Abstract
Makrifat in the view of the Sufi is to know how the true nature of God is. In the world of tasawuf,
makrifatullah is an important thing in spiritual formation. As happened in modern times, many
negative impacts occur due to a lack of relevance to the spiritual aspect, so Sufism is needed to balance
these dimensions. This study aims to explain the interpretation of makrifatullah verses according to
Sahl al-Tustari in the book of Tafsir al-Qur'an al-'Azhim. This research is a qualitative research using
a literature study approach. The analytical method used is content descriptive analysis technique. The
results of this study indicate that makrifat in the Qur'an means knowing, knowing, acknowledging
His Oneness and Omnipotence by thinking through His signs, increasing spirituality by carrying out
religious obligations and avoiding His prohibitions, bowing to the Qur'an and hadith, having a
sincere nature , always repent, have a calm soul, always remember Him under any circumstances.
Sahl al-Tustari explained that to get protection from immoral acts, namely by makrifat. The results of
this study are useful if they can be practiced to cleanse the heart which leads to harmony in life,
closeness, obedience and piety to Allah in the formation of good morals.
Abstrak
Makrifat dalam pandangan sufi adalah mengetahui bagaimana hakikat Allah yang sebenarnya. Dalam
dunia tasawuf makrifatullah merupakan suatu hal yang penting dalam pembentukan spiritual.Seperti
yang terjadi di zaman modern, banyak dampak negatif yang terjadi sebab kurangnya relevansi pada
aspek spiritual, maka tasawuf dibutuhkan untuk menyeimbangkan dimensi tersebut. Penelitian ini
bertujuan untuk menjelaskan tentang penafsiran ayat-ayat makrifatullah menurut Sahl al-Tustari
dalam kitab Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
menggunakan pendekatan studi pustaka. Metode analisa yang digunakan adalah teknik analisis
deskriptif isi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa makrifat dalam al-Qur’an bermakna
mengenal, mengetahui, mengakui Keesaan dan Kemahakuasaan-Nya dengan berfikir melalui tanda-
tanda-Nya, meningkatkan spiritual dengan melaksanakan kewajiban agama dan menjauhi larangan-
Nya, berhujjah kepada Alquran dan hadits, memiliki sifat ikhlas, senantiasa bertaubat, berjiwa tenang,
senantiasa mengingat-Nya dalam keadaan apapun.Sahl al-Tustari menjelaskan untuk memperoleh
perlindungan dari perbuatan maksiat yaitu dengan makrifat.Hasil dari penelitian ini bermanfaat jika
dapat diamalkan untuk membersihkan hati yang membawa kepada keharmonisan hidup, kedekatan,
ketaatan, dan ketaqwaan kepada Allah dalam pembentukan akhlak yang baik.
syari’at, yaitu iman, Islam dan ihsan. Pada pada aspek ihsan, memuat tasawuf yang
aspek iman, umat Islam belajar ilmu bermakna suatu metode untuk mencapai
tentang keesaan Allah atau ilmu tauhid, pendekatan melalui riyadhah dan
sedangkan pada aspek Islam, umat Islam mujahadah demi mencapai makrifat untuk
El-Afkar Vol. 12 Nomor. 1, Januari-Juni 2023
Penelitian dan PengabdianVol. 9 No. 2 (2021), 110. Qur’an (Study Atas Tafsir Al-Azhar). Tesis Institut
2Audah Mannan. Esensi tasawuf akhlaki di PTIQ Jakarta, (2017), 2.
era modernisasi, Jurnal Aqidah-ta Vol. 4 No. 1 8Siswoyo Aris Munandar, Mursalat, Elia
154
Luthviyah Romziana, Lola Amalia Putri
AYAT-AYAT MAKRIFATULLAH DALAM TAFSIR AL-QUR’AN AL-‘AZHIM KARYA SAHL AL-TUSTARI
International Journal of Islamic Studies Vol. 2 No.1 Al-Qur’an (Study atas Tafsir Al-Azhar). Jurnal
(2014)126. Mumtaz Vol. 2 No.1 (2018), 69.
