Anda di halaman 1dari 84

PROJECT REPORT

PENINGKATAN MUTU PESERTA DIDIK MADRASAH MELALUI


PROGRAM MADRASAH BERASRAMA (BOARDING SCHOOL)
DI MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Untuk Memenuhi Tugas Calon Pengawas Madrasah


Mentor:
Drs. H. Idi Joko Sudono, M.SI

Disusun Oleh :

NAMA : H. Mukhamad Arwani, S.Ag, MA


NIP : 197511072005011002
NUPTK : 9439753655200013
JABATAN : Guru MAN Purworejo Kab. Purworejo

MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOREJO


PROPINSI JAWA TENGAH
2022

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan
rahmat Nya bahwa penulis telah menyelesaikan Makalah “ Peningkatan Mutu Peserta Didik
Madrasah Melalui Program Madrasah Berasrama (Boarding School) Di Man Purworejo Tahun
Pelajaran 2021/2022”. Sholawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW.

Makalah ini di susun dalam rangka untuk meningkatkan Mutu Madarasah dengan
pendekatan Komunikasi yang baik. Dengan makalah ini diharapkan mampu memnberikan
sumbang pikiran dalam mencapai Visi Madrasah yaitu Terwujudnya peserta didik yang “Unggul
Prestasi Luhur Pekerti dan Peduli Lingkungan “.
Namun karena berbagai keterbatasan yang ada pada kami, hasil penyusunan makalah
inimasih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran, masukan dan kritik yang konstruktif
sangat kami harapkan demi Makalah ini.

Dengan iringan do’a semoga penyusunan makalah ini dapat membawa manfaat
bagi Madrasah Aliyah Negeri Purworej, sebagai upaya menyiapkan manusia Indonesia seutuhnya
sesuai dengan visi Madrasah, yakni Madrasah Mandiri Berprestasi. Amiin

Purworejo, Juli 2021

H. Mukhamad Arwani, S.Ag, MA


NIP. 197511072005011002

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................... 2

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................................. 5

I. PENDAHULUAN...................................................................................................................... 6

A. Latar Belakang ....................................................................................................................... 6

B. Permasalahan ........................................................................................................................ 8

C. Tujuan .................................................................................................................................... 8

D. Manfaat ................................................................................................................................. 8

II. KERANGKA TEORITIS .............................................................................................................. 9

A. Madrasah Berasrama ............................................................................................................ 9

B. Fungsi Asrama...................................................................................................................... 10

C. Perencanaan Program Berasrama ....................................................................................... 11

D. Pelaksanaan Program Berasrama ........................................................................................ 11

E. Evaluasi Program ................................................................................................................. 12

F. Madrasah Berasarama dan Peningkatan Mutu Madrasah ................................................. 12

IV. METODOLOGI ...................................................................................................................... 20

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................................... 21

3
A. Profil MAN Purworejo.......................................................................................................... 21

B. Program Asrama MAN Purworejo ....................................................................................... 23

C. Pelaksanaan Madrasah Berasrama di MAN Purworejo ...................................................... 30

D. Madrasah Berasarama dan Peningkatan Mutu Madrasah MAN Purworejo ...................... 31

8. PENUTUP ............................................................................................................................. 36

a. Simpulan .............................................................................................................................. 36

b. Rekomendasi ....................................................................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 38

LAMPIRAN ......................................................................................................................................... 39

4
DAFTAR LAMPIRAN

1. Profil MAN Purworejo


2. Dokumen Visi dan Misi
3. Kurikulum Madrasah
4. Struktur Organisasi Madrasah
5. Dekumen Budaya Madrasah
6. Tata Tertib Madrasah
7. Dekumen Kegiatan Siswa
8. Sarana dan Prasarana
9. Program Asrama Pelajar Islam Nurul Ulum
10. Leaflet Informasi Program Asrama

5
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Madarasah adalah institusi yang memiliki mandat untuk menyelenggarakan proses


pendidikan dan pembelajaran secara sistemis dan berkesinambungan. Para pendidik
dan tenaga kependidikan di madrasah diharapkan menyelenggarakan pendidikan dan
pembelajaran yang mampu memfasilitasi peserta didik berperilaku terpelajar. Perilaku
terpelajar ditampilkan dalam bentuk pencapaian prestasi akademik, menunjukkan
perilaku yang beretika dan berakhlak mulia,memiliki motivasi belajar yang tinggi.

Masyarakat menghendaki adanya pembinaan siswa yang dilaksanakan secara


seimbang antara afektif (sikap), kognitif (pengetahuan), dan psikomotorik
(keterampilan) sebagai ranah tujuan pendidikan. Sekolah berasrama dalam
perkembangannya hadir menjadi tujuan utama bagi masyarakat sebagai lembaga yang
dianggap potensial untuk pengembangan tujuan pendidikan di atas. Pendidikan,
berdasarkan Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas) pasal 1 (1 dan 4), yaitu “pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” Karenanya
sekolah berasrama menjadi lembaga pendidikan potensial untuk mewujudkan cita-cita
pendidikan nasional.

Asrama sebagai tempat tinggal para siswa berfungsi efektif untuk mendukung
suksesnya kegiatan belajar mengajar dan pendidikan di sekolah/madrasah. Karena
asrama mampu menciptakan situasi lingkungan yang terkelola dan menyediakan waktu
lebih panjang sehingga pemanfaatan asrama sebagai tempat tinggal siswa untuk
mendapatkan pendidikan dan pembelajaran lebih dapat dioptimalkan. Sebagai salah
satu unsur pendidikan, situasi lingkungan secara potensial dapat menunjang atau
menghambat usaha pendidikan. Di samping itu juga dapat menjadi sumber belajar yang
direncanakan ataupun sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan oleh pendidik (M.
Ishom El Saha dan Amin Haedari, 2008: 35).

Pembelajaran dengan sistem asrama bukan sesuatu yang baru dalam konteks
pendidikan di Indonesia. Telah lama lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia
menerapkan konsep pembelajaran asrama dalam wujud ”Pondok Pesantren”, dimana
asrama sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan di pondok
pesantren. Pondok Pesantren dapat dikatakan sebagai cikal-bakal pendidikan berasrama
di Indonesia. Dalam perkembangan selanjutnya, cukup banyak lembaga pendidikan
formal menerapkan sistem berasrama, yang dikenal dengan Madrasah berasrama
(boarding school).

Sistem pendidikan berasrama didasarkan atas pertimbangan untuk mencapai


tujuan pendidikan yang lebih utuh dalam mengembangkan aspek sikap, aspek
pengetahuan dan aspek keterampilan peserta didik sehingga menghasilkan lulusan yang
unggul dalam pola pikir serta berkepribadian mulia. Pendidikan dengan sistem
berasrama dapat menerapkan program pendidikan yang komprehensif-holistik
mencakup keagamaan, pengembangan akademik, life skills, serta wawasan kebangsaan
dan global.

Madrasah berasrama adalah madrasah yang menyelenggarakan pembelajaran di


asrama diluar pembelajaran formal, sehingga peserta didiknya tinggal di asrama
madrasah. Kegiatan pembelajaran di asrama madrasah meliputi pendalaman ilmu
agama (tafaqquh fiddin), penguatan akhlakul karimah melalui pelaksanaan ibadah dan
pembentukan perilaku keseharian, serta aplikasi pengabdian melalui amaliyah dan
muamalah. Dengan demikian keberadaan asrama sebagai subsistem yang tidak
terpisahkan dari sistem pendidikan di madrasah secara keseluruhan. Untuk dapat
mewujudkan hal tersebut, maka lingkungan, kehidupan, dan kepengasuhan di asrama
madrasah perlu ditata, dikelola dan dilengkapi dengan perangkat aturan yang bisa
menjamin kegiatan berjalan secara efektif dan efisien. Asrama madrasah sebagai bagian
integral dalam proses pendidikan harus dimaknai sebagai lingkungan yang berfungsi
sebagai wahana pembentukan karakter, penanaman nilai-nilai moral keagamaan,
kebangsaan dan penguatan akademik.

Asrama madrasah memiliki peran strategis, tidak hanya sebagai lingkungan tempat

7
tinggal dan lingkungan belajar, tetapi juga merupakan lingkungan pergaulan sosial yang
membantu terbentuknya kepribadian para peserta didik. Pola pembelajaran dan
kepengasuhan di Asrama madrasah Aliyah sangat diperlukan bagi terbentuknya
pengembangan karakter peserta didik melalui internalisasi, aktualisasi agama dan nilai-
nilai keagamaan.

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Purworejo sebagai salah satu Lembaga di bawah
Kementerian Agama terus berupaya untuk meningkatkan kualitas Pendidikan peserta
didiknya. Program Madrasah berasrama diharapkan memberikan dampak signifikan di
dalam peningkata kualitas pendidikan dimaksud, yang meliputi aspek sikap,
pengetahuan maupun keterampilan.

B. Permasalahan

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah pelaksanaan program madrasah berasrama di Madrasah Aliyah


Negeri Purworejo pada tahun Pelajaran 2021/2022?
2. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan
program madrasah berasrama di Madrasah Aliyah Negeri Purworejo Tahun
Pelajaran 2021/2022
3. Bagaimanakah program madrasah berasrama dapat memberikan kontribusi
terhada ppeningkatan mutu madrasah di Madrasah Aliyah Negeri Purworejo tahun
Pelajaran 2021/2022

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui implementasi program madrasah berasrama (Boarding School)
di MAN Purworejo
2. Untuk mengetahui implementasi program asrama (Boarding School) dalam
meningkatkan mutu madrasah di MAN Purworejo

D. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk berbagai pihak baik

8
secara Teoritis maupun praktis, diharapkan mampu memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan dan model- model pembelajaran. Hasil penelitian ini juga untuk
mengetahui dinamika yang terjadi dengan adanya Program madrasah berasrma. Juga
diharapkan sebagai deskripsi dan bahan monitoring dalam mengimplementasikan
Program Madrasah Berasrama agar dalam penerapan berikutnya dapat lebih baik di
kalangan Madrasah

II. KERANGKA TEORITIS

A. Madrasah Berasrama
Program sekolah berasrama adalah salah satu program yang saat ini
sedang diperhatikan oleh sekolah-sekolah di Indonesia khususnya sekolah yang
berbasis islami, program tersebut dilaksanakan berdasarkan kurikulum dari
Departemen Pendidikan Nasional beserta kesepakatan dengan yayasan
dirancang dan dikembangkan dengan menyediakan asrama untuk menginap
para siswanya, sehingga dikenal dengan program sekolah berasrama (boarding
school). (S. Mahmudah, 2013)
Madrasah berasrama adalah madrasah yang menyelenggarakan
pembelajaran di asrama diluar pembelajaran formal, sehingga peserta didiknya
tinggal di asrama madrasah. Kegiatan pembelajaran di asrama madrasah
meliputi pendalaman ilmu agama (tafaqquh fiddin), penguatan akhlakul
karimah melalui pelaksanaan ibadah dan pembentukan perilaku keseharian,
serta aplikasi pengabdian melalui amaliyah dan muamalah. Dengan demikian
keberadaan asrama sebagai subsistem yang tidak terpisahkan dari sistem
pendidikan di madrasah secara keseluruhan. Untuk dapat mewujudkan hal
tersebut, maka lingkungan, kehidupan, dan kepengasuhan di asrama madrasah
perlu ditata, dikelola dan dilengkapi dengan perangkat aturan yang bisa
menjamin kegiatan berjalan secara efektif dan efisien. Asrama madrasah
sebagai bagian integral dalam proses pendidikan harus dimaknai sebagai
lingkungan yang berfungsi sebagai wahana pembentukan karakter, penanaman
nilai-nilai moral keagamaan, kebangsaan dan penguatan akademik. (Dirjen
Pendis, 2019)
9
Boarding school dapat diartikan sebagai sekolah yang menyediakan asrama
untuk tempat tinggal sekaligus tempat mendidik siswa-siswanya selama kurun
waktu tertentu. Suatu sekolah yang memiliki manajemen sekolah berasrama
biasanya mewajibkan kepada siswa-siswanya untuk tinggal dan dididik di
asrama sesuai dengan waktu yang ditentukan. (Hendriyanti, 2014)
Di sekolah berasrama juga memperhatikan aspek dan nilai yang ada di
masyarakat sebagai pengembangan yang akan dibentuk pada dirisiswa. Dari
awal mula berdirinya boarding school sangat berpatokan dan penekanan pada
nilai-nilai moralitas, menjunjung nilai kemandirian, kebersamaan, dan
kesederhanaan. Kehadiran sekolah boarding school telah memberikan
alternative pendidikan untuk para orang tua menyekolahkan anaknya. Orang
tua akan lebih merasa aman menyekolahkan anaknya disekolah seperti ini,
Kekutiran terhadap pergaulan bebas, pengaruh lingkungan dan kesibukan
orangtua sehingga tidak mempunyai waktu mengawasi anak, menjadi alasan
elementer bagi orang tua. Boarding school mengajarkan
bertoleransi,mengajarkan kemandirian, dan memberikan kesempatan untuk
mengembangkan potensi diri lebih besar.

B. Fungsi Asrama
Asrama tentu sangat berfungsi bagi siswa yang tinggal di asrama dengan
sistem yang diterapkan di sekolah, fungsi asrama antara lain:

a. Asrama Sebagai Tempat Tinggal


Fungsi utama asrama adalah menyediakan fasilitas tempat
tinggal bagi mahasiswa yang berasal dari luar daerah,Negara, dan
kota dengan tujuan agar dapat beradaptasi dengan mudah
dilingkungan yang baru.
b. Asrama Sebagai Tempat Belajar

Asrama tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal saja


tetapi juga merupakan fasilitas dari suatu lembaga yang diwajibkan
memiliki fasilitas dan suasana yang kondusif untuk belajar selama
tinggal diasrama.

10
c. Asrama Sebagai Tempat Pembinaan

Penyesuaian pribadi dan sosial secara umum, dalam arti


tanpa pembatasan kelompok sosial, terutama bagi masyarakat yang
cepat berubah, merupakan hal yang sangat penting. Asrama dapat
berfungsi juga sebagai tempat pembinaan secara mental dan hidup
mandiri jauh dari orang tua
d. Asrama Sebagai Interaksi Sosial

Dalam kehidupan sehari-hari di asrama, peserta didik


mengalami interaksi dengan peserta didik lainnya yang dari berbagai
Negara, kota dan daerah. Dengan adanya asrama peserta didik dapat
bersosialisai, beradaptasi, membentuk karakteristiknya, dapat
menghargai dan menghormati penghuni asrama lainnya. Hal ini
bertujuan untuk mempererat hubungan antar peserta didik atau
antar penghuni lainnya.

C. Perencanaan Program Berasrama


Menurut Bintoro Tjokrominoto menyebutkan perencanaan adalah proses
mempersiapkan kegiatan- kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan tertentu. (Bintoro Tjokrominoto, 2008)
Perencanaan program Berasrama merupakan hal penting untuk mencakup
proses pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik. Program
asrama diharapkan dapat memberikan pendidikan yang komrehensif tidak
hanya memberikan pendidikan keagamaan namun juga mengembangakn
akademik dan non akademik, memupuk wawasan kebangsaan dan global
diharapkan nantinya menghasilkan lulusan yang berkarakter, memiliki motivasi
tinggi dan berguna bagi Nusa dan Bangsa.

D. Pelaksanaan Program Berasrama

Suatu perencanaan program tidak lepas dari pelaksanaannya karena tujuan


membuat program itu salah satunya agar dapat dilaksanakan dengan baik.
11
pelaksanaan diartikan sebagai suatu usaha atau kegiatan tertentu yang
dilakukan untuk mewujudkan rencana atau program dalam kenyataannya.
Pengertian pelaksanaan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
proses, cara, pembuatan melaksanakan suatu rancangan, keputusan dan
sebagainya. Pelaksanakan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah
rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci, implementasi
biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap siap.

