Anda di halaman 1dari 22

GAMBARAN STATUS GIZI PADA PASIEN

SKIZOFENIA PARANOID DI RUMAH SAKIT JIWA


BANDA ACEH
Proposal Penelitian

Diajukan untuk syarat kelulusan mata kuliah aplikasi riset kedokteran

oleh:
Qiftia Reza
2107101010104

PROGAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2023/202

i
LEMBAR PENGESAHAN

GAMBARAN STATUS GIZI PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID


DI RUMAH SAKIT JIWA ACEH

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Aplikasi Riset


Kesehatan
Oleh :

QIFTIA REZA
2107101010104

Mahasiawa Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala

i
KATA PENGANTAR
Puji dan segala syukur yang senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan
semesta alam yang telah melimpahkan rahmat beserta karunianya sehingga
penulis dapat menyelesaikan proposal dengan judul “Gambaran Status Gizi
pada Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh” Proposal ini di
ajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk kelulusan mata kuliah Aplikasi
Riset Kedokteran.

Sepenuhnya penulis menyadari dalam penyusunan proposal ini penulis


mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak dan tidak terlepas dari bantuan
para dosen Aplikasi Riset Kedokteran dalam membantu punyusunan proposal ini,
maka oleh karena itu penulis dengan penuh rasa hormat terima kasih yang
sebanyak-banyaknya kepada pihak yang telah ikut serta membantu penyusunan
proposal ini.

Akhir kata,sekiranya ada kekurangan ataupun kesalahan dalam


penyusunan proposal ini penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya. Penulis
juga berharap semoga proposal ini bermanfaat bagi pembaca.

Banda aceh,10 oktober 2023

Qiftia reza

ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2
1.3 Tujuan penelitian...................................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................4


2.1 Status Gizi..............................................................................................................4
2.2 Skizofrenia Paranoid .............................................................................................7
2.2.1 Definisi .......................................................................................................7
2.2.2 Epidemiologi...............................................................................................9
2.2.3 Faktor Resiko..............................................................................................9
2.2.4 Tatalaksana .................................................................................................9
2.3 Kerangka Teori.......................................................................................................10
2.4 Hipotesis ...............................................................................................................10

BAB III METODE PENELITIAN................................................................11


3.1 jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................................11
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................11
3.3 Populasi dan Teknik Penelitian .............................................................................11
3.3.1 Populasi ...................................................................................................11
3.3.2 Teknik Penelitian .....................................................................................11
3.4 Kerangka Konsep...................................................................................................12
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Penelitian ...........................................................12
3.5.1 Variabel Penelitian ......................................................................................12
3.5.2 Pefinisi Penelitian .......................................................................................12
3.6 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................................13
3.7 Alat Penelitian .......................................................................................................13
3.8 Pengolahan Data ...................................................................................................14
3.9 Analisis Data .........................................................................................................14
3.10 Alur Penelitian ....................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 16

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 Kerangka Teori ...........................................................................10


Gambar 3.1 Kerangka Konsep .......................................................................12
Gambar 3.2 Alur penelitian ............................................................................15

iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Substansi organik yang dibutuhkan oleh organisme untuk kebutuhan
fungsi normal dari sistem pertumbuhan dan perkembangan tubuh disebut
dengan zat gizi. Status gizi merupakan keadaan tubuh dari akibat
megkonsumsi zat gizi yang ada dalam makanan untuk kebutuhan
metabolisme tubuh.Penilaian status status gizi bisa dilakukan secara
langsung yaitu dengan cara klinis, antopometri dan biokimia.Selain itu
juga bisa dilakukan dengan cara tidak langsung dengan cara mensurvei
dari mengkonsumsi makanan.Status gizi sangat berpengaruh besar dalam
kehidupan masyarakat, salah satu faktor yang berpengaruh dari status gizi
adalah prestasi belajar seseorang. Sustainable development goals
merupakan suatu rencana aksi global yang disepakati oleh seluruh
pemimpin dunia guna untuk mencapai ketahanan pangan dan nutrisi yang
lebih baik serta untuk mengurangi tingkat kelaparan di dunia. Dalam
memenuhi kecukupan gizi perlu dipertimbangkan kualitas, kuantitas dan
keseimbangan dari makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat. Masalah
gizi pokok merupakan masalah yang sering terjadi di Indonesia dimana
ada yang kekurangan energi protein, kekurangan vitamin A, gangguan
akibat kekurangan yodium, anemia gizi besi, dan gizi berlebih. (1)
Skizofrenia merupakan gangguan neurobiologis yang dapat
menggangu proses pikir, prilaku, persepsi dan juga perasaan. Skizofrenia
yang paling sering diderita dikalangan masyarakat adalah skizofrenia yang
tipe paranoid. Skizofrania tipe paranoid ditandai dengan tiga gejala yaitu
gangguan afektif, halusinasi dan waham terutama waham kebesaran.
Halusinasi pada pasien skizofrenia paranoid identik dengan halusinasi
auditoric dimana pasien sering mendengar suara-suara yang mengancam
pasien atau memberi perintah. Berdasarkan data American psychiatric
Assosiation (APA) pada tahun 2013 dinyatakan bahwa populasi penduduk
dunia yang mengalami skizofrenia sebnyak 1%. Berdasarkan riset
kesehatan dasar tahun 2013 dinyatakar 236 juta orang menderita gangguan

