Dosen Pengampu :
Nur Rahmawati, S.T., M.T. & Tranggono S.T., M.T.
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Dhimas Wahyu Prayogi / 21032010004
Alfian Rizky Maulana / 21032010024
Moch. Annas Hidayatuloh / 21032010111
Prasetyo Utomo / 21032010094
Nadya Permata Putri / 21032010146
2.5 Analisis
2.5.1 Analisis SWOT
Analisis SWOT dapat diartikan sebagai suatu perbuatan mengidentifikasi
keadaan dari empat sudut pandang yaitu Strenghts (Kekuatan), Weaknesses
(Kelemahan) yang berasal dari lingkungan Internal, dan Opportunities (Peluang),
Treaths (Ancaman) yang berasal dari lingkungan eksternal. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, kata analisis dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah
atau permasalahan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya dan dapat
juga diartikan sebagai pengkajian terhadap suatu peristiwa (tindakan, hasil
pemikiran dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Adapun
kata SWOT merupakan kependekan dari Strenghts (Kekuatan), Weaknesses
(Kelemahan), Opportunities (Peluang), dan Treaths (Tantangan). Untuk kekuatan
dan kelemahan yakni berasal dari lingkungan internal sedangkan peluang dan
hambatan berasal dari lingkungan eksternal. Analisis SWOT merupakan suatu
metode analisis untuk mengidentifikasi factor-faktor internal dan eksternal
organisasi. Faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan, sedangkan faktor
eksternal berupa peluang dan ancaman.
Dari hal tersebut maka dapat dipahami bahwa analisis SWOT adalahsuatu
strategi untuk memecahkan masalah dalam dunia pendidikan dengan melihat
kekuatan dan kelemahan dari lingkungan internal dan peluang serta hambatan dari
lingkungan eksternal. Adapun penjelasan mengenai keempat faktor adalah sebagai
berikut:
Analisis SWOT dianggap memiliki banyak manfaat dan kelebihan
dibanding metode analisis lain. Manfaat menggunakan analisis SWOT antara lain
(Agus Hardiyanto, 2018):
Membantu melihat persoalan dari empat sisi sekaligus yaitu kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman.
Memberikan hasil analisis yang cukup tajam sehingga dapat memberikan
arahan atau rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan
meningkatkan keuntungan dengan memanfaatkan peluang serta mengurangi
kelemahan dan menghindari ancaman.
Membantu membedah organisasi atau perusahaan dari empat sisi yang
menjadi dasar proses identifikasi sehingga dapat menemukan sisi yang
kadang terlupakan.
Menjadi instrumen yang cukup ampuh dalam melakukan analisis strategi
sehingga dapat menemukan langkah terbaik yang sesuai dengan kondisi
yang dihadapi.
Matriks analisis SWOT menghasilkan empat elemen strategi dengan
mengkombinasikan keempat faktor yang dianalisis. Elemen tersebut terdiri dari
SO, WO, ST, dan WT. Pertama, Strength-Oppotunity (SO) merupakan strategi
untuk memaksimalkan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang
yang ada sehingga dapat bersaing. Kedua, Weakness-Opportunity (WO)
merupakan strategi untuk mengurani kelemahan dengan memanfaatkan peluang.
Ketiga, Strength-Threats (ST) merupakan strategi untuk mengurangi atau
meminimalkan ancaman dari luar perusahaan dengan memaksimalkan kekuatan
yang dimiliki. Keempat, Weakness-Threats (WT) merupakan strategi bertahan
dengan mengurangi kelemahan yang dimiliki dan menghindari ancaman dari luar
perusahaan (Dhika Amalia Kurniawan, 2019).
