Spesifikasi Teknis. Paket 2
Spesifikasi Teknis. Paket 2
Umum
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia harus mempelajari dengan
benar serta berpedoman kepada ketentuan – ketentuan yang tertulis pada
spesifikasi teknis ini.
2. Daerah Kerja (Construction Area) akan diserahkan kepada Penyedia
selama waktu pelaksanaan pekerjaan dalam keadaan seperti pada saat
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) / Site Meeting dan dianggap bahwa
Penyedia telah benar-benar mengetahui tentang :
a Lokasi yg akan dibangun beserta akses kelapangan.
b Batas Persil/Lahan maupun kondisi pada saat itu.
3. Gambar tender/lelang yang nantinya menjadi Gambar Kontrak hanya
untuk tujuan penawaran. Dengan ketentuan bahwa setelah Persetujuan
Kontrak disahkan, Penyedia dapat menggunakan Gambar Kontrak
sebagaimana disebutkan di atas sebagai dasar untuk landasan order-
order awal material dan peralatan, maupun untuk menyiapkan Gambar
Pelaksanaan. Gambar Kontrak tidak dapat digunakan secara langsung
sebagai dasar dalam fabrikasi dan/atau pelaksanaan pekerjaan.
4. Penyedia wajib menyediakan sekurang-kurangnya 1 (satu) set lengkap
gambar – gambar kerja ditempat pelaksanaan pekerjaan untuk dapat
dipergunakan setiap saat oleh Direksi. Atas perintah Direksi, Penyedia
diminta untuk membuat Gambar – gambar penjelasan (Shop Drawing)
berikut perincian bagian-bagian khusus (Detail) yang biaya pembuatan
gambarnya menjadi tanggung jawab Penyedia. Gambar tersebut setelah
disetujui Direksi Pengawas secara tertulis akhirnya menjadi Gambar
Pelengkap dari Gambar-gambar Kerja yang ada.
5. Apabila ada pekerjaan tambahan diluar pekerjaan atau hal lain yang
tidak disebutkan dalam spesifikasi teknik ini, maka spesifikasi teknik
untuk pekerjaan tersebut akan ditentukan kemudian oleh direksi
pekerjaan.
1
Standar
1. Permen PUPRNo. 1 Tahun 2022 tentang Pedoman Penyusunan
Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
2. Permen PUPR 14 Tahun 2020 tentang Standar Dan Pedoman
Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Sistem Manajemen Mutu.
4. Surat edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
: 15/SE/M/2019 tentang Tata Cara Penjaminan Mutu dan Pengendalian
Mutu Pekerjaan Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2019 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
6. Bila ada pasal-pasal tidak ada Standar Nasional Indonesia (SNI) maka
dipakai Standar sesuai Spesifikasi Teknik.
Gambar Kerja
Yang dimaksudkan dengan gambar – gambar kerja adalah:
1. Gambar yang meliputi gambar struktur dan gambar arsitektur, Gambar
– gambar ini selain dari gambar – gambar yang dibuat Perencana juga
gambar – gambar yang dibuat oleh Penyedia (Shop Drawing) yang telah
disetujui Pengawas Intern.
2. Apabila terdapat perbedaan ukuran dan atau penjelasan atau
ketidaksesuaian antara gambar yang berlainan jenis dan lingkupnya
maka Penyedia tidak dibenarkan memperbaiki sendiri perbedaan dan
kelainan tersebut.
3. Gambar pelaksanaan (Shop Drawing) harus dibuat oleh Penyedia
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pembuatannya berdasar kepada Gambar Kerja dan disampaikan
kepada Konsultan Pengawas/Direksi untuk mendapat Persetujuan.
2
b. Pekerjaan Pelaksanaan belum dapat dimulai sebelum Gambar
Pelaksanaan tersebut disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
c. Shop Drawing tersebut harus dibuat rangkap 3 (tiga) berikut aslinya,
soft file, PDF, CAD dalam hard disk exsternal.
4. Perubahan Gambar Kerja/Perencanaan hanya dapat dilakukan atas dasar
perintah tertulis Pemberi Tugas berdasar pertimbangan konsultan
Pengawas dan Konsultan Perencana dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Perubahan rancangan ini harus digambar sesuai dengan yang
diperintahkan Pemberi Tugas dengan pengarahan Konsultan
Perencana dan jelas memperlihatkan perbedaan antara Gambar
Pelaksanaan dan Gambar Perubahan Rencananya.
b. Gambar Perubahan dibuat oleh Penyedia atas pengarahan Konsultan
Perencana dan disetujui oleh Pemberi Tugas kemudian dilampirkan
dalam Berita Acara Pekerjaan Tambah Kurang kalau ada.
