Anda di halaman 1dari 15

ENSIKLOPEDIA SAINS Islami

Medis 2

Bab. 2 Shalat dan Perspektif Medis

A. Makna Shalat
Shalat secara Bahasa berarti do’a (Q.S. At-Taubah:103). Inti dari semua
perkara adalah Islam, sedangkan yang menjadi tiang Islam adalah Shalat. Ada dua
cara memohon pertolongan kepada Allah SWT yaitu sabar dan shalat. Shalat juga
merupakan terapi pengobatan yang efektif bagi tubuh.

B. Waktu Shalat Fardhu dan Fadhilahnya


1. Waktu shalat fardhu
Al-Qur’an memberi isyarat waktu sholat wajib secara global (Q.S. An-
Nisaa’:103). Shalat merupakan kewajiban yang sudah ditentukan waktunya, dan
tidak berubah, atau gugur oleh suatu apapun.
Ketentuan waktu shalat yang diwajibkan (Q.S. Al-Israa’:78)

‫َأِقِم الَّص اَل َة ِلُد ُلوِك الَّشْم ِس ِإَلٰى َغ َس ِق الَّلْيِل َو ُقْر آَن اْلَفْج ِر ۖ ِإَّن ُقْر آَن اْلَفْج ِر َك اَن َم ْش ُهوًدا‬
“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan
(dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh
malaikat).’’
Kalimat aqimishalaata/dirikanlah shalat bermakna laksanakan shaklat secara
terus-menerus dan berkesinambungan sesuai dengan wakt-waktu, syarat, dan
rukun yang telah di tentukan.
Kalimat liduluukisysyamsi dalam ayat diatas memiliki 3 makna:
Pertama, liduluukisysyamsi, bermakna tergelincirnya matahari dari tengah,
megisyaratkan waktu shalat Zhuhur, saat mulai tergelincir dari tengah, dan mulai
condong ke barat.
Kedua, liduluukisysyamsi, bermakna matahari menguning, yang mengisyaratkan
waktu shalat ‘Ashar, yaitu saat sebelum matahari tampak menguning.
Ketiga, liduluukisysyamsi, bermakna tenggelamnya matahari mengisyaratkan
waktu shalat Maghrib, yaitu saat matahari terbenam.
Kalimat ilaaghasaqillaili berarti sampai kegelapan malam, mengisyaratkan
shalat Isya. Waktu shalat wajib Isya sejak hilangnya warna merah (syafaq) dan di
angkasa mulai dipenuhi kegelapan, hingga tengah malam.
Kalimat Wa qur’aaanal fajri berarti bacaaan (Al-Qur’an) di waktu fajar,
mengisyaratkan waktu shalat Shubuh. Karena dalam shalat shubuh terdiri dari dua
rakaat yang dilaksanakan saat terbitnya fajar, diwajibkan untuk membaca al-
quran: Surat Al-Fatihah, dan Surat lainnya secara zahar (bersuara) disetiap
rakaatnya.
Fadhilah bacaan Al-Quran di setiap rakaat shalat Shubuh, adalah disaksikan
para malaikat. Ini makna ayat dari akhir kalimat pada Q.S. Al-Israa:78.
2. Fadhilah shalat fardhu
1. Dalam HR. Muslim disebutkan bahwa Allah berjanji akan memasukkan
mereka ke dalam surga bagi siapa yang melaksanakan shalat lima waktu, bagi
siapa yang tidak mengerjakannya maka baginya tidak ada perjanjian dengan
Allah, jika Allah berkehendak, Dia akan menyiksanya.
2. Allah menghapus dosa-dosa. (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Perbedaan kita dan orang-orang munafik adalah menyaksikan (melaksanakan)
shalat Isya dan Shubuh. Orang munafik tidak melaksanakan keduanya. (HR.
Baihaqi)
4. Senantiasa dalam keadaan fitrah, selama melaksanakan Shalat maghrib
sebelum bintang-bintang muncul. (HR. Ahmad dan Thabrani)
5. Dapat melihat Allah sebagaimana melihat bulan (purnama di malam), jika
kalian tidak lalai melaksanakan (meninggalkan) shalat sebelum matahari terbit
dan matahari terbenam (Shubuh dan Ashar). (HR. Muttafaqun’alaih)
6. Terhapus amalnya bagi siapa yang meninggalkan shalat Ashar. (HR. Bukhari)