1
jiwa di Indonesia. berdasarkan data dari kementerian kesehatan dinyatakan
bahwa pravelensi skizofrenia di Aceh sebanyak 8,7% dari 1.000 rumah
tangga.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang gambaran status gizi pada pasien skizofrenia paranoid di
rumah sakit jiwa Banda Aceh.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang dapat diambil adalah:
1. Apakah status gizi mamiliki pengaruh terhadap pasien skizofrenia
paranoid
2. Apakah ada hubungan antara pasien skizofrenia paranoid dengan
status gizinya
3. Apakah status gizi bisa meningkatkan risiko terjadinya skizofrenia
paranoid

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan
dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui adanya pengaruh status gizi terhadap pasien
skizofrenia paranoid
2. Untuk mengetahui adanya hubungan antara pasien skizofrenia
paranoid dengan status gizinya
3. Untuk mengetahui status gizi bisa meningkatkan risiko terjadinya
skizofrenia paranoid

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebgai sumber
referensi dalam pengembangan proses belajar dan mengajar serta
menambah daftar kepustakaan sebagai sumber penelitian selanjutnya.
1.4.2 Bagi peneliti

2
Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, peneliti berharap
penelitian ini dapat bermanfaat untuk penelitian selanjutnya
1.4.3 Bagi responden
Dapat mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang
1.4.4 Untuk institusi
Agar mengetahui hubungan status gizi dengan skizofrenia tipe
paranoid

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Status gizi

Status gizi merupakan suatu keadaan yang disebabkan karena


keseimbangan antar makanan yang dikonsumsi dengan kebutuhan nutrisi
yang diperlukan sebagai metabolisme tubuh (2). Penilaian status gizi dapat
menunjukkan dimana seseorang mengalami kekurangan gizi maupun
kelebihan gizi. Untuk penilaiannya, status gizi bisa dinilai dengan dua cara
yaitu dengan cara langsung yaitu dengan menggunakan antopometri dan
cara tidak langsung yaitu dengan cara mensurvei makanan yang
dikonsumsi oleh masyarakat. Status gizi juga menjadi salah satu faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar. Sustainable development goals
adalah suatu rencana yang telah disepakati oleh seluruh pemimpin dunia
guna untuk mengurangi tigkat kelaparan dan mencapai pemberian nutrisi
yang lebih baik. Status gizi yang baik dapat mempengaruhi kesehatan fisik
dan daya pikir seseorang menjadi lebih baik dalam hal pekerjaan, individu
yang memiliki status gizi yang baik akan bekerja lebih giat, produktif
dalam bekerjan. Kesehatan dan pekerjaan adalah kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan, status gizi merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi produktivitas kerja (3).

Masalah gizi di Indonesia ada dua yaitu masalah kurang gizi dan
kelebihan gizi atau disebut dengan masalah gizi ganda. Umumnya
kekurangan gizi disebabkan karna keadaan ekonomi masyarakat yang
tidak berkecukupan sehingga persedian oangan kurang, kualitas
lingkungan yang buruk, tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung
gizi yang seimbang, dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi.
Masalah gizi yang paling utama terjadi di Indonesia adalah masalah dari
gizi pokok yaitu masalah kekurangan energi protein, kekurangan vitamin
A, gangguan akibat kekurangan yodium, dan anemia gizi besi. Salah satu
akibat dari kekurangan gizi adalah underweight yang diartikan dengan
berat badan rendah. Underweight adalah kegagalan seseorang untuk

4
mencapai tubuh yang ideal yang nantinya juga kan mempengaruhi dari
tinggi badan sesuai umurnya. Selain underweight status gizi juga bisa
menyebabkan terjadinya overweight atau yang biasa dikenal dengan
sebutan obesitas dimana keadaan ini diartikan sebagai berat badan yang
berlebih ataupun status gizi yang lebih.

