Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia.

Pembangunan kesehatan menjadi salah satu kebutuhan bangsa untuk

mencapai generasi sehat di masa yang akan datang. Pembangunan kesehatan

ini bukanlah tugas negara saja melainkan tugas seluruh lapisan masyarakat.

Potensi yang ada dalam masyarakat berbekal kesadaran, kemauan, dan

kemampuan akan mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya. Dalam rangka kebijakan otonomi daerah, maka desentralisasi

bidang kesehatan merupakan salah satu strategi yang ditetapkan dalam

mencapai Visi Indonesia Sehat.

Kerjasama yang solid antar seluruh karyawan Puskesmas, kinerja yang

baik serta profesional merupakan kunci keberhasilan dalam upaya

kemandirian. Hal ini merupakan salah satu tujuan UPTD Puskesmas Panjalu

dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

khususnya kesehatan ibu dan anak. Seiring berjalannya waktu, ada banyak

hal yang menjadi pemikiran dan motivasi dalam penyusunan ini. Salah satu

diantaranya adalah daya saing yang semakin tajam untuk mendapatkan

kepercayaan dari masyarakat dalam pelayanan kesehatan. Inilah yang menjadi

motivasi peningkatan tolak ukur kinerja berupa standar mutu pelayanan dan

standar mutu alokasi sumber daya.

1
2

Maka dari itu, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

khususnya dalam bidang kesehatan ibu dan anak (KIA) perlu adanya analisis

mutu pelayanan. Potensi yang dimiliki puskesmas perlu digali dan

dimanfaatkan dalam meningkatkan mutu pelayanan, kelemahan yang ada di

puskesmas perlu diketahui untuk dijadikan acuan saat mengambil

keputusan/langkah upaya peningkatan kualitas pelayanan dari pembuat

kebijakan, peluang atau kesempatan bagi puskesmas perlu dikaji untuk

dijadikan dukungan dalam peningkatan mutu layanan serta ancaman pun

perlu diketahui untuk dijadikan pegangan saat menyusun strategi pelayanan di

puskesmas. Maka dari itu, perlu adanya analisis mutu pelayanan kesehatan

ibu dan anak dalam rangka mengetahui potensi yang ada di lingkungan

puskesmas baik internal maupun eksternal dengan tujuan untuk meningkatkan

mutu pelayanan kesehatan di pukesmas.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis

merumuskan masalah “Bagaimana analisis mutu pelayanan kesehatan ibu dan

anak di Puskesmas Panjalu?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Menganalisis mutu pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas

Panjalu.
3

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran pelayanan kesehatan ibu dan anak di

Puskesmas Panjalu;

b. Mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang/kesempatan serta ancaman

terhadap pelayanan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas Panjalu.

c. Mengetahui masalah pelayanan kesehatan ibu dan dan anak di

Puskesmas Panjalu.

d. Mengetahui rencana dan strategi dalam mengatasi masalah pelayanan

kesehatan ibu dan anak di Puskesmas Panjalu.

e. Mengetahui rencana tindak lanjut dalam upaya meningkatkan mutu

pelayanan di KIA Puskesmas Panjalu.

D. Manfaat

1. Bagi Penulis

Diharapkan laporan ini dapat bermanfaat sebagai bahan masukan atau

informasi untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan dapat

mengaplikasikannya.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan laporan ini dapat bermanfaat sebagai tambahan sumber

kepustakaan dan perbandingan dalam pembelajaran Praktek Kebidanan

IV.
4

3. Bagi Lahan Praktek

Diharapkan laporan ini dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan dan

masukan terhadap tenaga kesehatan saat melakukan pelayanan di wilayah

kerja/lapangan.
5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

1. Pengertian Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang kesehatan yang

menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu

menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan

masyarakat bidang KIA masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat

darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan dan persalinan.

2. Tujuan Program KIA

Tujuan program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya

kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang

optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil

Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak

untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan

landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.

3. Target Program KIA

Meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan

yang bermutu bagi seluruh masyarakat dalam program gizi serta kesehatan

ibu dan anak meliputi:

a. Cakupan Pelayanan Bayi.

b. Pelayanan Nifas ( KF 3).