155
El-Afkar Vol. 12 Nomor. 1, Januari-Juni 2023
Menurut Aa Gym, pilar utama yang harus ketaatan, dan ketaqwaan kepada Allah
dibangun untuk menggapai cinta-Nya dalam pembentukan akhlak yang baik.
ialah makrifatullah, cinta adalah fitrah
manusia, tertuju kepada Allah adalah Metode Penelitian
cinta sejati. Tanpa itu, seorang muslim Penelitian ini bersifat kualitatif
tidak akan memiliki keteguhan hidup dan dengan menggunakan pendekatan
keyakinan. Marifatullah ialah pengarah kepustakaan, karena pembahasan ini
untuk meluruskan orientasi kehidupan berkaitan dengan kajian tafsir yang ditulis
seorang muslim, sehingga alam semesta oleh Sahal al-Tustari, maka sumber primer
yang akan tunduk melayaninya, bukan dalam penulisan ini merujuk kepada
sebaliknya.16Orang-orang yang telah Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim.Dan sumber-
mencapai makrifatullah, hatinya Allah sumber sekunder penulis mengumpulkan
penuhi dengan nur yang membebaskan bahan bacaan berupa artikel, jurnal,
hati dari kabut-kabut segala kegelisahan skripsi, buku ataupun catatan. Sedangkan
yang menyebabkan berhembusnya angin teknik analisis yang digunakan adalah
kebahagiaan dalam hati seorang hamba.17 teknik descriptif analysis content (analisa
Dengan demikian, makrifatullah deskriptif konten) dimana peneliti
sangatlah penting untuk dikaji dan membahas isi dari informasi-informasi
diamalkan, kajian ini bertujuan untuk yang didapatkan. Pertama-tama peneliti
mengetahui penafsiran ayat-ayat mengumpulkan data-data yang berkaitan
makrifatullah melalui penjelasan tafsir dengan topik penulisan penelitian yang
sufi dalam Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim ada, membaca dan mempelajarinya.Lalu
Karya Sahal al-Tustari untuk mencatat hal-hal penting yang dapat
mendeskripsikan makna makrifatullah digunakan untuk mempertajam
dalam ayat-ayat al-Qur’an, agar penelitian. Setelah data terkumpul
menumbuhkan kesadaran diri untuk akhirnya peneliti mengorganisasi data dan
membersihkan hati yang membawa membuat polarisasi sehingga
kepada keharmonisan hidup, kedekatan, memudahkan proses interpretasi.18
156
Luthviyah Romziana, Lola Amalia Putri
AYAT-AYAT MAKRIFATULLAH DALAM TAFSIR AL-QUR’AN AL-‘AZHIM KARYA SAHL AL-TUSTARI
Biografi Sahal bin Abdullah Al-Tustari kelahiran al-Tustari pada tahun 203 H/818
Sebelum membahas tentang M.23Ia terpaksa harus hijrah ke Bashrah
penafsiran ayat-ayat makrifatullah dalam pada tahun 261 H/874 M.24Hingga
tafsir al-Qur’an al-‘Azhim karya Sahl al- meninggal di Bashrah pada tahun 282 H./
Tustari, maka penting bagi kita untuk 896 M. Dia hidup pada abad ke-3, yaitu
mengetahui terlebih dahulu latar belakang abad perkembangan dunia keilmuan dan
beliau. banyak melahirkan ulama-ulama besar.25
Sahal al-Tustari, mempunyai nama Al-Tustari mendapatkan