E. Evaluasi Program
Dan setelah dilaksanakannya program tersebut selanjutnya terdapat
kegiatan evaluasi atau penilaian yang tujuannya agar dapat mengetahui apakah
program tersebut berhasil atau tidak.
Menurut Arikunto evaluasi program adalah kegiatan mencari sesuatu yang
berharga tentang sesuatu tersebut, juga termasuk mencari informasi yang
bermanfaat dalam menilai keberadaan suatu program, produksi, prosedur,
serta alternatife strategi yang diajukan untuk mencapai tujuan yang sudah
ditentukan. (Suharsimi Arikunto, 2008)
Evaluasi sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa
kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan.

F. Madrasah Berasarama dan Peningkatan Mutu Madrasah


Asrama sebagai wahana pengembangan afektif, kognitif, dan psikomotorik
adalah upaya penyelenggaraan asrama pada sekolah berasrama (boarding
school) sebagai sarana/alat dan tempat para siswa bermukim dengan
menciptakan suasana dan situasi yang kondusif untuk menunjang keberhasilan
para siswa dalam memperoleh pembelajaran dan pendidikan melalui sistem
pengawasan di bawah pengelola asrama yang dalam hal ini adalah
guru/pengasuh asrama.
Untuk menciptakan suasana dan kondisi asrama yang baik dan kondusif,
para pengasuh asrama harus memenuhi beberapa kualifikasi guna mencapai
tujuan pendidikan yang ditargetkan. Kepala asrama, misalnya, disyaratkan
memiliki kecakapan interpersonal dan kepekaan tinggi terhadap masalah-
12
masalah siswa di luar jam pelajaran formal di sekolah/madrasah, di samping
tentu saja menguasai manajemen asrama. Guru asrama, di lain pihak,
diharapkan memiliki kepekaan tinggi, kemampuan memahami psikologi anak,
dan keterampilan membangun hubungan interpersonal (Ahmad Baedowi,
2005: 22). Kualifikasi guru asrama sebagai pengasuh yang memiliki kompetensi
di atas memang mutlak diperlukan, sebab menjadi penentu terciptanya
lingkungan yang kondusif untuk belajar dan memperoleh pendidikan. Hal ini
sesuai dengan tuntutan kopetensi yang termaktub dalam Undang-undang RI
Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab IV pasal 10, bahwa seorang
guru harus memiliki sedikitnya empat kompetensi dasar yaitu: kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi
sosial yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Guru/pegasuh asrama adalah sosok yang mampu berperan sebagai
pendidik. Pendidik, sebagaimana yang dimaksud Ahmad D. Marimba (1999: 81)
adalah orang yang memikul pertanggungjawaban untuk mendidik, yaitu
manusia yang dewasa yang karena hak dan kewajibannya bertanggung jawab
tentang pendidikan si terdidik. Jadi dapat dikatakan, bahwa para
pendidik/pembina asrama merupakan orang-orang dewasa yang seyogyanya
mampu memegang kendali proses pendidikan yang terarah dengan lebih
mementingkan pada proses penciptaan suasana edukatif yang mendorong
efektivitas proses pembelajaran. Pembina asrama juga berperan sebagai
pembimbing, yaitu memberikan bantuan terhadap individu untuk mencapai
pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan
penyesuaian diri secara maksimum terhadap sekolah, keluarga serta
masyarakat.
1. Pengembangan Afektif
Afektif menurut Dimyati dan Mujiono (2009: 298) merupakan
kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi- reaksi yang
berbeda dengan penalaran. Kawasan afektif yaitu kawasan yang berkaitan
dengan aspek-aspek emosional seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan
terhadap moral dan sebagainya. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak
pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku (Sudijono, 2011: 54). Sebagai
13
mana yang dirumuskan oleh Mager Gronlund dan Blom dalam Harsanto
(2007: 98-99) afektif memiliki domain sebagai berikut: 1) penerimaan;
kepekaan diri terhadap fenomena dan stimuli guna memberikan perhatian
terkontrol, 2) responsi; menunjukkan perhatian secara aktif, 3) menghayati
nilai; termotivasi dan berkomitmen untuk bertindak sesuai nilai yang dianut,
4) mengorganisasi; memantapkan dan berusaha menemukan hubungan
antara satu nilai dengan nilai yang lain, 5) karakterisasi dengan nilai;
menentukan kepribadian dan tingkah laku dengan sistem nilai yang dimiliki.
Jadi dapat disimpulkan, bahwa afektif adalah ranah yang berkaitan dengan
sikap yaitu perbuatan yang berlandaskan pada pendirian dan keyakinan dan
nilai yang merupakan sifat-sifat yang penting dan berguna.
Dirancang sebagai pendukung proses belajar-mengajar di sekolah,
kegiatan di asrama lebih diarahkan pada upaya membekali siswa dengan
nilai-nilai yang sejalan dengan semangat dan tujuan pendidikan. Salah satu
tujuan utama asrama pada sekolah/madrasah berasrama (boarding school)
adalah dapat menjadi wahana pendidikan, dan pendampingan siswa dengan
mengembangkan nilai-nilai afektif melalui pendekatan keagamaan sehingga
terbentuk kesucian jiwa yang mewujud sebagai akhlak mulia ataupun melalui
kegiatan-kegiatan pro-sosial yang dapat menumbuhkan rasa pada
kecerdasan sosial dan emosional siswa sehingga tumbuh menjadi bagian dari
perilaku mereka sehari-hari.
Untuk tujuan di atas, guru/pengasuh asrama memegang peran sangat
sentral. Mereka diharapkan bukan saja mampu menciptakan iklim belajar
yang positif, tapi juga mampu memberikan dorongan semangat dengan
empati (emphatic encouragement), dan memanfaatkan secara maksimal
lingkungan sosial yang ada di sekitar sekolah untuk peningkatan
pembelajaran. Beberapa kegiatan maupun bimbingan yang dapat dilakukan
dalam rangka pengembangan afektif siswa di antaranya adalah:

a. Bimbingan keagamaan

Bimbingan keagamaan dapat diterjemahkan sebagai kegiatan yang

14
berorientasi pada program pengajian. Pengajian ini dilakukan dengan
memberikan materi-materi keagamaan yang meliputi bimbingan praktik ritual
(Fikih) dan pengenalan ajaran-ajaran Islam dasar tentang tauhid, tasawuf, dan
sejarah Islam. Selain itu pengajian dapat juga berupa pendalaman Al Quran
(hafalan, tajwid, tafsir) dan lain sebagainya.

b. Mengasah kepekaan dan sikap pro-sosial

Untuk mengasah kepekaan dan sikap pro-sosial, pengelola asrama dapat


membuat program-program dalam rangka mempererat hubungan siswa dengan
masyarakat sekitar. Misalnya, pada waktu-waktu tertentu siswa melakukan
bakti sosial, kunjungan ke lembaga-lembaga sosial seperti rumah sakit, panti
jompo, lembaga pemasyrakatan, lembaga rehabilitasi, dan lain-lain dalam
rangka mengembangkan dan melatih empati siswa. Diharapkan dari program
ini, para siswa dapat berbagi dan dapat mengembangkan rasa simpati, empati
dan kepedulian sosial.

c. Mengambil ‘ibrah dari kegiatan rutin harian

Beberapa fasilitas yang terdapat di dalam asrama mesti dikelola untuk


memfasilitasi pengembangan sikap para siswa. Fasilitas ruang makan, misalnya
dapat dijadikan sarana belajar bagi para siswa untuk menggali nilai-nilai terpuji.
Siswa dapat belajar sabar dan menghargai orang lain dengan “antrean” sebelum
makan, duduk dengan tertib dan membaca doa menjadikan siswa lebih
bersyukur dengan nikmat yang didapat, mencuci piring setelah makan dan
meletakkannya ke tempat semestinya menjadikan para siswa cinta kebersihan
dan bertanggung jawab. Semua rangkaian aktivitas di ruang makan dapat
dijadikan ‘ibrah (pembelajaran) yang mahal yang mungkin luput diajarkan di
ruang kelas yang dapat mengembangkan kemampuan untuk menghayati nilai-
nilai kehidupan.

2. Pengembangan Kognitif

Kemampuan kognitif adalah penampilan yang dapat diamati dari aktivitas


15
mental (otak) untuk memperoleh pengetahuan melalui pengalaman sendiri.
Senada dengan Anas Sudijono (2001: 49) ranah kognitif adalah ranah yang
mencakup kegiatan mental (otak). Kognitif adalah kemampuan intelektual dalam
berpikir, mengtahui, dan memecahkan masalah. Jadi dapat disimpulkan, bahwa
kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan aspek-aspek
pengetahuan, penalaran, atau pikiran.

Asrama pada sekolah berasrama harus dijadikan sebagai tempat belajar


untuk meningkatkan ilmu. Pelajaran yang telah disampaikan oleh guru-guru di
sekolah/madrasah harus diulangi kembali di asrama dengan maksud untuk
meningkatkan pemahaman. Kewajiban para pengasuh sebagai orang tua dalam
hal ini adalah melakukan pembinaan untuk mengontrol anaknya (siswanya) agar
dapat memanfaatkan waktu untuk belajar, memberikan dan menjaga ruang dan
waktu yang kondusif buat anak-anaknya dalam balajar. Oleh karena itu, kaitannya
dengan fungsi ini asrama sangat memegang peranan penting dalam peningkatan
pemahaman keilmuaan siswa. Sehingga guru/pengasuh asrama yang berkualitas
menjadi komponen utama yang dituntut pertanggungjawabannya. Jika gurunya
berkualitas baik, maka pendidikan pun akan baik pula. Kalau tindakan guru dari
hari ke hari bertambah baik, maka akan menjadi lebih baik pulalah keadaan dunia
pendidikan. Sebaliknya, kalau tindakan guru dari hari ke hari semakin memburuk,
maka akan makin parahlah dunia pendidikan (Abudin Nata, 2010: 160).

Dalam kerangka itu, pengelola asrama yang dalam hal ini adalah
guru/pengasuh harus mampu memainkan perannya secara efektif, bisa
menjalankan tugasnya secara maksimal, dan mampu memberikan gagasan untuk
menjadikan asrama sebagai wahana berikut:

a. Asrama sebagai rumah siswa

Dalam model sekolah berasrama menurut Ahmad Baedowy, dkk.


(2006: 15), keberhasilan para siswa dalam belajar formal banyak
berhubungan dengan corak pengaturan dan kondisi kehidupan di asrama.
Karenanya guru/pengasuh asrama selaku orang tua diberdayakan agar
16
mampu menciptakan suasana yang dibutuhkan anaknya (siswa) sebagaimana
mereka berada di rumah. Pemberdayaan merupakan salah satu strategi
untuk memperbaiki sumberdaya manusia dengan pemberian tanggung
jawab dan kewenangan terhadap mereka yang nantinya diharapkan dapat
memungkinkan mereka mencapai kinerja yang lebih tinggi di area yang selalu
berubah (Wahibur Rokhman, 2002: 212).

Seluruh siswa tidak hanya bersama selama pembelajaran di kelas tetapi


juga kemudian hidup bersama (serumah) di asrama. Dalam konteks inilah
asrama mempunyai kedudukan dan fungsi yang sama dengan rumah. Para
guru/pengasuh yang ada di asrama mempunyai kedudukan dan fungsi yang
sama dengan orang tua (ayah-ibu) yang ada di rumah. Para guru/pengasuh di
asrama karena dititipkan amanah dari para orang tua bertanggung jawab
membimbing, mengasuh, mengayomi penghuni asrama sama seperti orang
tua di rumah yang dititipkan amanah anak dari Allah Swt. dengan penuh
kesabaran dan kasih sayang.

b. Asrama sebagai wadah komunitas pendukung pembelajaran

Asrama pada tiap sekolah berasrama harus dirancang untuk


memfasilitasi siswa belajar secara nyaman dan tenang, untuk kegiatan-
kegiatan kelompok siswa. Asrama dapat dijadikan wadah untuk membangun
suatu komunitas yang mendukung proses pembelajaran. Komunitas
sebagaimana yang disebutkan Tim Pusat Bahasa Indonesia (2008: 745)
adalah kesatuan yang terdiri dari individu-individu. Dalam rangka
menciptakan komunitas pembelajaran, guru/pengasuh asrama hendaknya
peka dengan kebutuhan para penghuni asrama dengan menyediakan
pendukung pembelajaran, misalnya dengan membuat jadwal belajar
bersama, memastikan bahwa siswa memanfaatkan waktu belajar dengan
efektif, dan melakukan pengawasan serta bimbingan belajar.

3. Pengembangan ranah psikomotorik

17
Ranah psikomotorik, kebanyakan dari kita menghubungkan aktivitas motor
dengan pendidikan fisik dan atletik, tetapi banyak subjek lain, seperti menulis
dengan tangan dan pengolahan kata juga membutuhkan gerakan (Jhon W.
Santrock, 2008: 469). Kawasan psikomotorik yaitu kawasan yang berkaitan
dengan aspek-aspek keterampilan jasmani (Dimyati dan Mudjiono, 2009). Dalam
hal mengembangkan ranah psikomotorik, asrama siswa sangat potensial untuk
dapat dijadikan wahana pengembangan yang di antaranya:

a. Menjadikan Asrama sebagai wadah berorganisasi

Robbins dalam Nizar Ali dan Ibi Syatibi (2009: 92) mengatakan, bahwa
pengorganisasian adalah upaya membangun hubungan perilaku yang efektif
antara semua orang, karena mereka akan dapat bekerja sama secara efisien dan
mencapai kepuasan pribadi dalam melakukan pekerjaan dalam konteks
pengaruh untuk mencapai tujuan. Karenanya, dalam pembentukan organisasi
pada asrama dapat dimulai dengan: 1) membentuk pengelola kamar yang
merupakan usaha tahap awal memperkenalkan siswa asrama terhadap
kehidupan berorganisasi, dan selanjutnya pada praktik-praktik demokrasi, dan
2) membentuk lembaga siswa di asrama dalam rangka
mengembangkan skills kepemimpinan, membangun harkat dan martabat, serta
menanamkan rasa percaya diri dan tanggung jawab siswa.

Tujuan pembentukan organisasi siswa di asrama adalah: 1) sebagai


representasi siswa asrama, 2) mewakili para siswa atau kelompok siswa, 3)
membantu siswa asrama menjalani kehidupan berasrama yang positif, 4)
mendukung inisiatif penghuni asrama untuk membangun komunitas di
lingkungannya, 5) menciptakan kesempatan bagi seluruh penghuni asrama
untuk mengembangkan minat dan bakat atau potensinya, 6) menjalankan
kepemimpinan dalam seluruh kegiatan siswa di dalam asrama, 7) membahas,
mempertimbangkan, dan menentukan pendapat tentang masalah apa saja yang
bertalian atau menyangkut kehidupan berasrama.

b. Asrama sebagai wadah pengembangan ekstrakurikuler

18
Tidak ada seorang pun yang tidak berbakat, yang membedakan ialah
ada tidaknya minat untuk mengembangkannya. Menurut M. Ngalim Purwanto
(2007:25) bakat lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti
kecakapan pembawaan, yaitu yang mengenai kesanggupan-kesanggupan
(potensi-potensi) yang tertentu. Bakat merupakan potensi bawaan yang dimiliki
manusia. Sedangkan minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap
sesuatu (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2007: 1612). Minat tercipta karena
adanya ketertarikan kuat atas sesuatu. Dengan demikian, minat dan bakat
merupakan faktor yang saling mempengaruhi, terlepas dari faktor mana yang
lebih dominan. Keduanya penting untuk dikembangkan secara optimal bahkan
maksimal.

Bakat sering juga diartikan sebagai talenta, yakni kemampuan tertentu yang
unik, kecakapan yang dimiliki seseorang. Dalam hal ini, minat menjadi faktor
penting yang membantu pengembangan bakat tersebut. Minat merupakan
faktor utama bagi pengembangan bakat karena tanpa minat, bakat tidak akan
berdayaguna. Minat yang tinggi akan menjadikan seseorang mampu melakukan
sesuatu sekalipun ia tidak berbakat, sebaliknya berbakat tanpa minat akan sulit
mengembangkan bakat tersebut. Di sinilah asrama berperan sebagai wahana
yang mampu menampung dan mewadahi bakat dan minat para siswa.