6

c. Pelayanan anak Balita 88% dgn MTBS.

d. Cakupan Penanganan Kompikasi Obstetri dan Neonatal.

e. Cakupan Pelayanan K4.

f. Ibu hamil mendapat pelayanan Ante Natal Care (K1).

g. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.

h. Cakupan peserta KB aktif.

i. Pelayanan kesehatan bayi sehingga kunjungan neonatal pertama

(KN1) dan KN Lengkap (KN1, KN2, dan KN3).

j. Pelayanan kesehatan anak Balita.

k. Balita ditimbang berat badannya (jumlah balita ditimbang/balita

seluruhnya (D/S).

l. ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan.

B. Analisa SWOT

1. Pengertian Analisa SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor untuk

merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (strengts) dan peluang (opportunities), namun

secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan

ancaman (threats). Keputusan strategis perlu pertimbangan faktor

internal yang mencakup kekuatan dan kelemahan maupun faktor

eksternal yang mencakup peluang dan ancaman. Oleh karena itu perlu

adanya pertimbangan-pertimbangan penting untuk analisis SWOT.


7

Dalam mengidentifikasi berbagai masalah yang timbul dalam

perusahaan, maka sangat diperlukan penelitian yang sangat cermat

sehingga mampu menemukan strategi yang sangat cepat dan tepat dalam

mengatasi masalah yang timbul dalam perusahaan. Beberapa

pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam mengambil keputusan

antara lain :

a. Kekuatan (Strenght)

Kekuatan adalah unsur-unsur yang dapat diunggulkan oleh

puskesmas. Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau

keunggulan-keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan

pasar yang dilayani atau ingin dilayani oleh Puskesmas. Kekuatan

adalah kompetensi khusus yang memberikan keunggulan komparatif

bagi Puskesmas. Kekuatan terdapat pada sumber daya, keuangan,

citra, kepemimpinan pasar, hubungan pembeli-pemasok, dan faktor-

faktor lain.

b. Kelemahan (Weakness)

Kelemahan adalah kekurangan atau keterbatasan dalam hal sumber

daya yang ada pada Puskesmas, baik itu keterampilan atau kemampuan

yang menjadi penghalang bagi kinerja organisasi. Keterbatasan atau

kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan kapabilitas yang

secara serius menghambat kinerja efektif Puskesmas. Fasilitas, sumber

daya keuangan, kapabilitas manajemen, keterampilan pemasaran, dan

citra merek dapat merupakan sumber kelemahan.

c. Peluang (opportunity)
8

Peluang adalah berbagai hal dan situasi yang menguntungkan bagi

Puskesmas, serta kecenderungan-kecenderungan yang merupakan salah

satu sumber peluang.

d. Ancaman (Treats)

Ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak

menguntungkan Puskesmas, jika tidak diatasi maka akan menjadi

hambatan, baik masa sekarang maupun yang akan datang. Ancaman

merupakan pengganggu utama bagi posisi Puskesmas. Contoh :

Masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan Puskesmas.

2. Diagram Analisa SWOT

Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang

(opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan

(strengths) dan kelemahan (weaknesses), sebagaimana yang digambarkan

(Rangkuti, F., 2009:19-20) dalam diagram berikut

Gambar 2.1 Diagram analisa SWOT


9

Kuadran I : Merupakan situasi yang sangat menguntungkan.

Organisasi tersebut memiliki peluang dan kekuatan

sehingga dapat memanfaatkan peluang dan kekuatan

yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi

ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang

agresif (Growth oriented strategy).

Kuadran II: Meskipun menghadapi berbagai ancaman, organisasi ini

masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang

harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk

memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara

strategi diversifikasi (produk atau pasar).

Kuadran III : Organisasi menghadapi peluang pasar yang sangat besar,

namun di lain pihak menghadapi beberapa

kendala/kelemahan internal. Di sini, fokus strategi adalah

meminimalkan kelemahan internal sehingga dapat

merebut peluang pasar yang lebih baik.

