Medis 2
A. Makna Shalat
Shalat secara Bahasa berarti do’a (Q.S. At-Taubah:103). Inti dari semua
perkara adalah Islam, sedangkan yang menjadi tiang Islam adalah Shalat. Ada dua
cara memohon pertolongan kepada Allah SWT yaitu sabar dan shalat. Shalat juga
merupakan terapi pengobatan yang efektif bagi tubuh.
َأِقِم الَّص اَل َة ِلُد ُلوِك الَّشْم ِس ِإَلٰى َغ َس ِق الَّلْيِل َو ُقْر آَن اْلَفْج ِر ۖ ِإَّن ُقْر آَن اْلَفْج ِر َك اَن َم ْش ُهوًدا
“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan
(dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh
malaikat).’’
Kalimat aqimishalaata/dirikanlah shalat bermakna laksanakan shaklat secara
terus-menerus dan berkesinambungan sesuai dengan wakt-waktu, syarat, dan
rukun yang telah di tentukan.
Kalimat liduluukisysyamsi dalam ayat diatas memiliki 3 makna:
Pertama, liduluukisysyamsi, bermakna tergelincirnya matahari dari tengah,
megisyaratkan waktu shalat Zhuhur, saat mulai tergelincir dari tengah, dan mulai
condong ke barat.
Kedua, liduluukisysyamsi, bermakna matahari menguning, yang mengisyaratkan
waktu shalat ‘Ashar, yaitu saat sebelum matahari tampak menguning.
Ketiga, liduluukisysyamsi, bermakna tenggelamnya matahari mengisyaratkan
waktu shalat Maghrib, yaitu saat matahari terbenam.
Kalimat ilaaghasaqillaili berarti sampai kegelapan malam, mengisyaratkan
shalat Isya. Waktu shalat wajib Isya sejak hilangnya warna merah (syafaq) dan di
angkasa mulai dipenuhi kegelapan, hingga tengah malam.
Kalimat Wa qur’aaanal fajri berarti bacaaan (Al-Qur’an) di waktu fajar,
mengisyaratkan waktu shalat Shubuh. Karena dalam shalat shubuh terdiri dari dua
rakaat yang dilaksanakan saat terbitnya fajar, diwajibkan untuk membaca al-
quran: Surat Al-Fatihah, dan Surat lainnya secara zahar (bersuara) disetiap
rakaatnya.
Fadhilah bacaan Al-Quran di setiap rakaat shalat Shubuh, adalah disaksikan
para malaikat. Ini makna ayat dari akhir kalimat pada Q.S. Al-Israa:78.
2. Fadhilah shalat fardhu
1. Dalam HR. Muslim disebutkan bahwa Allah berjanji akan memasukkan
mereka ke dalam surga bagi siapa yang melaksanakan shalat lima waktu, bagi
siapa yang tidak mengerjakannya maka baginya tidak ada perjanjian dengan
Allah, jika Allah berkehendak, Dia akan menyiksanya.
2. Allah menghapus dosa-dosa. (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Perbedaan kita dan orang-orang munafik adalah menyaksikan (melaksanakan)
shalat Isya dan Shubuh. Orang munafik tidak melaksanakan keduanya. (HR.
Baihaqi)
4. Senantiasa dalam keadaan fitrah, selama melaksanakan Shalat maghrib
sebelum bintang-bintang muncul. (HR. Ahmad dan Thabrani)
5. Dapat melihat Allah sebagaimana melihat bulan (purnama di malam), jika
kalian tidak lalai melaksanakan (meninggalkan) shalat sebelum matahari terbit
dan matahari terbenam (Shubuh dan Ashar). (HR. Muttafaqun’alaih)
6. Terhapus amalnya bagi siapa yang meninggalkan shalat Ashar. (HR. Bukhari)
Kedua, tengah hari (shalat Zhuhur) akan mengalami tiga reaksi penting:
L. Shalat Khusyu’
Secara bahasa khusyu berarti menyerah, menunjukan kehormatan. Secara
istilah Khusyu berarti ketenangan jiwa (hati) dan menekan keinginan nafsu yang
cenderung mengarah pada kedurhakaan.
Orang yang khusyu adalah orang-orang yang menyerah dan menunjukan
penghormatan agar mampu menerima segala ketentuan Allah SWT dengan
mengamalkan segala kebajikan guna mengharapkan kesudahan yang baik.
Cara sederhana untuk bisa khusyu adalah konsentrasi (fokus) terhadap bacaan-
bacaan shalat, serta menunaikan rukun dan gerakan shalat secara tertib berurutan.
Pada saat memulai suatu ibadah demikian pula dengan ibadah zakat fitrah, maka
ada tuntunan niat.
2. Zakat harta
Berupa : emas, perak, uang, binatang ternak, hasil bumi (perkebunan/pertanian),
dan hasil perdagangan.
Artinya: Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat;
sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: "Siksa-Ku
akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala
sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang
menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami".
Zakat sebagai petunjuk dan berita gembira bagi orang-orang beriman terdapat
dalam Q.S. An Naml:1-3 dan Q.S. Luqmaan: 1-4. Zakat juga merupakan kewajiban
para Istri dan keluarga Nabi Muhammad SAW. Dengan menunaikan zakat, Allah
SWT bermaksud menghilangkan dosa dan membersihkan istri-istri dan keluarga Nabi
Muhammad SAW sebersih-bersihnya (Q.S. Al Ahzaab: 33).
Zakat adalah bentuk ketaatan kepada Allah SWT, yang senantiasa diiringi
shalat, amar-ma’ruf dan nahi mungkar serta menjadi sarana penolong sesame kaum
muslimin yang beriman kepada Allah SWT. Q.S. At Taubah: 71, Q.S. Al Maaidah: 55
dan Q.S. An Nuur: 56
Zakat adalah bentuk kepedulian sosial yaitu memberikan harta yang
dicintainya kepeda kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir yang
memerlukan pertolongan dan orang-orang yang meninta-minta, serta memerdekakan
budak hamba sahaya. (Q.S. Al Baqarah: 177)
Membangun persaudaraan seagama sesama muslim yang kokoh melalui zakat
dan shalat (Q.S. At Taubah: 11 dan Q.S. Al Mujaadalah: 13). Dalam Q.S. Fushshilat:
6-7 disebutkan bahwa tidak menunaikan zakat termasuk dalam kategori
menyekutukan Allah. Melaksanakan perintah beribadah kepada Allah SWT haruslah
senantiasa dilandasi dengan keikhlasan. Ikhlas berarti melepaskan semua harapan
kepada selain Allah SWT. (Q.S. Al Bayyinah: 5)