5. Gambar Sesuai Terlaksana (As Built Drawing), harus dibuat oleh
Penyedia dengan ketentuan berikut:
a. Gambar Sesuai Terlaksana dibuat dan diserahkan pada akhir
pekerjaan dan harus sesuai dengan hasil pekerjaan terpasang.
b. Gambar Sesuai Terlaksana harus disetujui oleh Pengawas Intern,
dan diserahkan dalam rangkap 5 (lima) berikut aslinya, soft file,
PDF, CAD dalam hard disk exsternal.
6. Semua biaya pembuatan menjadi tanggung jawab Penyedia
3
Petunjuk / Instruksi Direksi /Konsultan Pengawas
1. Semua instruksi dari Konsultan Pengawas harus dilaksanakan secara
baik oleh Penyedia, jika Penyedia berkeberatan menerima
petunjuk/Instruksi Konsultan Pengawas tersebut, maka harus
mengajukan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas dalam waktu 7
(tujuh) hari.
2. Apabila dalam batas waktu tersebut diatas Penyedia tidak mengajukan
keberatan maka dianggap telah menyetujui dan menerima petunjuk
Konsultan Pengawas untuk segera dilaksanakan. Penyedia diharuskan
merekam atau dengan kata lain mencatat setiap Petunjuk/ Instruksi
Konsultan Pengawas dalam buku harian lapangan/ pelaksanaan dan
memintakan tanda tangan atau sepengetahuan Konsultan Pengawas.
• Program Pelaksanaan
Membuat Rencana Mutu Pekerjaan Kontruksi (RMPK) sesuai dengan
Kaidah Permen PUPR Nomor : 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi. Program pelaksanaan sesuai dengan
syarat-syarat teknis dengan menggunakan Program Kerja/Bagan Waktu
Pelaksanaan. Program tersebut harus dibuat dalam dua bentuk yaitu bar-
chart dan daftar yang memperlihatkan setiap kegiatan :
1) Mulai tanggal paling awal
2) Mulai tanggal paling akhir
3) Waktu yang diperlukan
4) Waktu float/pengadaan
5) Jumlah tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan.
• Pelaporan
1. Laporan Harian.
❖ Untuk keperluan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan penyedia jasa wajib membuat buku
harian. Buku harian diisi oleh penyedia jasa dan diketahui
4
oleh direksi teknis, mencatat seluruh rencana dan realisasi
aktivitas pekerjaan sebagai bahan laporan harian.
❖ Laporan harian dibuat oleh penyedia jasa, diperiksa dan
disetujui oleh direksi teknis.
❖ Laporan harian berisi :
▪ Tugas, penempatan dan jumlah tenaga kerja di lapangan;
▪ Jenis dan kuantitas bahan di lapangan;
▪ Jenis, kapasitas, jumlah dan kondisi peralatan di
lapangan;
▪ Jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
▪ Cuaca dan peristiwa alam lainnya yang mempengaruhi
pelaksanaan pekerjaan;
▪ Catatan lain yang dianggap perlu.
❖ Dari laporan harian harus dapat diperoleh informasi sebab-
sebab terjadinya keterlambatan pelaksanaan pekerjaan,
apakah disebabkan karena kerusakan peralatan, penyediaan
personil/bahan/peralatan terlambat, atau disebabkan keadaan
cuaca buruk.
❖ Laporan harian dibuat sekurang-kurangya dibuat dalam
3(tiga) rangkap untuk didistribusikan kepada :
▪ Asli untuk Pejabat Pembuat Komitmen;
▪ Tindasan pertama untuk penyedia jasa;
▪ Tindasan kedua untuk direksi teknis.
2. Laporan Mingguan
❖ Laporan mingguan merupakan rangkuman dan akumulasi
volume laporan harian dan berisi hasil laporan kemajuan
fisik pekerjaan mingguan serta catatan yang dianggap perlu.
❖ Laporan mingguan dibuat oleh penyedia jasa, diperiksa dan
disetujui direksi teknis.
❖ Laporan mingguan dibuat sekurang-kurangnya dalam 3(tiga)
rangkap untuk didistribusikan kepada :
5
▪ Asli untuk Pejabat Pembuat Komitmen;
▪ Tindasan pertama untuk penyedia jasa;
▪ Tindasan kedua untuk direksi teknis.