Kuadran IV : Merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,

organisasi menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan

internal. Strategi bagaimana menekan ancaman dan

kelemahan.
10

BAB III

GAMBARAN PUSKESMAS

A. Sejarah Singkat Puskesmas

Cikal bakal berdirinya UPTD Puskesmas Panjalu dimulai pada sekitar

tahun 1958 Saat itu Puskesmas Panjalu berlokasi di jl.Pasanggrahan Desa

Panjalu Kecamatan Panjalu.

Sejak saat itu Puskesmas Panjalu mulai mengalami beberapa perubahan,

diantaranya perubahan bangunan dan perubahan pimpinan. Pembangunan

Puskesmas Panjalu kembali dilakukan yakni pada tahun 2013 mendapatkan

bantuan keuangan Provinsi Jawa Barat berupa bangunan PONED yakni

merupakan tempat Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar. Bangunan

ini diperuntukkan bagi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, serta bayi baru lahir

sampai usia 28 hari.

Fasilitas alat-alat penunjang PONED pun diberikan untuk menunjang

pelayanan, diantaranya set partus, vakum, USG (ultrasonography), inkubator,

blue light, serta beberapa alat lain. Tenaga kesehatan turut ditambah dengan

menghadirkan 2 orang tenaga dokter, bidan PTT PONED 1 orang, ditambah

3 orang PNS yang bertanggung jawab memberikan pelayanan khusus di

PONED. Hal ini dimaksudkan mempermudah masyarakat dalam pelayanan

kebidanan dan neonatal sehingga kasus-kasus tertentu yang tidak dapat

ditangani di BPS (Bidan Praktek Swasta)dapat ditangani di PONED sesuai

kewenangan yang berlaku, sehingga mengefektifkan waktu penanganan


11

kedaruratan sebagai salah satu langkah efisien pencegahan kematian ibu dan

neonatal.

Tahun 2013 Puskesmas Panjalu juga mendapat bantuan berupa perbaikan

Puskesmas dan penambahan bangunan untuk ruang rawat inap berkapasitas

16 tempat tidur. Dibangunnya ruang rawat ini memudahkan akses masyarakat

terhadap fasilitas kesehatan yang dibutuhkan di wilayah kerja Puskesmas

Panjalu Pasca pembangunan pengembangan ruang rawat inap, respon

masyarakat dalam memanfaatkan Puskesmas meningkat dibandingkan

sebelumnya.

B. Visi dan Misi Puskesmas

Visi Puskesmas Panjalu yaitu “Puskesmas Dengan Pelayanan Prima

Berlandaskan Profesionalisme Menuju Masyarakat Panjalu Sehat dan

Mandiri Di Kecamatan Panjalu Tahun 2022”.

Misi Puskesmas Panjalu yaitu sebagai berikut :

1. Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan dan Terjangkau oleh

Masyarakat

2. Meningkatkan Kualitas SDM yang Profesional dan Berkomitmen Tinggi

3. Menjalin Kemitraan dengan Profesi Kesehatan Lain Dalam Memberikan

Pelayanan Kepada Masyarakat Secara Komprehensif

4. Memaksimalkan Tata Kelola Manajemen Puskemas Panjalu yang

Profesional, Akuntable, Efektif, dan Efisien


12

5. Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat oleh Masyarakat Secara

Mandiri

C. Letak Geografis

Puskesmas Panjalu terletak di Jalan Pasanggrahan No. 27 Kecamatan

Panjalu Kabupaten Ciamis. Jarak antara Puskesmas Panjalu dengan kota

kabupaten (Ciamis) ± 40 km. Batas Wilayah kerja Puskesmas Panjalu yaitu

sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sukamantri

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Gunung Sawal

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Panumbangan

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Lumbung

Wilayah Kerja Puskesmas Panjalu terdiri dari 8 desa diantaranya Desa

Panjalu, Kertamandala, Ciomas, Sandingtaman, Bahara, Maparah, Mandalare,

Hujungtiwu. Luas wilayah keseluruhan yaitu ± 6.700 Ha.

