-masing pertanyaan penelitian dapat berbeda, tergantung pada status/ujung
pengetahuan yang ada saat ini (state of the Art)-hasil kajian pustaka-bagi masing-
masing pertanyaan penelitian (Achamd Djuanedi, 2002). Berikut adalah beberapa
contoh pernyataan tujuan dalam laporan penelitian yang diambil dari literatur.
a. “Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan
menggambarkan rutinitas waktu tidur dan pola tidur malam wanita yang
dilaporkan sendiri di atas usia 65 tahun dan untuk menentukan perbedaan
dan hubungan antara rutinitas dan pola ini sesuai dengan apakah subjek
dilembagakan atau tidak.”
b. “Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi bagaimana
remaja muda menggambarkan orang yang ideal dalam menggambar dan
menanggapi sebuah survei.”
c. “Studi ini mencoba mengidentifikasi beberapa proses yang memediasi

7
self-fulfilling prophecies di kelas.”
Peneliti harus mengartikulasikan setiap asumsi yang menjadi dasar penelitian.
Sebagai contoh:
a. Diasumsikan bahwa, jika terbukti efektif, metode yang dipelajari dapat
diadopsi oleh banyak guru tanpa pelatihan khusus.
b. Diasumsikan bahwa informasi deskriptif tentang interaksi keluarga yang
diberikan oleh penelitian ini, jika disebarluaskan, akan berpengaruh pada
keberfungsian keluarga.
c. Diasumsikan bahwa informasi prediktif dari penelitian ini akan digunakan
oleh konselor dalam menasihati siswa.
2.2.2. Pembenaran untuk Studi
Dalam pembenaran, peneliti harus menjelaskan mengapa subjek khusus ini
penting untuk diselidiki. Mereka harus menyajikan argumen untuk "nilai" penelitian,
sehingga untuk berbicara. Misalnya, jika seorang peneliti bermaksud untuk
mempelajari metode tertentu untuk mengubah sikap siswa terhadap pemerintah, ia
harus membuat kasus bahwa studi semacam itu penting. bahwa orang harus peduli
tentang hal itu. Peneliti juga harus menjelaskan mengapa dia memilih untuk
menyelidiki metode tertentu. Dalam banyak proposal seperti itu, ada implikasi bahwa
metode saat ini tidak cukup baik; ini harus dibuat eksplisit.
Pembenaran yang baik juga harus mencakup implikasi spesifik apa pun yang
mengikuti jika hubungan diidentifikasi. Pada studi intervensi, misalnya, jika metode
yang dipelajari tampaknya berhasil, perubahan dalam pelatihan pra-jabatan atau
dalam-jabatan untuk guru mungkin diperlukan; uang mungkin perlu dibelanjakan
dengan cara yang berbeda; bahan dan sumber daya lainnya mungkin perlu digunakan
secara berbeda, dan seterusnya. Dalam studi survei, pendapat yang kuat tentang isu-
isu tertentu (seperti pendapat rekan tentang penggunaan narkoba) mungkin memiliki
implikasi bagi guru, konselor, orang tua, dan lain-lain. Hubungan yang ditemukan
dalam studi komparatif korelasional atau kausal dapat membenarkan penggunaan
prediktif. Juga, hasil studi korelasional atau etnografis mungkin menyarankan
kemungkinan untuk studi eksperimental berikutnya. Ini harus didiskusikan.
2.2.3. Rumusan Masalah dan Hipotesis

8
2.2.3.1 Rumusan Masalah
Rumusan masalah berbeda dengan identifikasi masalah. Kalau masalah
yang sudah teridentifikasi merupakan kesenjangan antara yang diharapkan
dengan yang terjadi, sementara rumusan masalah merupakan suatu kalimat
pernyataan yang disusun berdasarkan adanya masalah tersebut dan akan
dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data dalam suatu proses
penelitian. Namun demikian terdapat kaitan erat antara suatu masalah dan
rumusan masalah, karena setiap rumusan masalah penelitian harus didasarkan
pada masalah yang teridentifikasi. Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian
dikembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi (level of
explanation). Bentuk masalah dapat dikelompokkan ke dalam bentuk masalah
deskriptif, komparatif dan asosiatif.
a. Rumusan Masalah Deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah
berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri,
baik hanya pada satu variable atau lebih. Jadi dalam penelitian ini
seorang peneliti tidak membuat suatu perbandingan pada sampel yang
lain, dan juga tidak mencari hubungan variabel tersebut dengan variabel
yang lain. Dalam hal ini peneliti hanya menjabarkan atau
mendeskripsikan data hasil penelitian, bisa dengan bantuan tabel dan
diagram atau grafik, sehingga hasil temuan tersebut menjadi lebih mudah
dipahami oleh pembaca. Penelitian semacam ini dinamakan penelitian
deskriptif. Contoh rumusan masalah Deskriptif:
1) Bagaimana peningkatan hasil Ujian Akhir Nasional (UAN)
siswa Sekolah Dasar di Indonesia ?
2) Bagaimanakah tanggapan masyarakat terhadap rencana
pemerintah menetapkan wajib belajar 12 tahun ?
3) Seberapa besar peranan orangtua dalam memotivasi anak untuk
berprestasi ?
4) Bagaimana taraf tingkat kepuasan orangtua murid terhadap
pelayanan penerimaan siswa baru di sekolah ?

9
5) Bagaimana taraf minat baca dan lama belajar rata-rata per hari
murid-murid sekolah dasar di daerah luar Jawa ?
b. Rumusan Masalah Komparatif
Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang
membandingkan (komparasi) keberadaan satu variabel atau lebih pada
dua atau lebih sampel yang berbeda. Perbedaan tersebut bisa dinilai dari
metoda, perlakuan lain atau pada waktu yang berbeda. Contoh rumusan
masalah Komparatif adalah sebagai berikut.
1) Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa SMP dari
sekolah negeri dan swasta ?
2) Adakah perbedaan motivasi kerja guru antara sekolah di pulau
Jawa dan di Luar Jawa ?
3) Adakah perbedaan motivasi belajar dan hasil belajar antara
siswa SMA yang mengikuti program bimbingan belajar
(bimbel) dan belajar mandiri ?
4) Adakah perbedaan kemampuan bersosialisasi anak antara yang
diasuh dengan pola asuh Otoriter, Permisive dan Demokratis ?
5) Adakah perbedaan produktivitas penulisan jurnal ilmiah antara
guru yang sudah lulus Sertifikasi dan yang belum lulus ?
6) Adakah perbedaan tingkat kecerdasan anak dan immunitas anak
yang pada waktu bayi diberi susu Eksklusif, Non Eksklusif dan
Susu Sapi ?
c. Rumusan Masalah Asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang
bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat
tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan
interaktif/timbal balik.
Hubungan simetris adalah merupakan hubungan antara dua variabel
atau lebih yang munculnya bersamaan atau diartikan sejajar. Pada
penelitian dengan bentuk hubungan ini, tidak dapat dikatakan variabel
mana yang mempengaruhi variabel lainnya, dengan kata lain kedua