C. Shalat di Awal Waktu dan Pengaturan Irama Tubuh


HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Hakim menyebutkan Dari Ibnu Mas’ud
ra. Berkata: Rasulullah SAW bersabda : ‘’Paling utama suatu amal (perbuatan) adalah
shalat diawal waktu).
Shalat diawal waktu mengandung rahasia-rahasia bagi fiiologi manusia yang
beriman. Bahwa waktu-waktu shalat kaum muslimin sangat selaras dengan waktu
aktivitas fisiologi tubuh.
Pertama, waktu fajar (shalat Shubuh) akan mengalami tiga perubahan
(transisional) yang penting:
1. Bersiap menyambut terang (siang) tepat pada waktunya, sehingga
merurunkan kelenjar Pineal, mengurangi produksi melatonin, dan
mengaktifkan system-sistem lain yang terkait dengan terang.
2. Berakhirnya dominasi system sraf parasimpatik yang temang di malam
hari, dan mulai bertolaknya gerbong aktivitas system saraf simpatik di
siang hari.
3. Bersiap menggunakan energi yang dipasok secara melimpah oleh
ketinggian kadar cortisol di pagi hari. Kenaikan hormon ini terjadi dengan
sendirinya, dan tidak disebabkan oleh factor Gerakan ataupun turun dari
ranjang

Kedua, tengah hari (shalat Zhuhur) akan mengalami tiga reaksi penting:

1. Menenangkan diri dengan shalat pasca kenaikan kulminatif pertama


hormon adrenalin pada waktu pagi.
2. Menenangkan diri dari gejolak seks, sebab hormone testosterone mencapai
puncak kulminasinya pada waktu Zhuhur.
3. Jam biologis mendesak tubuh untuk menambah pasokan enargi, jika
seseorang yang melaksanakan shalat Zhuhur tidak sarapan pagi. Dengan
demikian, shalat bias menjadi factor penenang stress yang terjadi karena
lapar.
Ketiga, memasuki waktu Ashar sangat terkait dengan puncak kulminasi kedua
adrenalin, bersamaan dengan aktivitas krusial sejumlah fungsi fisiologis, khususnya
fungsi jantung
Keempat, berbeda dengan shalat Shubuh, shalat Maghrib adalah masa transisi
dari terang ke gelap. Disini produksi hormone melatonin meningkat akibat datangnya
kegelapan (malam), sehingga merangsang rasa kantuk dan malas. Sementara hormon
serotonin, cortisol, dan androsin mengalami penurunan.
Kelima, shalat Isya adalah masa peralihan dari aktif ke pasif (rehat), proses
peralihan tubuh dari dominasi system saraf simpatik ke dominasi system saraf
parasimpatik.

D. Syarat Sahnya Shalat


1. Beragama islam
2. Aqil-baligh (Tamyiz)
3. Niat shalat karena Allah
4. Telah masuk waktu shalat
5. Menjaga kesucian (Thaharah)
6. Menutup Aurat
7. Menghadap kearah kiblat

E. Rukun dan Gerakan Shalat Serta Rahasia Medis


1. Berdiri tegak bagi yang mampu
2. Mengucap lafal niat shalat
3. Takbiratul ihram dan do’a iftitah
4. Membaca surat Al-Fatihah dan surat lain
5. Ruku’
6. I’tidal
7. Sujud
8. Duduk diantara dua sujud
9. Duduk tahiyat awal
10. Duduk tahiyat akhir
11. Salam ke kanan dan ke kiri

F. Shalat dan Pencegahan Varises


Varises pada betis adalah penyakit yang timbul akibat ketidakseimbangan
yang terjadi pada urat-urat betis. Shalat memiliki peran penting dalam
mengembalikan darah ke jantung. Dengan Gerakan-gerakan shalat yang sangat
fleksibel, dapat membantu kinerja pompa tersebut, dan mampu bekerja dengan
sempurna.
Dapat dilihat dari penelitian dr. Taufiq ‘ulwan bahwa, penurunan tekanan
venous setelah tiap rakaat yang hingga angka 30cm/air, bahkan mendekati angka nol
(1,33 cm/air) merupakan rahmat bagi manusia secara umum, terlebih bagi orang-
orang yang berjuang melawan varises dala tempo yang lama.