D. Keadaan Demografi

Jumlah penduduk Kecamatan Panjalu yaitu ± 55186 jiwa.

1. Distribusi Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan:

a. Tidak lulus SD : 5 %

b. Lulus SD : 60 %

c. Lulus SLTP : 15 %

d. Lulus SLTA : 10 %
13

e. Sarjana : 10 %

2. Distribusi Penduduk berdasarkan mata Pencaharian :

a. Petani : 25 %

b. Peternak : 10 %

c. Pedagang : 40%

d. PNS : 10 %

e. Buruh : 15 %

3. Distribusi Penduduk berdasarkan Agama :

a. Islam : 95 %

b. Lain : 5 %

4. Sarana Perhubungan

Sarana perhubungan di wilayah Puskesmas Panjalu sebagian besar

menggunakan transportasi darat. Jarak terjauh daerah binaan ± 10 km

dan jarak terdekat 0,5 km.

5. Sumber Daya Kesehatan

Data jumlah petugas kesehatan :

a. Dokter Umum 2 orang

b. Dokter Gigi 1 orang

c. Bidan 12 orang

d. Perawat 9 orang

e. Perawat Gigi 1 orang

f. Kesling 1 orang

g. Fisiotherapys 1 orang
14

h. Analis Kesehatan 1 orang

i. Asisten Apoteker 2 orang

E. Jenis Pelayanan

Jenis Pelayanan yang ada di UPTD Kesehatan Puskesmas Panjalu sebagai

berikut :

1. Pelayanan IGD 24 Jam

2. Rawat Inap kapasitas 16 Bed

3. Poned Kapasitas 4 Bed

4. Inkubator Kapasitas 2

5. Pelayanan BP Umum

6. Pelayanan BP Gigi

7. Laboratorium

8. Pelayanan KIA dan MTBS

9. Ambulan

10. Apotek

11. Fisiotherapy

12. EKG

13. USG
15

BAB IV

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK

A. Aktifitas Pelayanan

1. Rawat Jalan Umum

UPTD Puskesmas Panjalu dan jaringannya disamping melayani jasa

pelayanan rawat inap juga melayani pelayanan kesehatan rawat jalan yang

diselengarakan di 8 desa yang terdiri dari fasilitas kesehatan yaitu

puskesmas dan poskesdes yang tersebar diwilayah kerja puskesmas.

2. Rawat Jalan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan KB

Tabel 4.1
Jumlah Kunjungan Pasien Kesehatan Ibu & Anak di UPTD Puskesmas
Panjalu Tahun 2014 -2016
Kunjungan Pasien Kesehatan Ibu dan Anak
1 2 3
2014 2015 2016
519 532 1152

Tabel 4.1 di atas kunjungan pasien Kesehatan Ibu dan Anak di

UPTD Puskesmas Panjalu sejak tahun 2014 mengalami peningkatan.

Pada tahun 2016 mengalami kenaikan yang signifikan.


16

B. Analisis SWOT Pelayanan KIA

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan di Puskesmas

Panjalu diperoleh nilai untuk faktor internal dan faktor eksternal Program

KIA sebagai berikut:

1. Analisis Internal (Streght dan Weakness)

4.2 Tabel Kekuatan/ Streght


Hasil
No
Kekuatan Rating Bobot (bobot
X nilai)
1. Jumlah bidan yang cukup, 3 orang
bidan PNS, 1 orang PTT PONED, 8 4 0,5 0,8
orang bidan di desa.
2. Kesesuaian pendidikan bidan 4 0,2 0,8
3. Lokasi strategi 4 0,1 0,4
4. Keterampilan yang dimiliki bidan 3 0,2 0,6
5. Kedisiplinan 3 0,05 0,15
6. Kunjungan meningkat 3 0,1 0,3
7. Pelayanan kegawatdaruratan di
3 0,2 0,6
PONED.
8. Pertolongan persalinan dilakukan
4 0,1 0,4
100% oleh nakes di faskes.
9. Hampir semua cakupan mencapai
3 0,1 0,3
target
10. Posyandu sudah berjalan rutin 3 0,05 0,15
11. Terdapat pendanaan dari BOK dan
3 0,05 0,15
Jampersal
Jumlah 4,65
17

