Anda di halaman 1dari 3

AZRUL ZULHAM R.

NIM : 049184828

1. Jelaskan perbedaan gadai dan fidusia serta berikan contohnya!


Perbedaan Fidusia Dan Gadai yaitu :
Dari pengertiannya Gadai adalah suatu hak yang diperoleh kreditor (si berpiutang) atas suatu
barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh debitur (si berutang), atau oleh seorang lain
atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada kreditor sedangkan Fidusia adalah
pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa
benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda.
Jika Gadai sumber hukumnya berasal dari : Pasal 1150 s.d Pasal 1160 Kitab Undang-undang
Hukum Perdata (KUH Perdata) Sedangkan Fidusia berasal dari : Undang-undang No.42 Tahun
1999 tentang Jaminan Fidusia (UUJF)
Kedudukan benda jaminan antara gadai dan fidusia memiliki perbedaan yang cukup signifikan,
Dalam fidusia benda jaminan tidak diserahkan secara nyata oleh debitor kepada kreditor, yang
diserahkan hanyalah sertifikat pendaftaran fidusia, namun pada prakteknya kreditor memegang
surat kepemilikan benda jaminan juga, tindakan tersebut disinyalir merupakan Tindakan
preventif apabila debitor dikemudian hari melakukan wanprestasi. Benda jaminan masih tetap
dikuasai oleh debitor dan debitor masih tetap dapat mempergunakan untuk keperluan sehari-
hari. Jaminan fidusia dituangkan dalam bentuk perjanjian. Biasanya dalam memberikan
pinjaman uang, kreditor mencantumkan dalam perjanjian itu bahwa debitor harus menyerahkan
barang-barang tertentu sebagai jaminan pelunasan utangnya. Lain halnya dengan gadai, benda
jaminan secara fisik berada di bawah penguasaan Kreditur/Penerima Gadai atau pihak ketiga
yang telah disetujui kedua belah pihak. Penerima Gadai/Kreditur bertanggung jawab untuk
hilangnya atau kemerosotan barangnya sekedar itu telah terjadi karena kelalaiannya dan harus
memberitahukan Pemberi Gadai, jika benda gadai dijual serta bertanggungjawab terhadap
penjualan benda gadai.

2. Jelaskan unsur-unsur dalam hukum waris !


Pasal yang mengatur tentang waris sebanyak 300 pasal, yang dimulai dari Pasal 830 s/d Pasal
1130 KUHPerdata. Disamping itu waris juga diatur pada Inpres no. 1 Tahun 1991. Hukum
waris adalah hukum yang mengatur mengenai kekayaan seseorang setelah ia meninggal,
mengenai bagaimana memindahkan kekayaan seseorang setelah ia tiada.
Terdapat tiga unsur pada warisan yakni,
1. Adanya pewaris;
2. Adanya ahli waris; dan
3. Harta warisan. Harta warisan adalah berupa hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan
uang.
Dalam Pasal 830 KUHPerdata yang ditentukan sebagai ahli waris adalah:
a. Para keluarga sedarah, baik syah maupun luar kawin (Pasal 852 perdata)
b. Suami atau istri yang hidup terlama Berdasarkan penafsiran ahli waris menurut UU dibagi
kedalam 4 (empat) golongan:
– Golongan pertama, terdiri dari suami/istri dan keturunannya;
– Golongan kedua, terdiri dari orang tua, saudara, dan keturunan saudara;
– Golongan ketiga, terdiri dari sanak keluarga lain-lainnya;
– Golongan keempat, terdiri dari sanak keluarga lainnya dalam garis menyimpang sampai
dengan derajat keenam.

Jadi, pembagian waris menurut sistem hukum perdata ini yang diutamakan adalah golongan
pertama sebagai ahli waris yang berhak menerima warisan. Pembagian warisan menurut
hukum perdata tidak membedakan bagian antara laki-laki dan perempuan. Dengan demikian
dalam dilakukan secara seimbang.

3. Jelaskan kelebihan dan kelemahan Ab Intestato dan Testamen !


Pewarisan melalui Ab Intestato dan pewarisan menurut Ad Testamento (Testamen) adalah dua
cara yang berbeda dalam mengatur warisan atau penyelesaian harta warisan seseorang setelah
meninggal. Berikut adalah penjelasan tentang kelebihan dan kelemahan dari kedua metode
tersebut:
Pewarisan melalui Ab Intestato:
Kelebihan:
- Sederhana: Pewarisan melalui Ab Intestato adalah proses yang relatif sederhana karena
mengikuti aturan hukum warisan yang telah ditetapkan oleh undang-undang. Tidak ada
kebutuhan untuk menyusun atau mengurus dokumen tambahan seperti surat wasiat.
- Adil: Metode ini mengikuti ketentuan hukum yang objektif, sehingga pembagian harta
warisan dilakukan secara adil dan sesuai dengan hukum yang berlaku. Hal ini dapat
mencegah sengketa antar ahli waris atau konflik keluarga yang mungkin timbul karena
adanya perbedaan interpretasi surat wasiat.
Kelemahan:
- Tidak fleksibel: Pewarisan melalui Ab Intestato tidak memberikan fleksibilitas kepada
pewaris untuk mengatur secara khusus bagaimana harta warisan harus dibagikan.
Pewaris tidak dapat memilih ahli waris atau mewariskan harta kepada pihak yang tidak
termasuk dalam ketentuan hukum.
- Tidak mempertimbangkan preferensi pribadi: Metode ini tidak memperhitungkan
preferensi atau keinginan pribadi pewaris dalam hal pembagian harta warisan. Ini bisa
menjadi kelemahan jika pewaris memiliki keinginan khusus atau ingin memberikan
harta kepada orang atau lembaga tertentu yang tidak diakui secara hukum sebagai ahli
waris.
Terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dari pewarisan menurut Ad Testamento
(Testamen), yaitu pewarisan melalui surat wasiat. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut:
Kelebihan:
- Fleksibilitas dalam pembagian harta warisan: Dalam pewarisan melalui surat wasiat,
pewaris memiliki kebebasan dan fleksibilitas untuk mengatur secara khusus bagaimana
harta warisan akan dibagikan. Pewaris dapat menentukan ahli waris, mewariskan harta
kepada pihak yang tidak termasuk dalam ketentuan hukum, atau memberikan
pemberian amal.
- Memperhitungkan preferensi pribadi: Metode ini memungkinkan pewaris untuk
mempertimbangkan preferensi pribadi mereka dalam pembagian harta warisan. Hal ini
memungkinkan pewaris untuk mewujudkan keinginan atau memberikan perhatian
khusus kepada individu atau lembaga tertentu yang dianggap penting.
- Pemberian amanah: Melalui surat wasiat, pewaris dapat menetapkan amanah atau
instruksi khusus mengenai penggunaan atau pengelolaan harta warisan, seperti
pendirian yayasan atau amal, pendanaan pendidikan anak, atau pengelolaan bisnis
keluarga.

Kelemahan:

- Potensi sengketa dan konflik: Pewarisan melalui surat wasiat sering kali meningkatkan
risiko sengketa antara ahli waris. Pihak yang merasa tidak puas atau merasa bahwa
mereka tidak diakui dalam surat wasiat dapat mengajukan gugatan atau mencetuskan
konflik keluarga yang panjang.
- Kompleksitas dan biaya: Penyusunan surat wasiat yang sah dan memenuhi semua
persyaratan hukum bisa menjadi proses yang kompleks. Membutuhkan pengetahuan
mendalam tentang hukum waris dan dapat melibatkan biaya tambahan, seperti biaya
konsultasi hukum atau notaris.
- Pembatasan hukum: Terdapat batasan hukum mengenai apa yang dapat diatur dalam
surat wasiat. Pewaris harus memastikan bahwa keinginannya sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku, dan beberapa jenis harta atau kewajiban tertentu mungkin tidak
dapat diatur melalui surat wasiat.
Penting untuk berkonsultasi dengan ahli hukum atau notaris yang berpengalaman dalam
penyusunan surat wasiat untuk memastikan bahwa surat wasiat dibuat dengan benar, memenuhi
persyaratan hukum, dan sesuai dengan keinginan pewaris.

Anda mungkin juga menyukai