3. Laporan Bulanan
❖ Laporan bulanan merupakan rangkuman dan akumulasi
laporan mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan
bulanan serta catatan yang dianggap perlu.
❖ Laporan bulanan dibuat oleh penyedia jasa, diperiksa oleh
direksi teknis dan disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
❖ Laporan bulanan dibuat sekurang-kurangnya dalam 3 (tiga)
rangkap untuk didistribusikan kepada :
▪ Asli untuk Pejabat Pembuat Komitmen;
▪ Tindasan kedua untuk penyedia jasa;
▪ Tindasan ketiga untuk direksi teknis.
6
telah disetujui oleh Direksi Teknis, dan menggambarkan secara detail
kemajuan pekerjaan selama bulan terdahulu.
7
Pemerintah terutama tentang Undang –undang Keselamatan Kerja
termasuk segala kelengkapan dan perubahannya.
Dokumentasi Pekerjaan
Dokumentasi yang memperlihatkan kemajuan pekerjaan, ciri-ciri tertentu dari
pekerjaan, peralatan atau hal-hal lain yang menarik perhatian sehubungan dengan
pekerjaan atau lingkungannya harus dibuat sedikitnya tiga kali.
a) Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan.
b) Selama berlangsung pekerjaan.
c) Sesudah dikerjakan atau periode pemeliharaan atau setelah sebagai mana
yang dinyatakan.
d) Video Drone (sebelum, selama dan sesudah dikerjakan)
Butir a dan c harus dilakukan sedikitnya dari tiga posisi (depan, belakang dan
samping) Ukuran dari foto-foto tersebut tidak boleh kurang dari 140 x 90 mm dan
enam lembar hasil cetakan masing-masing foto (tidak berbingkai), dengan
membutuhkan setidaknya nomor seri, tanggal pengambilan dan keterangan
ringkasnya harus disampaikan kepada Direksi.
8
PEKERJAAN PERSIAPAN
Umum
Pembuatan Papan Nama Proyek
Penyedia jasa harus membuat dan memasang papan nama proyek pada lokasi
pekerjaan pada tempat yang telah ditentukan atau sesuai dengan petunjuk
Direksi.
Papan nama proyek tersebut berukuran 80 cm x 120 cm, terbuat dari bahan yang
tahan terhadap cuaca panas, hujan dan karat seperti seng aluminium yang
dilapisi oleh cat warna dasar putih rangka dari pipa besi berdiameter 2", ditanam
dalam tanah dan diberi penguat sebagaimana mestinya.
Papan nama tersebut harus bertuliskan informasi yang jelas mengenai nama
proyek, Pemberi tugas, pelaksana, jangka waktu pelaksanaan, nomor kontrak
dan keterangan-keterangan lain yang ditentukan atau sesuai dengan petunjuk
Direksi.
Alat Kerja
1. Penyedia harus menyediakan alat – alat yang diperlukan untuk
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara sempurna.
2. Bila sekiranya pekerjaan atau bagian pekerjaan telah selesai dan tidak
lagi memerlukan peralatan yang dimaksud, Penyedia diwajibkan untuk
menyingkirkan alat alat tersebut dan memperbaiki kerusakan –
kerusakan yang diakibatkan oleh pemakaian peralatan tersebut serta
membersihkan bekas – bekasnya.
3. Disamping menyediakan alat – alat seperti tersebut diatas, Penyedia
harus pula menyediakan alat bantu yang diperlukan agar dalam situasi
dan kondisi apapun pekerjaan tidak terganggu.
9
Keamanan
1. Penyedia bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada dan
terjadi didaerah kerjanya terutama mengenai :
a. Kerusakan – kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan
baik disengaja atau tidak disengaja.
b. Penggunaan sesuatu bahan, peralatan yang keliru/ salah.
c. Kehilangan – kehilangan bahan, peralatan kerja.
2. Terhadap semua kejadian sebagaimana tersebut diatas, Penyedia harus
melaporkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas dalam waktu paling
lambat 24 jam untuk diusut dan diselesaikan persoalannya lebih lanjut.
3. Untuk mencegah kejadian–kejadian seperti tersebut diatas, Penyedia
harus menyediakan pengamanan, antara lain Penjagaan, Penerangan
yang cukup dimalam hari, pemagaran sementara lokasi kerja dan lain
sebagainya.
