Anda di halaman 1dari 9

Teofilus sihotang

182014020168
Tugas review materi kelas Bahasa
indonesia
Sejarah Bahasa Indonesia adalah kisah yang kaya dan kompleks yang melibatkan berbagai
pengaruh budaya, sosial, politik, dan linguistik dari berbagai zaman. Berikut adalah ringkasan
dari perkembangan Bahasa Indonesia:

1. Sebelum abad ke-7 Masehi, wilayah Nusantara (sekarang Indonesia) telah dihuni oleh
berbagai suku bangsa yang memiliki bahasa dan budaya mereka sendiri. Komunikasi antar
suku bangsa ini sering kali menggunakan bahasa daerah atau pidgin lokal.

2. Penjelajahan dan penjajahan oleh bangsa-bangsa Eropa, terutama Portugis, Spanyol,


Belanda, dan Inggris, membawa pengaruh besar pada wilayah ini. Selama periode ini, bahasa-
bahasa asing seperti Portugis, Spanyol, dan Belanda turut memengaruhi perkembangan
bahasa di wilayah ini.

3. Bahasa Melayu menjadi bahasa perdagangan yang penting di wilayah ini. Hal ini
disebabkan oleh hubungan perdagangan yang intensif antara suku bangsa pribumi dengan
pedagang-pedagang asing. Bahasa Melayu juga menjadi bahasa administratif pada beberapa
kerajaan lokal.

4. Penyebaran Islam di wilayah Nusantara membawa pengaruh besar pada budaya dan
bahasa. Bahasa Arab banyak digunakan dalam konteks agama Islam, dan banyak kata Arab
yang diserap ke dalam Bahasa Melayu.

5. Pada abad ke-17, Belanda mendominasi perdagangan di wilayah ini dan memperkenalkan
Bahasa Belanda sebagai bahasa administratif dan pendidikan. Namun, Bahasa Melayu tetap
menjadi bahasa komunikasi sehari-hari di kalangan penduduk pribumi.

6. Pada awal abad ke-20, gerakan nasionalisme mulai tumbuh di Indonesia, dan ada usaha
untuk memperkuat identitas nasional. Salah satu caranya adalah dengan memperkuat Bahasa
Melayu sebagai bahasa nasional.

7. Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai
bahasa resmi negara. Bahasa ini merupakan varian dari Bahasa Melayu yang telah
disempurnakan dan disederhanakan, dengan banyak kata serapan dari Bahasa Belanda, Arab,
dan Sanskerta. Bahasa Indonesia terus berkembang seiring waktu dan menjadi bahasa utama
yang digunakan dalam semua aspek kehidupan di Indonesia, termasuk administrasi,
pendidikan, media, dan komunikasi sehari-hari.

Ragam bahasa

Arti dari ragam bahasa adalah variasi linguistik yang muncul dalam suatu bahasa, tergantung
pada konteks, situasi, atau tujuan komunikasi. Ragam bahasa mencakup berbagai bentuk dan
gaya yang digunakan oleh penutur bahasa dalam berbagai situasi. Ragam bahasa dapat
mencakup perbedaan dalam kosakata, tata bahasa, pengucapan, intonasi, serta penggunaan
ekspresi non-verbal.

Setiap ragam bahasa memiliki karakteristiknya sendiri, dan penggunaannya seringkali


dipengaruhi oleh faktor sosial, budaya, geografis, dan kontekstual. Pemahaman tentang
ragam bahasa penting dalam memahami dan berinteraksi dengan orang lain dalam berbagai
situasi komunikasi, baik itu dalam percakapan sehari-hari, tulisan formal, komunikasi
profesional, atau interaksi dalam konteks budaya tertentu.

Berikut adalah contoh kalimat dalam ragam bahasa lisan yang mencakup beberapa variasi:

1. Ragam Lisan Formal

- “Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua yang hadir hari ini."

2. Ragam Lisan Tidak Formal:

- "Makasih ya udah dateng semua, seneng banget bisa ketemu lagi!"

3. Ragam Daerah (contoh dalam Bahasa Jawa):

- "Sugeng enjang, kulo seneng dados padha dhateng menawi ing wengi punika."

4. Ragam Sosial (perbedaan antara ragam formal dan tidak formal dalam konteks yang sama):

- Formal: "Pak, saya ingin mengajukan pertanyaan terkait proyek ini."

- Tidak Formal: "Mas, aku mau tanya tentang proyek ini deh."
5. Ragam Gaya (perbedaan antara ragam resmi dan santai):

- Resmi: "Apakah Bapak/Ibu berencana untuk menghadiri pertemuan minggu depan?"

- Santai: "Nah, Bapak/Ibu mau ikutan rapat minggu depan gak?"

"Laras bahasa" adalah konsep dalam bahasa Indonesia yang mengacu pada tingkat formalitas
atau keformalan dalam penggunaan bahasa. Laras bahasa mencakup penggunaan kata-kata,
tata bahasa, dan gaya berbicara yang sesuai dengan situasi atau konteks komunikasi tertentu.