Para siswa penghuni asrama di tiap sekolah berasrama tentunya memiliki


bakat dan minat atau potensi yang beragam. Ada yang berbakat dan berminat
dalam cabang-cabang tertentu dalam olah raga, dan ada pula yang berminat di
bidang seni dan budaya tertentu. Lewat perencanaan ekstrakurikuler dan
ketersediaan tenaga kependidikan yang handal, beragam bakat dan minat siswa
ini dapat dikembangkan secara optimal.

Pengembangan bakat dan minat masing-masing siswa di bidang seni musik,


seni rupa, olahraga, dan jenis kegiatan lain juga bisa dilakukan siswa di luar jam
pelajaran sekolah dengan menggunakan fasilitas yang tersedia di lingkungan
asrama. Karenanya, asrama yang layak pada sebuah sekolah berasrama
diharapkan memiliki sejumlah fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk
19
mengembangkan potensi siswa dalam olahraga, seni dan budaya.

Sejumlah fasilitas olahraga seperti lapangan sepak bola, ruang serba guna
yang memiliki fasilitas olahraga, ruang kesenian yang memadai untuk seni rupa
dan seni tari, ruang musik yang dilengkapi dengan peralatan musik, baik
tradisional maupun modern seyogyanya dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah
berasrama. Selain kegiatan seni dan olahraga, pembiasaan dan pengembangkan
kemampuan berbahasa asing, misalnya bahasa Arab dan Inggris dari masing-
masing siswa juga dapat dilakukan secara aktif. Bentuk kegiatan untuk
mendukung proses pembiasaan berbahasa asing dapat dilakukan dengan
mengadakan pemberian kosa kata, percakapan, lomba-lomba berpidato atau
bercerita, debat dan menulis dalam bahasa asing dan lain sebagainya.

Mengusai bahasa asing menjadikan seseorang memiliki kemampuan


multibahasa (bilingual) yang bisa membantu seseorang mendapatkan nilai
tambah dalam kehidupan dan penghidupan. Serta dapat meningkatkan
kemampuan untuk fokus dalam menghadapi gangguan, membuat keputusan
terhadap alternatif yang sulit, serta mengabaikan informasi yang tidak masuk
akal. Kemampuan bilingual juga kerap bersinggungan dengan syaraf kognitif
lainnya, sehingga orang yang menguasai bahasa asing dapat lebih mudah
membuka diri terhadap kebudayaan asing, meningkatkan percaya diri, dan
dinilai lebih baik pada tatanan sosial.

III. METODOLOGI

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu mengedepankan


pengumpulan data atau realitas persoalan yang berlandaskan pada pengungkapan apa-
apa yang telah dieksplorasikan atau diungkapkan oleh responden. dan metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Nazir mengatakan dalam
Prastowo (2012) ,metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk meneliti
status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran,
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Prastowo, 2012). Dalam penelitian
ini yang akan diamati yaitu pelaksanaan program sekolah ramah anak dalam empat

20
aspek yaitu komunikasi, sumberdaya, disposisi dan struktur birokrasi. Maka penelitian
ini mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan mengenai Pelaksanaan Program
Madrasah Berasrama di Madrasah Aliyah Negeri Purworejo

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil MAN Purworejo

Madrasah Aliyah Negeri Purworejo berdiri untuk memenuhi kebutuhan rakyat di


daerah Kedu khususnya Kabupaten Purworejo untuk menuntut Ilmu Pengetahuan
Agama Islam pada Perguruan Tinggi Agama, maka perlu dibuka Sekolah Persiapan
Institut Agama Islam Negeri Al Jami’ah Al Islamiyah Al hukumiyah DI Purworejo.

Untuk menyalurkan hasrat dan minat belajar agama islam rakyat di Kabupaten
Purworejo, oleh pemuka-pemuka agama masyarakat, disampaikan kepada Presiden
(sekarang Rektor) Institut Agama Islam Negeri Al Jamia’ah Al Islamiyah Al Hukumiyah
Sunan Kalijaga Yogyakarta, untuk membuka Sekolah Persiapan IAIN Al Jamia’ah Al
Islamiyah Al Hukumiyah di Purworejo.

Selanjutnya oleh Presiden / Rektor IAIN Al Jamia’ah Al Islamiyah Al Hukumiyah


Sunan Kalijaga di Yogyakarta, mengusulkan kepada Menteri Agama RI. Usulan tersebut
disetujui dengan diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor 90 Tahun
1962 pada tanggal 30 September 1962 tentang Pembentukan Panitia Pendiri Sekolah
Persiapan IAIN Al Jamia’ah Al Islamiyah Al Hukumiyah di Purworejo, dengan Brigjen
Sarbini (Pangdam VII Diponegoro), sebagai Pelindung, Mr. Moh. Soleh (Residen Daerah
Kedu), dan M. Slamet Soetohardjono (Bupati Kepala Daerah Tk. II Purworejo), sebagai
Penasehat. Sedangkan Pimpinan / ketua Panitia adalah KH. Damanhuri.

Berdasarkan laporan Panitia Pendiri SPIAIN Al Jami’ah Al Islamiyah Al Hukumiyah


Sunan Kalijaga Purworejo kepada Menteri Agama RI tentang pelaksanaan tugas panitia,
maka Menteri Agama RI mengeluarkan Surat Keputusan tanggal 5 Desember 1962
Nomor 98 Tahun 1962 tentang pembukaan Sekolah Persiapan IAIN (SPIAIN) Al Jami’ah
Al Islamiyah Al Hukumiyah di Purworejo yang kemudian diresmikan pada tanggal 27
Desember 1962 oleh Menteri Agama Republik Indonesia.

21
Dalam proses kegiatan belajar mengajar, kurikulumnya mengacu kepada IAIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, karena siswa-siswanya dipersiapkan untuk melanjutkan ke
Fakulatas – fakultas Perguruan Tinggi IAIN Al Jamiah, dan masa belajarnya dibatasi
selama 2 tahun. Karena mengingat perkembangan pendidikan masa depan, maka
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Agama RI tanggal 27 Desember 1967
Nomor 4 Tahun 1967 masa belajar siswa ditambah dari 2 tahun menjadi 3 tahun.

Dalam rangka usaha pencapaian tujuan Nasional pada umumnya dan


mencerdaskan kehidupan bangsa pada khususnya, serta memberikan kesempatan yang
sama kepada tiap-tiap warga Negara Indonesia untuk memperoleh pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, perlu diambil langkah-langkah untuk
meningkatkan mutu pendidikan pada Madrasah.

Sekolah Persiapan IAIN Al Jami’ah mengalami masa transisi dengan diterbitkannya


Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Menteri
Dalam Negeri, Nomor 6 Tahun 1975, Nomor 037 Tahun 1975, Nomor 36 Tahun 1975
tanggal 24 Maret 1975 tentang Mutu Pendidikan pada Madrasah, dan Keputusan
Menteri Agama RI nomor 17 Tahun 1978 tanggal 16 Maret tentang Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Madrasah Aliyah Negeri.

Berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI tersebut diatas, Sekolah Persiapan IAIN


Al Jamiah Al Ilamiyah Al Hukumiyah Sunan Kalijaga Purworejo dirubah menjadi
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Purworejo. Dan pada hari Senin tanggal 31 Juli 1978,
telah dilakukan serah terima Sekolah Persiapan IAIN “Sunan Kalijaga” dari Rektor IAIN
Sunan Kalijaga H. Zaini Dahlan, MA., kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama
Propinsi Jawa Tengah, DRS. H. Zaini Ahmad Syis.

Adapun Program jurusan yang dikembangkan di MAN Purworejo adalah:


1. Kurikulum Tahun 1980 : Agama-IPA-IPS-BAHASA
2. Kurikulum Tahun 1984 : A1-A2,A3 dan A4
3. Kurikulum Tahun 1994 : IPA-IPS-BHS
4. Kurikulum Tahun 2004 : IA-IS-BAHASA
5. Kurikulum Tahun 2006 : IPA-IPS-BAHASA
6. Kurikulum Tahun 2006 : AGAMA-IPA-IPS-BAHASA (mulai Tahun 2010)

22
7. Kurikulum Tahun 2013 : IIK, IIA, IIS, IBB
Sedangkan pejabat yang pernah memimpin MAN Purworejo adalah:
1. Drs. H. Muhammad Soeripto (Agustus 1978 s/d Mei 1981)
2. Drs. Hadisunarto (Juni 1981 s/d Pebruari 1990)
3. H. Wazir Nuri (Maret 1990 s/d Maret 1996)
4. Drs. H. Abdul Chanan, M.Ag. (April 1996 s/d Mei 2002)
5. Drs. H. Anang Taufik Ghufron, M.Ag. (Juni 2002 s/d Nopember 2007)
6. Drs. H. Saifurochman (Nopember 2007 s/d September 2012)
7. Drs. H. Wachid Adib, M.SI. (September 2012 s.d Desember 2017)
8. Khoirul Umam, M.Pd (Januari 2018 s.d Februari 2022)
9. H. Sodikun, S.Ag, M.PdI (Maret 2022 s/d sekarang)

B. Program Asrama MAN Purworejo


1. Tujuan Pendidikan Asrama

Tujuan Pendidikan di Asrama Pelajar Islam Nurul Ulum MAN Purworejo, sesuai
dengan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 6988 Tahun 2019
adalah untuk menumbuhkembangkan peserta didik menjadi pribadi yang;
1. Beriman, bertakwa, berakhlak mulia;
2. Berwawasan kebangsaan dan ke-Indonesia-an;
3. Menguasai dasar-dasar ilmu keislaman;
4. Terampil membaca kitab kuning;
5. Terampil berbahasa Arab dan Inggris;
6. Mampu berpikir kritis, moderat, kreatif, dan inovatif;
7. Memiliki jiwa kepemimpinan yang tangguh.

2. Profil Lulusan

Profil Lulusan Madrasah Berasrama adalah sebagai berikut:

1. Penguasaan dasar-dasar ilmu agama yang didukung oleh kemampuan bahasa Arab
yang memadai. Penguasaan ilmu agama mempunyai fungsi sebagai pondasi dan
dasar-dasar pengembangan keilmuan lebih lanjut.
2. Mampu menguasai bahasa: Indonesia, Arab, dan Inggris, baik tulis maupun lisan.

23
3. Mampu membaca kitab berbahasa arab
4. Mampu menghafalkan Al Quran minimal 5 Juz selama 3 tahun di asrama
5. Mampu melakukan penelitian/riset tingkat dasar
6. Mampu mengaplikasikan kearifan lokal, sebagai wujud apresiasi dan melestarikan
nilai-nilai luhur bangsa.
7. Memapu menguasai teknologi informasi, terutama untuk pembelajaran.
8. Memiliki kamampuan kritis dan moderat terhadap lingkungan sekitar.
9. Mampu berperan sebagai pemimpin di lingkungannya

3. Materi Kurikulum
Materi yang diajarkan di asrama madrasah meliputi:
a. Tahfidzul Quran
1. Kelas X minimal 2 juz
2. Kelas XI minimal 2 juz
3. Kelas XII minimal 1 juz
b. Tahfidzul Hadis
c. Kajian Kitab Pesantren
d. Pengembangan kemampuan berbahasa asing
e. Pengembangan kemampuan Riset Ilmiah
f. Pengembangan kemampuan mendesain seremonial keagamaan

4. Kompetensi Santri

Adapun klasifikasi kompetensi di asrama adalahs ebagai berikut:

a. Program Kitab Kuning, yaitu kelas yang dikhususkan bagi santri yang
mengambil jurusan keagamaan di sekolah dan santri yang mempunyai
kemampuan bahasa arab dan membaca kitab kuning dengan baik.
b. Program Tahfidz, yaitu bagi santri selain jurusan Keagamaan yang ingin lebih
fokus dalam bidang tahfidz.

5. Struktur Kurikulum

Struktur Kurikulum Program Kitab Kuning


JUMLAH JAM PER MINGGU
NO MATA PELAJARAN
X XI XII

24
1 2
1 Bahasa Arab 1 1 1 1
2 Muhadatsah 1
3 Khot 1 1
4 Qawaid 3 3 3 3
5 Tajwid 1 1 1 1
6 Tahfiz 2 2 2 2
7 Bahasa Inggris 1 1
8 Fikih 1 1 1
9 Akhlak 1 1 1 1
Pendampingan belajar
10 malam 8 8 8 8

11 Pembelajaran Riset 2 2 2 2
Jumlah 20 20 20 20

Struktur Kurikulum Program Tahfidz

JUMLAH JAM PER MINGGU


NO MATA PELAJARAN X
XI XII
SMT 1 SMT 2
1 Bahasa Arab 1 1 1 1
2 Muhadatsah 1
3 Imla’ 1
4 Khot 1
5 Tajwid 1
6 Tahfiz 5 5 5 5
7 Bahasa Inggris 1 1 1
8 Fikih 1 1 1
9 Akhlak 1 1 1
10 Hadis 1 1 1
Pendampingan belajar
11 malam 8 8 8 8

12 Pembelajaran Riset 2 2 2 2
Jumlah 20 20 20 20

6. Kitab dan buku rujukan

Adapun kitab dan rujukan adalah sebagai berikut:

1. Bahasa Arab
a. Durusul Lughoh
25
b. Nahwu Wadlih
c. Amtsilah Tasrifiyah
d. Qiroatur Rosyidah
e. Qowaidul Imla`
2. Bahasa Inggris
a. English Grammar in Use
3. Fiqih
a. Safinatun Najah
b. Fatkhul Qorib
c. Al Fiqh Al Wadlih
d. Fiqhun Nisa’
e. Al Tadzhib
4. Ahklaq
a. Ta`limul Muta`allim
b. Taisirul Khollaq
c. Akhlaqun Nisa’
d. Ayyuhal Walad
5. Hadits
a. Arbain Nawawiyah
b. Bulughul Marom
6. Tafsir
a. Al Ibriz
b. Tafsir Jalalain

7. Proses Pembelajaran

A. Pembinaan Kehidupan Keagamaan


1. Sholat Wajib Berjamaah
Sholat berjamaah merupakan ruh asrama madrasah. Pembiasaan sholat
berjamaah menjadi fokus utama pembinaan jiwa keagamaan peserta didik.
2. Tadarus al-Quran
Ditujukan untuk mendukung peserta didik agar fashih membaca al Qur’an.
3. Tahfiz al-Quran
Tahfizh Quran atau hafalan al-Quran termasuk di antara program kegiatan
pembinaan kehidupan keagamaan yang pokok di Madrasah berasrama.
Diharapkan agar para siswa setelah lulus dari madrasah mempunyai hafalan Al
Qur’an minimal 2 dan surat-surat pilihan juz disamping ayat-ayat pilihan yang
terdapat pada materi PAI.
4. Tahfizh Hadits
Tahfizh Hadis adalah kegiatan untuk menghafalkan hadits-hadits pilihan dari
materi PAI dan materi dari kitab al-Arba’in an-Nawawiyyah karya Imam
Nawawi atau kitab riyadhush solihin.
5. Kajian Kitab Kuning (Qira’atul Kutub)
Kajian kitab kuning dilaksanakan secara rutin di asrama dengan dibimbing oleh

26
pembina asrama dalam rangka membentuk siswa yang berakhlakul karimah
dan berwawasan Islam rahmatan lil’alamin.
6. Pembiasaaan Ibadah Harian
Ditujukan agar para peserta didik terbiasa melaksanakan ibadah wajib dan
Sunnah dalam kesehariannya.
7. Pembinaan Imam Shalat
Ditujukan agar para peserta didik terlatih sebagai imam shalat dalam
kehidupan sehari-hari.
8. Pembinaan Kultum dan Khatib Jum’at
Untuk melatih peserta didik menjadi khotib sholat Jumat.
9. Latihan Dai/Daiyat
Untuk melatih keterampilan berpidato di muka umum (public speaking),
peserta didik diberikan materi latihan ceramah di asrama secara bergantian.
10. Kajian Tematik/Diskusi Keagamaan
Untuk melatih keterampilan peserta didik dalam menyampaikan ide dan
pendapat dalam sebuah forum kajian ilmiah dan melatih menyelesaiakan
problem di lingkungan dengan musyawarah.

