Anda di halaman 1dari 4

NASEHAT DI BULAN RAJAB

Beni Hamzah, SHI


(Mubaligh PD Persis Garut)

Allâh Azza wa Jalla dengan hikmah-Nya memilih dan mengistimewakan sebagian makhluk-Nya dan
memutuskan pada mereka sesuai dengan kehendak-Nya. Tidak ada siapapun yang mampu menghadang
keputusan-Nya.

Dan di antara hikmah-Nya, Allâh Azza wa Jalla menjadikan bulan-bulan dalam setahun berjumlah
sebanyak dua belas bulan. Dua belas bulan itu adalah Muharram, Shafar Rabi’ul Awwal, Rabi Tsâni,
Jumadal Ula, Jumadal Akhir, Rajab, Sya’bân, Ramadhan, Syawwal, dan Dzul Qa’dah serta Dzul Hijjah.

Allâh Azza wa Jalla telah menentukan musim-musim kebaikan dan limpahanlimpahan barakah dari bulan-
bulan tersebut, di antaranya dengan memilih empat bulan haram (suci) dari dua belas yang ada dalam
setahun, yaitu Rajab, Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah dan Muharram. Satu bulan menyendiri, yaitu bulan Rajab,
datang sesudah bulan Jumadil Akhir dan sebelum bulan Sya’bân. Dan tiga bulan berurutan, yaitu Dzul
Qa’dah, Dzul Hijjah dan Muharram.

Allâh Azza wa Jalla berfirman:

‫ات و ْاْل ْرض ِمْن ها أ ْرب عةٌ ُح ُرٌم‬


ِ ‫السماو‬ َِّ ‫اب‬
َّ ‫اَّلل ي ْوم خلق‬ ِ ‫اَّلل اثْنا عشر ش ْهراً ِِف كِت‬ َِّ ‫الشهوِر ِعْند‬ ِ
ُ ُّ ‫إِ َّن ع َّدة‬
‫ين الْقيِ ُم ۚ فال تظْلِ ُموا فِي ِه َّن أنْ ُفس ُك ْم‬ ِ ِ
ُ ‫ۚ ذلك الد‬
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allâh ialah dua belas bulan dalam ketetapan Allâh di waktu Dia
menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus,
maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu. [At-Taubah/9:36]

Dalam empat bulan haram ini, Ulama mengatakan bahwa ganjaran amal-amal kebaikan akan dilipatkan
bagi orang-orang yang beramal shaleh. Dan sebaliknya, hukuman dan akan diberatkan pada pelaku
kejahatan dan kezhaliman di dalamnya.

Maka, ketika bulan Rajab menyapa seseorang dan mendatangi hidupnya, sehingga ia memperoleh
kesempatan untuk menikmati usia dalam bulan tersebut, hendaknya menyikapinya dengan bijak dan baik.
Pertama-tama, ia mensyukuri nikmat besar tersebut, sebab bersyukur adalah kaedah umum untuk
merespon sebuah kenikmatan dari Allâh Azza wa Jalla, apapun nikmat tersebut, baik nikmat duniawi,
apalagi kenikmatan yang berhubungan dengan agama, kesempatan beramal shaleh dan memperbaiki diri.

Ikhwatal Iman Rohimakumulloh!


Setelah itu, sikap seorang Muslim dan Muslimah yang mengetahui keagungan bulan Rajab adalah
mengagungkannya dengan taat kepada Allâh Azza wa Jalla dan bertaubat kepada Allâh Azza wa Jalla dari

1 - Program Sebar Materi Khutbah Jum’at - Bidgar Dakwah PD Persis Garut 2024
dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan. Sebab, kesempatan yang baik dan peluang emas ini akan benar-benar
menjadi kenikmatan bagi seorang hamba bagi dunianya dan akhiratnya, bila mengisinya untuk taat kepada
Allâh
Azza wa Jalla.

Seseorang seyogyanya mengambil pelajaran dari orang-orang terdekat yang ada di sekitarnya yang telah
meninggal, baik itu karib-kerabat, kenalan maupun tetangga. Mereka telah berpisah dari orang-orang
tercinta mereka dan kawan-kawan baik mereka. Mereka telah meninggalkan dunia dan seisinya menuju
alam kubur. Mereka telah berpindah dari alam tempat beramal menuju alam pertama untuk pembalasan
amal. Kebaikan dan keburukanlah yang menemani mereka.

Maka, ketika kesempatan emas untuk beramal dalam waktu yang istimewa, siapapun hendaknya
memasang niat dan badan untuk menyambutnya dengan baik, dengan semangat beramal shaleh dalam
waktu tersebut.