10
variabel memiliki kedudukan yang sama kuat atau setara. Jadi bentuk
hubungannya bukan hubungan kausal atau interaktif.
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat.
Bentuk hubungan ini menunjukkan terdapat variabel independen atau
variabel bebas (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen
atau variabel terikat (variabel yang dipengaruhi). Namun dalam bentuk
hubungan ini hanya salah satu variabel yang mempengaruhi variabel
lainnya atau kondisi tersebut tidak dapat dianggap berlaku sebaliknya.
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi.
Pada pola penelitian ini tidak diketahui mana variabel independen
maupun variabel dependen.
2.2.3.2 Hipotesis
Hipotesis berasal dari Bahasa Yunani yaitu hypo = sebelum; thesis =
pernyataan. Proses menyusun landasan teori juga merupakan langkah penting
untuk membangun suatu hipotesis. Landasan teori yang dipilih haruslah sesuai
dengan ruang lingkup permasalahan. Landasan teoritis ini akan menjadi suatu
asumsi dasar peneliti dan sangat berguna pada saat menentukan suatu hipotesis
penelitian. Peneliti harus selalu bersikap terbuka terhadap fakta dan
kesimpulan terdahulu baik yang memperkuat maupun yang bertentangan
dengan prediksinya. Jadi, dalam hal ini telaah teoritik dan temuan penelitian
yang relevan berfungsi menjelaskan permasalahan dan menegakkan prediksi
akan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian
yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan
apa yang kita cari atau ingin kita pelajari. Hipotesis adalah keterangan
sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks. Oleh karena itu,
perumusan hipotesis menjadi sangat penting dalam sebuah penelitian.
Penetapan hipotesis dalam sebuah penelitian memberikan manfaat,
antara lain 1) Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian dan
kerja penelitian; 2) Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan
antar fakta, yang kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti; 3)

11
Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta; dan 4) Sebagai
panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta. Oleh
karena itu kualitas manfaat dari hipotesis tersebut akan sangat tergantung pada
1) Pengamatan yang tajam dari si peneliti terhadap fakta-fakta yang ada; 2)
Imajinasi dan pemikiran kreatif dari si peneliti; 3) Kerangka analisa yang
digunakan oleh si peneliti; dan 4) Metode dan desain penelitian yang dipilih
oleh peneliti.
Dalam penelitian yang bersifat eksperimental, biasanya terdapat
hipotesis yang merupakan prediksi tentang hasil yang akan diperoleh dengan
jalan eksperimentasi itu. Dalam penelitian deskriptif, biasanya hanya akan
diteliti tentang keadaan sesuatu, sehingga tidak perlu diadakan prediksi tentang
hasil hubungan dua atau lebih variabel.
2.2.4. Definisi Istilah
Definisi istilah digunakan untuk menghindari perbedaan pengertian terhadap
istilah yang digunakan dalam penelitian ini, sehingga hal yang dimaksudkan menjadi
jelas. Semua istilah kunci harus didefinisikan. Dalam studi pengujian hipotesis, ini
terutama istilah yang menggambarkan variabel penelitian. Tugas peneliti adalah
membuat definisinya sejelas mungkin. Jika definisi sebelumnya yang ditemukan
dalam literatur jelas dan bagi semua pihak. Seringkali, bagaimanapun, mereka perlu
dimodifikasi agar sesuai dengan penelitian ini. Hal ini seringkali membantu untuk
merumuskan definisi operasional sebagai cara untuk mengklarifikasi istilah atau
frasa. Meskipun mungkin tidak mungkin untuk menghilangkan semua ambiguitas
dari definisi, semakin jelas Istilahnya—bagi peneliti dan orang lain—semakin sedikit
kesulitan yang akan dihadapi dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian
selanjutnya.

2.3 Latar Belakang dan Tinjauan Pustaka Terkait


Latar Belakang masalah adalah informasi yang tersusun sistematis berkenaan dengan
fenomena dan masalah problematik yang menarik untuk di teliti. Masalah terjadi saat
harapan akan sesuatu hal tidak sama dengan realita yang terjadi. Tidak semua masalah
adalah fenomena dan menarik. Masalah yang fenomenal adalah saat menjadi perhatian

12
banyak orang dan di bicirakan di berbagai kalangan di masyarakat.
Latar belakang dimaksudkan untuk menjelaskan alasan mengapa masalah dalam
penelitian ingin diteliti, pentingnya permasalahan dan pendekatan yang digunakan
untukan untuk menyelesaikan masalah tersebut baik dari sisi teoritis dan praktis. Latar
belakang masalah penelitian berisi informasi tentang suatu masalah dan atau peluang
yang dapat dipermasalahkan agar ditindaklanjuti lewat penelitian, termasuk hal-hal yang
melatarbelakanginya (Husein Umar, 2001).
Latar belakang masalah berisi tentang sejarah dan persitiwa-peristiwa yang sedang
terjadi pada suatu proyek penelitian, tetapi dalam peristiwa itu, nampak adanya
penyimpangan-penyimpangan dari standar yang ada, baik standar keilmuan maupun
aturan-aturan. Dalam latar belakang ini peneliti harus melakukan analisis masalah,
sehingga permasalahan menjadi jelas. Melalui analisis masalah ini, peneliti harus dapat
menunjukkan adanya suatu penyimpangan dan menuliskan mengapa hal itu perlu diteliti
(Sugiyono, 1999).
Bagian latar belakang masalah menjelaskan mengapa suatu penelitian dilaksanakan
dan apa yang ingin dicapai atau diketahui dari pelaksanaan penelitian tersebut. Fakta dan
data yang mendukung harus dicantumkan (Dermawan Wibisono, 2000:304). Banyak
orang mengalami kesulitan dalam memutuskan apa yang akan dimasukkan dalam latar
belakang masalah, hasil-hasil penelitian apa yang perlu dikutip, mana yang akan
diberikan dalam latar belakang masalah dan mana yang tidak perlu. Jawabnya mudah,
hanya bahan-bahan yang mengarah kepada hipotesislah yang digunakan. Bahan-bahan
tersebut disusun menurut urutan yang logis. (David Lindsay, 1986:8).
Hal-hal yang perlu dikemukakan dalam latar belakang masalah adalah Mengapa
peneliti memilih isu tertentu? Apa kegunaan penelitian tersebut untuk kepentingan praktis
atau teoretis? Agar peneliti dapat menyusun latar belakang penelitiannya dengan baik
maka dia harus membekali diri dengan banyak informasi tentang isu penelitiannya baik
yang berdimensi praktis dan teoritis. Latar belakang masalah berisi argumentasi mengapa
penelitian ini penting dilakukan. Menggambarkan situasi dan kondisi baik secara makro
maupun mikro serta dilengkapi dengan fakta dan data-data lapangan. Menunjukkan
sebab-sebab muncul dan terjadinya masalah. Dikotomi, antara apa yang seharusnya
terjadi dan kenyataan yang ada. Munculnya kesenjangan antara apa yang diharapkan