lengkap Abu Muhammad Sahal bin pengajaran pertama mengenai tasawuf
‘Abdullah bin Yunus bin ‘Isa bin dari pamannya (saudara ibunya) yang
‘Abdullah bin Rafi’ al-Tustari.19 Atau biasa sekaligus menjadi guru pertamanya yang
dipanggil dengan nama sandarannya bernama Muhammad bin Sawwar. Al-
(nisbah) al-Tustari atau nama julukan Tustari dalam kisahnya bercerita, saat
(kunyah) Abu Muhammad.20Sahl ibn berusia tiga tahun, aku bangun malam
‘Abdullah Al-Tustari merupakan salah menunggu pamanku shalat, Muhammad
satu ulama sufi dan ahli mutakallimin Sawwar.Paman selalu beribadah
(teolog) dalam bidang ilmu riyadah, ikhlas sepanjang malam. Kadang-kadang ia
dan wara’.21 berkata kepadaku, “Hai Sahl kamu pergi
Belum ada kepastian mengenai saja dan tidurlah, hatiku terganggu
tahun lahir al-Tustari.Ada beberapa karenamu”. Ketika dirasa usianya sudah
sumber berpendapat bahwa al-Tustari tepat, barulah suatu hari pamannya
lahir pada tahun 200 H/815 M di tustar.22 mengenalkan ajaran tasawuf kepada al-
Beberapa sarjana Barat seperti Fuat Sezgin Tustari dengan bertanya, “Apakah kamu
dan Louis Massignon berpendapat bahwa
23M. Anwar Syarifuddin, Otoritas
Penafsiran Sufistik Sahl at-Tustari, Jurnal Studi al-
Abu Muhammad Sahl. Tafsir Al-Tustari,
19 Qur’an (JSQ), Vol. 2 No. 1 (2007), 136.
Lebanon: Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah (2002), 3. 24 Bashrah merupakan kota terbesar kedua
20 M. Anwar Syarifuddin. Otoritas di Irak. Terletak di sebelah selatan pertemuan
Penafsiran Sufistik Sahl at-Tustari.Jurnal Studi al- Sungai Eufrat dan Sungai Tigris. Kota ini
Qur’an (JSQ), Vol. II, No. 1 (2007), 7. dibangun pada zaman Umar bin Khattab, tahun
21 M. Ainul Fiqih. Makna Ikhlas Dalam 14 H. Bangunan dan tata letak kota ini di desain
Tafsir At-Tustari Karya Sahl Ibn Abdullah At- oleh Utbah bin Ghazwan al-Mazini. Kota ini
Tustari. Skripsi IAIN Surakarta (2017), 20. terletak sekitar 545 km ke arah selatan dari
22 Tustar adalah salah satu kota benteng Baghdad dan dekat dengan pesisir pantai Teluk
kuno di Persia. Kota tersebut terletak di wilayah Arab.Dalam “Ensiklopedia Islam- ashrah” dalam
Khuzestan, barat daya iran. Sekitar 92 km https://yufidia.com/bashrah/ diakses pada 16
jaraknya dari ibukota (Ahvaz).Kota ini dihuni Februari 2018, pukul 15:46 WIB.
oleh 89.255 penduduk pada tahun 2005.Dalam 25Muh. Ainul Fiqih. Makna Ikhlas Dalam
157
El-Afkar Vol. 12 Nomor. 1, Januari-Juni 2023
158
Luthviyah Romziana, Lola Amalia Putri
AYAT-AYAT MAKRIFATULLAH DALAM TAFSIR AL-QUR’AN AL-‘AZHIM KARYA SAHL AL-TUSTARI
159
El-Afkar Vol. 12 Nomor. 1, Januari-Juni 2023
Dzun nun al-Misri cukup dominan terlihat Rabbani Sahl ibn Abdullah al-Tustari,
ada sebagian kalangan yang menyebut Haq wa Manaqib Ahlullah Azza wa Jalla,
Dzun nun al-Misri sebagai guru dari al- dan Mawa’idz al-Arifin.