Seorang Ulama dari generasi Tabi’in, Khâlid bin Ma’dân rahimahullah (wafat tahun 103 H) berpesan:

ِ ‫ع إلِْي ِه فإنِهُ ال ي ْد‬


ُ‫ري مَت يُغْل ُق عْنه‬ ِ ِ
ُ ‫إِذا فُتح ِْلحد ُك ْم َب‬
ْ ‫ب اخل ِْْي ف لْيُ ْس ِر‬
Bila telah terbuka bagi salah seorang dari kalian pintu kebaikan, hendaknya bersegera memasukinya.
Sebab, sesungguhnya ia tidak tahu kapan pintu itu akan tertutup baginya. [Diriwayatkan oleh Imam
Ahmad dalam az-Zuhd hlm. 384. Lihat Siyaru A’lâmin Nubalâ 4/540[.

Ikhwatal Iman Rohimakumulloh!


Di samping itu, konsekuensi lainnya adalah semestinya orang yang hendak memanfaaatkan kesempatan
baik ini menghindarkan dirinya dari perbuatan-perbuatan maksiat secara umum. Karena perbuatan
maksiat yang dikerjakan dalam waktu-waktu yang mulia seperti bulan Rajab, bertentangan dengan
perintah untuk mengagungkannya.

Larangan berbuat maksiat disebutkan dengan tegas dalam ayat yang telah dikemukakan di atas dengan
ungkapan, ‘janganlah kalian berbuat zhalim terhadap diri kalian padanya’.

Allâh Azza wa Jalla berfirman:

‫ين الْقيِ ُم ۚ فال تظْلِ ُموا فِي ِه َّن أنْ ُفس ُك ْم‬ ِ ِ ِ
ُ ‫م ْن ها أ ْرب عةٌ ُح ُرٌم ۚ ذلك الد‬
“ di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu
menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.(QS. At-Taubah/9:36)

Ibnu Abbâs Radhiyallahu anhu mengatakan, “(Janganlah kalian berbuat zhalim) pada semua bulan
tersebut. Kemudian Allâh mengkhususkan empat bulan dari dua belas bulan yang ada, dan menjadikannya

2 - Program Sebar Materi Khutbah Jum’at - Bidgar Dakwah PD Persis Garut 2024
bulan haram dan mengagungkan kehormatannya, serta menjadikan dosa padanya lebih besar dan amal
shaleh serta pahala (juga) lebih besar”. [Tafsir al-Qur`anil Azhim, 4/36]

Syaikh al-‘Utsaimîn rahimahullah mengatakan, “Maka, janganlah kalian menzhalimi diri kalian di bulan-
bulan haram tersebut, komitmenlah dengan ketentuanketentuan Allâh Azza wa Jalla , tegakkanlah
kewajiban-kewajiban dari Allâh Azza wa Jalla , jauhilah larangan-larangan-Nya. Penuhilah hak-hak (yang
menjadi kewajiban kalian) antara diri kalian dan Rabb kalian, dan antara diri kalian dan sesama manusia”.
[Adh-Dhiyâ al-Lâmi minal Khuthabil Jawâmi’, 6/406]

Ikhwatal Iman Rohimakumulloh!


Satu hal lagi yang tidak boleh dilupakan, pada bulan haram tersebut, seorang hamba harus tetap
mewaspadai syaithan yang akan selalu melancarkan tipu-daya, godaan dan bisikan-bisikan agar manusia
santai saja dalam menyongsong bulan mulia itu.

Syaithan akan senantiasa antusias tanpa putus asa untuk menyesatkan anakanak Adam, memalingkan
mereka dari agama Allâh Azza wa Jalla , memerintahkan mereka melakukan perbuatan keji dan mungkar,
mengesankan maksiat dengan gambaran yang indah dan melontarkan rasa benci dalam hati mereka
terhadap amal ketaatan.

Demikianlah makar syaithan. Bila melihat seorang hamba menyukai amal shaleh, syaithan akan
memberatkan hatinya untuk beramal. Jika syaithan tidak berhasil menghalang-halanginya dari amal
shaleh, syaithan akan menyimpangkan hamba itu untuk berbuat berlebihan, melontarkan bisikan dan
keragu-raguan dalam hatinya, sehingga melanggar ketentuan-ketentuan dalam ibadah.

Seseorang yang telah terkena bisikan syaithan dan terjerat oleh gadaannya, akan berat dan bermalas-
malasan untuk berbuat amal shaleh, dan sebaliknya, akan mudah menerjang maksiat-maksiat.