G. Shalat dan Penguatan Tulang


Ada sejumlah faktor yang turut terlibat dalam menentukan kekuatan atau
kelemahan tulang, antara lain:
- Faktor genetik. Faktor yang membuat postur tubuh manusia berbeda-beda
antara satu bangsa dengan bangsa yang lain.
- Hormon, seperti hormone kelenjar gondok, hormon-hormon genital (seks),
dan hormon kelenjar adrenal.
- Faktor gizi, misalnya kekurangan kalsium dan protein pada makanan.
- Faktor terakhir yang tepenting adalah tingkat pergerakan tubuh dan
aktivitas hariannya. Orang yang aktif bergerak setiap hari memilikijumlah
tulang yang jauh lebih banyak dibanding orang yang malas dan hanya
duduk-duduk, atau berbaring di tempat tidur.
Islam telah mendahului disiplin kedokteran modern dalam menangani dan
menyembuhkan kerapuhan tulang, baik kerapuhan yang alami akibat ketuaaan usia,
maupun akibat kemalasan bergerak. Pelaksanaan 17 rakaat shalat wajib setiap hari
dan 33 rakaat shalat sunnah menjadikan manusia aktif dan konsisten melakukan
Gerakan-gerakan fisik yang berkekuatan sedang sepanjang tiga jam.

H. Pengobatan dengan Shalat


Shalat merupakan informasi yang masuk ke dalam sel otak sebanyak lima kali
sehari. Informasi tersebut berfungsi berfungsi memperbaiki gangguan yang terjadi
pada program yang ada dalam otak.

I. Shalat Sebagai Obat Jiwa


Shalat yang khusyu membantu menenangkan jiwa dan menghilangkan
ketegangan karena berbagai sebab, diantaranya yang terpenting adalah perasaan akan
kelemahan diri dan kekerdilan segala permasalahan di hadapan kebesaran dan
keagungan Sang Khaliq.

J. Manfaat Shalat bagi Ibu Hamil


1. Memberikan efek kelenturan dan elastisitas seluruh otot dan anggota tubuhnya. Ia
pun bisa dengan mudah menggerakan tulang belakang dan persendian panggulnya
demi menjaga kekuatan dan kestabilan tubuh.
2. Memacu sirkulasi darah pada jantung, otak, pembuluh nadi, dan uratdarah halus,
sehingga membantu kelancaran suplai makanan pada janin dan membantu
pertumbuhan janin secara normal.
3. Menjaga kelenturan persendian tulang panggul dan otot-otot perut yang
berpengaruh besar bagi kesehatan ibu hamil.
4. Memperbaiki irama pergerakan otot
5. Membangkitkan semangat dan memberikan kepercayaan diri, kontrol tubuh, dan
kemampuan berkonsentrasi.
6. Memberikan pendidikan rohani bagi janin sejak masih dalam kandungan ibunya.

K. Shalat Anggota Badan


Seluruh anggota badan, hendaknya diajak serta dalam shalat sesuai dengan
fungsinya masing-masing.
Hati shalat : meluruskan niat shalat, ikhlas semata-mata mengharapkan ridha Allah
SWT, menghadirkan segala keagungan sifat-sifatNya, melembutkan hati.
Bibir, lidah dan tenggorokan yang mengeluarkan suara shalat : mengucapkan lafal
niat untuk memulai shalat, mengucapkan lafadhul jalalah (Allahu Akbar) saat
bertakbiratul ihram, dan takbir intiqal, serta samiállahu liman hamidah saat I’tidal,
mengucap doa iftitah, membaca surat Al-Fatihah, dan ayat-ayat suci Al-Quran, serta
mengucapkan lafal-lafal bacaan doa sejak ruku, itidal, sujud, duduk iftirasy dan
tawaruk, hingga slam ke kakanan dan ke kiri.
Telingan shalat : mendengarkan doa-doa dan bacaan surat Al-Fatihah serta ayat-ayat
suci Al-Quran secara seksama
Otak shalat : menerima doa-doa dan bacaan yang masuk melalui pendengaran
kemudian pikiran, renungkan, dan hayati maknanya hingga memperoleh pemahaman
yang mencerahkan.
Tangan shalat : mengangkat kedua tangan sebagai bentuk penyerahan diri kepada
Allah SWT. Untuk menahan ruku dan sebagai penyangga Pundak/bahu saat dalam
keadaan sujud, jari tangan kiri direnggangkan lalu jari tangan kanan menggenggam
dalam bentuk lima puluh tiga, kemudian telunjuk jari kanan menunjuk ketika tahiyat
awal serta akhir.
Mata shalat : mengarahkan pandangan tertuju pada tempat sujud, lalu arahkan
pandangan ke telunjuk tangan kanan ketika bertasyahud awal dan akhir, kemudian
arahkan pandangan ke sisi kanan dan kiri saat salam untuk mengakhiri shalat
Kaki shalat : berdiri tegak laksana huruf alif
Pori-pori kulit : ditandai dengan munculnya getaran-getaran halus, seperti merinding
pada sekujur tubuh.