160
Luthviyah Romziana, Lola Amalia Putri
AYAT-AYAT MAKRIFATULLAH DALAM TAFSIR AL-QUR’AN AL-‘AZHIM KARYA SAHL AL-TUSTARI
Mengenal Tafsir Sufi al-Qur’an al- banyak kata-kata sahl, su’ila, qala sahl dan
‘Azhim Sahl al-Tustari sejenisnya.33 Tafsir al-Qur’an al-Azim
Berawal dari latar belakang merupakan penafsiran al-Tustari terhadap
kehidupan al-Tustari yang sejak kecil beberapa ayat-ayat pilihan dalam al-
dipenuhi dengan pengalaman- Qur’an yang dipilih dalam semua surat,
pengalaman sufistik hingga melakukan yaitu sekitar seribu ayat secara
perjalan ke berbagai daerah dan kota keseluruhan, tafsir ini sebagian besar
selama beberapa tahun dengan cukup menekankan pada aspek esoteris
menjumpai para tokoh-tokoh sufi untuk al-Qur’an. Selain itu, sering diajadikan
memperdalam keilmuan hingga akhirnya sebagai sumber rujukan tafsir sufi
melakukan dakwah dengan keilmuan berikutnya, seperti al-Sulami, al-Maybudi
yang telah diperoleh, yang kemudian (abad ke-6 H/ke-12 M), dan Ruzbihan
dalam pemikirannya di tuangkan dalam Baqli (abad ke-606 H/ke-1209 M).34
al-Qur’an yang dikenal dengan Tafsir al- Al-Tustari menyebutkan dalam
Tustari. Kendati tafsirnya masih dianggap muqaddimah kitab tafsirnya, bahwa tiap-
kurang memuaskan karena belum tiap ayat dalam al-Qur’an itu mempunyai
lengkap dan penjelasannya kurang empat makna, yaitu:
mendetail, tetapi ia termasuk orang yang 1. Zahir adalah makna yang sudah terbaca
dianggap pertamakali menafsirkan al- lewat katanya.
Qur’an dengan pendekatan sufistik, 2. Batin adalah makna pemahaman yang
sehingga wajar jika penafsirannya masih dikandungnya.
sederhana dan tidak banyak 3. Hadd adalah batasan kehalalan dan
penjelasan.31Kitab ini diyakini sebagai keharamannya.
kitab tafsir pertama dalam bidang tafsir 4. Matla’ adalah terangnya hati dengan
sufi.32 pemahaman atas apa yang dikehendaki
Tafsir ini bukanlah tulisan sendiri oleh ayat-ayat tersebut adalah
al-Tustari, namun ditulis oleh muridnya pemahaman yang datang dari Allah
yang bernama Muhammad al-Baladi.Oleh ‘Azza wa Jalla.
karena itu di dalam ciri tafsir ini terdapat
Penafsiran Sufistik, Jurnal SyahadahVol.2 No. 1 at-Tustari (Studi Atas Q.S al-Fajr), Tesis UIN
(2014), 12. Sunan Kalijaga Yogyakarta, 103.
32 Umar Abidin, Ta’wil terhadap ayat al- 34 Ahmad Ali Fikri. Sahl al-Tustari Dan
Qur’an menurut al-Tustari. Jurnal Studi Ilmu-Ilmu Ortodoksi Tafsir Sunni, Tesis UIN Syarif
al-Qur’an dan Hadis, Vol. 15, No.2, (2014), 235. Hidayatullah Jakarta, (2021), 67-68.