B. Pembinaan Kehidupan Keasramaan


Pembinaan kehidupan keasramaan dimaksudkan sebagai bentuk aktualisasi
nilai-nilai keagamaan dalam konteks kehidupan sehari-hari sebagai makhluk
pribadi dan makhluk sosial. Adapun pembinaan yang dimaksud adalah :
1. Pembinaan Akhlakul Karimah
Pembinaan akhlakul karimah dilakukan dalam bentuk pembiasaan nilai-nilai
keislaman seperti pembiasaan 3 S (senyum, salam dan sapa) dan lain-lain.
2. Program Mudzakaroh
Program Mudzakaroh ini merupakan kegiatan belajar kelompok di Asrama
yang diarahkan untuk berbagi pengetahuan dan kemampuan akademik.
3. Pengembangan Literasi
Program ini ditujukan untuk mengembangkan kemampuan dan budaya literasi
siswa.
4. Olahraga
Olah raga dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan peserta
didik. Kegiatan ini dilakukan secara periodik disesuaikan dengan jadwal yang
diatur oleh masing-masing madrasah.
5. Gerakan Budaya Bersih
Gerakan Budaya Bersih merupakan pembentukan kebiasaan hidup sehat
melalui kegiatan melatih kepedulian dan rasa tanggung jawab siswa terhadap
kebersihan dan ketertiban lingkungan Asrama madrasah.
6. Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan salah satu fokus pembinaan di Asrama madrasah yang

27
bertujuan untuk menciptakan atmosfer yang kondusif bagi pengembangan
intelektual dan kepribadian peserta didik. Implementasi dari pembinaan
kedisiplinan dituangkan dalam bentuk tata tertib asrama.
7. Latihan Kepemimpinan dan Berorganisasi
Kegiatan ini bertujuan melatih siswa-siswi agar memiliki jiwa kepemimpinan.
Program ini dilaksanakan dalam bentuk organisasi kesiswaan di asrama.

C. Pembinaan Kebahasaan
Pembinaan kebahasaan dilakukan dengan berbagai cara, antara lain sebagai
berikut :
1. Pemberian mufrodat dan vocabulary
Dilakukan untuk memperkaya kosakata Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.
2.Kultum dengan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris
Setiap siswa secara periodik menjadi penceramah di depan teman-temannya
3.Pembentukan bi’ah lughawiyah
Kewajiban bagi semua siswa untuk berbahasa Arab dan Inggris dalam
kesehariannya.
4.Khitobah dan speech contest
Dilakukan secara periodik dan bergiliran.

8. Penilaian Pembelajaran
Aspek penilaian pembelajaran peserta didik di asrama meliputi penilaian
akademik dan penilaian non akademik. Penilaian akademik memakai standar
penilaian yang berlaku di MA pada umumnya. Sedangkan penilaian non akademik
dilakukan secara terpisah meliputi aspek kepribadian dan sosial. Aspek kompetensi
kepribadian dan sosial antara lain adalah ketaatan beragama, tanggung jawab,
kedisiplinan, kebersihan dan kerapian. Dengan demikian, aspek yang dinilai dari
kehidupan siswa di asrama bersifat utuh dan menyeluruh. Hasil penilaian
pembelajaran di asrama dapat dijadikan dasar pertimbangan penilaian pembelajaran
reguler selama memiliki keterkaitan kompetensi yang dipelajari.
Aspek kehidupan berasrama, indikator, dan teknik penilaian dirangkum
dalam bentuk Tabel berikut.

Aspek, indikator, dan teknik penilaian


ASPEK TEHNIK
NO INDIKATOR
PENILAIAN PENILAIAN
a. Program Pendidikan:
2. Al Qur’an dan Hadits
1. Tahsin al Qur’an Kualitas bacaan Tes lisan
2. Tahfidz al Hadis Kuantitas dan kualitas hafalan Tes lisan
3. Pengajian Kitab
1. Akidah Akhlak Penguasaan konten Tes tulis/Lisan
28
2. Fikih Penguasaan konten Tes tulis/Lisan
3. Tauhid Penguasaan konten Tes tulis/Lisan
4. Hadits Penguasaan konten Tes tulis/Lisan
5. Imla’ Penguasaan konten Tes tulis/Lisan
6. Tajwid Penguasaan konten Tes tulis/Lisan
4. Pengembangan Bahasa Asing
1. Bahasa Arab Penguasaan konten Tes tulis/Lisan
2. Bahasa Inggris Penguasaan konten Tes tulis/Lisan
b. Program Pembinaan
A. Amaliah Keagamaan
1. Ibadah Wajib Kuantitas siswa dalam mengikuti kegiatan Observasi
2. Ibadah Sunnah Kuantitas siswa dalam mengikuti kegiatan Observasi
3. Wirid dan Do’a Kuantitas siswa dalam mengikuti kegiatan Observasi
B. Akhlak dan Etika
Performen siswa ketika bertemu guru dan
1. Etika Salam temannya Observasi
Performen siswa ketika berkomunikasi
2. Etika Berbicara dengan guru dan guru dan temannya Observasi
3. Etika Berpakaian Performen siswa ketika berpakaian Observasi
Performen siswa ketika berinteraksi
4. Etika Pergaulan dengan guru dan temannya Observasi
C. Kerapian Dan Kebersihan
Integritas siswa dalam menjaga
1. Badan
kebersihan jasmani Observasi
Integritas siswa dalam menjaga
2. Pakaian
kebersihan jasmani Observasi
Integritas siswa dalam menjaga
3. Kamar
kebersihan jasmani Observasi
D. Kedisiplinan dan Ketertiban
1. Ibadah Kuantitas siswa dalam mengikuti kegiatan Dokumentasi
Pembelajaran
2. Tambahan Kuantitas siswa dalam mengikuti kegiatan Dokumentasi
3. Perijinan Tingkat kedisiplinan siswa Dokumentasi
Ketaatan Terhadap Tata
4. Tertib Kualitas ketaatan siswa Dokumentasi
E. Keterampilan Keagamaan dan Kepemimpinan
1. Imam Shalat Kualitas siswa dalam memenuhi tugas Observasi
2. Khutbah Kualitas siswa dalam memenuhi tugas Observasi
3. Kepemimpinan Kecakapan berorganisasi Observasi

29
C. Pelaksanaan Madrasah Berasrama di MAN Purworejo
1. Nama Asrama
Asrama Madrasah Aliyah Negeri Purworejo diberi nama Asrama Pelajar Islam Nurul Ulum
MAN Purworejo.
2. Data Santri
a. Santri Putra
Santri Putra berjumlah 28 orang, berasal dari Purworejo, Magelang, Kebumen, Jakarta,
Depok dan Palembang
3. Santri Putri
Santri Putra berjumlah 82 orang, dengan menempati 7 ruang kamar

4. Personalia Pengelola
Personalia Pengelola Asrama terdiri dari
1. Kepala Asrama : H. Mukhamad Arwani, S.Ag, MA
2. Bendahara Asrama : Yuli Heri Umayati, S.Pd
3. Bagian Rumah Tangga : Afina Fidiyana, S.IP
4. Bagian Kurikulum : Miftahudin, M.Pd
5. Bagian Konsultasi Psikologi : Diah Ika Pratiwi, S.Psi, Psikolog
6. Bagian Humas : Windarso, M.Pd, Firman yasin, AW, S.Pd I
7. Guru Diniyah
No Nama Bidang Ajar
1 H. Mukhamad Arwani Qawa’id, Fiqih dan Tarikh
2 Windarso Fiqih
3 Firman Yasin AW Al Quran
4 Miftahudin Tauhid
5 Abdul Hakim Akhlak
6 Sirojul Munir Shorof/Imla’, Al Quran
7 Siti Malichah Al Quran, Qawa’id
8 Nurul Aisyah Tajwid, Al Quran, Tahfidz
9 Rif’an Yisa Al Quran, Tahfidz
10 Sumarni Tilawah

8. Wali Asrama
a. Siti Malichah
b. Nurul Aisyah
c. Rif’an Yisa
5. Kegiatan Santri
1. Harian
No Waktu Kegiatan Penanggungjawab
1 04.00-04.30 Sholat Subuh Berjamaah Wali Asrama
2 04.30-06.00 Tahsin & Tahfidz Dewan Asatidz
3 06.00-07.00 Persiapan Sekolah
4 07.00-12.00 KBM di sekolah
5 12.30-13.00 Shalat Dzuhur Berjamaah & Wali Asrama
Makan siang
6 13.30-15.30 Kegiatan Madrasah Diniyah Dewan Asatidz
7 16.00-16.30 Shalat Ashar Berjamaah Wali Asrama
8 16.30-17.30 Bersih-bersih Individual
30
No. Waktu Kegiatan Penanggungjawab
1 Kamis Yasin Tahlil Wali Asrama
18.00-19.00 Dzikir Ratib Al Haddad
Istighotsah
19.30-21.00 Simtudduror, Latihan Khitobah Wali Asrama
2 Ahad Tilawah Ustadzah Sumarni
07.00-08.00
08.00-09.00 Kerja Bakti Wali Asrama
19.30-20.30 Pelatihan Murottal Metode Bil Siti Malichah, S.Pd
Qolam
20.30-21.30 Bandongan Kitab Al Arba’in An Mukhamad Arwani
Nawawi dan Khulashoh Nuril
Yaqin
9 17.30-18.00 Shalat Maghrib Berjamaah Wali Asrama
10 18.15-19.30 Tahsin Al Qur’an Dewan Aasatidz
11 19.30-20.00 Shalat Isya’ Berjamaah Wali Asrama
12 20.00-21.30 Peminatan Tahfidz & Kitab Dewan Asatidz
Kuning
13 22.00-04.00 Istirahat Wali Asrama

D. Madrasah Berasarama dan Peningkatan Mutu Madrasah MAN Purworejo


1. Pengembangan Afektif
Dirancang sebagai pendukung proses belajar-mengajar di sekolah, kegiatan di
asrama lebih diarahkan pada upaya membekali siswa dengan nilai-nilai yang sejalan
dengan semangat dan tujuan pendidikan. Salah satu tujuan utama asrama pada
sekolah/madrasah berasrama (boarding school) adalah dapat menjadi wahana
pendidikan, dan pendampingan siswa dengan mengembangkan nilai-nilai afektif
melalui pendekatan keagamaan sehingga terbentuk kesucian jiwa yang mewujud
sebagai akhlak mulia ataupun melalui kegiatan-kegiatan pro-sosial yang dapat
menumbuhkan rasa pada kecerdasan sosial dan emosional siswa sehingga tumbuh
menjadi bagian dari perilaku mereka sehari-hari.
Di Asrama Pelajar Islam Nurul Ulum MAN Purworejo, pengembangan Afektif
Peserta Didik diwujudkan dalam beberapa hal, yakni:

a. Bimbingan keagamaan

Bimbingan keagamaan berupa program pengajian. Pengajian ini dilakukan

31
dengan memberikan materi-materi keagamaan yang meliputi bimbingan praktik
ritual (Fikih) dan pengenalan ajaran-ajaran Islam dasar tentang tauhid, tasawuf,
dan sejarah Islam. Selain itu pengajian dapat juga berupa pendalaman Al Quran
(hafalan, tajwid, tafsir) dan lain sebagainya. Bimbingan ini diwujudkan dalam
program pembelajaran Diniyyah sore hari setelah sekolah dan malam hari.

Hasil yang dicapai santri-santri Asrama Nurul Ulum MAN Purworejo cukup
baik. Terbukti dalam waktu 1 tahun pelajaran, hafalan beberapa santri sudah
mencapai 3-5 juz Al Qur’an, 20-30 Hadits Arba’in

b. Mengasah kepekaan dan sikap pro-sosial

Untuk mengasah kepekaan dan sikap pro-sosial, Asrama Pelajar Islam Nurul
Ulum membuat program-program dalam rangka mempererat hubungan siswa
misalnya, pada waktu-waktu tertentu siswa merawat teman yang sakit,
berkunjung ke rumah teman yang sakit, berbagi makanan di kala penjengukan
dan sebagainya.

c. Mengambil ‘ibrah dari kegiatan rutin harian

Beberapa fasilitas yang terdapat di dalam asrama Pelajar Islam Nurul Ulum
dikelola untuk memfasilitasi pengembangan sikap para siswa. Fasilitas ruang
makan, misalnya dapat dijadikan sarana belajar bagi para siswa untuk menggali
nilai-nilai terpuji. Siswa dapat belajar sabar dan menghargai orang lain dengan
“antrean” sebelum makan, duduk dengan tertib dan membaca doa menjadikan
siswa lebih bersyukur dengan nikmat yang didapat, mencuci piring setelah
makan dan meletakkannya ke tempat semestinya menjadikan para siswa cinta
kebersihan dan bertanggung jawab. Semua rangkaian aktivitas di ruang makan
dapat dijadikan ‘ibrah (pembelajaran) yang mahal yang mungkin luput diajarkan
di ruang kelas yang dapat mengembangkan kemampuan untuk menghayati
nilai-nilai kehidupan.

2. Pengembangan Kognitif

32
Asrama Pelajar Islam Nurul Ulum menjadikan asrama sebagai tempat
belajar untuk meningkatkan ilmu. Pelajaran yang telah disampaikan oleh guru-
guru di sekolah/madrasah harus diulangi kembali di asrama dengan maksud
untuk meningkatkan pemahaman. Kewajiban para pengasuh sebagai orang tua
dalam hal ini adalah melakukan pembinaan untuk mengontrol anaknya
(siswanya) agar dapat memanfaatkan waktu untuk belajar, memberikan dan
menjaga ruang dan waktu yang kondusif buat anak-anaknya dalam balajar. Oleh
karena itu, kaitannya dengan fungsi ini asrama sangat memegang peranan
penting dalam peningkatan pemahaman keilmuaan siswa. Sehingga
guru/pengasuh asrama yang berkualitas menjadi komponen utama yang dituntut
pertanggungjawabannya.

Dalam kerangka itu, pengelola asrama yang dalam hal ini adalah
guru/pengasuh memainkan perannya secara efektif, bisa menjalankan tugasnya
secara maksimal, dan mampu memberikan gagasan untuk menjadikan asrama
sebagai wahana berikut:

a. Asrama sebagai rumah siswa

Dalam model sekolah berasrama menurut keberhasilan para siswa


dalam belajar formal banyak berhubungan dengan corak pengaturan dan
kondisi kehidupan di asrama. Karenanya guru/pengasuh asrama selaku orang
tua diberdayakan agar mampu menciptakan suasana yang dibutuhkan
anaknya (siswa) sebagaimana mereka berada di rumah. Hal ini ditunjukkan
pada prestasi akademik akhir semester, di mana rata-rata hasil penilaian
Akhir Semester santri-santri Asrama lebih tinggi dari pada kelas non Asrama.

Seluruh siswa tidak hanya bersama selama pembelajaran di kelas tetapi


juga kemudian hidup bersama (serumah) di asrama. Dalam konteks inilah
asrama mempunyai kedudukan dan fungsi yang sama dengan rumah. Para
guru/pengasuh yang ada di asrama mempunyai kedudukan dan fungsi yang
sama dengan orang tua (ayah-ibu) yang ada di rumah. Para guru/pengasuh di
asrama karena dititipkan amanah dari para orang tua bertanggung jawab
33
membimbing, mengasuh, mengayomi penghuni asrama sama seperti orang
tua di rumah yang dititipkan amanah anak dari Allah Swt. dengan penuh
kesabaran dan kasih sayang.

b. Asrama sebagai wadah komunitas pendukung pembelajaran

Asrama pada tiap sekolah berasrama harus dirancang untuk


memfasilitasi siswa belajar secara nyaman dan tenang, untuk kegiatan-
kegiatan kelompok siswa. Asrama dapat dijadikan wadah untuk membangun
suatu komunitas yang mendukung proses pembelajaran. Dalam rangka
menciptakan komunitas pembelajaran, guru/pengasuh asrama peka dengan
kebutuhan para penghuni asrama dengan menyediakan pendukung
pembelajaran, misalnya dengan membuat jadwal belajar bersama,
memastikan bahwa siswa memanfaatkan waktu belajar dengan efektif, dan
melakukan pengawasan serta bimbingan belajar.