Setelah alternatif strategi terbentuk berdasarkan empat set tersebut, maka
dilakukan pemilihan strategi yang tepat untuk diterapkan. Untuk mengetahui
posisi strategi yang sesuai maka harus dilakukan perhitungan dengan
mengakumulasi setiap faktor yang digunakan dalam perumusan strategi. Misalnya
untuk menemukan besaran nilai dari strategi SO maka dilakukan penjumlahan dari
total pembobotan faktor strength dan opportunity yang sudah ada pada matriks
IFAS dan EFAS. Dari keempat set strategi tersebut kemudian dipilih strategi yang
memiliki nilai akumulasi tertinggi dari semua elemen strategi yang ada.
2.5.2 Matriks IFAS-EFAS
Matriks IFAS (Internal Factor Assesment Strategy) dan EFAS (Eksternal
Factor Assesment Strategy) digunakan untuk menganalisis faktor internal dan
eksternal yang dapat berpengaruh terhadap kelangsungan sebuah bisnis. Matriks
IFAS digunakan untuk melakukan penilaian dan pembobotan atas faktor internal
yang diperoleh berupa kekuatan dan kelemahan dalam suatu usaha. Sedangkan
matriks EFAS digunakan untuk melakukan penilaian dan pembobotan atas faktor
eksternal yang berupa peluang dan ancaman.
Pembobotan bertujuan untuk mengkuantifikasi faktor internal dan eksternal
dengan skala 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Akumulasi
pembobotan tidak boleh melebihi skor total yaitu 1,0. Sementara untuk pemberian
rating menggunakan skala 4 sampai 1. Untuk faktor yang bersifat positif seperti
kekuatan dan peluang, semakin besar kekuatan dan peluang maka diberi rating 4
tetapi semakin kecil faktor tersebut maka diberi rating 1. Sedangkan untuk faktor
yang bersifat negatif seperti kelemahan dan ancaman berlaku sebaliknya. Semakin
besar kelemahan dan ancaman maka diberi rating 1 tetapi jika faktor tersebut
semakin kecil maka diberi rating 4. Selanjutnya, pembobotan akan dikalikan
dengan rating dan dilakukan penjumlahan total untuk mendapatkan skor
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan
2.5.3 Matriks QSPM
Matriks QSPM atau Quantitative Strategic Planning Matrix merupakan
sebuah matriks yang digunakan untuk menganalisis berbagai alternatif strategi
yang tersedia untuk mendapatkan strategi prioritas. Alternatif strategi yang
dianalisis pada tahap ini adalah strategi yang sudah dihasilkan dalam perumusan
melalui analisis sebelumnya dengan memadukan faktor internal dan eksternal.
Dengan matriks QSPM, manajemen dapat mengurutkan berbagai strategi yang ada
untuk membentuk skala prioritas dalam penerapan strategi. Perhitungan matriks
QSPM adalah dengan memadukan faktor-faktor internal dan eksternal terhadap
alternatif strategi yang sudah dirumuskan. Dalam proses ini kembali dilakukan
pembobotan, penentuan nilai daya tarik atau Attractiveness Scores (AS), dan
Total Attractiveness Scores (TAS). Bobot pada faktor internal dan eksternal
disesuaikan dengan bobot yang sudah ada pada matriks IFAS dan EFAS
sebelumnya. Nilai AS didefinisikan sebagai angka yang mengindikasikan daya
tarik relatif dari masing-masing strategi dari satu set alternatif. Ketentuan
penilaian AS berlaku sebagai berikut (Hany Setyorini, 2016):
a. Nilai +1 = tidak menarik
b. Nilai +2 = agak menarik
c. Nilai +3 = cukup menarik
d. Nilai +4 = sangat menarik
Nilai TAS diperoleh dengan mengkalikan bobot dengan nilai AS. Nilai total
TAS kemudian diakumulasi untuk mendapatkan tingkat skor dari berbagai
alternatif strategi. Skor tertinggi menentukan strategi yang terbaik untuk
diterapkan dalam suatu perusahaan. Namun yang harus diperhatikan dalam
analisis ini adalah bahwa QSPM hanya digunakan untuk mengurutkan prioritas
strategi dalam satu set alternatif.
2.6 Indikator SWOT
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengungkapkan
beberapa hasil penemuan yang ada dalam penelitian ini. Data yang diperoleh dari
hasil kuesioner kemudian dianalisis IFAS dan EFAS, masing-masing faktor
dinilai bobot dan ratingnya. Untuk IFAS faktor yang digunakan adalah strength
dan weakness sedangkan untuk EFAS faktor yang digunakan adalah Opportunity
dan Threat (Widjaja 2020). Berikut penjelasan faktor internal dan eksternal yang
berpengaruh terhadap daya saing Fresh Milk PT. Pestapora.
1. Kekuatan (strenght) Fresh Milk PT. Pestapora meliputi:
PT. Pestapora berfokus pada satu produk saja yaitu Fresh Milk sehingga PT.
Pestapora memiliki produk susu yang lengkap dengan berbagai varian rasa
PT. Pestapora berfokus pada satu produk saja yaitu Fresh Milk sehingga PT.
Pestapora memiliki 2 variasi tekstur susu, yaitu kental dan cair
PT. Pestapora sudah berpengalaman di bidang Fresh Milk ini selama 10
tahun sehingga sudah dapat diakui kualitasnya
2. Kelemahan (weakness) Fresh Milk PT. Pestapora meliputi:
Skala produksi PT. Pestapora yang lebih kecil dibandingkan merek lainnya,
sehingga belum dapat memenuhi seluruh permintaan pasar
Ketika karyawan PT. Pestapora yang telah tua mulai pensiun, PT. Pestapora
mengalami kesulitan untuk mencari karyawan yang terlatih dan
berpengalaman dalam produksi karena kurang agresif
PT. Pestapora yang baru berjalan 10 tahun sehingga belum memiliki brand
awarenessd yang kuat dari konsumen seperti merek besar lainnya
3. Peluang (opportunity) Fresh Milk PT. Pestapora meliputi:
Adanya program pemerintah mendatang yaitu makan siang gratis
merupakan peluang besar bagi PT. Pestapora untuk memasarkan produk ke
pasar yang lebih luas
Meningkatnya tingkat kesadaran kesehatan gizi bagi masyarakat membuat
konsumen Fresh Milk PT. Pestapora lebih banyak
Perkembangan teknologi yang semakin canggih membuat PT. Pestapora
lebih cepat dalam memasarkan Fresh Milk
4. Ancaman (threat) Fresh Milk PT. Pestapora meliputi:
Peningkatan jumlah pesaing juga menjadi ancaman bagi PT. Pestapora,
karena beberapa perusahaan yang saat ini masih kecil dan bukan merupakan
pesaing bagi PT. Pestapora memiliki kemungkinan bertumbuh menjadi
ancaman langsung bagi PT. Pestapora di masa yang akan datang
Persaingan harga antar perusahaan membuat konsumen PT. Pestapora
menjadi berkurang meskipun kualitas produk Fresh Milk lebih baik
Kondisi ekonomi yang tidak stabil dapat memengaruhi daya beli masyarakat
dan permintaan terhadap produk Fresh Milk PT. Pestapora
2.10 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis faktor internal dengan menggunakan matriks
IFAS diketahui bahwa kekuatan utama Fresh Milk PT. Pestapora adalah PT.
Pestapora memiliki 2 variasi tekstur susu, yaitu kental dan cair dengan skor 0,15.
Sedangkan kelemahan utama yang dimiliki oleh Fresh Milk PT. Pestapora adalah
Ketika karyawan PT. Pestapora yang telah tua mulai pensiun, PT. Pestapora
mengalami kesulitan untuk mencari karyawan yang terlatih dan berpengalaman
dalam produksi karena kurang agresif dengan skor 0,15. Total skor matriks IFAS
yaitu sebesar 0,412875. Berdasarkan hasil analisis faktor lingkungan eksternal
Fresh Milk PT. Pestapora dengan menggunakan matriks EFAS dapat diketahui
bahwa peluang utama yang dimiliki oleh Fresh Milk PT. Pestapora yaitu
Perkembangan teknologi yang semakin canggih membuat PT. Pestapora lebih
cepat dalam memasarkan Fresh Milk dengan skor 0,13. Sedangkan ancaman
terbesar Fresh Milk PT. Pestapora adalah Peningkatan jumlah pesaing juga
menjadi ancaman bagi PT. Pestapora, karena beberapa perusahaan yang saat ini
masih kecil dan bukan merupakan pesaing bagi PT. Pestapora memiliki
kemungkinan bertumbuh menjadi ancaman langsung bagi PT. Pestapora di masa
yang akan datang dengan skor 0,12. Total skor matriks EFAS yang dimiliki oleh
Fresh Milk PT. Pestapora adalah sebesar 0,1336889.
BAB III
ANALISIS PASAR
Keterangan:
1: Sangat tidak dibutuhkan
2: Tidak dibutuhkan
3: Netral
4: Dibutuhkan
5: Sangan dibutuhkan
3. Tingkat Harapan
Tabel 3.4 Tingkat Harapan
No. Atribut Nilai Harapan
1. Kesegaran Dan Keawetan Susu 4,84
2. Durasi Kadaluarsa Yang Lama 4
3. Harga Susu Yang Terjangkau 4,7
4. Adanya Diskon / Promosi Harga 4,45
5. Bahan Baku Yang 100 % Asli 4,60
6. Tekstur Susu Yang Cair dan Kental 4,55
7. Label Halal ( Produk Sudah Terverifikasi Halal) 4,65
8. Kandungan Gizi Yang Kompleks 4,60
9. Desain Kemasan Yang Menarik 4,50
10. Kemudahan dalam Mendapatkan Produk 4,80
Produk
Atribut
Hubungan kuat
Hubungan sedang
Hubungan lemah
Karakteristik
Arti
Produk
Nilai
9
3
1
0
Matrix
Tabel 3.7 Relationship
pengemasan yang sesuai untuk
mempertahankan kesegaran susu serta
memperpanjang masa kedaluwarsa.
+
+
+
+
+
Keterangan :
More than better (akan lebih baik jika memiliki nilai
spesifikasi
=
semakin besar)
Less the better (akan lebih baik jika memiliki nilai spesifikasi semakin
=
kecil)
++ = Hubungan positif kuat (4)
+ = Hubungan positif lemah (3)
- = Hubungan negatif lemah (2)
-- = Hubungan negatif kuat (1)
5. Sales Point
Tabel 3.13 Sales Point
No. Atribut Sales Point
1. Kesegaran Dan Keawetan Susu 1,5
2. Durasi Kadaluarsa Yang Lama 1,5
3. Harga Susu Yang Terjangkau 1,5
4. Adanya Diskon / Promosi Harga 1,5
5. Bahan Baku Yang 100 % Asli 1,5
6. Tekstur Susu Yang Cair dan Kental 1,0
No. Atribut Sales Point
7. Label Halal ( Produk Sudah Terverifikasi Halal) 1,5
8. Kandungan Gizi Yang Kompleks 1,5
9. Desain Kemasan Yang Menarik 1,5
10. Kemudahan dalam Mendapatkan Produk 1,2
Keteranangan:
Nilai 1,5 = titik penjualan kuat
Nilai 1,2 = titik penjualan
menengah Nilai 1,0 = tanpa titik
penjualan
6. Raw Weigh
Tabel 3.14 Raw Weight
Important
Improvemen Sales Raw
No. Atribut to
Custome t Rtaio Poin Weigh
r t t
1. Kesegaran Dan Keawetan Susu 4,53 1,01 1,5 6,86
2. Durasi Kadaluarsa Yang Lama 4,53 0,87 1,5 5,91
3. Harga Susu Yang Terjangkau 4,4 0,98 1,5 6,47
4. Adanya Diskon / Promosi Harga 4,27 0,94 1,5 6,02
5. Bahan Baku Yang 100 % Asli 4,27 1 1,5 6,41
6. Tekstur Susu Yang Cair dan 4,2 0,97 1 4,07
Kental
7. Label Halal ( Produk Sudah 4,2 1 1,5 6,30
Terverifikasi Halal)
8. Kandungan Gizi Yang 4,13 0,95 1,5 5,89
Kompleks
9. Desain Kemasan Yang Menarik 4,13 0,96 1,5 5,95
10. Kemudahan dalam Mendapatkan 4,13 1 1,2 4,96
Produk
Raw Weight = Importance to Customers x Improvement Ratio x Sales Point
7. Normalized Raw Weight
Normalized Raw Weight merupakan nilai Raw Weight yang
telah dikonversikan kedalam persentase.