161
El-Afkar Vol. 12 Nomor. 1, Januari-Juni 2023
Ilmu lahir ialah ilmu yang umum, Kedua jenis metode penafsiran
sedangkan pemahaman makna batinnya inilah yang dipakai dalam corak
itulah yang secara khusus dikehendaki. penafsiran Sahal al-Tustari, yang
Menurut al-Tustari, tafsir yang termasuk bergantung sepenuhnya pada jelas atau
dalam ketegori tafsir sufi, pegangan kurang jelasnya indikasi ke arah ajaran
dasarnya ada tujuh: berpegang teguh moral yang dikandung al-Qur’an di dalam
terhadap kitab Allah Swt, mengikuti sebuah ayat yang hendak ditafsirkan.35
Sunnah Rasulullah Saw, memakan
makanan yang halal, menghentikan Penafsiran Ayat-Ayat Tentang
perbuatan jelek, menghindari dosa, taubat Makrifatullah Menurut Sahl Al-Tustari
dan menunaikan hak. Dalam tafsiranya, al-Tustari tidak
dipaparkan diatas, beliau juga memuat bahkan dalam satu ayat ada beberapa
162
Luthviyah Romziana, Lola Amalia Putri
AYAT-AYAT MAKRIFATULLAH DALAM TAFSIR AL-QUR’AN AL-‘AZHIM KARYA SAHL AL-TUSTARI
36 Abu Muhammad Sahl. Tafsir Al-Tustari, 37 Abu Muhammad Sahl. Tafsir Al-Tustari,
Lebanon: Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah (2002), 153-154 Lebanon: Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah (2002), 133.
163
El-Afkar Vol. 12 Nomor. 1, Januari-Juni 2023
164
Luthviyah Romziana, Lola Amalia Putri
AYAT-AYAT MAKRIFATULLAH DALAM TAFSIR AL-QUR’AN AL-‘AZHIM KARYA SAHL AL-TUSTARI
39 Abu Muhammad Sahl. Tafsir Al-Tustari, 40 Abu Muhammad Sahl. Tafsir Al-Tustari,
Lebanon: Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah (2002), 81-82. Lebanon: Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah (2002), 145.
165
El-Afkar Vol. 12 Nomor. 1, Januari-Juni 2023
bertaubat kepada Allah dari sifat alami siapa yang tidak menaati-Nya, sungguh ia
yang sudah disebutkan dalam ayat benar-benar melupakan-Nya.41
sebelumnya, mohonlah ampunan atas apa Yaitu orang-orang yang senantiasa
yang telah diri lakukan, dan mohonlah mengingat Allah atau berdzikir kepada
ampunan atas orang-orang mukmin, laki Allah dalam keadaan apapun, sambil
laki dan perempuan. berdiri atau duduk atau dalam keadan
6. Surat Ali-Imran ayat 191 berbaring.Al-Tustari menjelaskan dzikir
166
Luthviyah Romziana, Lola Amalia Putri
AYAT-AYAT MAKRIFATULLAH DALAM TAFSIR AL-QUR’AN AL-‘AZHIM KARYA SAHL AL-TUSTARI
Nya dalam salah satu perintah atau dipaparkan, dapat diambil kesimpulan
sembunyi maupun di depan umum, atau Tustari dalam kitab Tafsir al-Qur’an al-
◌ۚ َﻻ ﺗَﺄْ ُﺧ ُﺬﻩۥُ ِﺳﻨَﺔٌ َوَﻻﻧـَ ْﻮٌم Nya dengan berfikir melalui tanda-tanda-
berkata: Tidur adalah ketika qalb (hati) menjauhi larangan-Nya, berhujjah kepada
Yakni tidak ada Tuhan yang berhak senantiasa bertaubat, berjiwa tenang, dan
Allah adalah dzat yang Maha Hidup, Ia apapun sehingga ketika seorang hamba
42 Abu Muhammad Sahl. Tafsir Al-Tustari, 43 Abu Muhammad Sahl. Tafsir Al-Tustari,
Lebanon: Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah (2002), 36-37. Lebanon: Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah (2002), 71.
167
El-Afkar Vol. 12 Nomor. 1, Januari-Juni 2023
168
Luthviyah Romziana, Lola Amalia Putri
AYAT-AYAT MAKRIFATULLAH DALAM TAFSIR AL-QUR’AN AL-‘AZHIM KARYA SAHL AL-TUSTARI
169