3. Pengembangan ranah psikomotorik

Dalam hal mengembangkan ranah psikomotorik, asrama siswa sangat


potensial untuk dapat dijadikan wahana pengembangan yang di antaranya:

a. Menjadikan Asrama sebagai wadah berorganisasi

Dalam pembentukan organisasi pada Asrama Pelajar Islam Nurul


Ulum MAN Purworejo, santri-santri membentuk organisasi santri yang
mengurus kegiatan dan kebutuhan santri. Struktur Kepengurusan Santri
Asrama Nurul Ulum adalah sebagai berikut:

1. Lurah Asrama
2. Sekretaris
3. Bendahara
4. Bidang Pendidikan
5. Bidang Kebersihan
6. Bidang Keamanan

34
7. Ketua Kamar

Tujuan pembentukan organisasi siswa di asrama adalah: 1) sebagai


representasi siswa asrama, 2) mewakili para siswa atau kelompok siswa, 3)
membantu siswa asrama menjalani kehidupan berasrama yang positif, 4)
mendukung inisiatif penghuni asrama untuk membangun komunitas di
lingkungannya, 5) menciptakan kesempatan bagi seluruh penghuni asrama
untuk mengembangkan minat dan bakat atau potensinya, 6) menjalankan
kepemimpinan dalam seluruh kegiatan siswa di dalam asrama, 7) membahas,
mempertimbangkan, dan menentukan pendapat tentang masalah apa saja yang
bertalian atau menyangkut kehidupan berasrama.

b. Asrama sebagai wadah pengembangan ekstrakurikuler

Para siswa penghuni asrama di tiap sekolah berasrama tentunya memiliki


bakat dan minat atau potensi yang beragam. Ada yang berbakat dan berminat
dalam cabang-cabang tertentu dalam olah raga, dan ada pula yang berminat di
bidang seni dan budaya tertentu. Lewat perencanaan ekstrakurikuler dan
ketersediaan tenaga kependidikan yang handal, beragam bakat dan minat siswa
ini dapat dikembangkan secara optimal.

Pengembangan bakat dan minat masing-masing siswa di bidang seni musik,


seni rupa, olahraga, dan jenis kegiatan lain juga bisa dilakukan siswa di luar jam
pelajaran sekolah dengan menggunakan fasilitas yang tersedia di lingkungan
asrama. Karenanya, asrama yang layak pada sebuah sekolah berasrama
diharapkan memiliki sejumlah fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk
mengembangkan potensi siswa dalam olahraga, seni dan budaya.

Sejumlah fasilitas olahraga seperti lapangan sepak bola, ruang serba guna
yang memiliki fasilitas olahraga, ruang kesenian yang memadai untuk seni rupa
dan seni tari, ruang musik yang dilengkapi dengan peralatan musik, baik
tradisional maupun modern seyogyanya dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah
berasrama. Selain kegiatan seni dan olahraga, pembiasaan dan pengembangkan

35
kemampuan berbahasa asing, misalnya bahasa Arab dan Inggris dari masing-
masing siswa juga dapat dilakukan secara aktif. Bentuk kegiatan untuk
mendukung proses pembiasaan berbahasa asing dapat dilakukan dengan
mengadakan pemberian kosa kata, percakapan, lomba-lomba berpidato atau
bercerita, debat dan menulis dalam bahasa asing dan lain sebagainya.

Mengusai bahasa asing menjadikan seseorang memiliki kemampuan


multibahasa (bilingual) yang bisa membantu seseorang mendapatkan nilai
tambah dalam kehidupan dan penghidupan. Serta dapat meningkatkan
kemampuan untuk fokus dalam menghadapi gangguan, membuat keputusan
terhadap alternatif yang sulit, serta mengabaikan informasi yang tidak masuk
akal. Kemampuan bilingual juga kerap bersinggungan dengan syaraf kognitif
lainnya, sehingga orang yang menguasai bahasa asing dapat lebih mudah
membuka diri terhadap kebudayaan asing, meningkatkan percaya diri, dan
dinilai lebih baik pada tatanan sosial.

V. PENUTUP

a. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat di tarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan Program Madrasah Berasrama (Boarding School) di MAN Purworejo


sudah berjalan cukup baik walau saat ini masih dalam tahap rintisan tahun pertama
dan masuk tahun kedua. Program ini juga sudah didukung oleh stakeholder
madrasah yang terdiri dari kepala madrasah, komite, guru, wali siswa, dan
masyarakat.

2. Program Madrasah Berasrama ini memberikan kontribusi yang sangat besar


terhadap peningkatan mutu pendidikan di MAN Purworejo dengan Indikator :
meningkatnya prestasi Akademik dan Non Akademik, dan hasil hafalan Al Quran dan
Hadits dan menjadi rujukan orang tua di dalam memilih Pendidikan menengah
(SLTA)

b. Rekomendasi

36
Dari Beberapa simpulan dan paparan hasil penelitian, dapat direkomendasikan beberapa
hal sebagai berikut :
5. Untuk Kementerian Agama : Penyelenggaraan program madrasah berasrama perlu
mendapat dukungan sepenuhnya dari pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama
dalam hal Pembinaan dan pengembangan program dan sarana prasarana
6. Bagi stakeholder pendidikan : perlu adanya sosialisai ke masyarakat untuk
menyebarluaskan program madrasah berasrama di MAN Purworejo agar dapat
diketahui secara luas.
7. Bagi Guru dan tenaga kependidikan di MAN Purworejo sudah seharusnya untuk terus
menerus mengadakan perbaikan menuju pelaksanaan pendidikan yang lebih
berkualitas. guru bisa memberikan dukungan dan motivasi kepada anak didik agar
sukses di dalam mengikuti program asrama.
8. Bagi Siswa : agar lebih termotivasi di dalam belajar di asrama karena fakta
membuktikan bahwa madrasah berasrama mampu memberikan kebutuhan siswa
akan pembelajaran yang konprehensif, yang meliputi afektif, kognitif dan
psikomotorik.

37
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Hery Noer. (1999). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Logos.


Ali, Nizar dan Ibi Syatibi. (2009). Manajemen Pendidikan Islam: Ikhtiar Menata
Kelembagaan Pendidikan Islam. Cetakan I. Yogyakarta: Pustaka Isfahan.
Baedowi, Ahmad dkk. (2005). Panduan Pengelolaan Asrama. Jakarta: Yayasan Sukma.
Baedowi, Ahmad dkk. (2005). Blue Print Sekolah Sukma Bangsa. Jakarta: Yayasan
Sukma.
Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
El Saha, M. Ishom dan Amin Haedari. (2008). Manajemen Kependidikan Pesantren.
Jakarta: Trans Wacana Jakarta.
Harsanto, R. (2007). Pengelolaan Kelas yang Dinamis: Paradigma Baru Pembelajaran
Menuju Kompetensi Siswa. Yogyakarta: Kanisius.
Nata, Abudin (2010). Manajemen Pendidikan: Mengatasi kelemahan Pendidikan Islam
di Indonesia. Edisi III. Cetakan IV. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Purwanto, M. Ngalim. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rokhman, Wahibur. (2002). Paradigma Baru Manajemen SDM. Yogyakarta: Amara
Books.
Santrock, John W. (2008). Psikologi Pendidikan. Terj. Tri Wibowo. Jakarta: Kencana.
Sudijono, Anas. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Bahasa.
LAMPIRAN 1

PROFIL MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOREJO


PROFIL MADRASAH

A. Identitas Madrasah
a. Nama Madrasah : MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOREJO
b. Nomor Statistik : 131133060001
c. NPSN : 20363187
d. Status Madrasah :Negeri
e. NPWP : 00.158.870.6-531.000
f. Alamat
1. Jalan/Nomor : Jl. Brigjend Katamso Pangenjurutengah Purworejo
2. Desa / Kelurahan : Pangenjurutengah
3. Kecamatan : Purworejo
4. Kab / Kota : Purworejo
5. Propinsi : Jawa Tengah
6. Kode Pos : 54113
7. Telepon/Fax : 0275-321208, 321549
8. E-mail madrasah :manpwrj@gmail.com
9. Web madrasah : website: https://www.manpurworejo.sch.id/
g. Tahun Berdiri / Izin : 1978
g. No. SK izin : Keputusan Menteri Agama RI nomor 17 Tahun 1978
g. Tgl. Sk izin : 16 Maret 1978
g. Status Akreditasi : A (Unggul)
g. Tahun akreditasi : 2019
g. No. SK Lembaga : 817/BAN-SM/SK/2019
g. Tgl. SK Lembaga : 01 Oktober 2019
g. Identitas Kepala Madrasah
1. Nama Kamad : Khoirul Umam, M.Pd
2. NIP : 197201011998031005
3. Pangkat/Golongan : Pembina/ IV a
4. Tempat/Tgl Lahir : Magelang, 01 Januari 1972
5. Jenis Kelamin : Laki-Laki
6. Pendidikan : S2
7. Alamat Rumah : Pendem, Salaman Magelang

o. Identitas Komite Madrasah


1. Periode Komite : 2019-2021
2. Susunan Pengurus
1. 1 Drs. H. Bastomi Ketua
2. 2 Drs. Fathurahman, MM Sekretaris
3. 3 H. Haryanto, S.Ag Bendahara
4. 4 KH. Muslich Bidang Pengelolaan
5. 5 Agus Setiyono Bidang Sarana Prasarana
6. 6 Abdul Qohar, M.Pd Bidang Akademik
7. 7 Drs. H. Jazim Hamidi Bidang Alumni
8. 8 K. R. Harun Muchlas Bidang Humas

Sebagai sebuah lembaga pendidikan Islam di bawah naungan Kementerian Agama,


MAN Purworejo mendapat mandat:
a. Mengemban amanah sebagai sekolah umum berciri khas islam, yang menyelenggarakan
pendidikan mapel-mapel umum dan pendidikan mapel-mapel PAI;
b. Mengemban amanah sebagai madrasah yang mengembangkan kemampuan akademik
dan non akademik berdasarkan prinsip pendidikan multiple intelligence;
c. Mengemban amanah sebagai madrasah ketrampilan; dan
d. Mengemban amanah untuk meningkatkan kemampuan tahfidh, mengintegrasikan nilai-
nilai ramah anak, cinta dan peduli lingkungan serta menanamkan akhlakul karimah berdasarkan
nilai-nilai islam.
Dalam melaksanakan kegiatannya, MAN Purworejo wajib menjunjung tinggi dan
mengamalkan nilai-nilai lima Budaya Kerja Kementerian Agama, sebagai berikut :
1. Integritas : Keselarasan Antara Hati, Pikiran, Perkataan, dan Perbuatan Yang Baik
dan Benar;
2. Profesionalitas : Bekerja secara Disiplin, Kompeten, dan Tepat Waktu dengan
Hasil Terbaik;
3. Inovasi : Menyempurnakan yang Sudah Ada dan Mengkreasi Hal Baru Yang
Lebih Baik;
4. Tanggung Jawab : Bekerja Secara Tuntas dan Konsekuen; dan
5. Keteladanan : Menjadi Contoh Yang Baik bagi Orang Lain.

B. Tujuan Madrasah
Dalam konteks nasional penyelenggaraan pendidikan di Indonesia berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan fungsi tersebut maka
penyelenggaraan pendidikan nasional diarahkan dalam rangka untuk mencapai tujuan yaitu
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia Indonesia yang utuh. Yakni
manusia yang memiliki ciri-ciri antara lain: beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.

C. Sejarah Singkat Madrasah


Bahwa mengingat kebutuhan rakyat di daerah Kedu khususnya Kabupaten Purworejo
untuk menuntut Ilmu Pengetahuan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Agama, maka perlu
dibuka Sekolah Persiapan Institut Agama Islam Negeri Al Jami’ah Al Islamiyah Al hukumiyah
DI Purworejo.
Untuk menyalurkan hasrat dan minat belajar agama islam rakyat di Kabupaten
Purworejo, oleh pemuka-pemuka agama masyarakat, disampaikan kepada Presiden
(sekarang Rektor) Institut Agama Islam Negeri Al Jamia’ah Al Islamiyah Al Hukumiyah Sunan
Kalijaga Yogyakarta, untuk membuka Sekolah Persiapan IAIN Al Jamia’ah Al Islamiyah Al
Hukumiyah di Purworejo.
Selanjutnya oleh Presiden / Rektor IAIN Al Jamia’ah Al Islamiyah Al Hukumiyah Sunan
Kalijaga di Yogyakarta, mengusulkan kepada Menteri Agama RI. Usulan tersebut disetujui
dengan diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor 90 Tahun 1962 pada tanggal
30 September 1962 tentang Pembentukan Panitia Pendiri Sekolah Persiapan IAIN Al Jamia’ah
Al Islamiyah Al Hukumiyah di Purworejo, dengan Brigjen Sarbini (Pangdam VII Diponegoro),
sebagai Pelindung, Mr. Moh. Soleh (Residen Daerah Kedu), dan M. Slamet Soetohardjono
(Bupati Kepala Daerah Tk. II Purworejo), sebagai Penasehat. Sedangkan Pimpinan / ketua
Panitia adalah KH. Damanhuri.
Berdasarkan laporan Panitia Pendiri SPIAIN Al Jami’ah Al Islamiyah Al Hukumiyah
Sunan Kalijaga Purworejo kepada Menteri Agama RI tentang pelaksanaan tugas panitia, maka
Menteri Agama RI mengeluarkan Surat Keputusan tanggal 5 Desember 1962 Nomor 98 Tahun
1962 tentang pembukaan Sekolah Persiapan IAIN (SPIAIN) Al Jami’ah Al Islamiyah Al
Hukumiyah di Purworejo yang kemudian diresmikan pada tanggal 27 Desember 1962 oleh
Menteri Agama Republik Indonesia.
Dalam proses kegiatan belajar mengajar, kurikulumnya mengacu kepada IAIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, karena siswa-siswanya dipersiapkan untuk melanjutkan ke Fakulatas –
fakultas Perguruan Tinggi IAIN Al Jamiah, dan masa belajarnya dibatasi selama 2 tahun.
Karena mengingat perkembangan pendidikan masa depan, maka sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Agama RI tanggal 27 Desember 1967 Nomor 4 Tahun 1967 masa belajar
siswa ditambah dari 2 tahun menjadi 3 tahun.
Dalam rangka usaha pencapaian tujuan Nasional pada umumnya dan mencerdaskan
kehidupan bangsa pada khususnya, serta memberikan kesempatan yang sama kepada tiap-
tiap warga Negara Indonesia untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan, perlu diambil langkah-langkah untuk meningkatkan mutu pendidikan pada
Madrasah.
Sekolah Persiapan IAIN Al Jami’ah mengalami masa transisi dengan diterbitkannya
Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Menteri Dalam
Negeri, Nomor 6 Tahun 1975, Nomor 037 Tahun 1975, Nomor 36 Tahun 1975 tanggal 24 Maret
1975 tentang Mutu Pendidikan pada Madrasah, dan Keputusan Menteri Agama RI nomor 17
Tahun 1978 tanggal 16 Maret tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Madrasah Aliyah
Negeri.
Berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI tersebut diatas, Sekolah Persiapan IAIN Al
Jamiah Al Ilamiyah Al Hukumiyah Sunan Kalijaga Purworejo dirubah menjadi Madrasah Aliyah
Negeri (MAN) Purworejo. Dan pada hari Senin tanggal 31 Juli 1978, telah dilakukan serah
terima Sekolah Persiapan IAIN “Sunan Kalijaga” dari Rektor IAIN Sunan Kalijaga H. Zaini
Dahlan, MA., kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah, DRS.
H. Zaini Ahmad Syis.