10
Penyediaan Kantor Lapangan / Direksi Keet / Rumah jaga
a. Penyedia Jasa harus menyediakan kantor lapangan untuk pelaksanaan
pekerjaan berikut perlengkapannya antara lain meja tulis, kursi, papan
tempel untuk menempatkan gambar-gambar dan grafik-grafik
pelaksanaan pekerjaan serta data-data lainnya, disediakan juga buku
Direksi, buku tamu dan buku monitoring cuaca, material dan tenaga
kerja.
b. Luas bangunan Kantor Lapangan/Direksi Keet/Rumah Jaga minimal 40
m2, serta dengan bentuk yang sesuai dengan petunjuk Direksi. Kantor
ini harus berupa bangunan permanen yang sesudah proyek ini selesai
akan menjadi milik Direksi dan akan dijadikan Rumah Dinas Penjaga
Pintu Air. Lokasi kantor ini di lapangan akan ditentukan oleh Direksi.
Kantor Direksi ini harus dilengkapi dengan perlengkapan sebagai
berikut :
• 1 (satu) set meja kursi tamu.
• 1 (satu) meja kursi tulis untuk Direksi/Pengawas Lapangan.
• 1 (satu) set papan tulis.
• 1 (satu) set alat tulis (buku tamu, penggaris segi tiga, kertas, buku
laporan harian dan buku catatan yang lain).
• Papan dalam jumlah secukupnya untuk menempel gambar-gambar
rencana dan photo-photo kemajuan fisik pekerjaan.
• 1 (satu) tempat obat-obatan dengan isinya untuk pertolongan
pertama pada kecelakaan.
c. Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai, maka penyedia jasa wajib
memperbaiki dan mengembalikan kondisi Kantor Lapangan/Direksi
Keet/Rumah Jaga sesuai dengan gambar rencana yang nantinya akan
dipergunakan sebagai Rumah Jaga.
11
kondisi 0% sebagai data untuk pembuatan Gambar Pelaksanaan
(Mutual Check 0%). Data-data tersebut harus ditandatangani bersama
oleh Penyedia Jasa, Direksi Teknis dan Panitia Peneliti Pelaksana
Kontrak.
b. Gambar pelaksanaan disiapkan oleh Penyedia Jasa dan harus
ditandatangani oleh Direksi Teknis dan mendapat persetujuan Pejabat
Pembuat Komitmen dan Kepala Bidang terkait, kriteria gambar harus
mengikuti SNI.
c. Sebagai titik referensi pengukuran, menggunakan titik referensi seperti
tercantum pada gambar rencana. Lokasi yang tepat akan ditunjukkan
kemudian oleh Direksi Teknis.
d. Penyedia Jasa harus membuat patok-patok sementara dari kayu usuk
atau bambu sebagai titik uitzet, dipasang pada setiap jarak 50 m dan 10
m pada lokasi bangunan, dengan dicat warna merah serta diberi nomor
patok. Patok-patok ini dipasang sedemikian rupa sehingga tidak mudah
goyang atau hilang.
e. Penyedia Jasa harus membuat profil-profil sesuai dengan ukuran
penampang melintang dan memanjang seperti dalam gambar
pelaksanaan yang telah disetujui oleh Direksi Teknis. Profil-profil
dipasang sesuai dengan jarak patok dan diberi elevasi puncak rencana,
sambungan-sambungan dipaku kuat-kuat dan dipancang ke dalam
tanah.
f. Penyedia Jasa harus menjaga titik uitzet dan profil-profil tersebut
sampai pekerjaan selesai, dimana titik uitzet dan profil-profil ini
sebagai titik bantu didalam pelaksanaan pekerjaan baik oleh Direksi
Teknis maupun oleh Tim Pemeriksa Pekerjaan. Apabila patok titik
uitzet atau profil-profil tersebut hilang atau rusak, maka Penyedia Jasa
harus segera mengganti patok atau profil baru dengan persetujuan
Direksi Teknis atas biaya Penyedia Jasa.
g. Setelah pelaksanaan pekerjaan fisik selesai, maka Penyedia Jasa dengan
disaksikan Direksi Teknis dan Panitia Peneliti Pelaksana Kontrak
mengadakan pengukuran 100% (Mutual Check 100%) untuk
12
mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan atau pembuatan
Gambar Purnabangun (As-built Drawing) yang digunakan sebagai
dasar perhitungan volume pekerjaan yang dilaksanakan, dengan
ketentuan bahwa perhitungan volume berdasarkan garis rencana yang
telah ditetapkan:
• Bilamana dalam pelaksanaan terjadi kurang dari rencana yang telah
ditetapkan, maka Penyedia Jasa wajib menyelesaikan sampai garis
rencana.