Makanan yang sehat adalah makanan yang mengandung unsur-unsur


zat gizi yang dibutuhkan tubuh, dan makanan tersebut tidak mengandung
racun ataupun organisme penyakit yang membahayakan kesehatan
manusia. Kebiasaan seseorang yang memakan makanan yang baik dan
benar dapat menyeimbangkan konsumsi makanana yang bergizi. Dirjen
Binkesmas Depkes Ri mengatakan bahwa:”makanlah makanan yang
beraneka ragam, yaitu makanan yang mengandung karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, mineral dan serat makanan dalam jumlah yang seimbang
menurut kebutuhan masing-masing kelompok” (4).

Pengetahuan ibu terhadap gizi memiliki peran yang cukup penting


dalam mengatur pola makan bagi anak saat usia dini. Kemuadian keadaan
ekonomi keluarga juga bisa menjadi faktor agar keluarga mampu
menyediakan makanan yang bergizi seimbang. Pemberian makanan
bergizi seimbang harus diberikan sejak dini yaitu dengan pemberian ASI
ekslusif untuk pertumbuhan dan perkembangan yang baik. Ada beberapa
faktor yang bisa mempengaruhi pengetahuan orang tua terhadap gizi
seimbang diantaranya yaitu usia orang tua kecerdasaan/pendidikan, dan
kondisi lingkungan sekitar (5). Ada lima kelompok makanan bergizi
seimbang antara lain karbohidrat bertepung, buah-buahan dan sayur-
sayuran ,protein, susu, dan lemak sehat. Kebanyakan masyarakat jaman
sekarang lebih banyak mengkonsumsi makanan yang kaya akan lemak,
garam dan gula bebas sehingga tidak mencukupi asupan buah-buahan,
sayuran dan serat makanan lain seperti biji-bijian. Menurut World Health
Organization (WHO) kekurangan mengkonsumsi buah-buahan dan sayur
sayuran dapat menyebabkan terjadinya penyakit degeneratif seperti
obesitas, hipertensi, diabetes, bahkan bisa menyebabkan penyakit

5
kanker (6). Namun jika makanan yang dikonsumsi tidak mencukupi gizi
yang seimbang, keadaan tersebut akan berbahaya terlebih lagi jika
berlangsung lama dimana akan menyebabkan terjadinya perubahan
metabolisme otak dan ketidakmampuan otak untuk dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal, dikarenakan otak memerlukan asupan gizi
yang cukup dan seimbang.

Pertumbuhan yang optimal dapat dicapai apabila gizinya cukup yang


digunakan secara efisien. Penilaian status gizi yang dilakukan secara
langsung menggunakan pengukuran antropometri yang dimana indikator
yang digunakan adalah BB/TB. Pengukuran dengan cara ini dapat menilai
status gizi lebih sensitif dan lebih spesifik. Pada tingkat kesehatan
seseorang dapat dipengaruhi dari bebas penyakit, keadaan sosial ekonomi
yang baik, lingkungan yang baik, dan status gizinya juga baik. Orang
dengan status gizi yang baik tidak akan mudah terserang oleh penyakit
baik itu dari prnyakit infeksi maupun degeneratif (7).

Status gizi seseorang bisa menjadi salah satu faktor penting dalam
kesehatan mental dan perkembangan terhadap gangguan kejiwaan melalui
pola makan. Gangguan kejiwaan dan gangguan pola makan memiliki
hubungan 2 arah, gangguan kejiwaan dapat mempengaruhi pola mkana
dan pola mkan dapat mengakibatkan gangguan kejiwaan. Gangguan
kejiwaan dan gangguan pola makan dengan dua arah biasanya terjadi pada
pasien yang depresi hal tersebut dilihat dari kecenderungan yang terjadi
pada orang yang depresi ada orang yang depresi cenderung tidak nafsu
makan sehingga terlihat lebih kurus ataupun bertambahnya nafsu makan
sehingga terlihat lebih gemuk. Pola makan pada kondisi ini diperparah
oleh ketidakseimbangan zat zini diantanya seperti biotin, asam folat,
vitamin B dan vitamin C, kalsium, magnesium, tembaga serta asam amino.
Selain itu bisa juga diakibatkan karna terbiasa mengkonsumsi kafein
secara berkala, mengkonsumsi sukrosa yang berlebihan dan bisa juga
karna alergi makanan (8).