4.3 Tabel Kelemahan/ Weakness


No
Hasil
Kelemahan Rating Bobot (bobot
X nilai)
1. Fasilitas puskesmas kurang
lengkap salah satunya belum ada 3 0,2 0,6
ruangan untuk MTBS.
2. Pencatatan dan pelaporan kasus
3 0,15 0.45
MTBS belum maksimal.
3. Persiapan rujukan kasus kegawat
daruratan di PONED belum 4 0,2 0,8
optimal.
4. Pengadaan barang dan obat masih
2 0,15 0.3
lambat
5. Masih ada keterlambatan turunnya
dana dari pemerintah 3 0,15 0,45
6. Pemeriksaan HIV/AIDS pada ibu
2 0,1 0,2
hamil belum menyeluruh.
7. Kelengkapan SOP 3 0,3 0,9
8. Desa Siaga yang sudah terbentuk
2 0,05 0,1
tidak berjalan dengan maksimal.
Jumlah 3,8

2. Analisa Eksternal (Opportunity dan Threats)

4.4 Tabel Peluang / Opportunity

Hasil
No
Peluang Rating Bobot (bobot
X nilai)
1. Dukungan pemerintah dalam
menyukseskan program kesehatan 4 0,2 0,8
ibu dan anak.
2. Sebagian besar bidan sudah
3 0,2 0,6
banyak mendapatkan pelatihan.
3 Adanya pemberdayaan keluarga
dan masyarakat dalam 4 0,2 0,8
peningkatan kesehatan ibu.
4 Adanya keterlibatan kader dalam
2 0,2 0,4
kegiatan posyandu.
5 Masyarakat yang tidak mampu
akan dibantu melalui sistem JKN 3 0,2 0,6
yang disubsidi oleh pemerintah,
18

dan JAMPERSAL untuk ibu


melahirkan.
Jumlah 3,2

4.5 Tabel Hambatan / Threat


No
Hambatan Hasil
Rating Bobot (bobot
X nilai)
1. Rendahnya kesadaran masyarakat
tentang kesehatan ibu hamil dan 2 0,3 0,6
balita.
2. Jarak terjauh menjadi halangan
pasien dalam menjangkau 3 0,4 1,2
pelayanan PONED.
3 Praktik bidan dan klinik/ rumah
3 0,3 0,9
sakit swasta
Jumlah 2,7

3. Diagram Analisa SWOT KIA Puskesmas Panjalu

(III) (I)

(0,85 ; 0,5)
W 0,5 S
0,85
Keterangan : Sumbu X adalah selisih total hasil
Kekuatan (Streght) dikurangi total
hasil Kelemahan (Weakness)
(IV) (II) Sumbu X : 4,65 – 3,8 = 0,85

T Sumbu Y adalah selisih total hasil


Kesempatan (Opportunity)
dikurangi total hasil Hambatan
(Threats)
Sumbu Y : 3,2 - 2,7 = 0,5

Gambar 4.1 Diagram Analisa SWOT KIA Puskesmas Panjalu


19

Berdasarkan diagram tersebut, KIA Puskesmas Panjalu berada pada

kuadran I. Ini berarti situasi yang sangat menguntungkan, kekuatan yang

dimiliki KIA Puskesmas Panjalu lebih dominan daripada kelemahannya.

KIA Puskesmas Panjalu memiliki kekuatan yang dimanfaatkan untuk

meraih peluang yang menguntungkan. Strategi yang harus diterapkan

dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif

(Growth oriented strategy).

C. Masalah

1. Persiapan pra rujukan di PONED belum optimal.

2. Pemeriksaan HIV/AIDS pada ibu hamil belum menyeluruh.

3. SOP di ruangan KIA belum terpasang.

4. Desa siaga yang sudah terbentuk sebagian tidak berjalan.

D. Prioritas Masalah

Metode yang dipilih dalam menentukan prioritas masalah kesehatan ibu

dan anak di Puskesmas Panjalu yaitu dengan metode CARL (Capability,

Accesibility, Readness, Leverage) dengan menggunakan skore nilai 1 – 5.