13
dengan kenyataan. Mengemukakan Kajian teoritis dibandingkan dengan fenomena yang
ada, sehingga penelitian ini menjadi menarik, memberi manfaat besar dan memang urgen
untuk dilakukan (W. Gede Merta, 2004).
Latar Belakang Permasalahan merupakan kunci dari sebuah proposal penelitian.
Karena logika penelitian dilakukan berdasar adanya fenomena problematik yang harus
diatasi. Sehingga latar belakang harus menunjukkan sistematika yang menjurus ke arah
pemilihan suatu masalah tertentu. Masalah tersebut tentunya yang penting dan menarik
untuk dilakukan penelitian. Pada tahap ini, peneliti sudah dapat mengidentifikasi awal
permasalahan utamanya serta faktor-faktor utama yang menjadi penyebabnya. Pada
kondisi ini sudah dapat diketahui variabel terikat (dependent) sebagai akibat dari variabel
pengaruh variabel bebas (independent).
Dalam laporan penelitian, tinjauan pustaka mungkin merupakan bagian yang
panjang, terutama dalam tesis master atau disertasi doktoral. Dalam proposal penelitian,
itu adalah ringkasan sebagian dari pekerjaan sebelumnya yang terkait dengan hipotesis
atau fokus penelitian. Peneliti mencoba untuk menunjukkan di sini bahwa dia akrab
dengan tren utama dalam penelitian dan pendapat sebelumnya tentang topik tersebut dan
memahami relevansinya dengan penelitian yang sedang direncanakan. Tinjauan ini dapat
mencakup konsepsi teoretis, studi terkait langsung, dan studi yang memberikan perspektif
tambahan pada pertanyaan penelitian. Dalam pengalaman kami, kelemahan utama dari
banyak tinjauan literatur adalah bahwa mereka mengutip referensi (sering kali banyak
referensi) tanpa menunjukkan relevansi atau implikasinya untuk penelitian yang
direncanakan.
Kajian pustaka merupakan daftar referensi dari semua jenis referensi seperti buku,
jurnal papers, artikel, disertasi, tesis, skripsi, hand outs, laboratory manuals, dan karya
ilmiah lainnya yang dikutip di dalam penulisan proposal. Semua referensi yang tertulis
dalam kajian pustaka harus dirujuk di dalamnya. Referensi ditulis urut menurut abjad
huruf awal dari nama akhir/keluarga penulis pertama dan tahun penerbitan (yang terbaru
ditulis lebih dahulu).
Dalam Penelitian biasanya diawali dengan ide-ide atau gagasan dan konsep-konsep
yang dihubungkan satu sama lain melalui hipotesis tentang hubungan yang diharapkan.
Ide-ide dan konsep-konsep untuk penelitian dapat bersumber dari gagasan peneliti sendiri

14
dan dapat juga bersumber dari sejumlah kumpulan pengetahuan hasil kerja sebelumnya
yang kita kenal juga sebagai literatur atau pustaka. Literatur atau bahan pustaka ini
kemudian kita jadikan sebagai referensi atau landasan teoritis dalam penelitian.
Kajian pustaka menjelaskan laporan tentang apa yang telah ditemukan oleh peneliti
lain atau membahas masalah penelitian. Kajian penting yang berkaitan dengan masalah
biasanya dibahas sebagai subtopik yang lebih rinci agar lebih mudah dibaca. Bagian yang
kurang penting biasanya dibahas secara singkat. Bila ada beberapa hasil penelitian yang
mirip dengan masalah penelitian, maka kajian pustaka ditulis dengan aspek penulisan
yang sesuai dengan kaidah-kaidah aturan dalam masing-masing instansi.
Kajian pustaka adalah kegiatan yang meliputi mencari, membaca, dan menelaah
laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka yang memuat teori-teori yang relevan
dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian pustaka dalam suatu penelitian ilmiah
merupakan satu bagian penting dari keseluruhan langkah-langkah metode penelitian.
Cooper dalam Creswell mengemukakan bahwa kajian pustaka memiliki beberapa tujuan
yakni; menginformasikan kepada pembaca hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan erat
dengan penelitian yang dilakukan saat itu, menghubungkan penelitian dengan literatur-
literatur yang ada, dan mengisi celah-celah dalam penelitian-penelitian sebelumnya.
Kajian pustaka dalam penelitian, baik penelitian pustaka maupun penelitian lapangan
mempunyai kedudukan yang sangat penting. Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan
bahwa kajian pustaka merupakan merupakan variabel yang menentukan dalam suatu
penelitian. Karena akan menentukan cakrawala dari segi tujuan dan hasil penelitian. Di
samping itu, berfungsi memberikan landasan teoritis tentang mengapa penelitian tersebut
perlu dilakukan dalam kaitannya dengan kerangka pengetahuan

2.4 Prosedur Penelitian


Bagian prosedur meliputi pembahasan: (1) desain penelitian, (2) populasi dan
sampel, (3) instrumentasi, (4) detail prosedural, (5) validitas internal, dan (6) analisis data.
2.4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian bertujuan untuk
memberi pegangan yang jelas dan terstruktur kepada peneliti dalam melakukan

15
penelitiannya. Desain penelitian memberikan prosedur untuk mendapatkan informasi
yang diperlukan untuk menyusun atau menyelesaikan masalah dalam penelitian.
Desain penelitian merupakan dasar dalam melakukan penelitian. Menurut
Fachruddin (2009, hlm. 213) desain penelitian adalah:
kerangka atau perincian prosedur kerja yang akan dilakukan pada waktu
meneliti, sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran dan arah
mana yang akan dilakukan dalam melaksanakan penetian tersebut, serta
memberikan gambaran jika peneletian itu telah jadi atau selesai penelitian
tersebut diberlakukan.
Nasution (2009, hlm. 23) juga menyatakan bahwa “desain penelitian
merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat
dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian.” Beliau
mengemukakan kegunaan dari desain penelitian, yaitu:
1) Desain memberi pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam
melakukan penelitiannya; 2) Desian itu juga menentukan batas-batas
penelitian yang bertalian dengan tujuan penelitian; 3) Desain penelitian
selain memberi gambaran yang jelas tentang macam-macam kesulitan
yang akan dihadapai yang mungkin juga telah dihadapi oleh peneliti lain.
Oleh sebab itu, desain penelitian yang baik akan menghasilkan penelitian yang
efektif dan efisien.