6
Berdasarkan data dari Riskesdas pada tahun 2013 pravelensi
kelebihan gizi dikarenakan mengonsumsi makanan fast food pada remaja
di Indonesia adalah 10,8%. Apabila mengkonsumsi fast food/makanan
yang ada di warung ataupun di restoran secara berlebihan maka akan
terjadi penumpukan kalori dan natrium yang dapat menyebabkan
peningkatan berat badan sehingga memicu terjadinya diabetes, hipertensi
dan lain sebagainya. Kandungan makanan fast food ada kalori, lemak,
natrium dan gula yang tinggi tetapi rendah akan serat dan vitamin (9)

Terapi gizi adalah asuhan gizi yang dimana adanya pelayanan medis
untuk kesembuhan pasien yang diadakan secara terpadu guna pelayanan
gizi promotif, preventif dan juga rehabititif. Terapi gizi akan diadakan oleh
sekelompok tenaga medis diantaranya ada dokter spesialis, dokter umum,
perawat, serta ahli farmasi dalam bidang gizi yang disebut dengan tim gizi.

2.2.skizofrenia paranoid

2.2.1 Definisi

Skizofrenia adalah adanya ketidakserasian antara afek, kognitif, dan


prilaku. Skizofrenia merupakan suatu konsidi gangguan jiwa yang dapat
berupa gangguan pada otak. Ganguan skizofrenia melibatkan proses pikir,
prilaku, perasaan dan persepsi. Umumnya insidensi terjadinya skizofrenia
lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan (10). Dapat
dikatakan skizofrenia jika gejalanya berlangsung selama 6 bulan dan
mencakup sekurang-kurangnya 1 bulan gejala fase yang aktif. Skizofrenia
dapat dibedakan dengan dua gejala diantaranya yaitu gejala positif, pada
gejala ini adanya gangguan delusi dan halusiasi, kemudian ada gejala
negatif yang terdiri dari menarik diri, apatis, penurunan daya pikir dan
penurunan afek. Berdasarkan buku PPDGJ III dslam mendiagnosis
skizofrenia harus ada paling sedikitnya satu gejala dari berikut;

Thoought echo,merupakan isi pikiran yang bergema dan berulang di


dalam kepalanya namun kualitasnya berbeda. Thought insertio or
withdrawal,yaitu isi pikiran asing yang dari liar kemudian masuk kedalam

7
pikirannya. Thought broadcasting,yaitu isi pikiran pasien yang tersiar
kelur sehngga orang lain dapt mengetahuinya. Delution of control, yaitu
waham bahwa dirinya dikendalikan oleh sesuatu kekuatan dari luar.
Delution of influence, yaitu waham dirinya dipengaruhi oleh sesuatu
kekuatan dari luar. Delution of passivity, yaitu waham tentang dirinya
yang tidak berdaya dan pasrah. Delution of perception, yaitu pengalaman
indrawi yang tidak wajar biasanya bersifat mistis atau mukzizat (11).

Skizofrenia yang paling sering terjadi di kalangan masyarakat adalah


skizofrenia paranoid (12). Skizofrenia paranoid ditandai dengan 3 gejala
yaitu gangguan afektif, halusinasi terutama halusinasi auditorik, dan
waham terutama waham kebesaran dan waham kejar. Berdasarkan PPDGJ
III untuk skizofrenia paranoid harus memenuhi kriteria skizofrenia yang
disebutkan sebelumnya dan adanya beberapa tambahan: halusinasi dan
wahamnya harus menonjol, biasanya halusinasi auditorik yang dimana
pasien mendengar suara -suara yang mengancam dirinya atau memberikan
perintah. Selain halusinasi auditorik ada juga halusinasi pembauanatau
pengecap rasa yang bersifat seksual, perasaan tubuh. Selain itu juga ada
gangguan afektif, dorongan dari keinginan dan pembicaraan, serta adanya
gejala katatonik secara relatif yang tidak nyata dan tidak menonjol.

Skizofrenia paranoid dapat terjadi dikarenakan ada kelemahan


neurologis dan juga ada gangguan kognitif namun memiliki prognosis
yang baik. Skizofrenia paranoid termasuk kedalam fase psikosis yang
dimana realita yang terjadi tidak sesuai dengan pikiran (13)

Faktor penting untuk trjadinyaa skizofrenia adalah usia. Skizofrenia


paling sering terjadi pada masa akhir masa remaja atau sudah dewasa
dengan rentang usia 17-40 tahun. Onset skizofrenia yang terjadi pada laki-
laki berkisar antara usia 20-25 tahun, sedangkan pada wanita berkisar
terjadi pada usia 30 tahun. Gangguan kejiwaan ini bisa menurunkan
harapan hidup seseorang dikarenakan sekitar 5-10% beresiko untuk
mengakhiri hidupnya. Umumnya prognosis pada pasien gangguan jiwa
skizofrenia buruk, hanya sekitar 10 %hingga 20 % yang memiliki

8
prognosis yang baik. Status sosial seseorang sering dikaitkan dengan
penyebab terjadinya skizofrenia (14)

Dikalangan masyarakat diperlukan peran serta dari pemerintahan


pusat, daerah, tokuh masyarakat melalui program desa siap siaga sehat
jiwa untuk meningkatkan derajat kesehatan jiwa. Program tersebut
merupakan program dimana penduduknya memiliki kesiapan untuk
mengatasi masalah kesehatan jiwa secara mandiri (15)

2.2.2 Epidemiologi skizofrenia

Epidemiologi dari skizofrenia menurut riskesdas pada tahun 2013,


disebutkan bahwa pravelensi pasien dengan gangguan jiwa di Indonesia
adalah 236 juta orang,6 % mengalami gangguan jiwa ringan, dan sekitar
0,17%menderita gangguan jiwa berat. Kemudian berdasarkan data dari
American Psychiatric Association (APA) pada tahun 2013, dikatakan
bahwa populasi penduduk di dunia yang menderita gangguan jiwa berupa
skizofrenia yaitu sebesar 1% (16)

2.2.3 Faktor risiko skizofrenia

a. umur
b. jenis kelamin
c. pekerjaan
d. status perkawinan
e. konflik keluarga
f. status ekonomi
g. faktor genetik (17)

2.2.4 Tatalaksana skizofrenia

Pada pasien yang menderita skizofrenia terapi yang paling utama


adalah terapi medikamentosa. Tujuan pengobatan agar bisa mengontrol
perilaku pasien dan juga bisa mengurangi gejala yang diderita pasien.
Skizofrenia tidak bisa dikatakan. Obat yang bisa diberikan pertama adalah
obat golongan benzixosazole yang merupakan antipsikosis atipikal atau

9
antipsikosis I, obat yang tergolong kedalam golongan ini adalah obat
risperidon dengan dosis 2x2 diberikan selama 5 hari. Obat ini bisa
mengurangi gejala negatif dan juga gejala positif.

2.3 Kerangka Teori

STATUS GIZI

SKIZOFRENIA
PARANOID

Definisi Epidemiologi

Faktor Resiko Tatalaksana

Farmakologi Non Farmakologi


Gambar 2.1 kerangka teori

2.4 Hipotesis
Hipotesa dari penelitian ini adalah adanya gambaran pengaruh
status gizi terhadap pasien yang skizofrenia paranoid di Rumah Sakit Jiwa
Banda Aceh.

10
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan studi


cross sectional untuk melihat status gizi terhadap pasien yang menderita
skizofrenia tipe paranoid.

3.2 Tempat dan waktu penelitian


penelitian ini akan dilaksanakan di Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh
mulai dari bulan Desember 2023 sampai bulan September 2024.
Perencanaan kegiatan penelitian dapat dilihat pada lampiran 1.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan unit atau individu dalam ruang
lingkup yang ingin diteliti. Populasi penelitian ini adalah keseluruhan
pasien yang menderita skizofrenia tipe paranoid di Rumah Sakit Jiwa
Banda Aceh.
3.3.2 Sampel Penelitian
Pengambilan sampel yang digunakan adalah metode
Nonprobability Sampling dengan teknik Total Sampling yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi
a. Kriteria Inklusi
1) Pasien skizofrenia yang sudah didiagnosis mengalami tipe paranoid
2) Bersedia dan bisa ikut serta dalam penelitian
3) Pasien yang mengalami penurunan berat badan
4) Pasien yang mengalami kenaikan berat badan
b. Kriteria Eksklusi
1) Pasien dengan hasil rekam medik yang tidak lengkap

11
2) Pasien yang tidak bersedia menjadi responden
3) Bukan pasien skizofrenia paranoid
3.4 Kerangka Konsep
Kerangka konsep pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Variabel Independen Variabel dependen

Pasien skizofrenia
Status Gizi
paranoid

Gambar 3.1 Kerangka Konsep


3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.5 1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini sebagai berikut :
1. Variabel independen pada penelitian ini adalah pengukuran
status gizi
2. Variabel dependen pada penelitian ini adalah penentuan gizi
pasien skizofrenia paranoid
3.5 2 Definisi Operasional
Untuk memudahkan pemehaman dari variabel-variabel pada
penelitian ini maka variabel-variabel penelitian ini akan
dijelaskan dengan definisi operasioanl sebagai berikut:
1. Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan
nutrisi dengan mengukur berat dan tingggi badan
seseorang. Cara pengukurannya adalah dengan
menimbang berat badan dan mengukur tingggi badan
pasien kemudian dihitung indeks masa tubuh untuk
menentukan status gizi pasien berdasarkan WHO

Rumus IMT=berat dadan (kg)/Tinggi Badan (m2)

Penentuan status gizi indeks massa tubuh menurut WHO:


1) Underweight : < 18,5

12
2) Normal :18,5 – 22,4
3) Overweight : 23 – 24,4
4) Obesitas I : 25 – 29,4
5) Obesitas II : > 30

Penentuan status gizi indeks masa tubuh menurut nasional:


1) Underweight berat : < 17,0
2) Underweight ringan : <17,0 – 18,4
3) Normal : 18,5 – 25,0
4) Obesitas I : 25,1 – 27,0
5) Obesitas II : > 27,0

2. Skizofrenia paranoid adalah salah satu penyakit gangguan


jiwa. Skizofrenia paranoid memiliki kriteria Diagnostic
and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition
atau sering dikenal dengan kode DSM-5. Untuk
memenuhi kriteria diagnosis skizofrenia, pasien harus
mengalami minimal 2 gejala berikut : Delusi, Halusinasi,
Berbicara tidak teratur. Kode DSM-5 untuk tipe paranoid
(295.30) : dimana pasien mengalami halusinasi
pendengaran dan delusi.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pada pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan
teknik wawancara menggunakan interview dan teknik observasi dengan
menggunakan catatan lapangan untuk mengidentifikasi. Kemudian peneliti
juga akan melihat data rekam medik untuk melengkapi data diri pasien
3.7 Alat Penelitian
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrument
interview guide dan dibantu dengan menggunakan alat perekam
seperti recorder. Kemudian ada alat untuk mengukur status gizi pasien
yakni ada stadiometer untuk mengukur tinggi badan pasien dan ada
timbangan digital untuk mengukur berat badan pasien.

13
3.8 Pengolahan data
a. Collecting
Collecting yaitu mengumpulkan data penderita yang didiagnosa
dengan skizofrenia tipe paranoid.
b. Editting
Editting yaitu mengoreksi variabel karakteristik penelitian
sebelum dilakukan entri data sehingga bila ada kesalahan atau
kekurangan data dapat segera diklasifikasikan.
c. Tabulating
Tabulating yaitu mengelompokkan data sesuai dengan kategori
yang telah dibuat untuk setiap subvariabel yang diukur dan
selanjutnya dimasukkan kedalam tabel.
d. Cleaning
Cleaning yaitu mengevaluasi kembali data untuk menghindari
kesalahan dan kekurangan data.
3.9 Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan cara bivariat. Analisis data secara
bivariat merupakan merupakan analisis terhadap dua variabel yang diduga
saling berhubungan. Cara ini dilakukan untuk mengetahui distribusi dari
masing-masing variabel indepenten dengan variabel depende
3.10 Alur Penelitian

Surat izin penelitian dari Fakultas


Kedokteran Universitas Syiah
Kuala

Surat izin dari Rumah Sakit Jiwa


Banda Aceh

Pasien yang dirawat di rumah sakit


jiwa Banda Aceh

14
Melihat rekam medik masien
dan melakukan wawancara

Pengukuran
Antopometri

Berat badan Berat badan


kurang lebih

Pengumpulan Data

Analisis Data

Gambar 3.2 Alur Penelitian

Daftar pustaka
1. Zahnia S, Wulan Sumekar D. Siti Zahnia & Dyah Wulan Sumekar | Kajian Epidemiologis
Skizofrenia MAJORITY I Volume 5 I Nomor 4 I Oktober 2016 I 160.

15
2. Abdullah, Norfai. Analisis Status Gizi dengan Prestasi Belajar Pada Siswa di SDN Mawar 8
Kota Banjarmasin. 2019;IX(2).

3. Yulisna Sinukaban V, Yulastri A. Influence of Nutrition and Helath on Performance. Vol.


15. 2023.

4. Fatrikawati H, Hamidah S. Pengaruh Pengetahuan Makanan Sehat Terhadap Kebiasaan


Makan Kelas X Boga Smkn 4 Yogyakarta Impacts Of Knowledge About Healthy Food On
Eating Habit Of Hospitality Program Students Grade X Smkn 4 Yogyakarta [Internet].
yokyakarta ; Available from: www.depkes.go.id

5. Budiarti E, Rohmah S, Pertiwi H, Umilia. Meningkatkan Pemahaman Pentingnya Makan


Makanan Bergizi Seimbang Melalui Kegiatan Makan Bersama Di Ra Al Fata Rokan Hulu.
Jurnal Inovasi Riset Ilmu Kesehatan. 2022 Oct 4;1(4).

6. Rahmawati F, Manikam RM. The Factors Related to Consumption of Fruit and Vegetables
in The Students of The S1 Nutrition Study Program of MH. Thamrin University. Vol. 15.
2023 Jul.

7. Sumarlin R. Penilaian Status Gizi.

8. Wening Shivanela S, Virani D, Salam A, Hidayanti H, Dachlan DM. Gambaran Status Gizi
Dan Kejadian Common Mental Disorders Pada Mahasiswa Gizi Di Universitas Hasanuddin
Overview Of Nutritional Status And The Insidence Of Common Mental Disorders In
Nutrition Students At Hasanuddin Univesity. Vol. 10, JGMI: The Journal of Indonesian
Community Nutrition. 2021.

9. Susanti SE, Indrawati V. The Relationship between Knowledge and Attitudes with
Student’s Fast Food Consumption Behavior in Senior High School 2 Tuban. Vol. 15. 2023
Jul.

10. Surya Mulya Fadli, Mitra. Pengetahuan dan Ekspresi Emosi Keluarga serta Frekuensi
Kekambuhan Penderita Skizofrenia. 2013.

11. Hendarsyah F. Faddly l Diagnosis dan Tatalaksana Skizofrenia Paranoid dengan Gejala-
Gejala Positif dan Negatif Diagnosis dan Tatalaksana Skizofrenia Paranoid dengan Gejala-
Gejala Positif dan Negatif. lampung ; 2016 Jan.

12. Isymiarni Syarif, Andi Nursiah, idris. Faktor Risiko Kejadian Relaps Pada Penderita
Skizofrenia Paranoid Di Rskd Provinsi Sulawesi Selatan. 2020 Nov;2(11).

13. Ningrurani, Muslimah Zahro Romas, Wahyu Widiantoro. Studi Kasus Penderita
Skizofrenia Paranoid. jurnal psikologi. 2022;13(1).

14. Komang I, Landra G, Devi K, Anggelina I. Skizofrenia Paranoid Paranoid Schizophrenia.


Vol. 2, Ganesha Medicina Journal. 2022 Mar.

15. Ayuwatini S, Ardiyanti Y, Suryani U. Gambaran Kesehatan Jiwa Masyarakat. Vol. 6, Jurnal
Keperawatan Jiwa. semarang ; 2018 May.

16. Cahaya N, Nasution R, Na Fhory B, Nautika Lingga H. Studi Deskriptif Dua Kombinasi
Antipsikotik Dan Sindrom Parkinsonisme Dalam Pengobatan Skizofrenia Paranoid

16
Descriptive Study of Two Antipsychotics Combination and Parkinsonism Syndromes in
Paranoid Schizophrenia Treatment. Vol. 5, Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan
Basah. kalimantan selatan ; 2020 Apr.

17. Zahnia S, Wulan Sumekar D. Siti Zahnia & Dyah Wulan Sumekar | Kajian Epidemiologis
Skizofrenia Majority I Volume 5 I Nomor 4 I Oktober 2016 I 160. lampung; 2016 Oct.

17

Anda mungkin juga menyukai