Kriteria CARL tersebut mempunyai arti :

C : Ketersediaan Sumber Daya (dana dan sarana/peralatan)

A : Kemudahan, masalah yang ada diatasi atau tidak Kemudahan dapat

didasarkan pada ketersediaan metode/cara/teknologi serta penunjang

pelaksanaan seperti peraturan atau juklak.


20

R : Kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran seperti

keahlian/kemampuan dan motivasi

L : Seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam

pemecahan yang dibahas.

Nilai total merupakan hasil perkalian C x A x R x L, urutan ranking atau

prioritas adalah nilai tertinggi sampai nilai terendah.

Tabel 4.6 Prioritas Masalah Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Panjalu

No Masalah C A R L Nilai Rank


1 Persiapan pra rujukan di
3 4 2 3 72 1
PONED belum optimal.
2 Pemeriksaan HIV/AIDS
pada ibu hamil belum 3 2 3 2 36 3
menyeluruh.
3 SOP di ruangan KIA 2 4 3 2 48 2
belum terpasang.
4 Desa siaga yang sudah
terbentuk sebagian 3 1 2 3 18 4
tidak berjalan.

Sehingga masalah yang diprioritaskan saat ini yaitu persiapan pra rujukan kasus

kegawatdaruratan di PONED belum optimal.

E. Rencana Penyelesaian Masalah

1. Menjelaskan rencana kegiatan kepada kepala puskesmas dan pihak terkait

tentang Paket Persiapan Rujukan.

2. Sosialisasi kepada bidan menani alat bantu Paket Persiapan Rujukan Kasus

Kegawatdaruratan dengan metode 7 kantong yang diadopsi dari Panduan

Operasional Sistem Jejaring Rujukan Kegawatdaruratan Ibu dan Bayi Baru


21

Lahir Program EMAS (Expanding Maternal and Neonatal Survival),

USAID.

3. Menjelaskan Cara Penggunaan Paket Persiapan Rujukan dengan Metode 7

Kantong.

4. Simulasi dengan seluruh bidan tentang cara penggunaan paket persiapan

rujukan.

F. Implementasi Kegiatan

Satuan Acara Sosialisasi

“Paket Persiapan Rujukan Kasus Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal

di tingkat PONED”

Pokok Bahasan : Paket Persiapan Rujukan dengan Metode Kantong

Sub Pokok Bahasan :

a. Paket persiapan rujukan.

b. Persiapan rujukan dengan metode kantong.

c. Komponen persiapan rujukan

Sasaran : Bidan puskesmas dan bidan desa.

Hari/Tanggal : Kamis / 09 November 2017

Waktu : ± 60 menit

Tempat : Aula Puskesmas Panjalu

1. Tujuan
22

a. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan sosialisasi, bidan memahami tentang metode 7 kantong

paket persiapan rujukan.

b. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan penyuluhan selama ± 60 menit, bidan dapat:

1) Menjelaskan paket persiapan rujukan.

2) Menjelaskan persiapan rujukan dengan metode kantong.

3) Menyebutkan dan menjelaskan komponen dari setiap kantong paket

persiapan rujukan.

2. Cakupan Materi

a. Paket persiapan rujukan.

b. Persiapan rujukan dengan metode kantong.

c. Komponen persiapan rujukan.

3. Pelaksanaan

No Kegiatan Kegiatan

Sosialisasi (Mahasiswa) Bidan

1. Pembukaan - Mengucapkan salam - Menjawab salam


- Memperkenalkan diri - Mendengarkan
(5 menit) - Menjelaskan maksud - Menyimak
dan tujuan - Bertanya
- Kontrak waktu
2. Inti - Menyampaikan materi : - Mendengarkan,
 Paket Persiapan memperhatikan dan
(35 menit) Rujukan. menanyakan hal yang
 Persiapan rujukan tidak jelas
dengan metode - Memperhatikan
kantong.
 Komponen Persiapan
23