L. Shalat Khusyu’
Secara bahasa khusyu berarti menyerah, menunjukan kehormatan. Secara
istilah Khusyu berarti ketenangan jiwa (hati) dan menekan keinginan nafsu yang
cenderung mengarah pada kedurhakaan.
Orang yang khusyu adalah orang-orang yang menyerah dan menunjukan
penghormatan agar mampu menerima segala ketentuan Allah SWT dengan
mengamalkan segala kebajikan guna mengharapkan kesudahan yang baik.
Cara sederhana untuk bisa khusyu adalah konsentrasi (fokus) terhadap bacaan-
bacaan shalat, serta menunaikan rukun dan gerakan shalat secara tertib berurutan.

M. Shalatnya Orang Munafik


Ciri-ciri orang munafik dalam shalat bisa terlihat saat dan setelah shalat.
Shalat mereka terburu-buru, tidak thuma’ninah, bacaan tidak tartil, kemudian setelah
selesai shalat mereka tidak berdzikir kecuali hanya sedikit.

Bab. 4 Zakat, Infak, Sedekah Sehatkan Jiwa & Jasmani

A. Definisi & Sejarah Zakat


Zakat secara etimologi diambil dari kata zakka yang berarti menyucikan atau
mengembangkan. Menurut definisi, zakat berarti mengeluarkan sejumlah harta
tertentu sebagai kewajiban kepada pihak-pihak yang berhak menerima zakat
(mustahiq) dengan jumlah yang telah ditentukan oleh syariat.
Zakat fitrah pertama kali disyariatkan pada tahun kedua hijriyah di bulan
sya’ban. Kemudian pada tahun yang sama, mulai ditunaikan zakat fitrah sejak awal
bulan Ramadhan hingga 1 Sayawal di waktu pagisebelum dilaksanakan shalat Idul
Fitri.
Tujuan zakat untuk mensucikan orang-orang yang berpuasa dan memberikan
bantuan kepada fakir miskin dan orang-orang lemah, agar turut bergembira di hari
raya Idul Fitri. Kesempurnaan ibadah puasa di bulan Ramadhan bagi umat islam
adalah membayar zakat fitrah.

B. Jenis Zakat & Ketentuannya


1. Zakat fitrah
Zakat fitrah hukumnya fardhu (wajib) bagi setiap muslim laki-laki-perempuan,
kecil-besar, tua-muda, orang merdeka maupun budak (hamba sahaya). Zakat fitrah
di zaman Nabi SAW berupa satu sha’ kurma, atau satu sha’ gandum, atau satu
sha’ anggur kering, dapat dikiaskan dengan makanan pokok berupa beras di
Indonesia. Satu sha’ sama dengan 2,5 kg atau 3,5 liter beras. Jenis berasnya
disesuaikan yang biasa dikonsumsi setiap hari.
Waktu menunaikan zakat fitrah:
a. Waktu wajib : Sejak akhir Ramadhan memasuki malam 1 Syawal hingga esok
pagi sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri, atau menurut sebagian pendapat
sebelum khatib naik di atas mimbar untuk menyampaikan khutbah Idul Fitri.
b. Waktu jawwaz : Sejak awal Ramadhan hingga Khatib naik diatas mimbar
untuk menyampaikan khutbah Idul Fitri.
c. Waktu fadhilah : Sejak terbit fajar 1 Syawal hingga sebelum Khatib naik
diatas mimbar untuk menyampaikan khutbah Idul Fitri.

Pada saat memulai suatu ibadah demikian pula dengan ibadah zakat fitrah, maka
ada tuntunan niat.