Gambar 1. Desain Penelitian


Klasifikasi desain penelitian dibagi menjadi dua yaitu, eksploratif dan
konklusif. Desain penelitian konklusif dibagi lagi menjadi dua tipe yaitu deskriptif

16
dan kausal. Penelitian deskriptif dibagi menjadi 2, yaitu Desain Cross-Sectional dan
Desain Longitudinal. Desain Cross-Sectional dibagi lagi menejadi 2 tipe, yaitu
Desain Single Cross-Sectional dan Desain Multiple Cross-Sectional.

Desain Penelitian

Eksploratif Konklusif

Deskriptif Kausal

Desain Cross-Sectional Desain Longitudinal

Single Cross-Sectional

Multiple Cross-Sectional

Gambar 2. Jenis-jenis desain penelitian


Menurut Malhotra, (2007), penelitian eksploratif bertujuan untuk menyelidiki
suatu masalah atau situasi untuk mendapatkan pengetahuan dan pemahaman yang
baik. Sedangkan Penelitian konklusif adalah penelitian yang didesain untuk
membantu pembuat keputusan menentukan, mengevaluasi, dan memilih rangkaian
tindakan terbaik untuk diambil dalam situasi yang ada.
Sementara itu, penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sesuatu.
Penelitian deskriptif memiliki pernyataan yang jelas mengenai permasalahan yang
dihadapi, hipotesis yang spesifik, dan informasi detail yang dibutuhkan. Menurut
Travers (1978), tujuan utama dari penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan
sifat suatu keadaaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan, dan
memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu (Sevilla et al., 1993). Studi
deskriptif dilakukan saat karakteristik atau fenomena yang ingin diteliti dalam suatu
situasi telah diketahui ada, dan kita ingin dapat mendeskripsikannya lebih baik
dengan menawarkan suatu profil dari faktor-faktor yang ada (Sekaran, 2003).
Menurut (Sugiyono, 2016) penelitian kausal adalah hubungan yang bersifat

17
sebab akibat. Penelitian kausal dalah jenis penelitian yang disusun untuk meneliti
kemungkinan adanya hubungan sebab-akibat antar variabel, sehingga peneliti dapat
menyatakan klasifikasi variabel-variabelnya. Penelitian kausal biasanya
menggunakan metode eksperimen yaitu dengan mengendalikan independent
variable yang akan mempengaruhi dependent variable pada situasi yang telah
direncanakan.
Studi cross-sectional adalah penelitian di mana peneliti menganalisis konteks
tertentu, sekelompok orang, atau fenomena sosial melalui sampel. Ini adalah desain
penelitian yang digunakan secara luas oleh para peneliti karena memungkinkan
mereka untuk memahami dan menganalisis pengaturan tertentu. Studi longitudinal
adalah studi penelitian dimana penelitian berlangsung dalam jangka waktu yang lebih
lama dan menggunakan sampel yang sama pada setiap tahapannya. Jenis studi ini
dilakukan untuk menganalisis fitur atau karakteristik yang berkembang dalam suatu
populasi. Studi longitudinal cukup umum dalam ilmu sosial. Ini memungkinkan
peneliti untuk mempelajari satu sampel selama bertahun-tahun atau bulan untuk
menghasilkan kesimpulan.
Cross-sectional research adalah sebuah desain riset dimana data diambil hanya
sekali dalam satu waktu tertentu. Data yang diambil bisa dari satu kelompok
responden/narasumber (single cross sectional design), bisa juga diambil dari
beberapa kelompok responden/narasumber yang berbeda (multiple cross-sectional
design).
2.4.2 Populasi dan Sampel
Populasi dan sampel dalam statistik memiliki peranan yang sangat penting
untuk menentukan kevalidan dan keabsahan suatu penelitian. Kesalahan dalam
memilih sebuah sampel yang mewakili populasi berakibat kekeliruan dalam
membuat kesimpulan atau generalisasi pada populasi tersebut. Teknik penarikan
jumlah sampel dalam penelitian menjadi bagian prasyarat penelitian yang kredibel,
valid, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Populasi secara sederhana menurut Lomax (2001) adalah semua anggota grup
yang dijadikan data penelitian. Demikian Mulyatiningsih (2013) mengatakan secara
umum populasi merupakan sekumpulan orang, hewan, tumbuhan, atau benda yang

18
mempunyai karakteristik tertentu yang akan diteliti. (Sugiyono (2010) menjelaskan
bahwa populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Artinya, populasi merupakan objek
keseluruhan data penelitiaan yag memiliki karakteristik tertentu yang menarik bagi
seorang peneliti yang nantinya akan diambil kesimpulan dari populasi tersebut.
Sheskin (2004) menjelaskan pengertian sampel yakni sekumpulan objek yang
mewakili populasi. Lomax (2001) mengatakan bahwa sampel merupakan bagian dari
populasi. Adapaun Sugiyono (2010) menjelaskan bahwa sampel digunakan apabila
populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi karena keterbatasan waktu, dana, dan tenaga, maka peneliti mengambil
sebgain kecil dari populasi. Data yang diperoleh dari sampel, kesimpulannya akan
dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi
harus betul-betul representatif.
Kothari (2004) menjelaskan beberapa indikator sampel dalam penelitian dapat
mewakili populasi, yaitu :
a. Desain pemilihan sampel yang dipilih harus menghasilkan sampel yang
representatif.
b. Desain sampel yang dipilih harus menghasilkan sampling error yang kecil
c. Jumlah sampel paralel dengan jumlah dana yang tersedia untuk penelitian.
d. Sampel dalam penelitian dapat digunakan dan dikendalikan.
e. Memiliki tingkat kepercayaan yang baik sehingga hasil penelitian dapat
dipertanggungjawabkan.
Wahyuni (2012) mengatakan ada 3 (tiga) alasan penting mengapa sebuah
pemilihan sampel sangat diperlukan, yaitu 1) Keterbatasan dana, waktu, dan tenaga;
2) untuk mengantisipasi adanya penelitian yang bersifat merusak; dan 3) pengujian
sampel memberikan hasil yang lebih akurat.
Jumlah populasi jelas lebih banyak dibandingkan jumlah sampel. Jumlah yang
lebih banyak ini memungkinkan peneliti mengeluarkan dana, waktu, dan tenaga lebih
banyak juga. Untuk mengatasi kondisi seperti ini maka penelitian sampel adalah
menjadi satu-satunya pilihan yang terbaik. Ada berbagai jenis penelitian yang