• Bilamana didalam pelaksanaan terjadi melebihi garis rencana yang
telah ditetapkan, maka volume dihitung berdasarkan garis rencana.
h. Data-data pengukuran 100% tersebut harus ditandatangani bersama
oleh Penyedia Jasa, Direksi Teknis dan Panitia Peneliti Kontrak.
i. Gambar purna bangun disiapkan oleh Penyedia Jasa dan harus
ditandatangani oleh Direksi Teknis dan mendapat persetujuan Pejabat
Pembuat Komitmen dan Kepala Bidang terkait.
j. Gambar pelaksanaan akan diperiksa di lapangan oleh Direksi Teknis,
apabila ditemukan hal-hal yang tidak memuaskan dan tidak
dilaksanakan maka harus segera diperbaiki kembali/dilaksanakan.
k. Penyedia Jasa harus menyerahkan :
• Data ukur MC 0% dan MC 100%.
• Gambar hasil pengukuran MC 0% (Gambar Pelaksanaan) dibuat
rangkap 5 (lima) cetakan ukuran A3.
• Gambar hasil pengukuran MC 100% (Gambar Purnabangun)
dibuat rangkap 5 (lima) cetakan ukuran A3.
• Hasil perhitungan bersama volume pekerjaan kondisi 0% dan
100%.
• Dokumentasi pelaksanaan kegiatan kondisi 0%, 50% dan 100%
dibuat rangkap 5 (lima) dalam betuk album.
• Laporan harian, mingguan, dan bulanan dibuat rangkap 5 (lima)
dan dijilid.
13
Pembersihan Lapangan / Medan Kerja
Sebelum pelaksanaan pekerjaan bangunan dimulai, diminta untuk membersihkan
semua daerah yang akan ditempati bangunan atau yang dilewati jalur bangunan.
Pembersihan meliputi pembersihan pohon-pohon, sampah dan bahan lain yang
mengganggu. Bahan-bahan itu harus ditempatkan diluar tempat kerja atau dibuang,
kecuali ada ketentuan lain yang disetujui Direksi. Hanya pohon-pohon yang
mengganggu bangunan yang dimaksudkan dalam spesifikasi ini yang dibersihkan,
sedangkan pohon-pohon yang tidak mengganggu tetap dibiarkan ditempat.
14
penggalian, mengontrol air rembesan di dasar pondasi atau dimana
saja untuk menghindarkan genangan air.
d. Kistdam / Pengeringan
• Sebelum memulai pelaksanaan disaksikan oleh Direksi Teknis dan
Panitia Peneliti Kontrak pada kondisi 0% Gambar Pelaksanaan
sebagai bahan untuk menentukan letak dan kondisi serta
memperhitungkan pembuatan kistdam.
• Membuat patok/pancang penguat kistdam, sesuai perhitungan pada
lokasi yang akan dibangun.
• Kistdam sesuai kebutuhan penampang melintang dan memanjang
seperti dalam gambar pelaksanaan yang telah disetujui oleh Direksi
Teknis. Kistdam dipasang dengan penyekat kedap air .
• Setelah pekerjaan kistdam selesai, maka Penyedia Jasa berkewajiban
untuk membongkar dan perapihannya.
15
dengan Instansi Pemerintah setempat, Instansi kepolisian dan Badan
Swasta.
e. Pengguna Jasa tidak bertanggung jawab terhadap pemeliharaan jalan
masuk atau bangunan yang digunakan oleh Penyedia Jasa selama
pelaksanaan pekerjaan dan harus dikembalikan kepada kondisi semula
setelah pekerjaan selesai.
Pekerjaan Pengukuran
Untuk memulai pekerjaan Proyek akan menetapkan Bench Mark yang akan
digunakan sebagai titik titik dasar. Setiap kerusakan Bench Mark menjadi
tanggungan penyedia jasa dan dipasang atas petunjuk Proyek .
Sebelum memulai pekerjaan pengukuran, penyedia jasa harus menyerahkan
kepada Proyek untuk mendapatkan persetujuan metode dan peralatan yang akan
dipergunakan untuk pengukuran situasi dan detail detail dari letak tampang
melintang.
Pengukuran harus dilakukan pada waktu Pengawas Lapangan berada ditempat
pekerjaan.
Patok patok referensi harus dipasang dari patok patok sumbu kearah pinggir
tanggul. Patok patok tersebut harus terletak tegak lurus pada garis sumbu tanggul
untuk bangunan. Patok referensi harus dipasang ditempat yang mudah didatangi
untuk pembuatan Lay out bangunan. Patok patok harus dibuat dari kayu kelas I
berdiameter 10 cm, panjang 1,25 m dan panjang masuk kedalam tanah 75 cm .
Patok harus ditulis dengan warna cat merah dan pada kepala patok dengan cat putih
dan ditulis :
• Nomor patok
• Elevasi patok
• Elevasi puncak tanggul rencana
• Jarak patok terhadap sumbu tanggul.
• Untuk bangunan bangunan, patok patok hanya diberi tanda nomor
patok dan elevasi kepala patok. Patok referensi tersebut selama
pelaksanaan harus dijaga / dilindungi supaya tidak bergerak atau
tertimbun.
16
• Untuk pekerjaan bendung/check dam, penyedia jasa harus membuat
site plan dengan menempatkan patok patok bantu pada setiap sudut
dan bouwplank / papan pembantu pada bagian yang diperlukan.
Dalam site plan harus memperlihatkan :
• Jarak patok terhadap bangunan.
• As Bangunan.
• Elevasi rencana galian pondasi.
• Profil bangunan yang berbentuk tegak / miring maupun lengkung
harus diperlihatkan dengan papan pembantu paling sedikit tiga
tempat.
• Setelah pelaksanaan selesai 100 % penyedia jasa harus melakukan
pengukuran terakhir.
• Untuk kontruksi tanggul adalah elevasi titik potong melintangnya
untuk setiap patok.
17
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
Skope Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan
Biaya penerapan SMKK harus dimasukkan pada daftar kuantitas dan harga dengan
besaran biaya sesuai dengan kebutuhan berdasarkan pengendalian dalam RKK.
Biaya penerapan SMKK disusun sesuai dengan ketentuan Permen PUPR Nomor
10 tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.
Pelaksanaan
Biaya Penerapan SMKK dalam Pekerjaan Konstruksi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 39 ayat (1) huruf a mencakup rincian:
1. Penyiapan RKK, RKPPL, dan RMLLP;
2. Sosialisasi, Promosi, dan Pelatihan;
3. Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri;
4. Asuransi dan Perizinan;
5. Personel Keselamatan Konstruksi;
6. fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan;
7. Rambu dan Perlengkepan lalu lintas yang di perlukan atau manajemen
lalu lintas
8. konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi; dan
9. kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian Risiko Keselamatan
Konstruksi termasuk biaya pengujian / pemeriksaan lingkungan.
Pembayaran
Pengukuran dan Pembayaran biaya penyelenggaraan K3 dilaksanakan dengan
harga satuan pekerjaan lumsump (ls).
18
Mobilisasi dan Demobilisasi
Skope Pekerjaan
Pemenuhan mobilisasi meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) Ketentuan mobilisasi adalah sebagai berikut:
1. Mobilisasi dan Demobilisasi peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam penawaran dari suatu lokasi asal (Gudang) tempat alat
berat ke lokasi pekerjaan, tempat peralatan tersebut akan digunakan dan
sebaliknya dikembalikan lagi sesudah pekerjaan selesai dengan mata
pembayaran dengan Lump sun berdasarkan uraian biaya yang diajukan oleh
penyedia jasa dan telah disetujui oleh pengguna.
2. Mobilisasi semua personil Penyedia sesuai dengan struktur organisasi
pelaksana yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan termasuk para pekerja
yang diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dalam
kontrak dan personil Ahli K3 atau petugas K3 sesuai dengan ketentuan yang
disyaratkan dalam spesifikasi.
3. Penyewaan atau pembeliansebidang lahan yang diperlukan untuk base camp
Penyedia Jasa dan Kegiatan pelaksanaan
4. Penyediaan dan pemeliharaan base camp Penyedia, jika perlu termasuk
kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang, dan sebagainya.
19
Pembayaran
Semua unsur diatas harus sudah diperhitungkan dalam Overhead penawaran
Penyedia Jasa.
Pembayaran
Rincian pembayaran pekerjaan ini secara Lump sum berdasarkan luas Sewa lahan
yang digunakan dan pembuatan jalan baru sementara sebagai akses ke lokasi yang
dibuat yang diajukan oleh Penyedia dan telah disetujui oleh Pengguna.
II.4.4 Pembayaran
Rincian pembayaran pekerjaan ini secara Meter Persegi (m²) berdasarkan luas
permukaan jalan sementara yang dibuat yang diajukan oleh penyedia dan telah
disetujui oleh pengguna.
20