2. Zakat harta
Berupa : emas, perak, uang, binatang ternak, hasil bumi (perkebunan/pertanian),
dan hasil perdagangan.

C. Zakat Menurut Tuntunan Al-Qur’an


Zakat adalah syariat para Nabi dan Rasul terdahulu yang senantiasa
disandingkan dengan shalat, yang menunjukan ketaatan seorang hamba kepada Allah
SWT. Tuntunnan tersebut terdapat pada Q.S. Maryam:31-34, Q.S. Maryam 54-55,
Q.S. Al-Hajj:78 dan Q.S. Al Anbiyaa:72-73
Perintah zakat selalu bergandengan dengan shalat, bentuk perjanjian kaum
Bani Israil dengan Allah SWT diantaranya termasuk tidak menyembah selain Allah
SWT, berbuat baik kepada ibu dan bapak, dan kaum kerabat, menyayangi anak-anak
dan kaum miskin, serta menjaga lisan dengan perkataan-perkataan yang baik. Namun
hanya sedikit dari mereka yang mampu memenuhi janjinya, sedangkan banyak dari
mereka berpaling dari perjanjian itu. Ini merupakan watak dari kaum Bani Israil yang
selalu berpaling dari Allah. Q.S. Al Baqarah:83, Q.S. Al Maaidah:12
Zakat merupakan rahmat dari Allah SWT, seperti tertuang dalam Q.S. Al-
A’raaf:156. Orang yang berzakat akan mendapat ganjaran pahala disisi Allah SWT,
tertuang dalam Q.S. Al Baqarah:110, Q.S. Al Baqarah: 277, Q.S. An Nuur: 37, dan
Q.S. Ar Ruum:39
‫َو اْكُتْب َلَنا ِفْي ٰه ِذِه الُّد ْنَيا َحَس َنًة َّو ِفى اٰاْل ِخَر ِة ِاَّنا ُهْد َنٓا ِاَلْيَۗك َقاَل َع َذ اِبْٓي ُاِص ْيُب ِبٖه َم ْن َاَش ۤاُۚء َو َر ْح َم ِتْي َو ِسَع ْت‬
‫ُك َّل َش ْي ٍۗء َفَس َاْكُتُبَها ِلَّلِذ ْيَن َيَّتُقْو َن َو ُيْؤ ُتْو َن الَّز ٰك وَة َو اَّلِذ ْيَن ُهْم ِبٰا ٰي ِتَنا ُيْؤ ِم ُنْو َۚن‬

Artinya: Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat;
sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: "Siksa-Ku
akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala
sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang
menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami".

Zakat sebagai petunjuk dan berita gembira bagi orang-orang beriman terdapat
dalam Q.S. An Naml:1-3 dan Q.S. Luqmaan: 1-4. Zakat juga merupakan kewajiban
para Istri dan keluarga Nabi Muhammad SAW. Dengan menunaikan zakat, Allah
SWT bermaksud menghilangkan dosa dan membersihkan istri-istri dan keluarga Nabi
Muhammad SAW sebersih-bersihnya (Q.S. Al Ahzaab: 33).
Zakat adalah bentuk ketaatan kepada Allah SWT, yang senantiasa diiringi
shalat, amar-ma’ruf dan nahi mungkar serta menjadi sarana penolong sesame kaum
muslimin yang beriman kepada Allah SWT. Q.S. At Taubah: 71, Q.S. Al Maaidah: 55
dan Q.S. An Nuur: 56
Zakat adalah bentuk kepedulian sosial yaitu memberikan harta yang
dicintainya kepeda kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir yang
memerlukan pertolongan dan orang-orang yang meninta-minta, serta memerdekakan
budak hamba sahaya. (Q.S. Al Baqarah: 177)
Membangun persaudaraan seagama sesama muslim yang kokoh melalui zakat
dan shalat (Q.S. At Taubah: 11 dan Q.S. Al Mujaadalah: 13). Dalam Q.S. Fushshilat:
6-7 disebutkan bahwa tidak menunaikan zakat termasuk dalam kategori
menyekutukan Allah. Melaksanakan perintah beribadah kepada Allah SWT haruslah
senantiasa dilandasi dengan keikhlasan. Ikhlas berarti melepaskan semua harapan
kepada selain Allah SWT. (Q.S. Al Bayyinah: 5)

D. Definisi Sedekah & Ketentuannya


Sedekah atau shadaqoh secara etimologi diambil dari kata shadaqo kemudian
berubah menjadi shidq berarti baik, benar, jujur. Jadi setiap perilaku dalam bentuk
perbuatan atau ucapan yang didasarkan pada hati yang jujur, baik, dan benar disebut
sedekah/shadaqoh. Sedangkan secara definisi, sedekah berarti memberikan harta
kepada setiap yang membutuhkan pertolongan dengan cara yang baik, benar, dan
jujur.
Makna sedekah dapat dijumpai dalam beberapa hadits Rasulullah SAW yaitu
‘’Senyummu dihadapan saudaramu adalah shadaqoh, dan menyingkirkan batu, duri,
dan tulang dari jalan manusia adalah sedekah dan memberi petunjuk (menunjuki
jalan) kepada seseorang yang tersesat dalam perjalanan adalah sedekah.