19
mempunyai sifat merusak sehingga jika data yang diambil adalah data populasi maka
seluruh objek yang ada di populasi tersebut akan mengalami kerusakan. Dan yang
terakhir, oleh karena populasi jumlahnya banyak dan terkadang sampai tak terhingga,
maka penelitian dengan populasi justru memberikan hasil yang tidak lebih baik
dibandingkan dengan penelitian sampel.
2.4.3 Instrumentasi
Jika memungkinkan, instrumen yang ada harus digunakan dalam sebuah
penelitian, karena pembuatan tes atau kuesioner yang paling mudah pun seringkali
merupakan tugas yang sangat memakan waktu dan sulit. Penggunaan instrumen yang
ada, bagaimanapun, tidak dibenarkan kecuali hasil yang cukup andal dan valid dapat
diperoleh untuk tujuan peneliti. Terlalu banyak penelitian dilakukan dengan
instrumen yang hanya nyaman atau terkenal. Penggunaan adalah kriteria kualitas
yang buruk, seperti yang ditunjukkan oleh popularitas yang berkelanjutan dari
beberapa tes prestasi yang digunakan secara luas meskipun bertahun-tahun mendapat
kritik profesional yang pedas.
Jika instrumen siap pakai yang sesuai tidak tersedia, prosedur yang diikuti
dalam pengembangan instrumen harus dijelaskan dengan memperhatikan bagaimana
validitas dan reliabilitas akan (mungkin) ditingkatkan. Setidaknya beberapa item
sampel dari instrumen harus disertakan dalam proposal.
Bahkan dengan instrumen yang reliabilitas dan validitas skornya didukung oleh
bukti yang mengesankan, tidak ada jaminan bahwa instrumen ini akan berfungsi
dengan cara yang sama dalam penelitian itu sendiri. Perbedaan subjek dan kondisi
dapat membuat estimasi validitas dan reliabilitas sebelumnya tidak dapat diterapkan
pada konteks saat ini. Selanjutnya, validitas selalu bergantung pada maksud dan
interpretasi peneliti. Untuk semua alasan ini, reliabilitas dan validitas skor yang
diperoleh dari semua instrumen harus diperiksa sebagai bagian dari setiap studi,
sebaiknya sebelum studi dimulai.
Hampir selalu layak untuk memeriksa reliabilitas konsistensi internal karena
tidak ada data tambahan yang diperlukan. Memeriksa keandalan skor dari waktu ke
waktu (stabilitas) lebih sulit karena administrasi tambahan dari instrumen diperlukan.
Bahkan jika memungkinkan, pengulangan instrumen yang persis sama dapat

20
dipertanyakan, karena individu dapat mengubah respons mereka sebagai akibat dari
menggunakan instrumen tersebut untuk pertama kali. Meminta responden untuk
membalas kuesioner atau wawancara untuk kedua kalinya seringkali sulit, karena
tampaknya agak bodoh bagi mereka. Meskipun demikian, kecerdikan dan upaya
yang diperlukan untuk mengembangkan bentuk paralel dari instrumen seringkali
dapat mengatasi kendala tersebut.
Cara paling mudah untuk memeriksa validitas adalah dengan menggunakan
instrumen kedua untuk mengukur variabel yang sama. Seringkali, ini tidak sesulit
kelihatannya, mengingat keragaman instrumen yang tersedia. Seringkali, penilaian
dari orang-orang berpengetahuan (guru, konselor, orang tua, dan teman, misalnya),
dinyatakan sebagai peringkat atau sebagai peringkat anggota kelompok, dapat
berfungsi sebagai instrumen kedua. Terkadang cara yang berguna untuk memvalidasi
respons terhadap skala sikap, pendapat, atau kepribadian (seperti harga diri) yang
diisi oleh subjek adalah meminta seseorang yang mengetahui setiap subjek dengan
baik mengisi skala yang sama (sebagaimana berlaku untuk subjek) dan kemudian
periksa untuk melihat seberapa baik peringkat tersebut sesuai. Poin terakhir adalah
bahwa reliabilitas dan validitas data tidak perlu diperoleh untuk seluruh sampel,
meskipun ini lebih disukai. Lebih baik memperoleh data tersebut hanya untuk
sebagian sampel (atau bahkan untuk sampel terpisah, meskipun dapat dibandingkan)
daripada tidak memperoleh data sama sekali.
Dalam beberapa studi, terutama studi historis dan kualitatif, mungkin tidak ada
instrumen formal seperti tes atau skala penilaian yang terlibat. Dalam studi semacam
itu, peneliti seringkali menjadi “instrumen” untuk mendapatkan data. Meski begitu,
cara-cara memaksimalkan dan memeriksa validitas dan reliabilitas harus dituangkan
dalam proposal dan dijelaskan kemudian dalam laporan.
2.4.4 Detail Prosedural
Selanjutnya, prosedur yang harus diikuti dalam penelitian—apa yang akan
dilakukan, serta kapan, di mana, dan bagaimana—harus dijelaskan secara rinci.
Dalam studi intervensi khususnya, rincian tambahan biasanya diperlukan pada sifat
intervensi dan cara memperkenalkan metode atau perlakuan. Perlu diingat bahwa
tujuan di sini adalah untuk memungkinkan replikasi penelitian; peneliti lain harus,

21
berdasarkan informasi yang diberikan di bagian ini, dapat mengulang penelitian
dengan cara yang persis sama dengan peneliti asli. Prosedur-prosedur tertentu dapat
berubah ketika studi dilakukan, itu benar, tetapi sebuah proposal tetap harus memiliki
tingkat kejelasan seperti ini sebagai tujuannya. Peneliti juga harus memperjelas
bagaimana informasi yang dikumpulkan akan digunakan untuk menjawab
pertanyaan awal atau untuk menguji hipotesis awal.
2.4.5 Validitas Internal
Pada titik ini, perencanaan penting untuk studi harus hampir selesai. Sekarang penting
bagi peneliti untuk memeriksa metodologi yang diusulkan untuk mengetahui adanya
penjelasan alternatif yang layak untuk hasil jika hipotesis penelitian didukung (atau jika
hubungan yang tidak dihipotesiskan diidentifikasi). Kami menyarankan agar masing-masing
ancaman terhadap validitas internal yang pernah dibahas dapat ditinjau untuk melihat apakah
ada yang dapat diterapkan pada penelitian yang diusulkan. Jika ditemukan area yang
bermasalah, area tersebut harus disebutkan dan kemungkinannya didiskusikan. Peneliti harus
menjelaskan apa yang akan dia lakukan untuk menghilangkan atau meminimalkannya.
Analisis semacam itu sering menghasilkan perubahan substansial atau penambahan
metodologi penelitian; jika ini terjadi, sadarilah bahwa lebih baik menyadari perlunya
perubahan seperti itu pada tahap ini daripada setelah studi selesai.
2.4.6 Analisis Data
Peneliti kemudian harus menunjukkan bagaimana data yang akan dikumpulkan akan
diatur dan dianalisis. Untuk memperoleh data statistika, maka data yang telah dikumpulkan
dari elemen-elemen yang diselidiki harus diolah. Arti mengolah data adala merubah data
mentah untuk memperoleh keterangan-keterangan ringkasan yang berupa angka-angka
ringkasan. Data mentah yang dikumpulkan apabila diolah apalagi disajikan dan dianalisis
akan lebih bermanfaat sebagai dasar pembuatan keputusan. Pengolahan data dapat dilakukan
dengan manual, maupun dengan alat-alat elektronik (kalkulator,komputer).