Rujukan.
3. Penutup - Evaluasi - Menjawab pertanyaan
- Memberikan resume - Memperhatikan
(10 menit) materi - Menyatakan
- Ucapan terima kasih persetujuan
- Ucapan salam - Mengucapkan
hamdallah dan
menjawab salam

4. Metode

Metode yang digunakan pada penyampaian pendidikan kesehatan adalah:

a. Ceramah

b. Diskusi

5. Media

a. Power point

b. Laptop

c. Infocus

d. Kantong persiapan pra rujukan

6. Sumber

a. EMAS. (2014). Panduan Operasional Pelayanan Jejaring Sistem Rujukan

Kegawatdaruratan Ibu dan Bayi Baru Lahir (Neonatus) Puskesmas-

Rumah Sakit. USAID.

b. Depkes RI. (2014). Paket Pelatihan Pelayanan Obstetri dan Neonatal

Emergensi Dasar (PONED). Jakarta: JNPK-KR.

7. Evaluasi

a. Bentuk
24

Pada evaluasi menggunakan bentuk lisan yang dilaksanakan langsung

pada kegiatan diskusi untuk menilai apakah tujuan sosialisasi dapat

berhasil atau tidak.

b. Jenis

Jenis evaluasi bentuk lisan berupa tanya jawab.

G. Hasil Kegiatan

1. Sosialisasi tentang paket persiapan rujukan (berikut hasilnya)

Kegiatan dilaksanakan pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 09 November 2017

Waktu : Jam 11.45 WIB s/d 13.00 WIB

Tempat : PONED Puskesmas Panjalu

Sasaran : Kegiatan ini diikuti oleh bidan puskesmas dan bidan desa.

(Daftar hadir terlampir)

Kegiatan :

Adapun susunan kegiatan ini yaitu sebagai berikut.

a. Presentasi tentang paket persiapan rujukan.

b. Menjelaskan tentang persiapan rujukan dengan metode kantong.

c. Menjelaskan tentang komponen persiapan rujukan.

d. Diskusi

e. Rencana Simulasi.

Hasil Kegiatan :
25

Semua peserta sosialisasi memahami dan mampu menjelaskan kembali

tentang paket persiapan rujukan.

2. Memasang kantong paket persiapan rujukan di PONED Puskesmas

Panjalu dan menyiapkan alat-alat untuk paket persiapan rujukan (berikut

hasilnya)

Kegiatan dilaksanakan pada :

Hari : Jumat

Tanggal : 10 November 2017

Waktu : Jam 09.00 WIB s/d 12.00 WIB

Tempat : PONED Puskesmas Panjalu

Kegiatan :

Adapun susunan kegiatan ini yaitu sebagai berikut.

a. Memasang kantong paket persiapan rujukan di ruang tindakan PONED.

b. Melengkapi dan menyusun alat dan obat-obatan dalam lemari khusus

untuk perlengkapan rujukan.

c. Melengkapi alat dan obat-obatan dalam troli emergensi untuk stabilisasi

pasen saat pra rujukan.

d. Melengkapi lembar ceklis dari setiap kantong untuk paket persiapan

rujukan di PONED.

Hasil Kegiatan :

7 kantong paket persiapan rujukan terpasang di ruang tindakan PONED

Puskesmas Panjalu. (Dokumentasi kegiatan terlampir)


26

3. Simulasi ke-1 tentang cara menggunakan kantong persiapan rujukan

(berikut hasilnya)

Kegiatan dilaksanakan pada :

Hari : Senin

Tanggal : 13 November 2017

Waktu : Jam 10.00 WIB s/d 14.00 WIB

Tempat : PONED Puskesmas Panjalu

Sasaran : Kegiatan ini diikuti oleh bidan puskesmas. (Dokumentasi

kegiatan terlampir)

Kegiatan :

Adapun susunan kegiatan simulasi ini yaitu sebagai berikut.

a. Penjelasan tentang kelengkapan ala-alat yang dubutuhkan dalam

persiapan rujukan di PONED.

b. Simulasi cara menggunakan kantong persiapan rujukan dengan

mencontohkan salah satu kasus kegawatdaruratan kebidanan di

PONED.

c. Diskusi.