Sesungguhnya rasa malas untuk beramal dan meremehkan maksiat yang kalian dapati dalam jiwa kalian,
merupakan pengaruh dari bisikan syaithan dan godaannya. Maka, bila kalian mendapatinya, mohonlah
perlindungan kepada Allâh Azza wa Jalla darinya. Di situlah akan engkau dapatkan kesembuhan dan jalan
keluar dari godaannya.

Allâh Azza wa Jalla telah berfirman:

‫ف ِمن‬ َّ ‫﴾ إِ َّن الَّ ِذين اتَّق ْوا إِذا م‬٢٠٠﴿ ‫يم‬


ٌ ِ‫س ُه ْم طائ‬ ِ ‫َّلل ۚ إنِهُ َِس‬
ٌ ‫يع عل‬
ٌ
َِّ ‫ان ن ْزغٌ فاستعِ ْذ َِب‬
ْ َّ ‫وإِ َّما ي نْ زغنَّك ِمن‬
ِ ْ‫الشيط‬
ِ ‫ان تذ َّكروا فِإذا ُهم م‬
‫بص ُرون‬ ِ ْ‫الشيط‬
َّ
ُْ ُ
Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaithan, maka berlindunglah kepada Allâh. Sesungguhnya Allâh
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa

3 - Program Sebar Materi Khutbah Jum’at - Bidgar Dakwah PD Persis Garut 2024
was-was dari syaithan, mereka ingat kepada Allâh, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-
kesalahannya. (QS. A’râf/7:200-201)

Ikhwatal Iman Rohimakumulloh!


Apakah ada amalan-amalan shaleh khusus yang dianjurkan untuk diutamakan umat Islam pada bulan
Rajab? Apakah disunnahkan berpuasa, qiyamullail atau amalan shaleh tertentu lainnya pada bulan Rajab?.

Al-Hâfizh Ibnu Hajar al-‘Asqalâni asy-Syâfi’i rahimahullah, tokoh hadits pada abad ke-9 dengan karya
fenomenalnya Fathul Bârî ini sudah menyimpulkan sebuah kesimpulan yang pantas dipedomani oleh umat.
Beliau rahimahullah mengatakan dalam kitab yang beliau tulis untuk membahas keutamaan bulan Rajab,
‘Tabyînil Ajab bimâ warada fî Syahri Rajab, “Tidak ada hadits yang pantas dijadikan hujjah tentang
keutamaan bulan Rajab, puasa bulan Rajab atau puasa pada hari tertentu dari bulan Rajab, (juga) tentang
shalat malam tertentu di dalamnya. Dan Imam Abu Ismâ’îl alHarbi rahimahullah telah mendahuluiku
dengan penegasan tentang itu sebelumku”. [Tabyînil Ajab bimâ warada fî Syahri Rajab, hal. 23]

Beliau rahimahullah kembali menyimpulkan, “Adapun tentang hadits-hadits yang berbicara tentang
keutamaan bulan Rajab, atau keutamaan puasa bulan Rajab atau puasa pada sebagian hari dari bulan
Rajab, terbagi menjadi dua: (berderajat) dha’if (lemah) dan maudhu’ (palsu)”. [Tabyînil Ajab bimâ warada
fî Syahri Rajab, hal. 33]

Berdasarkan pernyataan di atas, seorang Muslim diperintahkan untuk meningkatkan kuantitas amal-amal
shaleh dan tetap memperhatikan kualitasnya, tidak ada amalan khusus yang diistimewakan pada bulan
Rajab ini, baik itu shalat, dzikir, puasa atau lain-lainnya.

Ikhwatal Iman Rohimakumulloh!


Bulan Rajab merupakan salah satu kesempatan emas bagi umat Islam umumnya, dan keluarga Muslim
khususnya untuk berlomba dalam amal shaleh dengan berbagai jenisnya. Maka, kepala rumah-tangga
dan ibu-ibu seyogyanya mengingatkan semua anggota keluarga mengagungkan bulan Rajab dengan
sebaik-baiknya dan menghindari perbuatan maksiat di dalamnya.

Semoga Allâh Azza wa Jalla memberikan taufik-Nya kepada kita semua untuk mengisi bulan Rajab,
Sya’ban dan Ramadhan dengan bijak dan tepat. Amin.

4 - Program Sebar Materi Khutbah Jum’at - Bidgar Dakwah PD Persis Garut 2024

Anda mungkin juga menyukai