E. Sedekah Menurut Tuntunan Al-Qur’an


1. Sebagai kafarat (Q.S Al Baqarah: 196 dan Q.S An Nisaa: 92:
2. Perkataan yang baik adalah sedekah (Q.S. Al Baqarah: 263 dan 264)
3. Sedekah secara terang-terangan dan rahasia (Q.S. Al Baqarah : 271 dan Q.S. An
Nisaa:114)
4. Sedekah dan Riba (Q.S. Al. Baqarah: 276)
5. Sedekah karena nadzar (Q.S. At Taubah:75)
6. Adzab yang menghinakan bagi pencela orang mu’min yang bersedekah (Q.S. At
Taubah : 79)
7. Kisah Nabi Yusuf As. dan Saudara-saudaranya (Q.S. Yuusuf : 88)
8. Memperoleh ampunan dan pahala yang besar (Q.S. Al Ahzaab: 35)
9. Para sahabat bersedekah sebelum mengadakan pembicaraan khusus dengan
Rasulullah SAW. (Q.S. Al Mujaadalah: 12-13)
10. Infak sebelum ajal menjemput (Q.S. Al Munafiqun; 10)

F. Definisi Infak & Ketentuannya


Infaq secara Bahasa berasal dari kata anfaqa yang berarti menghabiskan
harta/waktu. Secara definisiinfak berarti mengeluarkan harta yang dimiliki secara
tulus setiap saat dan terus menerus (berkesinambungan) untuk kepentingan pribadi,
keluarga, dan membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan, dengan niat
mengharapkan ridha Allah SWT.
Hukum infak adalah sunnah, sama dengan h8ukum sedekah. Sunnah artinya
apabila mengerjakannya maka mendapat pahala, dan apabila tidak mengerjakannya
maka tidak mendapat dosa. Meskipun demikian, infak merupakan amal shaleh yang
sangat dianjurkan oleh syariat islam.
Tidak seperti zakat fitrah dan zakat mal, bahwa berinfak tidak mempunyai
ketentuan khusus mengenai jumlah harta dan waktu tertentu untuk berinfak.
G. Infak Menurut Tuntunan Al-Qur’an
1. Sifat orang yang bertakwa (Q.S. Al Baqarah: 1-3, Q.S. Ali Imraan: 133-134, Q.S.
Al Lail:17-21, dan Q.S. At Taghaabun: 16)
2. Semoga memperoleh rahmat (Q.S An Nuur : 56)
3. Memperoleh kebaikan yang melimpah dan ganjaran pahala yang lebih besar (Q.S.
Al Muzzammil: 20, Q.S An Nisaa: 162, Q.S At Taubah: 121, Q.S Al Hadiid: 7)
4. Diberi pahala dua kali lipat (Q.S Al. Qashash)
5. Dibalas dengan sempurna (Q.S Al Anfaal: 60)
6. Perumpamaan infak (Q.S Al Baqarah: 261-262)
7. Berinfak dari hasil usaha yang baik (Q.S Al Baqarah: 267)
8. Infak karena nadzar (Q.S Al Baqarah: 270)
9. Infak secara sembunyi dan terang-terangan (Q.S Al Baqarah: 274, Q.S Ar Ra’du:
22, Q.S Ibrahiim: 31, Q.S An Nahl: 75, Q.S Al Faathir: 29-30)
10. Kebajikan diperoleh dengan infak (Q.S Ali Imraan: 92)
11. Sifat orang yang bertawakkal (Q.S Al Anfal: 2-3)
12. Al Ahbaar dan Ar Ruhbaan enggan berinfak (Q.S At Taubah: 34)
13. Infak dianggap suatu kerugian (Q.S At Taubah: 98-99)
14. Infak dengan binatang ternak (Q.S Al Hajj: 34-35)
15. Infak dan sujud (Q.S As Sajdah: 15-16)
16. Apa yang diinfakkan, akan diganti (Q.S Asy Syuura: 38)
17. Infak sebelum dan sesudah Fathul Makkah (Q.S Al Hadiid: 10)
18. Dimudahkan setiap kesulitannya (Q.S At Thalaaq: 7)
19. Apa yang mesti diinfakkan (Q.S Al Baqarah: 219)

H. Orang Kafir Berinfak


Orang-orang kafir kepada Allah SWT enggan mengeluarkan sebagian harta
mereka untuk membantu sesama manusia yang membutuhkan pertolongan.

I. Bersihkan Harta, Sucikan Jiwa, Sehatkan Jasmani dan Rohani


Zakat, sedekah, dan infak bertujuan membersihkan harta, mensucikan jiwa,
serta menyehatkan jasmani dan rohani. Secara medis, sedekah, zakat, dan infak sangat
berkaitan erat dengan kesehatan jasmani dan rohani.
Syarat diterimanya sedekah, infak dan sedekah adalah memberikan harta yang
halal dan bersumber dari cara-cara yang halal ketika memperolehnya, disamping
kaikhlasan hati karena Allah SWT dalam setiap amal.

J. Sasaran Zakat, Infaq dan Sedekah


Sesuai dengan Q.S. Al Baqarah : 215 disebutkan bahwa harta hendaknya
diinfakkan bagi kedua orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin dan orang yang
dalam perjalanan.
Dari Q. S. At Taubah: 60 menyebutkan zakat hanya diperuntukan kepada
orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat (amil zakat), para
mu’allaf (yang telah terbujuk hatinya untuk memeluk Agama Islam), untuk budak-
budak (yang telah dibebaskan), orang-orang yang berhuang, untuk orang-orang yang
berjuang di jalan Allah dan untuk anak-anak terlantar di jalan atau para musafir.

Bab. 5 Haji & Umrah

A. Pengertian Haji & Umrah


Secara Bahasa (lughawi) kata Haji dan Umrah memiliki makna yang sama
yaitu mengunjungi/mendatangi. Secara istilah Syariat bermakna pergi ke kota Makkah
dengan niat beribadah kepada Allah SWT untuk melaksanakan manasik seperti
thawaf (mengelilingi Ka’bah), sa’i, wukuf dan berbagai rukun serta sunnah yang
disyariatkan.
Perbedaan antara haji dan Umrah, diantaranya:
1. Ibadah haji hanya bias dilakukan sekali dalam satu tahun, pada bulan-bulan yang
telah dimaklumkan yaitu dimulai dari bulan Syawal, Dzulqa’dah hingga 9
Dzulhijjah.
2. Ibadah haji, hukumnya wajib bagi yang mampu, di dalamnya mencakup
pelaksanaan umrah.
3. Ibadah haji; melakukan thawaf, sa’I, tahallul (cukur rambut), lempar jumrah dan
puncaknya adalah wukuf di Arafah, pada 9 Dzulhijjah)
4. Menurut Imam Abu Hanifah, makruh hukumbya melakukan umrah di hari Arafah,
hari Nahar (Idul Adha), dan tiga hari tasyriq yaitu tanggal 11, 12, dan 13
Dzulhijjah.
5. Ibadah umrah di luar musim haji, bias dilakukan lebih dari satu kali, dan dapat
dilakukan kapan saja setelah bulan Dzulhijjah hingga bulan Dzulqa’dah, namun
tidak tercakup pelaksanaanibadah haji.
6. Ibadah umrah di luar musim hajji, hukumnya sunnah, yaitu hanya melakukan
thawaf dan sa’i, serta tahallul (mencukur rambut). Tidak ada wukuf di Arafah)
7. Ibadah umrah diluar musim haji, lebih utama dilakukan pada bulan suci
Ramadhan, karena pahalanya seperti melaksanakan haji.