Hasil Kegiatan :

Semua peserta simulasi memahami dan dapat mempraktekan secara

mandiri cara menggunakan kantong persiapan rujukan.

4. Simulasi ke-2 tentang cara menggunakan kantong persiapan rujukan

(berikut hasilnya)

Kegiatan dilaksanakan pada :


27

Hari : Selasa

Tanggal : 14 November 2017

Waktu : Jam 10.00 WIB s/d 16.00 WIB

Tempat : PONED Puskesmas Panjalu

Sasaran : Kegiatan ini diikuti oleh bidan desa. (Dokumentasi

kegiatan terlampir)

Kegiatan :

Adapun susunan kegiatan simulasi ini yaitu sebagai berikut.

d. Penjelasan tentang kelengkapan ala-alat yang dubutuhkan dalam

persiapan rujukan di PONED.

e. Simulasi cara menggunakan kantong persiapan rujukan dengan

mencontohkan salah satu kasus kegawatdaruratan kebidanan di

PONED.

f. Diskusi.

Hasil Kegiatan :

Semua peserta simulasi memahami dan dapat mempraktekan secara

mandiri cara menggunakan kantong persiapan rujukan.

H. Rencana Tindak Lanjut

1. Paket persiapan rujukan dengan metode kantong dapat digunakan untuk

melakukan persiapan rujukan kasus kegawatdaruratan maternal dan

neonatal di PONED Puskesmas Panjalu.


28

2. Melakukan evaluasi mengenai penggunaan paket persiapan rujukan

dengan metode 7 kantong dalam upaya peningkatan mutu pelayanan

kesehatan ibu dan anak.

3. Penambahan alat-alat dalam lemari khusus untuk persiapan rujukan

disesuaikan dengan kasus yang sering terjadi di wilayah kerja PONED

Puskesmas Panjalu.

4. Melengkapi SOP pelayanan selama transportasi rujukan sesuai dengan

kasus yang sering terjadi di PONED Puskesmas Panjalu .


29

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Program pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu

prioritas utama pembangunan kesehatan dan menjadi masalah nasional karena

sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pada generasi

mendatang. Program ini bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan

bagi ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi neonatal.

Hasil analisis SWOT, KIA Puskesmas Panjalu berada pada kuadran I. Ini

berarti situasi yang sangat menguntungkan, kekuatan yang dimiliki KIA

Puskesmas Panjalu lebih dominan daripada kelemahannya. KIA Puskesmas

Panjalu memiliki kekuatan yang dimanfaatkan untuk meraih peluang yang

menguntungkan. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah

mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy).

Masalah pelayanan kesehatan ibu dan anak yang diprioritaskan di

Puskesmas Panjalu saat ini yaitu persiapan pra rujukan kasus

kegawatdaruratan di PONED belum optimal. Implementasi kegiatan yang

dilakukan untuk membantu mengatasi masalah tersebut yaitu mengenalkan/

mensosialisasikan alat bantu Paket Persiapan Rujukan Kasus

Kegawatdaruratan dengan metode 7 kantong yang diadopsi dari Panduan

Operasional Sistem Jejaring Rujukan Kegawatdaruratan Ibu dan Bayi Baru

LahirProgram EMAS (Expanding Maternal and Neonatal Survival), USAID.


30

Hasil Kegiatan menunjukan bahwa alat bantu paket persiapan rujukan

dengan metode 7 kantong dapat membantu bidan dalam melakukan persiapan

rujukan kasus kegawatdaruratan maternal dan neonatal di PONED Puskesmas

Panjalu.

B. Saran

Diharapkan metode analisis SWOT ini dapat digunakan dalam upaya

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, khususnya kesehatan ibu dan anak.

Ukuran keberhasilan layanan kesehatan dapat dilihat dari layanan yang

diberikan. Melalui analisis ini, kita sebagai petugas kesehatan dapat

mengenali permasalahan yang ada dan dapat memanfaatkan potensi dan

peluang yang dimiliki pemberi layanan, sehingga pelayanan yang diberikan

akan sesuai dengan kebutuhan dari penerima layanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai