Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PPKN

(CARA-CARA PENYELESAIAN SENGKETA


INTERNASIONAL SECARA DAMAI)

GURU PENDAMPING :
Anak Agung Kristianingrat

DISUSUN OLEH :

ALIZAH HAFIZ (01)

Dewa Gede Putra Candra Yoga (04)

I DEWA MADE DWI ANGGA (06)

I Made Muliawan Anggayana Putra (16)

Ni Nyoman Ayu Mustika Putri (38)

2023 / 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah
ini adalah “CARA-CARA PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL SECARA
DAMAI”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Guru Mata Pelajaran PPKN yang telah memeberikan tugas kepada kami. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan
makalah ini.

Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan
saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi
saya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………….............
.

DAFTAR
ISI…………………………………………………………………………………....

BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………………....

1.1 Latar
Belakang………………………………………………………………………….
1.2 Rumusan
Masalah……………………………………………………………………....

BAB II
PEMBAHASAN………………………………………………………………………..

2.1 Deskripsi Hasil


Penelitian……………………………………………………………....

BAB III
PENUTUP……………………………………………………………………………..

3.1
Kesimpulan……………………………………………………………………………....

REFERENSI…………………………………………………………………………………...
.

Daftar
Pustaka……………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wilayah merupakan salah satu unsur terpenting dari sebuah negara, karena wilayah
merupakan suatu ruang dimana negara menjalankan kekuasaanya. Dalam sejarah
kehidupan umat manusia atau negara-negara, kadang bisa muncul konflik yang
disebabkan oleh oleh kenginan melakukan ekspansi wilayah atau mungkin karena tidak
jelasnya garis batas antara dua negara atau lebih. Paling sedikit ada empat bentuk
perselisihan dan sengketa perbatasan yang biasanya timbul antara dua negara berdaulat,
diantaranya adalah: Persengketaan garis batas territorial (territorial boundary dispute),
Perselisihan mengenai posisi perbatasan (positional boundary dispute), Perselisihan atas
fungsi-fungsi perbatasan (functional boundary dispute) dan Sengketa perbatasan yang
berkenaan dengan sumber-sumber yang terdapat didaerah tersebut seperti hutan, tambang
minyak, tembaga dan sebagainya (resource boundary dispute).1 Sengketa wilayah atau
masalah perbatasan antar negara (territorial boundary dispute) adalah hal yang lazim
terjadi di dunia internasional, dimana permasalahan yang seperti ini dapat mengancam
perdamaian dan keamanan internasional. Didasarkan pada kenyataan serta kondisi
geografis suatu Negara, wilayan Negara tentunya akan berbatasan dengan wilayah Negara
lainnya. Olehnya timbul aspek-aspek yang saling mempengaruhi khususnya terkait
dengan masalah situasi dan kondisi perbatasan yang bersangkutan. Perbatasan Negara
serimgkali didefinisikan sebagai garis imajiner di atas permukaan bumi yang memisahkan
wilayah suatu negara dengan Negara lainnya. Keberadaan wilayah Negara itu menjadi
begitu penting karena elemen ini sangat menunjukkan eksistensi suatu Negara, dalam
sistem hukum internasional wilayah menjadi salah satu karakteristik penting suatu
Negara.

1.2 Rumusan Masalah


1.3. Apa saja cara-cara penyelesaian dalam sengketa batas wilayah menurut aturan hukum
internasional?
1.4 Apa kontroversi kepemilikian blok ambalat berdasarkan aturan hukum internasion yang
tertuang dalam UNCLOS 1982?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Hasil Penelitian

 Apa saja cara-cara penyelesaian dalam sengketa batas wilayah menurut aturan
hukum internasional?

Cara-cara penyelesaian dalam sengketa batas wilayah menurut aturan hukum internasional

A. Negosiasi (Negotiation)

Negosiasi adalah cara penyelesaian sengketa yang paling dasar dan yang paling tua
digunakan. Penyelesaian melalui negosiasi merupakan cara yang paling penting. Banyak
sengketa diselesaikan setiap hari oleh negosiasi ini tanpa adanya publisitas atau menarik
perhatian publik. Menurut Munir, Negosiasi adalah suatu proses tawar-menawar atau
pembicaraan untuk mencapai suatu kesepakatan terhadap masalah tertentu yang terjadi di
antara para pihak. Alasan utamanya adalah karena dengan cara ini, para pihak dapat
mengawasi prosedur penyelesaian sengketanya. Setiap penyelesaiannya pun didasarkan pada
kesepakatan atau konsensus para pihak.

B. Mediasi (Mediation)

Mediasi adalah suatu cara penyelesaian sengketa internasional melalui perundingan dengan
melibatkan pihak ketiga. Ia bisa negara, organisasi internasional (misalnya PBB) atau
individu (politikus, ahli hukum atau ilmuwan). Pihak ketiga (Mediator) yang terlibat secara
aktif dalam proses perundingan. Biasanya ia dengan kapasitasnya sebagai pihak yang netral
berupa mendamaikan para pihak dengan memberikan saran penyelesaian sengketa. Jika
usulan tersebut tidak diterima, mediator masih dapat tetap melanjutkan fungsi mediasinya
dengan membuat usulan-usulan baru.
C. Jasa Baik (Good Faith)

Jasa-jasa baik adalah cara penyelesaian sengketa melalui atau dengan bantuan pihak ketiga.
Pihak ketiga ini berupaya agar para pihak menyelesaikan sengketanya dengan negosiasi. Jadi
fungsi utama jasa baik ini adalah mempertemukan para pihak sedemikian rupa sehingga
mereka mau bertemu, duduk bersama dan bernegosiasi. Keikutsertaan pihak ketiga dalam
suatu penyelesaian sengketa dapat dua macam: atas permintaan para pihak atau atas
inisiatifnya menawarkan jasa-jasa baiknya guna menyelesaikan sengketa. Dalam kedua cara
ini, syarat mutlak yang harus ada adalah kesepakatan para pihak. Pihak ketiga ini tidak turut
serta atau ikut langsung dalam perundingan, tetapi memberikan saran-saran yang bersifat
rekomendatif terhadap penyelesaian sengketa.

D. Penyidikan (Inquiry) atau Pencari Fakta (Fact Finding)

Pencari fakta adalah sebuah cara penyelesaian sengketa oleh para pihak dengan meminta
bantuan sebuah tim yang biasanya terdiri atas para ahli dengan jumlah ganjil yang
menjalankan fungsi penyelidikan atau penemuan fakta-fakta yang diharapkan memperjelas
duduk persoalan dan dapat mengakhiri sengketa. Para pihak yang bersengketa dapat pula
menunjuk suatu badan independen untuk menyelidiki fakta-fakta yang menjadi sebab
sengketa.

E. Konsiliasi (Consiliation)

Konsiliasi adalah cara penyelesaian sengketa yang sifatnya lebih formal dibanding mediasi.
Konsiliasi adalah suatu cara penyelesaian sengketa oleh pihak ketiga atau oleh suatu komisi
konsiliasi yang dibentuk oleh para pihak. Komisi tersebut bisa yang sudah terlembaga atau ad
hocc (sementara) yang berfungsi untuk menetapkan persyaratan-persyaratan penyelesaian
yang diterima oleh para pihak. Namun putusannya tidaklah mengikat para pihak

 Apakah kontroversi kepemilikian blok ambalat berdasarkan aturan hukum


internasion yang tertuang dalam UNCLOS 1982?

blok ambalat merupakan masalah lama yang seringkali menimbulkan ketegangan dan
menghambat hubungan Indonesia-Malaysia. Sayangnya, proses penyelesaian masalah ini
cenderung berjalan lambat. Indonesia dan Malaysia telah berulang kali melakukan
perundingan untuk menyelesaikan masalah Ambalat. Akan tetapi, hingga kini, belum ada
kejelasan mengenai penyelesaian sengketa tersebut. Berdasarkan hukum internasional, dalam
hal terjadinya sengketa wilayah laut, maka penyelesaiannya dilakukan sesuai ketentuan
UNCLOS 1982. Negara yang bersengketa diwajibkan menyelesaikan dengan cara-cara
damai. Jika cara tersebut tidak berhasil mencapai persetujuan, maka negara-negara terkait
harus mengajukan sebagian sengketa kepada prosedur wajib. Dengan prosedur ini, sengketa
hukum laut akan diselesaikan melalui mekanisme dan institusi peradilan internasional yang
telah ada, seperti Mahkamah Internasiona.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Maka dari itu dapat diketahui sengketa internasional adalah sengketa yang timbul atau
terjadi di antara negara dengan negara, negara dengan subyek hukum lain bukan negara dan
subyek hukum bukan negara satu sama lain. adapun cara mengatasinya seperti yg telah
dijelaskan terdapat negosiasi, mediasi, jasa baik, penyidikan dan konsiliasi.
DAFTAR PUSTAKA

Boer Mauna, Hukum Internasional (Pengertian, Peranan, dan Fungsi Dalam Era
Dinamika Global), Edisi ke-2, PT. Alumni, Bandung, 2005.
Huala Adolf, Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional, Cetakan Ketiga, Sinar
Grafika, Jakarta, 2008.
Huala Adolf, Arbitrase Komersial Internasional. PT. Radja Grafindo Persada, Jakarta,
2002.
Ida Bagus Wyasa Putra, Aspek-Aspek Hukum Perdata Internasional (Dalam Transaksi
Bisnis Internasional), PT Refika Aditama, Bandung, 2000.
J. G. Starke, Introduction to International Law, 10th Ed, Butterworths, London, 1989.
J.G. Merrills, International Disputes Settlement, Cambridge University Press, United
Kingdom, 1998.
John Collier and Vaughan Lowe, the Settlement of Disputes in International Law
(Institutions and Procedures), Oxford University Press, Oxford, 1999.
Peter Malanczuk, Akehurst’s Modern Introduction to International Law, 7th Rev. Ed.
Routledge, London, 1997.
Sudargo Gautama, Hukum Perdata Internasional Indonesia, Jilid III, Alumni:
Bandung, 1987.
Sudargo Gautama , Capita Selekta Hukum Perdata Internasional, Alumni: Bandung,
1983.
Walter Poeggel and Edith Oeser, Methods of Diplomatic Settlement, dalam
Mohammed
Bedjaoui (Editor), International Law: Achievements and Prospects, Martinus Nijhoff
and UNESCO, Dordrecht, 1991.

Anda mungkin juga menyukai