Adapun Program jurusan yang dikembangkan di MAN Purworejo adalah:


1. Kurikulum Tahun 1980 : Agama-IPA-IPS-BAHASA
2. Kurikulum Tahun 1984 : A1-A2,A3 dan A4
3. Kurikulum Tahun 1994 : IPA-IPS-BAHASA
4. Kurikulum Tahun 2004 : IA-IS-BAHASA
5. Kurikulum Tahun 2006 : IPA-IPS-BAHASA
6. Kurikulum Tahun 2006 : AGAMA-IPA-IPS-BAHASA (mulai Tahun 2010)
7. Kurikulum Tahun 2013 : IIK, IIA, IIS, IBB

Sedangkan pejabat yang pernah memimpin MAN Purworejo adalah:


1. Drs. H. Muhammad Soeripto (Agustus 1978 s/d Mei 1981)
2. Drs. Hadisunarto (Juni 1981 s/d Pebruari 1990)
3. H. Wazir Nuri (Maret 1990 s/d Maret 1996)
4. Drs. H. Abdul Chanan, M.Ag. (April 1996 s/d Mei 2002)
5. Drs. H. Anang Taufik Ghufron, M.Ag. (Juni 2002 s/d Nopember 2007)
6. Drs. H. Saifurochman (Nopember 2007 s/d September 2012)
7. Drs. H. Wachid Adib, M.SI. (September 2012 s.d Desember 2017)
8. Khoirul Umam, M.Pd (Januari 2018 s.d sekarang)

D. Capaian Kegiatan Peningkatan Akses, Mutu, dan Relevansi Madrasah


1. Pengembangan Standar Isi
Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, Muatan kurikulum,
Ketuntasan Belajar, Kriteria kenaikan kelas dan kelulusan mata pelajaran, pedoman
penilaian, peminatan, pendidikan kecakapan hidup, pendidikan keunggulan/ciri khas
madrasah, kalender pendidikan. Dokumen tersebut terhimpun dalam kurikulum tingkat
satuan pendidikan.
Capaian kinerja dalam peningkatan Standar Isi pada saat ini adalah:
a. Dokumen satu KTSP
Dokumen satu KTSP disusun berdasarkan evaluasi dari pelaksanaan/capaian serta
pengembangan dari KTSP tahun pelajaran sebelumnya.
Untuk tahun pelajaran 2020/2021, pelaksanaan KTSP tidak dapat tercapai 100%.
Utamanya pada kegiatan ekstrakurikuler yang 100% tidak dapat terlaksana dikarenakan
adanya pandemi Covid-19 yang tidak diperbolehkannya kegiatan ekstrakurikuler.
Adapun kegiatan pembelajaran tidak dapat terlaksananya 100% dikarenakan kegiatan
pembelajaran secara daring dan menggunakan kurikulum darurat yaitu adanya
pengurangan jam pelajaran sehingga setiap harinya hanya 5 jam pelajaran.
b. Dokumen dua KTSP (silabus dan pengembangannya), 100% lengkap dan memenuhi
Standar Nasional Pendidikan (SNP);
b. Dokumen tiga Kurikulum (RPP), 100% lengkap dan sudah memenuhi Standar Nasional
Pendidikan (SNP); dan
b. Menyusun dokumen kurikulum progran unggulan dan ciri khas madrasah, yang terdiri
dari:
1. Program BTQ
2. Program Kewirausahaan
3. Kelas Keterampilan Tata Busana
4. Kelas Keterampilan Agrobisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP)
5. Program Asrama Pelajar Islam Nurul Ulum MAN Purworejo
6. Program Riset
7. Prgram Tahfidzul Qur’an

2. Pengembangan Standar Proses


Capaian kinerja dalam peningkatan ditinjau dari aspek Standar proses pada saat
ini adalah:
a. Materi pembelajaran digital tiap mata pelajaran melalui platform digital elearning
madrasah;
b. Proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berpedoman pada prosedur; dan
c. Pemberdayaan perpustakaan digital, dimana ada 321 koleksi ebook yang bisa diakses.
Selain itu dalam rangka memenuhi kebutuhan literasi dan sumber belajar,
Perpustakaan memiliki 4.104 buku cetak, yang terdiri dari 3.468 buku non fiksi dan 173
buku referensi, serta berlanggan media berkala secara konsisten.
a. Pelaksanan pembiasaan ibadah yaumiyah dan pembinaan iman dan taqwa; berdoa
sebelum dan sesudah belajar, tadarus, pembacaan asmaul husna, Sholat Dhuha, Sholat Dzuhur
berjamaah, Kultum setelah dhuhur, Pesantren Ramadhan, dan Muhadhloroh;
b. Pelaksanaan program pembelajaran terintegrasi dan kolaborasi (outing class, outdoor
learning goes to campus);
c. Penguatan dan Pengendalian Program 5K terprogram dengan baik;
d. Penguatan dan Pembentukan karakter dan wawasan kebangsaan terprogram dengan
baik;
e. Kegiatan kepramukaan tidak berjalan dengan maksimal karena masa pandemi;
f. Perkemahan Bakti Siswa tidak berjalan karena masa pandemi;
g. Pengenalan Madrasah pada peserta didik baru melalui kegiatan MATSAMA terlaksana
dengan baik;
h. Pengiriman delegasi dalam ajang kompetisi/lomba berjalan dengan efektif;
i. Pembinaan prestasi pada ajang kompetisi akademik dan non akademik terprogram
dengan baik;
j. Pembinaan kebugaran dan kesamaptaan peserta didik tidak berjalan karena masa
pandemi;
k. Penyelenggaraan kegiatan kompetisi siswa dalam bidang akademik ataupun mon
akademik melalui event peringatan hari besar nasional berjalan dengan efektif;
l. Mengikuti even perlombaan sebagai ajang mengasah kompetensi dan kepercayaan
diri peserta didik, unjuk dan gelar minat bakat serta potensi siswa terprogram dengan baik;
m. Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler Disesuaikan kondisi pada Madrasah dengan
kreatifitas peserta didik dan terprogram dengan baik;
n. Penyusunan program dan pelaporan masing-masing kegiatan ekstrakurikuler terprogram
dengan baik tetapi tidak berjalan secara maksimal karena masa pandemi; dan
o. Penyelenggaraan pembelajaran akhir tahun dalam kegiatan wisuda purna siswa dan
Tahfidz belum optimal karena masa pandemi covid-19.

Gambar 1

Market
Day
Gambar 2

Peringatan Hari Besar Islam

Gambar 3

Pembelajaran Peduli Lingkungan


Gambar 4

Gambar 5

Pelatihan Patroli Keamanan Madrasah

Gambar 6
Pelatihan PMR WIRA

Gambar 7

Gotong
Royong Membangun Tenda Pramuka
Gambar 8

Ekstrakurikuler Pencaksilat

Gambar 9
Penghargaan Siswa Berprestasi

Gambar 10

Program Asrama Pelajar Islam Nurul Ulum


Program Asrama Nurul Ulum MAN Purworejo

3. Pengembangan Standar Kompetensi Lulusan


Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk satuan pendidikan menengah digunakan
sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. Standar
Kompetensi Lulusan meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan
menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran, dan standar
kompetensi lulusan minimal mata pelajaran. Standar Kompetensi Lulusan, meliputi: SKL
Mata Pelajaran SMA-MA, capaian kinerja pada standar ini ditinjau dari aspek antara lain:
a. Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran pada setiap jenjang menunjukkan
progres kemajuan;
b. Perlu peningkatan skor diatas nilai kelulusan bagi peserta Try Out (TO);
c. Sebaran kegiatan lulusan/alumni sudah terdokumentasi;
d. Penentuan kriteria kelulusan mengalami peninjauan dan berubahan kearah lebih baik
Adapun terkait aspek diatas dapat dilihat pada Tabel berikut ini:

Tabel 1
Rata-rata KKM Mata Pelajaran dari Tahun 2015-2019
Tahun Tahun Pelajaran Rata-rata KKM Mata Pelajaran
2015 2015/2016 70
2016 2016/2017 71
2017 2017/2018 71
2018 2018/2019 71
2019 2019/2020 73
2020 2021/2022 73

MAN Purworejo melakukan peninjauan dan perubahan KKM menyesuaikan dari intake
siswa, daya dukung, dan kompleksitas dari setiap mata pelajaran. Dalam menetapkan KKM
melalui rapat dewan guru pada awal tahun pelajaran.
Tabel 2
Data Lulusan dan Sebarannya Tahun 2015-2020

Tahun Jumlah Siswa Yang Lulus PTN PTS Kerja lain-lain

2015 285 56 78 94 57
2016 286 64 81 86 55
2017 306 83 92 102 29
2018 312 78 96 72 66
2019 327 72 95 84 76
2020 330 75 96 82 75

Grafik 1
(Grafik Data pada Tabel 2. Data Lulusan dan Sebarannya Tahun 2016-2020)
6. Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah lulusan yang melanjutkan studi lanjut
pada PTN belum menunjukkan kenaikan yang stabil (masih terjadi naik turun), sedangkan yang
melanjutkan di PTS mengalami kenaikan setiap tahunnya.

Tabel 3
Data Prestasi Akademik dan Nonakademik dari tahun 2015-2020

Tahun Jumlah prestasi akademik Jumlah prestasi akademik

2015 11 48
2016 16 36
2017 8 50
2018 8 28
2019 8 6

Grafik 2
Grafik prestasi akademik dan nonakademik

1. Pengembangan Standar Penilaian


Penilaian hasil belajar terdiri dari penilaian oleh pendidik, Penilaian hasil belajar
oleh satuan pendidikan, dan Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Penilaian pendidikan
pada jenjang pendidikan tinggi terdiri atas: Penilaian hasil belajar oleh pendidik, dan
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan tinggi. Penilaian pendidikan pada jenjang
pendidikan tinggi yang diatur oleh masing-masing perguruan tinggi sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Capaian kinerja Madrasah Aliyah Negeri Purworejo di tinjau dari aspek Standar
Penilaian pada saat ini adalah:
a. Terdokumentasikannya Proses penilaian kurikulum 2013;
b. Pengelolaan Program Ulangan Harian, Program Ulangan Harian Bersama, Penilaian
Tenagh Semester, Akhir Semester dan Penilian Akhir Tahun. Ujian Madrasah, TPHBS, Ujian
Praktek dan Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN);
c. Terdokumentasikannya program remedial;
d. Penyempurnaan standar baku format laporan hasil belajar peserta didik; dan
e. Penggunaan Aplikasi Raport Digital (ARD) dalam pelaporan hasil belajar siswa.

Tabel 3
DAFTAR NILAI RATA-RATA UJIAN NASIONAL
MAN PURWOREJO
MATA
PEMINATAN PELAJARAN 2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018 2018/2019
PePELAJARAN
BAHASA
INDONESIA
75,15 78,57 77,11 80,38

BAHASA INGGRIS 41,73 48,04 55,81 55,87


MATEMATIKA 37,98 42,45 43,59 45,05
MIPA FISIKA 35,55
KIMIA 46,61 55,56 60,05 57,95
BIOLOGI 48,42
Rata-rata 47,57 56,18 59,14 59,82

BAHASA
INDONESIA
69,75 74,00 74,57 76,69

BAHASA INGGRIS 38,00 44,58 50,72 48,59


MATEMATIKA 42,76 44,35 37,42 37,82
IPS EKONOMI 54,11
SOSIOLOGI 59,88 66,98 67,16 62,74
GEOGRAFI 66,73
RATA-RATA 55,20 57,48 57,47 56,46
BAHASA
INDONESIA
69,50 65,45 64,75 67,83

BAHASA INGGRIS 41,46 41,55 53,69 49,19


MATEMATIKA 46,38 35,82 39,52 42,14
Bahasa dan
Budaya Antropologi 69,24
Sastra Indonesia 65,64 66,86 74,88 70,62
Bhs Jerman 57,25
RATA-RATA 58,25 52,42 58,21 57,44
BAHASA
INDONESIA
73,93 70,94 72,70 76,99

BAHASA INGGRIS 40,16 38,69 45,17 46,84


Keagamaan MATEMATIKA 45,16 41,64 36,83 45,76
Ilmu Tafsir 84,20
71,25 76,73 80,81
Ilmu Hadis 77,28
Ushul Fikih 78,00
JUMLAH 66,46 55,63 57,68 62,60

2. Peningkatan Kompetensi dan Profesionalitas Guru dan Tenaga Kependidikan

Pembinaan Guru dan tenaga Kependidikan

Gambar 12
Workshop Media TI Pembelajaran
Berikut ini data jumlah guru dan tenaga kependidikan MAN Purworejo

Tabel 4
JumlahGurudanTenagaKependidikan Tahun 2015 - 2019
Tahun Ket.
No. Guru dan Tendik
2015 2016 2017 2018 2019

1 GuruPNS 53 51 49 50 56

2 GuruNONPNS 21 20 17 19 19

3 TendikPNS 6 6 5 5 5

4 TendikNon PNS 15 15 18 20 21

Jumlah 95 93 89 94 101

Tabel 5
Guru PNS dan Non PNS Sudah Sertifikasi Tahun 2015–2019
Tahun Ket.
No. Guru dan Tendik
2015 2016 2017 2018 2019
1 GuruPNS 49 50 46 47 47

2 GuruNON PNS 1 1 1 1 1

Jumlah 50 51 47 48 48

Tabel 6
Guru PNS danNon PNS Belum Sertifikasi Tahun 2015–2019
Tahun
No. Guru dan Tendik Ket.
2015 2016 2017 2018 2019

1 Guru PNS 2 2 3 3 9

Guru
2 20 19 16 18 18
NON PNS

Jumlah 22 21 19 21 27

1. Pengembangan Standar Sarana Prasarana


MAN Purworejo sebagai salah satu Madrasah Aliyah Negeri yang ada di Jawa
Tengah, berupaya untuk melengkapi fasilitas dan sarana pendidikannya, sehingga dapat
memenuhi tuntutan stakeholders akan kualitas proses dan layanan pendidikan yang
diselenggarakannya. Hingga saat ini fasilitas sarana yang ada di MAN Purworejo antara
lain:(1) Laboratorium, (2) Komputer, (3) LCD (setiap kelas), (4) Laptop, (5) Scanner, (6)
Printer, dan (7) Meubelair. Prasarana akademik dapat dibagi dalam 2 (dua) kelompok,
yaitu:
a. Prasarana bangunan. Mencakup lahan dan bangunan gedung baik untuk keperluan ruang
belajar, ruang kantor, ruang pimpinan, ruang guru, ruang multimedia, ruang rapat, ruang
laboratorium, ruang perpustakaan, fasilitas umum dan kesejahteraan, masjid, prasarana olahraga
dan seni; dan asrama yang sedang dalam proses pembangunan
b. Prasarana umum berupa air, sanitasi, drainase, listrik, jaringan telekomunikasi, jaringan
internet dan CCTV, transportasi, parkir, aula, kantin dan taman.
Hingga saat ini MAN Purworejo telah memiliki prasarana dan sarana yang
cukup representatif guna menunjang penyelenggaraan proses pendidikan.Untuk
madrasah diupayakan pengembangannya baik dalam kuantitas dan kualitas guna
mendukung terwujudnya MAN Purworejo menjadi lembaga pendidikan Islam yang
unggul.Data prasarana yang dimiliki oleh MAN Purworejo berupa ketersediaan
lahan dapat dicermati dalam Tabel berikut:
Tabel 7

NO NAMA BARANG LUAS M2 JUMLAH RUANGAN JUMLAH

1 Ruang Kelas 72 M2 30 2160


2 Ruang Perpustakaan 1 112 M2 1 112
3 Ruang Perpustakaan 2 48 M2 1 48
4 Ruang Laboratorium Biologi 120 M2 1 120
5 Ruang Laboratorium Fisika 120 M2 1 120
6 Ruang Laboratorium Kimia 120 M2 1 120
7 Ruang Laboratorium Komputer 72 M2 4 288
8 Ruang Laboratorium Bahasa 72 M2 1 72
9 Ruang Praktik Menjahit 72 M2 1 72
10 Ruang Praktik Tata Boga 72 M2 1 72
11 Ruang Laboratorium Agama 96 M2 1 96
12 Ruang Kepala Madrasah 1 72 M2 1 72
13 Ruang Kepala Madrasah 2 27 M2 1 27
14 Ruang Pimpinan 72 M2 1 72
15 Ruang Guru 144 M2 2 288
16 Ruang Praktik Tata Usaha 39 M2 1 39
17 Tempat Ibadah 104,5 M2 2 209
18 Ruang BP/BK 72 M2 1 72
19 Ruang UKS 72 M2 1 72
20 Ruang OSIS 24 M2 1 24
21 Gudang 1 (OR Kartini) 24 M2 1 24
22 Gudang Persediaan (Kampus 1) 12 M2 1 12
23 Gudang Afkir (Kampus 1) 72 M2 1 72
24 Gudang Arsip 36 M2 1 36
25 Gudang Persediaan (Kampus 2) 16 M2 2 32
26 Ruang Komite 36 M2 1 36
27 Gudang Alat 15 M2 1 15
Gudang Afkir (Kampus 2) 8 M2 1 8
Dapur 15 M2 2 30
28 Jamban 2,25 M2 38 85,5
29 Pos Keamanan 9 M2 1 9
30 Resepsionis 18 M2 2 36
Tempat Bermain/Berolahraga (Kampus 1) 100 M2 1 100
31 Tempat Bermain/Berolahraga (kampus 2) 1200 M2 1 1200
32 Ruang Sirkulasi 7,5 M2 1 7,5
33 Ruang Aula/Seni dan Olahraga 532 M2 1 532
34 Ruang Meeting 90 M2 1 90
35 Kantin 1 120 M2 1 120
36 Kantin 2 42 M2 1 42
37 Koperasi 32 M2 1 32

2. Pengembangan Standar Pembiayaan


Capaian kinerja Madrasah Aliyah Negeri Purworejo di tinjau dari aspek Standar
Pembiayaan pada saat ini adalah:
a. Terwujudnya Laporan Keuangan yang transparan dan akuntabel ;
b. Terlaksannya program kegiatan sesuai dengan Anggaran;
c. Optimalisasi serapan anggaran BOS dan DIPA;
d. Untuk kegiatan dan program yang tidak dapat di biayai oleh BOS maupun
DIPA pembebanan anggaran dari dana masyarakat;
e. Terlaksananya pembangunan gedung Asrama Siswa Terpadu bersumber dana Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN); dan
f. Sosialisasi perubahan kebijakan dalam hal pembiayaan dilaksanakan pada kegiatan rapat
kerja madrasah.

Tabel 8
Realisasi Anggaran Satuan Kerja MAN Purworejo
Tahun 2015 - 2019
No Kegiatan Realisasi Pertahun (dalam prosentase)
2015 2016 2017 2018 2019
1 Belanja Pegawai (51) 99,04% 99,91% 99,91% 95,45% 99,91%
2 Belanja Barang (52) 98,56% 95,45% 99,04% 97,35% 99,04%
3 Belanja Modal (53) 95,45% 98,56% 98,56% 99,40% 98,56%
4 Bantuan Sosial (57) 99,40% 99,10%
Rata-rata 97% 97% 98% 96% 98%
LAMPIRAN 2
PROGRAM ASRAMA PELAJAR ISLAM NURUL ULUM
MAN PURWOREJO
KONSEP ASRAMA PELAJAR ISLAM NURUL ULUM
MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOREJO

MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOREJO


Jl. Brigjend Katamso Pangenjurutengah Purworejo Jawa Tengah (0275) 321208, 321549
Email : manpwrj@gmail.com,
website: https://www.manpurworejo.sch.id/

2021
KONSEP ASRAMA PELAJAR ISLAM NURUL ULUM
MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOREJO

6. Latar Belakang

Pembelajaran dengan sistem asrama bukan sesuatu yang baru dalam konteks pendidikan
di Indonesia. Telah lama lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia menerapkan konsep
pembelajaran asrama dalam wujud ”Pondok Pesantren”, dimana asrama sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dari sistem pendidikan di pondok pesantren. Pondok Pesantren dapat
dikatakan sebagai cikal-bakal pendidikan berasrama di Indonesia. Dalam perkembangan
selanjutnya, cukup banyak lembaga pendidikan formal menerapkan sistem berasrama, yang
dikenal dengan Madrasah berasrama (boarding school).
Sistem pendidikan berasrama didasarkan atas pertimbangan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang lebih utuh dalam mengembangkan aspek sikap, aspek pengetahuan dan aspek
keterampilan peserta didik sehingga menghasilkan lulusan yang unggul dalam pola pikir serta
berkepribadian mulia. Pendidikan dengan sistem berasrama dapat menerapkan program
pendidikan yang komprehensif-holistik mencakup keagamaan, pengembangan akademik, life
skills, serta wawasan kebangsaan dan global.
Madrasah berasrama adalah madrasah yang menyelenggarakan pembelajaran di asrama
diluar pembelajaran formal, sehingga peserta didiknya tinggal di asrama madrasah. Kegiatan
pembelajaran di asrama madrasah meliputi pendalaman ilmu agama (tafaqquh fiddin),
penguatan akhlakul karimah melalui pelaksanaan ibadah dan pembentukan perilaku
keseharian, serta aplikasi pengabdian melalui amaliyah dan muamalah. Dengan demikian
keberadaan asrama sebagai subsistem yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan di
madrasah secara keseluruhan. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, maka lingkungan,
kehidupan, dan kepengasuhan di asrama madrasah perlu ditata, dikelola dan dilengkapi
dengan perangkat aturan yang bisa menjamin kegiatan berjalan secara efektif dan efisien.
Asrama madrasah sebagai bagian integral dalam proses pendidikan harus dimaknai sebagai
lingkungan yang berfungsi sebagai wahana pembentukan karakter, penanaman nilai-nilai
moral keagamaan, kebangsaan dan penguatan akademik.
Asrama madrasah memiliki peran strategis, tidak hanya sebagai lingkungan tempat
tinggal dan lingkungan belajar, tetapi juga merupakan lingkungan pergaulan sosial yang
membantu terbentuknya kepribadian para peserta didik. Pola pembelajaran dan
kepengasuhan di Asrama madrasah Aliyah sangat diperlukan bagi terbentuknya
pengembangan karakter peserta didik melalui internalisasi, aktualisasi agama dan nilai-nilai
keagamaan. Oleh karena itu petunjuk teknis pengelolaan pembelajaran di asrama madrasah
Aliyah sifatnya sangat penting bagi optimalisasi keberhasilan keseluruhan program madrasah.
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Purworejo sebagai salah satu madrasah yang
menyelenggarakan madrasah berasrama perlu menyusun konsep yang sistematis untuk
dijadikan pedoman pembelajaran siswa di asrama. Harapannya, kegiatan pembelajaran siswa
di asrama dapat terlaksana dengan baik dan mencapai tujuan yang diinginkan.

7. Tujuan Pendidikan Asrama


Tujuan Pendidikan di Asrama Pelajar Islam Nurul Ulum MAN Purworejo, sesuai dengan
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 6988 Tahun 2019 adalah untuk
menumbuhkembangkan peserta didik menjadi pribadi yang;
8. Beriman, bertakwa, berakhlak mulia;
9. Berwawasan kebangsaan dan ke-Indonesia-an;
10. Menguasai dasar-dasar ilmu keislaman;
11. Terampil membaca kitab kuning;
12. Terampil berbahasa Arab dan Inggris;
13. Mampu berpikir kritis, moderat, kreatif, dan inovatif;
14. Memiliki jiwa kepemimpinan yang tangguh.

8. Profil Lulusan
Profil Lulusan Madrasah Berasrama adalah sebagai berikut:

10. Penguasaan dasar-dasar ilmu agama yang didukung oleh kemampuan bahasa Arab yang
memadai. Penguasaan ilmu agama mempunyai fungsi sebagai pondasi dan dasar-dasar
pengembangan keilmuan lebih lanjut.
11. Mampu menguasai bahasa: Indonesia, Arab, dan Inggris, baik tulis maupun lisan.
12. Mampu membaca kitab berbahasa arab
13. Mampu menghafalkan Al Quran minimal 5 Juz selama 3 tahun di asrama
14. Mampu melakukan penelitian/riset tingkat dasar
15. Mampu mengaplikasikan kearifan lokal, sebagai wujud apresiasi dan melestarikan nilai-
nilai luhur bangsa.
16. Memapu menguasai teknologi informasi, terutama untuk pembelajaran.
17. Memiliki kamampuan kritis dan moderat terhadap lingkungan sekitar.
18. Mampu berperan sebagai pemimpin di lingkungannya

9. Waktu Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran di asrama MA dapat dilakukan pembelajaran pada pagi, sore dan
malam hari di luar jam pembelajaran reguler.

10. Materi Kurikulum


Materi yang diajarkan di asrama madrasah meliputi:
a. Tahfidzul Quran
1. Kelas X minimal 2 juz
2. Kelas XI minimal 2 juz
3. Kelas XII minimal 1 juz
b. Tahfidzul Hadis
c. Kajian Kitab Pesantren
d. Pengembangan kemampuan berbahasa asing
e. Pengembangan kemampuan Riset Ilmiah
f. Pengembangan kemampuan mendesain seremonial keagamaan

11. Kompetensi Santri


Adapun klasifikasi kompetensi di asrama adalahs ebagai berikut:

1. Program Kitab Kuning, yaitu kelas yang dikhususkan bagi santri yang mengambil jurusan
keagamaan di sekolah dan santri yang mempunyai kemampuan bahasa arab dan
membaca kitab kuning dengan baik.
2. Program Tahfidz, yaitu bagi santri selain jurusan Keagamaan yang ingin lebih fokus dalam
bidang tahfidz.

12. Struktur Kurikulum

Struktur Kurikulum Program Kitab Kuning


JUMLAH JAM PER MINGGU
NO MATA PELAJARAN X
XI XII
1 2
1 Bahasa Arab 1 1 1 1
2 Muhadatsah 1
3 Khot 1 1
4 Qawaid 3 3 3 3
5 Tajwid 1 1 1 1
6 Tahfiz 2 2 2 2
7 Bahasa Inggris 1 1
8 Fikih 1 1 1
9 Akhlak 1 1 1 1
Pendampingan belajar
10 malam 8 8 8 8

11 Pembelajaran Riset 2 2 2 2
Jumlah 20 20 20 20

Struktur Kurikulum Program Tahfidz

JUMLAH JAM PER MINGGU


NO MATA PELAJARAN X
XI XII
SMT 1 SMT 2
1 Bahasa Arab 1 1 1 1
2 Muhadatsah 1
3 Imla’ 1
4 Khot 1
5 Tajwid 1
6 Tahfiz 5 5 5 5
7 Bahasa Inggris 1 1 1
8 Fikih 1 1 1
9 Akhlak 1 1 1
10 Hadis 1 1 1
Pendampingan belajar
11 malam 8 8 8 8

12 Pembelajaran Riset 2 2 2 2
Jumlah 20 20 20 20

13. Kitab dan buku rujukan

Adapun kitab dan rujukan adalah sebagai berikut:

1. Bahasa Arab
f. Durusul Lughoh
g. Nahwu Wadlih
h. Amtsilah Tasrifiyah
i. Qiroatur Rosyidah
j. Qowaidul Imla`
2. Bahasa Inggris
b. English Grammar in Use
3. Fiqih
f. Safinatun Najah
g. Fatkhul Qorib
h. Al Fiqh Al Wadlih
i. Tuntunan sholat lengkap
4. Ahklaq
e. Ta`limul Muta`allim
f. Taisirul Khollaq
5. Hadits
c. Arbain Nawawiyah
d. Bulughul Marom
6. Tafsir
c. Al Ibriz

14. Proses Pembelajaran

a. Pembinaan Kehidupan Keagamaan


11. Sholat Wajib Berjamaah
Sholat berjamaah merupakan ruh asrama madrasah. Pembiasaan sholat berjamaah
menjadi fokus utama pembinaan jiwa keagamaan peserta didik.
12. Tadarus al-Quran
Ditujukan untuk mendukung peserta didik agar fashih membaca al Qur’an.
13. Tahfiz al-Quran
Tahfizh Quran atau hafalan al-Quran termasuk di antara program kegiatan pembinaan
kehidupan keagamaan yang pokok di Madrasah berasrama. Diharapkan agar para siswa
setelah lulus dari madrasah mempunyai hafalan Al Qur’an minimal 2 dan surat-surat
pilihan juz disamping ayat-ayat pilihan yang terdapat pada materi PAI.
14. Tahfizh Hadits
Tahfizh Hadis adalah kegiatan untuk menghafalkan hadits-hadits pilihan dari materi PAI
dan materi dari kitab al-Arba’in an-Nawawiyyah karya Imam Nawawi atau kitab
riyadhush solihin.
15. Kajian Kitab Kuning (Qira’atul Kutub)
Kajian kitab kuning dilaksanakan secara rutin di asrama dengan dibimbing oleh pembina
asrama dalam rangka membentuk siswa yang berakhlakul karimah dan berwawasan
Islam rahmatan lil’alamin.
16. Pembiasaaan Ibadah Harian
Ditujukan agar para peserta didik terbiasa melaksanakan ibadah wajib dan Sunnah dalam
kesehariannya.
17. Pembinaan Imam Shalat
Ditujukan agar para peserta didik terlatih sebagai imam shalat dalam kehidupan sehari-
hari.
18. Pembinaan Kultum dan Khatib Jum’at
Untuk melatih peserta didik menjadi khotib sholat Jumat.
19. Latihan Dai/Daiyat
Untuk melatih keterampilan berpidato di muka umum (public speaking), peserta didik
diberikan materi latihan ceramah di asrama secara bergantian.
20. Kajian Tematik/Diskusi Keagamaan
Untuk melatih keterampilan peserta didik dalam menyampaikan ide dan pendapat dalam
sebuah forum kajian ilmiah dan melatih menyelesaiakan problem di lingkungan dengan
musyawarah.

b. Pembinaan Kehidupan Keasramaan


Pembinaan kehidupan keasramaan dimaksudkan sebagai bentuk aktualisasi nilai-nilai
keagamaan dalam konteks kehidupan sehari-hari sebagai makhluk pribadi dan makhluk
sosial. Adapun pembinaan yang dimaksud adalah :
8. Pembinaan Akhlakul Karimah
Pembinaan akhlakul karimah dilakukan dalam bentuk pembiasaan nilai-nilai keislaman
seperti pembiasaan 3 S (senyum, salam dan sapa) dan lain-lain.
9. Program Mudzakaroh
Program Mudzakaroh ini merupakan kegiatan belajar kelompok di Asrama yang
diarahkan untuk berbagi pengetahuan dan kemampuan akademik.
10. Pengembangan Literasi
Program ini ditujukan untuk mengembangkan kemampuan dan budaya literasi siswa.
11. Olahraga
Olah raga dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan peserta didik. Kegiatan
ini dilakukan secara periodik disesuaikan dengan jadwal yang diatur oleh masing-masing
madrasah.
12. Gerakan Budaya Bersih
Gerakan Budaya Bersih merupakan pembentukan kebiasaan hidup sehat melalui
kegiatan melatih kepedulian dan rasa tanggung jawab siswa terhadap kebersihan dan
ketertiban lingkungan Asrama madrasah.
13. Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan salah satu fokus pembinaan di Asrama madrasah yang bertujuan
untuk menciptakan atmosfer yang kondusif bagi pengembangan intelektual dan
kepribadian peserta didik. Implementasi dari pembinaan kedisiplinan dituangkan dalam
bentuk tata tertib asrama.
14. Latihan Kepemimpinan dan Berorganisasi
Kegiatan ini bertujuan melatih siswa-siswi agar memiliki jiwa kepemimpinan. Program ini
dilaksanakan dalam bentuk organisasi kesiswaan di asrama.

c. Pembinaan Kebahasaan
Pembinaan kebahasaan dilakukan dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut :
1. Pemberian mufrodat dan vocabulary
Dilakukan untuk memperkaya kosakata Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.
2. Kultum dengan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris
Setiap siswa secara periodik menjadi penceramah di depan teman-temannya
3. Pembentukan bi’ah lughawiyah
Kewajiban bagi semua siswa untuk berbahasa Arab dan Inggris dalam kesehariannya.
4. Khitobah dan speech contest
Dilakukan secara periodik dan bergiliran.