B. Tuntunan Haji & Umrah


Nabi Ibrahim As diperintah oleh Allah agar berseru kepada seluruh manusia
untuk melaksanakan ibadah haji. Tujuan ibadah haji adalah untuk menyaksikan
berbagai manfaat, dan banyak-banyaklah mengingat Allah SWT. Dalam ibadah haji
diperintahkan berkurban yaitu memotong hewan ternak dan memakannya serta
sebagiannya harus dibagikan kepada orang yang fakir lagi sengsara hidupnya.
Diperintahkan pula membersihkan kotoran-kotoran di badan, dan sempurnakan
nadzar-nadzar, setelah itu barulah bias berthawaf (mengelilingi) Baitul ‘Athiq
(Ka’bah)
Perbanyak mohon ampunan Allah SWT (Istighfar) dalam menunaikan Ibadah
Haji dan Umrah, perbanyak dzikir kepada Allah SWT kemudian berdoalah agar
memperoleh kebaikan dunia dan kebaikan akhirat, serta menghindarkan diri dari
adzab api neraka. Perbanyak dzikir di hari-hari tasyrik. Ketika berada di Mina selama
tiga hari 11, 12, 13 Dzulhijjah dalam rangkaian ibadah haji, melontar jumrah dan
berkurban.
Adapun rukun atau sunnah haji dan umrah merujuk kepada kitab-kitab fiqih
yang menjelaskan tata cara (Kaifiat manasik) haji dan umrah secara rinci dan
menyeluruh.
C. Badal Haji
Badal haji artinya menggantikan haji, yaitu melaksanakan haji untuk orang
lain. Hal ini berdasarkan HR. Bukhari dan Muslim

D. Fadhilah Haji & Umrah


Fadhillah (keutamaan) haji dan umrah dapat diketahui melalui beberapa
Riwayat hadist Rasulullah SAW, diantaranya HR. Bukhari dan Muslim menyebutkan
amalan yang lebih utama (afdhal) yaitu iman kepada Allah dan Rasul-Nya, berjuang
di jalan Allah dan Haji yang mambrur. Selain itu HR. Bukhari dan Muslim juga
menyebutkan bahwa Rasullah bersabda: Umrah ke umrah (berikutnya) merupakan
kafarat (penghapus dosa) diantara keduanya, dan haji yang mambrur, tidak ada
balasan baginya, kecuali (semata-mata surga).
Haji yang mambur adalah haji yang padanya terkumpul segala kebaikan,
sehingga terhindar dari tindakan dan ucapan yang menjrumus pada perubahan dosa
besar maupun dosa kecil.

E. Haji - Umrah & Aspek Medis


Menurut hasil penelitian para ahli, bahwa kota Makkah adalah kawasan
dengan gravitasi paling stabil di bumi, sehingga dikatakan kawasan ini sebagai
wilayah yang paling aman. Sebelum mengetahui hasil penelitian para ahli, Al Qur’an
sudah menginformasikan sejak 14 silam. Bahwa Makkah yang didalamnya terdapat
Ka’bah sebagai tempat ibadah, adalah sebuah kota yang aman. Hal ini dapat dibaca
dalam surat Al Imraan : 96-97, dalam ayat yang lain pada Surat At Tiin: 3.
Ka’bah merupaka tempat yang paling tinggi tekanan gravitasinya. Akibatnya
banyak memiliki kandungan garam dan aliran Sungai di bawah tanah. Sebab itulah
jika shalat di Masjidilharam dengan kondisi yang terbuka tanpa atap, saat sujud dahi
terasa dingin, padahal lantai marmer masjid selalu diterpa sinar matahari yang begitu
panas.
Kondisi demikian berpengaruh juga pada perasaan menjadi tenang (hening)
Ketika di depan Ka’bah. Hal ini disebabkan banyaknion negative yang terkumpul
akibat tekanan gravitasi yang tinggi.
Secara medis, tekanan gravitasi yang tinggi berdampak langsung pada system
kekebalan tubuh. Di kota Makkah terdapat air Zamzam yang selain menghilangkan
dahaga, dapat pula menyimpan informasi. Menurut keterangan medis, air Zamzam
memiliki fungsi sebagai penjaga vitalitas tubuh, membantu kelancaran fungsi ginjal,
menormalkan suhu tubuh, dan menetralisir berbagai toksin dalam darah,
mencerdaskan otak, serta masih banyak lagi manfaat lainnya.
Untuk menjaga stamina tubuh saat menunaikan ibadah haji dan umrah, maka
sebaiknya kita mempersiapkan diri sebaik-baiknya, yaitu dengan mengaplikasikan
pedoman hidup bersih dan sehat sebelum berangkat ke tanah suci, dan memperhatikan
aktivitas serta hal-hal yang perlu dihindari selama berada di tanah suci.

Anda mungkin juga menyukai