Tabel 3.15 Normalized Raw Weight
Normalized
Raw
No. Atribut Raw
Weigh
Weight
t
(%)
1. Kesegaran Dan Keawetan Susu 6,86 11,67
2. Durasi Kadaluarsa Yang Lama 5,91 10,05
3. Harga Susu Yang Terjangkau 6,47 10,99
4. Adanya Diskon / Promosi Harga 6,02 10,23
5. Bahan Baku Yang 100 % Asli 6,41 10,89
6. Tekstur Susu Yang Cair dan Kental 4,07 6,92
7. Label Halal ( Produk Sudah Terverifikasi Halal) 6,30 10,71
8. Kandungan Gizi Yang Kompleks 5,89 10,00
9. Desain Kemasan Yang Menarik 5,95 10,11
10. Kemudahan dalam Mendapatkan Produk 4,96 8,42
TOTAL 58,83 100
Normalized Raw Reight = 𝑅𝑎𝑤 𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑘𝑒−1
𝑅𝑎𝑤 𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
3.9 Technical Matrix
Bagian ini terdapat Technical Response Priorities berisi nilai Contributions
yang diperoleh dari hasil kali antara lain nilai Normalized Raw Weight dengan
nilai Relationship yang kemudian di jumlahkan untuk setiap kolom karakteristik
teknisnya. Nilai yang terbesar akan dipilih untuk dijadikan dasar prioritas dalam
proses perbaikan karakteristik teknis.
Tabel 3.16 Technical Matrix
yang elegan
pelanggan.
Atribut Produk
Produk
Atribut
Produk
Karakteristik
11
10,1
Goal
Improvement
Sales Point
Constributions
Mendapatkan Produk
Kemudahan dalam
Terverifikasi Halal)
Label Halal ( Produk Sudah
dan Kental
Tekstur Susu Yang Cair
Produk
Atribut
Produk
Karakteristik
8,42
10,1
10
10,7
6,92
10,9
10,2
Normalized Raw Weight (&)
90,9
VI
Goal
Improvement
Sales Point
gambar berikut :
Fresh Milk
Buah Bubuk
Perisa
Vitamin t=1800 0-1 Raw Milk
Susu Skim 0-2 Preheating
t=1800
Pewarna Dengan suhu 62 ̊ C
0-7
800 Cooling
t=
Penyimpanan
Ringkasan
Kegiatan Jumlah Waktu
Operasi 8 7550
Penyimpanan 1 -
Total 7550
Waktu = 5 menit
6320 6320
Inp P= = =6516 unit / minggu
1−0 ,03 0 , 97
Waktu = 3 menit
c. Mesin Sterilisasi
Jadi, dari hasil perhitungan yang telah diperoleh dalam proses pembuatan susu dari PT.
Pestapora membutuhkan mesin pencampuran sebanyak 15 mesin, selanjutnya mesin
homogenisasi sebanyak 9 mesin, dan mesin sterilisasj sebanyak 1 saja.