15. Penilaian Pembelajaran


Aspek penilaian pembelajaran peserta didik di asrama meliputi penilaian akademik dan
penilaian non akademik. Penilaian akademik memakai standar penilaian yang berlaku di MA
pada umumnya. Sedangkan penilaian non akademik dilakukan secara terpisah meliputi aspek
kepribadian dan sosial. Aspek kompetensi kepribadian dan sosial antara lain adalah ketaatan
beragama, tanggung jawab, kedisiplinan, kebersihan dan kerapian. Dengan demikian, aspek
yang dinilai dari kehidupan siswa di asrama bersifat utuh dan menyeluruh. Hasil penilaian
pembelajaran di asrama dapat dijadikan dasar pertimbangan penilaian pembelajaran reguler
selama memiliki keterkaitan kompetensi yang dipelajari.
Aspek kehidupan berasrama, indikator, dan teknik penilaian dirangkum dalam bentuk Tabel
berikut.

Aspek, indikator, dan teknik penilaian


ASPEK TEHNIK
NO INDIKATOR
PENILAIAN PENILAIAN
I. Program Pendidikan:
A. Al Qur’an dan Hadits
1. Tahsin al Qur’an Kualitas bacaan Tes lisan
2. Tahfidz al Hadis Kuantitas dan kualitas hafalan Tes lisan
B. Pengajian Kitab
1. Akidah Akhlak Penguasaan konten Tes tulis/Lisan
2. Fikih Penguasaan konten Tes tulis/Lisan
3. Tauhid Penguasaan konten Tes tulis/Lisan
4. Hadits Penguasaan konten Tes tulis/Lisan
5. Imla’ Penguasaan konten Tes tulis/Lisan
6. Tajwid Penguasaan konten Tes tulis/Lisan
C. Pengembangan Bahasa Asing
1. Bahasa Arab Penguasaan konten Tes tulis/Lisan
2. Bahasa Inggris Penguasaan konten Tes tulis/Lisan
II. Program Pembinaan
C. Amaliah Keagamaan
1. Ibadah Wajib Kuantitas siswa dalam mengikuti kegiatan Observasi
2. Ibadah Sunnah Kuantitas siswa dalam mengikuti kegiatan Observasi
3. Wirid dan Do’a Kuantitas siswa dalam mengikuti kegiatan Observasi
D. Akhlak dan Etika
Performen siswa ketika bertemu guru dan
1. Etika Salam temannya Observasi
Performen siswa ketika berkomunikasi
2. Etika Berbicara dengan guru dan guru dan temannya Observasi
3. Etika Berpakaian Performen siswa ketika berpakaian Observasi
Performen siswa ketika berinteraksi
4. Etika Pergaulan dengan guru dan temannya Observasi
D. Kerapian Dan Kebersihan
Integritas siswa dalam menjaga
1. Badan
kebersihan jasmani Observasi
Integritas siswa dalam menjaga
2. Pakaian
kebersihan jasmani Observasi
Integritas siswa dalam menjaga
3. Kamar
kebersihan jasmani Observasi
E. Kedisiplinan dan Ketertiban
1. Ibadah Kuantitas siswa dalam mengikuti kegiatan Dokumentasi
Pembelajaran
2. Tambahan Kuantitas siswa dalam mengikuti kegiatan Dokumentasi
3. Perijinan Tingkat kedisiplinan siswa Dokumentasi
Ketaatan Terhadap Tata
4. Tertib Kualitas ketaatan siswa Dokumentasi
F. Keterampilan Keagamaan dan Kepemimpinan
1. Imam Shalat Kualitas siswa dalam memenuhi tugas Observasi
2. Khutbah Kualitas siswa dalam memenuhi tugas Observasi
3. Kepemimpinan Kecakapan berorganisasi Observasi
‫معهد نور العلوم الإسالمي‬

ASRAMA PELAJAR ISLAM


NURUL ULUM
MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOREJO

DESAIN

PROGRAM
ASRAMA PELAJAR ISLAM NURUL ULUM
MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOREJO

Kunjungi kami di Asrama Nurul Ulum


‫معهد نور العلوم الإسالمي‬

ASRAMA PELAJAR ISLAM


NURUL ULUM 02
MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOREJO

Asrama
Nurul Ulum
Pembelajaran dengan sistem asrama Sistem pendidikan berasrama didasarkan
bukan sesuatu yang baru dalam konteks atas pertimbangan untuk mencapai tujuan
pendidikan di Indonesia. Telah lama pendidikan yang lebih utuh dalam
lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia mengembangkan aspek sikap, aspek
menerapkan konsep pembelajaran pengetahuan dan aspek keterampilan
asrama dalam wujud ”Pondok Pesantren”, peserta didik sehingga menghasilkan
dimana asrama sebagai bagian yang tidak lulusan yang unggul dalam pola pikir serta
terpisahkan dari sistem pendidikan di berkepribadian mulia. Pendidikan dengan
pondok pesantren. Pondok Pesantren sistem berasrama dapat menerapkan
dapat dikatakan sebagai cikal-bakal program pendidikan yang komprehensif-
pendidikan berasrama di Indonesia. holistik mencakup keagamaan,
Dalam perkembangan selanjutnya, cukup pengembangan akademik, life skills, serta
banyak lembaga pendidikan formal wawasan kebangsaan dan global.
menerapkan sistem berasrama, yang
dikenal dengan Madrasah berasrama
(boarding school).

Kunjungi kami di Asrama Nurul Ulum


‫معهد نور العلوم الإسالمي‬

ASRAMA PELAJAR ISLAM


NURUL ULUM 03
MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOREJO

Madrasah berasrama memiliki peran strategis, tidak hanya sebagai


lingkungan tempat tinggal dan lingkungan belajar, tetapi juga merupakan
lingkungan pergaulan sosial yang membantu terbentuknya kepribadian para
peserta didik. Pola pembelajaran dan kepengasuhan di Asrama madrasah
Aliyah sangat diperlukan bagi terbentuknya pengembangan karakter peserta
didik melalui internalisasi, aktualisasi agama dan nilai-nilai keagamaan. Oleh
karena itu petunjuk teknis pengelolaan pembelajaran di asrama madrasah
Aliyah sifatnya sangat penting bagi optimalisasi keberhasilan keseluruhan
program madrasah.
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Purworejo sebagai salah satu madrasah yang
menyelenggarakan madrasah berasrama perlu menyusun konsep yang
sistematis untuk dijadikan pedoman pembelajaran siswa di asrama.
Harapannya, kegiatan pembelajaran siswa di asrama dapat terlaksana
dengan baik dan mencapai tujuan yang diinginkan.

Kunjungi kami di Asrama Nurul Ulum


‫معهد نور العلوم الإسالمي‬

ASRAMA PELAJAR ISLAM


NURUL ULUM 04
MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOREJO

Tujuan
Pendidikan

Tujuan Pendidikan di Asrama Pelajar Islam Beriman, bertakwa, berakhlak mulia;


Nurul Ulum MAN Purworejo, sesuai Berwawasan kebangsaan dan ke-
dengan Keputusan Direktur Jenderal Indonesia-an;
Pendidikan Islam Nomor 6988 Tahun Menguasai dasar-dasar ilmu
2019 adalah untuk keislaman;
menumbuhkembangkan peserta didik
Terampil membaca kitab kuning;
menjadi pribadi yang;
Terampil berbahasa Arab dan Inggris;
Mampu berpikir kritis, moderat,
kreatif, dan inovatif;
Memiliki jiwa kepemimpinan yang
tangguh.

Kunjungi kami di Asrama Nurul Ulum


‫معهد نور العلوم الإسالمي‬

ASRAMA PELAJAR ISLAM


NURUL ULUM 05
MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOREJO

Target
Pembelajaran

Mampu Menghafal AlQur’an 5-10 juz dalam


waktu 3 tahun
Mampu membaca kitab-kitab kuning tingkat
dasar
Mampu menguasai materi pelajaran sesuai
program peminatan
Mampu berbicara di muka umum dalam
kegiatan-kegiatan sosial keagamaan
Memiliki keterampilan riset tingkat dasar

Kunjungi kami di Asrama Nurul Ulum


‫معهد نور العلوم الإسالمي‬

ASRAMA PELAJAR ISLAM


NURUL ULUM 06
MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOREJO

Kurikulum
Pembelajaran

Kurikulum Pembinaan Kehidupan Islami


Tahfidzul Quran
Sholat Wajib Berjamaah
Tahfidzul Hadis
Tadarus al-Quran
Kajian Kitab Pesantren
Tahfiz al-Quran
Pengembangan kemampuan
Tahfizh Hadits
berbahasa asing
Kajian Kitab Kuning (Qira’atul Kutub)
Pengembangan kemampuan Riset
Pembiasaaan Ibadah Harian
Ilmiah
Pembinaan Imam Shalat
Pengembangan kemampuan
Pembinaan Kultum dan Khatib Jum’at
mendesain seremonial keagamaan
Latihan Dai/Daiyat
Kajian Tematik/Diskusi Keagamaan

Kunjungi kami di Asrama Nurul Ulum


‫معهد نور العلوم الإسالمي‬

ASRAMA PELAJAR ISLAM


NURUL ULUM 07
MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOREJO

Struktur
Kurikulum

Struktur Kurikulum Diniyah


Nahwu
Sharaf
Tahfidz
Tauhid
Fiqih
Akhlak
Sirah Nabawiyyah
Imla'
Shorof
Tajwid

Kunjungi kami di Asrama Nurul Ulum


‫معهد نور العلوم الإسالمي‬

ASRAMA PELAJAR ISLAM


NURUL ULUM 08
MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOREJO

Kitab
Rujukan

Daftar Rujukan Kitab


NO Bidang Kitab Rujukan

1 Qawa'id Matn Al Ajurumiyyah, Al Umrithy, An Nahw Al Wadlih, Al I'rab

2 Shorof Al Amtislah Al Tashrifiyah, Nadzm Al Maqshud

3 Tauhid Durus Al 'Aqaid Al Diniyyah, Jawahir Al Kalamiyyah

Mabadi' Fiqhiyyah, Matn Abi Syuja', At Tdzhib, Mabadi'


4 Fiqih/Ushul Fiqih
Awwaliyyah, Risalah Al Mahidl

5 Akhlak Taysirul Khallaq, Akhlaq An Nisa'

6 Hadist Al Arba'in An Nawawiyyah, Bulugh al Maram

Kunjungi kami di Asrama Nurul Ulum


‫معهد نور العلوم الإسالمي‬

ASRAMA PELAJAR ISLAM


NURUL ULUM 09
MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOREJO

Kegiatan
Asrama
Kegiatan Utama Kegiatan Penguatan
Matrikulasi Thoharoh, Ibadah, Baca Pembinaan Literasi
Tulis Arab Pegon dan bacaan do’a Pembinaan Retorika Dakwah
do’a berupapraktik pelaksanaan
Pembinaan Baca Tulis Al Quran, seremonialkeagamaan yang berlaku
Tajwid, Tartil dan tahfidz (5-10 juz di masyarakat
selama 3 tahun asrama). Pembinaan Seni Budaya Islam
Pembinaan Kajian Kitab Kuning, berupahadlrah, pembacaan maulid
dilaksanakan dengan sistem dansejenisnya
Madrasah Diniyyah dengan Outbond dan Rihlah Ilmiyyah
kurikulum berjenjang Diniyyah Kepemimpinan
Pembinaan Kajian Fiqih Wanita
secara individual (sorogan) dipandu
ustadzah
Pembinaan Mata Pelajaran Jurusan
Pembinaan Riset dan Karya Ilmiah
Remaja Pembinaan karir dan Studi
Lanjutan

Kunjungi kami di Asrama Nurul Ulum


‫معهد نور العلوم الإسالمي‬

ASRAMA PELAJAR ISLAM


NURUL ULUM 10
MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOREJO

Kegiatan
Asrama

NO WAKTU KEGIATAN

1 15.30-16.30 Madrasah Diniyyah

2 18.00-19.00 Tahsin dan tahfidz

3 19.30-21.00 Tahfidz dan kitab Kuning

4 04.30-05.30 Tahfidz 2 (Muroja'ah)

Kunjungi kami di Asrama Nurul Ulum


11
‫معهد نور العلوم الإسالمي‬

ASRAMA PELAJAR ISLAM


NURUL ULUM
MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOREJO

Kegiatan
Asrama

NO WAKTU KEGIATAN

Kamis
Mujahadah, Majlis Sholawat
1 Malam Jumat

Kerja Bakti, Bimbingan Tilawah dan


2 Ahad Pagi
Semaan Al Qur'an

Ahad Pengajian Bandongan Kitab Hadits


3 Malam Senin Arba'inNawawi

Kunjungi kami di Asrama Nurul Ulum


‫معهد نور العلوم الإسالمي‬

ASRAMA PELAJAR ISLAM


NURUL ULUM
MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOREJO
12

Pengurus
Asrama

H. Sodikun, S.Ag., M.Pd.I Penanggungjawab


Wasohibun, S.Sos Penasehat
Drs. H. Bisri Mustofa Penasehat
Dra. Hj. Kholifah Penasehat
Hj. Miftakun Nikmah, S.Pd Penasehat
Arif Baehaqi, S.Pd, M.Si Penasehat
H. Mukhamad Arwani, S.Ag, MA Kepala Asrama
Yuli Heri Umayati, S.Pd Bendahara
Afina Fidiyana, S.IP Bagian Rumah Tangga
Rif'an Yisa, SS Wali Asrama Putra
Siti Malichah, S.Pd Wali Asrama Putri
Nurul Aisyah, S.Pd Wali Asrama Putri

Kunjungi kami di Asrama Nurul Ulum


‫معهد نور العلوم الإسالمي‬

ASRAMA PELAJAR ISLAM


NURUL ULUM
MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOREJO
13

Dewan
Pengampu
No Nama Mapel Pendidikan

1 H. Mukhamad Arwani, S.Ag, MA Fiqih S2 UIN Jakarta, PP. Al Iman Bulus

2 Abdul Hakim, S.Pd, M.SI Hadits, Akhlak S2 UII Yogyakarta, PP. Al Iman Bulus

3 Firman Yasin AW, S.PdI Al Quran S1 STAISA Jakarta

S2 Univ. Widyawiwaha, PP. Wahid Hasyim


4 Windarso, S.Pd, M.MPd Fiqih
Yogyakarta

5 Muftahudin, S.Ag, M.Pd Tauhid S2 UIN Yogyakarta, PP. Al Falah Ploso Kediri

6 Sirojul Munir, S.Pd Shorof S1 Unnes, PP. Ma'unah Purworejo

7 Nurul Hidayah, M.Pd Tahfidz S2 UIN Yogyakarta, PP. Krapyak Yogyakarta

8 Fatma Hidayati, MH Tahfidz S2 UIN Yogyakarta, PP. Wahid Hasyim

Kunjungi kami di Asrama Nurul Ulum


‫معهد نور العلوم الإسالمي‬

ASRAMA PELAJAR ISLAM


NURUL ULUM
MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOREJO
14

Dewan
Pengampu

No Nama Mapel Pendidikan

9 Rofik Murtaji, M.SI Nahwu S2 Unsiq Wonosobo, PP. Al Iman Bulus

10 Siti Malichah, S.Pd Nahwu, Akhlak S1 UN Malang, PP.Ma'unah

Tahfidz, S1 UIN Syaizu Purwokerto, PP Attahiriyah


11 Nurul Aisyah, S.Pd
Tajwid Banyumas

12 Rif'an Yisa, SS Tahfidz S1 UNS Surakarta, PP. Masjid Agung Surakarta

Kunjungi kami di Asrama Nurul Ulum


‫معهد نور العلوم الإسالمي‬

ASRAMA PELAJAR ISLAM


NURUL ULUM
MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOREJO

TERIMA
KASIH

Kunjungi kami di Asrama Nurul Ulum

Anda mungkin juga menyukai