Ada beberapa tingkatan atau tingkat laras bahasa yang umum digunakan dalam bahasa
Indonesia, antara lain:

1. Laras Formal Digunakan dalam situasi-situasi resmi atau formal, seperti pidato, presentasi,
surat resmi, atau acara-acara resmi lainnya. Laras formal memperhatikan penggunaan kata-
kata yang baku, tata bahasa yang benar, dan gaya bahasa yang sopan dan berwibawa.

2. Laras Netral: Digunakan dalam komunikasi sehari-hari yang tidak terlalu formal namun juga
tidak terlalu santai. Laras netral tidak terlalu kaku namun tetap memperhatikan kejelasan dan
kesopanan dalam berkomunikasi.

3. Laras Tidak Formal: Digunakan dalam percakapan santai antara teman, keluarga, atau rekan
kerja dekat. Laras tidak formal memperbolehkan penggunaan slang, singkatan, atau bahasa
sehari-hari yang lebih santai dan informal.

4. Laras Sangat Tidak Formal atau Kasual: Digunakan dalam situasi-situasi yang sangat santai,
seperti percakapan antara teman dekat atau anggota keluarga. Laras kasual memperbolehkan
penggunaan bahasa yang sangat informal, singkatan, atau bahkan humor.

Kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia

1. Bahasa Resmi dan Bahasa Nasional: Bahasa Indonesia diakui secara resmi sebagai bahasa
negara dan bahasa nasional Indonesia. Hal ini diatur dalam Pasal 36 UUD 1945, yang
menyatakan bahwa Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi dan bahasa persatuan bangsa
Indonesia.
2. Bahasa Pengantar dalam Pendidikan: Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa
pengantar dalam sistem pendidikan formal di seluruh tingkat, mulai dari sekolah dasar hingga
perguruan tinggi. Semua mata pelajaran diajarkan dalam Bahasa Indonesia, kecuali mata
pelajaran tertentu yang memerlukan bahasa asing.

3. Bahasa Pemerintahan dan Administrasi: Bahasa Indonesia digunakan dalam semua proses
administrasi pemerintahan, termasuk dalam penyusunan peraturan, dokumen resmi, surat-
surat pemerintah, dan komunikasi internal pemerintah.

4. Bahasa Hukum: Bahasa Indonesia digunakan dalam proses hukum dan peradilan, termasuk
dalam penyusunan undang-undang, putusan pengadilan, dokumen hukum, dan proses
persidangan.

5. Bahasa Budaya dan Sastra Bahasa Indonesia digunakan sebagai medium untuk
menyampaikan dan melestarikan warisan budaya dan sastra Indonesia. Sastra Indonesia,
termasuk puisi, cerpen, novel, dan drama, ditulis dan dibacakan dalam Bahasa Indonesia.

6. Bahasa Komunikasi Internasional: Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa komunikasi


internasional, terutama dalam konferensi, pertemuan diplomatik, dan forum internasional
yang diadakan di Indonesia.

7. Bahasa Kebangsaan: Bahasa Indonesia menjadi simbol identitas nasional dan kebanggaan
bagi rakyat Indonesia. Penggunaan Bahasa Indonesia menguatkan kesadaran akan persatuan
dan kesatuan bangsa Indonesia.

Ejaan yang disempurnakan merujuk pada penyesuaian atau penyempurnaan aturan ejaan
dalam suatu bahasa. Di Indonesia, istilah "Ejaan yang Disempurnakan" mengacu pada
reformasi ejaan bahasa Indonesia yang diperkenalkan pada tahun 1972. Tujuan dari reformasi
ejaan ini adalah untuk menyederhanakan aturan ejaan, meningkatkan keseragaman, dan
memperjelas penggunaan huruf dalam Bahasa Indonesia.
Berikut adalah beberapa perubahan utama yang diperkenalkan dalam Ejaan yang
Disempurnakan:

1. Penghilangan Ejaan Belanda Lama Beberapa kata-kata yang dieja menurut ejaan Belanda
lama diubah agar sesuai dengan bunyi dan aturan ejaan bahasa Indonesia yang
sesungguhnya.

2. Penggabungan Huruf: Beberapa aturan ejaan mengenai penggabungan huruf


disederhanakan. Misalnya, digabungkan menjadi di, bergabung menjadi ber, dan sebagainya.

3. Pemisahan Huruf: Aturan tentang pemisahan huruf dalam kata-kata pun diperjelas.
Misalnya, konsonan ganda seperti kk dan tt dipisahkan oleh huruf vokal.

4. Pemusatan Penekanan: Penekanan suku kata dalam kata-kata yang terdiri dari lebih dari
satu suku kata ditetapkan dengan lebih tegas.

5. Pemakaian Huruf Kapital: Pemakaian huruf kapital untuk kata benda tunggal yang
menunjukkan gelar, jabatan, dan sebagainya diatur dengan lebih rinci.

6. Penyederhanaan Tanda Baca: Beberapa aturan tentang penggunaan tanda baca


disederhanakan untuk meningkatkan keseragaman dan memperjelas makna.