2.5 Budget (Dana)


Proposal penelitian sering diajukan ke lembaga pendanaan pemerintah atau swasta dengan
harapan mendapatkan dukungan keuangan. Institusi semacam itu hampir selalu meminta
pengajuan anggaran tentatif bersama dengan proposal. Tak perlu dikatakan, jumlah uang yang
terlibat dalam proposal penelitian dapat berdampak besar pada apakah itu didanai atau tidak. Oleh
karena itu, persiapan anggaran harus sangat hati-hati. Anggaran biasanya mencakup hal-hal

22
seperti gaji, bahan, biaya peralatan, kesekretariatan dan bantuan lainnya, pengeluaran (seperti
perjalanan dan perangko), dan biaya overhead.

2.6 Komentar Umum


Satu komentar lain mungkin tampaknya tidak perlu, tetapi menurut pengalaman memang
demikian. Ingatlah bahwa semua bagian proposal harus konsisten. Tidak jarang membaca
proposal di mana setiap bagian dengan sendirinya cukup dapat diterima tetapi beberapa bagian
bertentangan dengan yang lain. Istilah-istilah yang digunakan dalam sebuah penelitian, misalnya,
harus digunakan secara menyeluruh seperti yang didefinisikan semula. Setiap hipotesis harus
konsisten dengan pertanyaan penelitian. Instrumentasi harus konsisten dengan atau sesuai dengan
pertanyaan penelitian, hipotesis, dan prosedur pengumpulan data. Metode untuk memperoleh
sampel harus sesuai dengan instrumen yang akan digunakan dan cara menghadapi alternatif
penjelasan hasil, dan sebagainya.

2.7 Bagian Unik pada Laporan Penelitian


Setelah peneliti melakukan dan menyelesaikan studi mereka, mereka harus menulis laporan
tentang prosedur dan temuan mereka. Fitur unik dari sebuah laporan menggambarkan apa yang
dilakukan dalam penelitian, bagaimana hal itu dilakukan, hasil apa yang diperoleh, dan apa
artinya. Meskipun rincian studi kuantitatif mungkin agak berbeda dari studi kualitatif, penekanan
pada keduanya harus pada deskripsi yang akurat sehingga pembaca cukup jelas tentang apa yang
terjadi. Siaga lama — apa, mengapa, di mana, kapan, dan bagaimana — adalah, seperti biasa,
panduan yang baik untuk diikuti.
2.7.1 Beberapa Aturan Umum yang perlu diperhatikan
Laporan penelitian harus ditulis sejelas dan sesingkat mungkin. Jika memungkinkan,
jargon harus dihindari. Laporan penelitian selalu ditulis dalam bentuk lampau. Seperti yang
diharapkan, ejaan, tanda baca, dan tata bahasa harus benar. (Pemeriksaan ejaan dan tata
bahasa di komputer sangat membantu di sini).
Gaya referensi harus dikonsultasikan sebelum memulai laporan. Sebuah sumber yang
baik, yang direkomendasikan oleh sebagian besar editor jurnal dan digunakan oleh banyak
peneliti ketika menyiapkan laporan penelitian mereka, adalah Publication Manual of the
American Psychological Association (APA), edisi ke-7. Meskipun berbagai manual
menekankan aturan yang berbeda, semuanya memiliki kesamaan tertentu. Penggunaan
singkatan dan kontraksi, misalnya, biasanya tidak disarankan, satu-satunya pengecualian
adalah yang umum digunakan dan dipahami (seperti IQ) atau yang sering diulang dalam

23
laporan. Penulis referensi yang dikutip dalam laporan biasanya disebut dengan nama
belakang saja, Gelar kehormatan (misalnya, Dr., Profesor, dll.) tidak diberikan.
Setelah laporan selesai, ada baiknya meminta seseorang yang memiliki pengetahuan
tentang topik meninjau laporan untuk kejelasan dan kesalahan. Membaca laporan dengan
keras juga dapat membantu memeriksa kesalahan dalam tata bahasa serta mengidentifikasi
bagian yang ditulis dengan tidak jelas. Saat ini, penggunaan komputer dapat sangat
membantu, karena memberikan kemampuan untuk mengatur ulang kata dan kalimat dengan
mudah, memeriksa ejaan dan tata bahasa, dan menomori halaman secara otomatis.
2.7.2 Format
Format laporan adalah cara penyusunannya. Laporan penelitian umumnya mengikuti
format yang mencerminkan langkah-langkah yang terlibat dalam penelitian itu sendiri;
mereka juga memiliki banyak komponen yang sama termasuk dalam proposal penelitian.
Abstrak. Abstrak adalah ringkasan singkat dari keseluruhan laporan penelitian.
Biasanya tidak lebih dari satu atau dua paragraf dan diketik pada halaman terpisah dengan
kata Abstrak di tengah bagian atas halaman. Biasanya, abstrak berisi pernyataan singkat
tentang masalah penelitian, hipotesis, deskripsi sampel, diikuti dengan ringkasan singkat
tentang prosedur, termasuk deskripsi instrumen yang digunakan, bagaimana data
dikumpulkan, hasilnya. studi, dan kesimpulan peneliti.
Pendahuluan/Latar Belakang Masalah. Bagian ini harus menjadi bagian terpendek
yang disebutkan dalam Laporan dan harus secara singkat menguraikan informasi berikut:
latar belakang masalah, masalah (dalam bentuk pertanyaan naratif) serta tujuan dan manfaat
penelitian, ringkasan studi teoritis terkait dengan masalah yang diteliti. Dalam kebanyakan
kasus, latar belakang studi dapat dibingkai hanya dalam 2-3 kalimat, dengan setiap kalimat
menggambarkan aspek berbeda dari informasi yang dirujuk. Tujuan dari latar belakang,
seperti yang ditunjukkan oleh kata itu sendiri, adalah untuk memberi pembaca latar belakang
penelitian, dan karenanya dengan lancar mengarah ke deskripsi metode yang digunakan
dalam penyelidikan.
Pendahuluan adalah pernyataan dari masalah yang Anda selidiki. Ini harus memberi
pembaca informasi yang cukup untuk mengetahui tujuan spesifik Anda dalam kerangka
teoretis yang lebih besar. Setelah menempatkan pekerjaan Anda dalam konteks yang lebih
luas, Anda harus menyatakan pertanyaan spesifik yang harus dijawab. Bagian ini juga dapat
mencakup informasi latar belakang tentang masalah seperti ringkasan penelitian apa pun
yang telah dilakukan pada masalah di masa lalu dan bagaimana eksperimen akan membantu
memperjelas atau memperluas pengetahuan di area umum ini. Semua informasi latar

24
belakang yang dikumpulkan dari sumber lain, tentu saja, harus dikutip dengan tepat.
Metode Penelitian. Metode terdiri dari karakteristik penelitian, sumber data,
populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel, teknik dan prosedur pengumpulan data,
dan metode analisis data. Bagian Metode biasanya merupakan bagian terpanjang kedua
dalam Abstrak. Ini harus berisi informasi yang cukup untuk memungkinkan pembaca
memahami apa yang telah dilakukan dan pertanyaan-pertanyaan penting yang harus dijawab
dengan singkat oleh bagian Metode.
Hasil/Temuan. Hasil penelitian hanya dapat disajikan dalam bentuk laporan
penelitian; biasanya tidak ada hasil dalam proposal (kecuali hasil penelitian eksplorasi atau
studi percontohan dimasukkan sebagai bagian dari latar belakang proposal). Laporan hasil,
terkadang disebut temuan, disertakan di akhir laporan. Temuan penelitian merupakan hasil
analisis peneliti terhadap datanya—yaitu, apa yang diungkapkan oleh data yang terkumpul.
Dalam studi kelompok pembanding, mean dan standar deviasi untuk setiap kelompok pada
pengukuran posttest biasanya dilaporkan. Dalam studi korelasional, koefisien korelasi dan
sebar dilaporkan. Dalam studi survei, persentase tanggapan atas pertanyaan yang diajukan,
tabel crossbreak, koefisien kontingensi, dll., Diberikan.
Bagian hasil harus menjelaskan setiap teknik statistik yang diterapkan pada data dan
hasil yang diperoleh. Setiap hasil harus didiskusikan dalam kaitannya dengan topik yang
dipelajari. Hasil uji statistik yang signifikan harus dilaporkan. Analisis data kualitatif harus
menyajikan deskripsi yang jelas (dan terkadang kutipan) untuk mendukung dan/atau
mengilustrasikan hasil yang diperoleh melalui observasi dan/atau wawancara. Tabel dan
gambar harus menyajikan ringkasan yang jelas dari analisis data. Sangatlah penting di bagian
hasil laporan penelitian bahwa prosedur pengumpulan data dijelaskan dengan jelas, termasuk
jenis analisis apa yang dilakukan.
Diskusi/Pembahasan. Bagian diskusi laporan menyajikan interpretasi penulis tentang
implikasi hasil untuk teori dan/atau praktik. Ini termasuk, dalam studi pengujian hipotesis,
penilaian sejauh mana hipotesis itu didukung. Pada bagian diskusi, peneliti menempatkan
hasilnya dalam konteks yang lebih luas. Di sini mereka merekapitulasi kesulitan yang
dihadapi, mencatat keterbatasan penelitian, dan menyarankan lebih lanjut, studi terkait yang
mungkin dilakukan.
Sedapat mungkin, kami percaya bahwa bagian hasil dan pembahasan dari sebuah
penelitian harus dibuat berbeda satu sama lain. Bagian diskusi biasanya akan jauh melampaui
data dalam upaya menempatkan temuan dalam perspektif yang lebih luas. Penting agar
pembaca tidak terkecoh dengan anggapan bahwa penyidik telah memperoleh bukti atas

25
sesuatu yang hanya spekulasi. Dengan kata lain, seharusnya tidak ada ruang untuk
ketidaksepakatan mengenai pernyataan di bagian hasil laporan. Pernyataan harus mengikuti
dengan jelas dan langsung dari data yang diperoleh. Namun, mungkin ada banyak
argumentasi dan ketidaksepakatan tentang interpretasi yang lebih luas dari hasil ini.
Kesimpulan. Kesimpulan menguraikan hubungan antar variabel. Ini adalah narasi
dalam paragraf, bukan poin. Kesimpulan harus menjawab masalah dan tujuan penelitian. Ini
bukan ringkasan atau penulisan ulang diskusi. Penulis disarankan untuk tidak mereplikasi
kesimpulan dengan abstrak. Bagian ini hanya menyatakan apa arti data menurut pendapat
peneliti, dan, dengan demikian, harus berhubungan langsung kembali dengan
masalah/pertanyaan yang dinyatakan dalam pendahuluan. Bagian ini tidak boleh
memberikan alasan apa pun untuk kesimpulan khusus itu--hal ini seharusnya disajikan di
bagian Diskusi. Dengan hanya melihat bagian Pendahuluan dan Kesimpulan, pembaca harus
memiliki gagasan yang baik tentang apa yang telah peneliti selidiki dan temukan meskipun
rincian spesifik tentang bagaimana pekerjaan itu dilakukan tidak akan diketahui.
Saran Untuk Penelitian Selanjutnya. Biasanya, ini adalah bagian terakhir dari
sebuah laporan. Berdasarkan temuan penelitian ini, peneliti menyarankan beberapa
penelitian terkait dan tindak lanjut yang mungkin dilakukan di masa depan untuk memajukan
pengetahuan di lapangan.
Referensi. Terakhir, referensi (daftar pustaka) harus mencantumkan semua sumber
yang digunakan dalam penulisan laporan. Setiap (ya, setiap!) sumber yang dikutip dalam
laporan harus muncul di badan laporan. Bagian referensi harus dimulai pada halaman baru.
Biasanya format indentasi gantung digunakan, dengan semua sumber dicantumkan menurut
abjad nama belakang penulis.
Catatan kaki. Catatan kaki diberi nomor urut, menggunakan angka superskrip, sesuai
urutan kemunculannya dalam teks laporan.
Gambar. Gambar terdiri dari gambar, grafik, bagan, bahkan foto. Semua gambar
harus diberi nomor urut dan dirujuk dalam teks laporan. Mereka harus dimasukkan dalam
laporan hanya jika mereka dapat menyampaikan informasi lebih baik atau lebih jelas
daripada teks itu sendiri atau ketika mereka dapat meringkas informasi yang membutuhkan
penjelasan yang sangat panjang. Setiap gambar harus disertai dengan keterangan yang
menangkap inti dari informasi yang diilustrasikan.
Tabel. Tabel juga harus digunakan hanya jika dapat meringkas atau menyampaikan
informasi dengan lebih baik, lebih sederhana, atau lebih jelas daripada teks saja. Tabel (dan
gambar) harus selalu dilihat sebagai pelengkap teks, tidak pernah memberikan informasi

26
baru yang dimaksudkan untuk berdiri sendiri. Namun, mereka harus selalu dirujuk dalam
teks. Seperti halnya gambar, setiap tabel harus memiliki judul singkat yang menangkap
esensi dari informasi yang terkandung di dalam tabel.
2.7.3 Beberapa Pendapat mengenai Laporan Penelitian Kualitatif
Banyak informasi yang perlu dimasukkan dalam laporan penelitian kualitatif serupa
dengan yang dimasukkan dalam laporan penelitian kuantitatif. Namun, saat ini, tidak ada
format yang disepakati secara umum untuk laporan penelitian kualitatif. Saat ini ditemukan
berbagai format, dengan peneliti sering memasukkan hal-hal seperti puisi, cerita, buku
harian, foto, esai, bahkan lirik lagu dan gambar dalam laporan mereka.
Dua karakteristik yang mencolok dari laporan kualitatif yang jarang ditemukan dalam
laporan kuantitatif adalah bahwa (1) peneliti kualitatif sering menulis laporannya sebagai
orang pertama (misalnya, menggunakan kata ganti "saya" atau kami daripada peneliti atau
penulis) dan (2 ) mereka sering menggunakan suara aktif daripada pasif (“Kami mengamati
kelas X,” daripada “Kelas X diamati oleh peneliti.”)
Selain itu, masalah kerahasiaan menjadi perhatian yang lebih besar dalam laporan
kualitatif daripada kuantitatif. Seringkali sejumlah besar informasi, sebagian besar sangat
pribadi, diperoleh dari para partisipan dalam studi kualitatif. Jaminan kerahasiaan yang
sederhana seringkali tidak cukup untuk melindungi identitas mereka. Akibatnya, nama fiktif
sering digunakan dalam laporan kualitatif karena sampel yang terlibat biasanya jauh lebih
kecil daripada yang digunakan dalam studi kuantitatif. Jika seorang peneliti melakukan
serangkaian wawancara di sekolah menengah dalam kota, misalnya, selama beberapa
minggu, banyak pembaca mungkin dapat mengenali siapa yang dia wawancarai. Oleh karena
itu, penggunaan nama fiktif merupakan perlindungan lebih lanjut atas identitas mereka.

27
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Proposal penelitian mengomunikasikan rencana peneliti untuk sebuah penelitian.
sedangkan sebuah laporan penelitian mengkomunikasikan apa yang sebenarnya
dilakukan dalam sebuah penelitian dan apa yang dihasilkan. Bagian Pendahuluan adalah
bagian terbesar dari proposal atau laporan dan umumnya mencakup masalah yang akan
diselidiki (termasuk pernyataan masalah atau pertanyaan, hipotesis dan variabel
penelitian, dan definisi istilah); tinjauan literatur; prosedur (termasuk deskripsi sampel,
instrumen yang akan digunakan, desain penelitian, dan prosedur yang harus diikuti;
identifikasi ancaman terhadap validitas internal; deskripsi dan justifikasi prosedur
statistik yang digunakan); dan (dalam proposal) anggaran biaya yang diharapkan. Semua
bagian dari proposal penelitian atau laporan penelitian harus konsisten satu sama lain.
Perbedaan penting antara proposal penelitian dan laporan penelitian adalah bahwa
laporan penelitian menyatakan apa yang telah dilakukan daripada apa yang akan
dilakukan dan mencakup hasil penelitian yang sebenarnya. Dengan demikian, dalam
sebuah laporan, deskripsi temuan yang berkaitan dengan masing-masing hipotesis atau
pertanyaan penelitian disajikan, bersama dengan diskusi tentang temuan penelitian yang
menyiratkan pengetahuan keseluruhan dan praktik saat ini. Biasanya, bagian terakhir dari
sebuah laporan adalah penawaran dari beberapa saran untuk penelitian lebih lanjut.

28
DAFTAR PUSTAKA

Amirullah. (2022). Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Media Nusa
Creative (MNC Publishing).
Campbell, D. T., & Stanley, J. C. (1963). Experimental and quasi-experimental designs
for research. Rand-McNally.
Cook, T. D., Campbell, D. T., & Day, A. (1979). Quasi-experimentation: Design &
analysis issues for field settings (Vol. 351). Houghton Mifflin.
Creswell, J. W. (2010). Research Design: pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed.
Pustaka Pelajar.
Fraenkel, J. R., & Wallen, N. E. (2006). How to Design and Evaluate Research in
Education. McGraw Hill.
Fraenkel, J. R., & Wallen, N. E. (2009). How to Design and Evaluate Research in
Education (Vol. 7). McGraw-hill.
Hensen, M., & Barlow, D. H. (1984). Single case experimental designs: Strategies for
studying behavior change (2nd ed.). Pergamon.
Heward, W. L. (1987). Multiple baseline and changing criterion designs. Applied
Behavior Analysis, 195–226.
Horner, R. H., Carr, E. G., Halle, J., McGee, G., Odom, S., & Wolery, M. (2005). The
use of single-subject research to identify evidence-based practice in special
education. Exceptional Children, 71(2), 165–179.
Kuncoro, M. (2015). Menulis skripsi/tesis dalam 60 hari. UPP STIM YKPN.
Malhotra, N. K. (2007). Marketing Research: An Applied Orientation. Pearson.
Neuman, S. B., & McCormick, S. (1995). Single-subject experimental research:
Applications for literacy. International Reading Association.
Ramdhan, M. (2021). Metode Penelitian. Cipta Media Nusantara (CMN).
Richards, S. B. (2018). Single subject research: Applications in educational settings.
Cengage Learning.
Sekaran, U. (2003). Research Method for Business: a Skill building approach. John Wiley
& Sons, Inc.
Sevilla, C. G., Ochave, J. A., Punsalan, T. G., Regala, B. P., & Uriarte, G. G. (1993).

29
Pengantar metode penelitian. Jakarta: Universitas Indonesia.
Sitorus, Y., Pratiwi, E., & Rifwani. (2020). Metode Dan Teknik Penyusunan Proposal
Penelitian. Guepedia.
Sugiarto, E. (2015). Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif Skiripsi Dan Tesis. Suaka
Media.
Sugiyono. (2012). Metodologi penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Alpabeta.
Sugiyono. (2016). Metodologi penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Alpabeta.
Sunanto, J., Takeuchi, K., & Nakata, H. (2006). Penelitian dengan subjek tunggal. UPI
Pres.
Tawney, J. W., & Gast, D. (1984). L.(1984). Single subject research in special education.
Columbus, OH: Charles E. Merrill Publishing Company.
Wibowo, H. (2020). Pengantar Teori-teori belajar dan Model-model pembelajaran. Puri
Cipta Media.
Yuwono, I. (2018). Penelitian SSR (Subject Single Research). Program Studi Pendidikan
Luar Biasa FKIP Universitas Lambung Mangkurat. www.plb.unlam.ac.id

30

Anda mungkin juga menyukai