Singkatan adalah bentuk penyederhanaan kata atau frasa menjadi huruf-huruf yang mewakili
suku kata awal atau komponen penting dari kata atau frasa tersebut. Singkatan biasanya
digunakan untuk mempercepat proses penulisan atau pembicaraan, menghemat ruang pada
dokumen atau media, atau hanya untuk mempermudah pemahaman dalam konteks tertentu.

Singkatan dapat berupa huruf tunggal, kombinasi huruf, atau akronim (singkatan yang
diucapkan sebagai kata baru). Contoh singkatan termasuk "Dr." untuk "Doktor", "kg" untuk
"kilogram", "AS" untuk "Amerika Serikat", dan "UNESCO" untuk "United Nations Educational,
Scientific and Cultural Organization".

Akronim adalah singkatan yang dibentuk dari huruf-huruf awal kata-kata yang membentuk
frasa atau istilah tertentu. Namun, yang membedakan akronim dari singkatan biasa adalah
bahwa akronim diucapkan sebagai kata baru, bukan sebagai rangkaian huruf terpisah. Ini
berarti bahwa akronim biasanya diucapkan sebagai satu kata, bukan sebagai rangkaian huruf
yang diucapkan satu per satu.
Contoh akronim termasuk:

1. NASA National Aeronautics and Space Administration.

2. UNICEF: United Nations International Children's Emergency Fund.

3. FBI: Federal Bureau of Investigation.

4. NATO: North Atlantic Treaty Organization.

5. AIDS: Acquired Immune Deficiency Syndrome.

Penulisan kata adalah proses penggunaan aturan ejaan yang tepat untuk menuliskan kata-
kata dalam suatu bahasa. Aturan penulisan kata meliputi penggunaan huruf, pemisahan kata,
penekanan suku kata, serta penggunaan tanda baca yang sesuai. Berikut adalah beberapa
aspek penting dalam penulisan kata:

1. Ejaan: Aturan penulisan huruf dan pengelompokan huruf untuk membentuk kata. Ini
termasuk penggunaan huruf besar dan kecil, penggunaan huruf vokal dan konsonan, serta
penggunaan huruf kapital untuk kata khusus seperti nama orang, tempat, atau lembaga.

2. Pemisahan Kata: Penentuan cara pemisahan kata ketika kata tersebut terpotong di antara
baris dalam teks atau paragraf. Ini termasuk aturan untuk pemisahan kata secara morfologis,
yaitu mempertimbangkan struktur dan makna kata tersebut.

3. Penekanan Suku Kata: Penentuan suku kata yang ditekankan dalam pengucapan kata.
Dalam bahasa-bahasa tertentu, penekanan suku kata dapat memengaruhi arti atau
pengucapan kata tersebut.

4. Tanda Baca: Penggunaan tanda baca yang tepat dalam penulisan kata, termasuk tanda
koma, titik, tanda hubung, tanda seru, tanda tanya, dan sebagainya. Tanda baca digunakan
untuk memperjelas makna kalimat dan memfasilitasi pemahaman pembaca.
Parafrasa adalah proses mengungkapkan ulang atau menyajikan kembali ide atau informasi
dari suatu teks atau pernyataan dengan menggunakan kata-kata atau frasa yang berbeda,
tetapi mempertahankan makna yang sama atau serupa. Tujuan dari parafrasa adalah untuk
menjelaskan atau menyampaikan kembali informasi dengan cara yang lebih mudah dipahami
atau disesuaikan dengan konteks tertentu.

Parafrasa biasanya dilakukan untuk beberapa alasan, termasuk:

1. Memperjelas: Untuk menjelaskan konsep atau informasi yang kompleks dengan


menggunakan kata-kata yang lebih sederhana atau lebih mudah dimengerti.

2. Menghindari Plagiarisme: Untuk menghindari menyalin teks asli secara langsung dan untuk
menghindari pelanggaran hak cipta atau plagiarisme.

3. Menyesuaikan dengan Audiens atau Konteks Tertentu: Untuk menyesuaikan informasi


dengan audiens atau konteks tertentu, misalnya, dengan mengubah bahasa formal menjadi
bahasa yang lebih santai atau mengubah terminologi teknis menjadi terminologi yang lebih
umum dipahami.

4. Menekankan Aspek Penting: Untuk menyoroti atau menekankan aspek tertentu dari teks asli
yang dianggap penting dalam konteks baru.

Berikut adalah beberapa contoh kalimat parafrasa dari sebuah teks asli:

Teks Asli: "Pendidikan merupakan kunci sukses dalam mencapai kemajuan individu dan
pembangunan negara."

Parafrasa:

1. "Kunci untuk meraih kesuksesan individu dan kemajuan suatu negara terletak pada
pendidikan."

2. "Untuk mencapai kemajuan pribadi dan kemajuan bangsa, pendidikan memegang peranan
yang sangat penting."

3. "Kemajuan individu dan pembangunan suatu negara dapat dicapai melalui investasi dalam
bidang pendidikan."
Dalam contoh-contoh tersebut, makna inti dari teks asli dipertahankan, tetapi dikemas
kembali dengan menggunakan kata-kata yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai