Anda di halaman 1dari 38

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-
Nya yang diberikan sehingga kami bisa dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
Pemilikan tidak Langsung dan Saling Memiliki dalam Neraca Konsolidasi ”. telah selesai di
susun serta berhasil diterbitkan dengan baik dan lancar. Semoga makalah ini dapat
memberikan pengetahuan dan wawasan terhadap pembahasan mengenai Akuntansi
Keuangan.
Akan tetapi pada akhirnya kami paham bahwa tulisan ini terdapat beberapa kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan menerima berbagai
kritikan dan saran dari para pembaca kami, dan kami mengharapkan dukungan anda sebagai
bagian dari upaya kami untuk terus melakukan perbaikan dan penyempurnaan karya
selanjutnya di masa yang akan datang.
Terakhir, kami tak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
mendukung dan berpartisipasi dalam proses rangkaian penyusunan dan penerbitan buku ini,
sehingga buku ini bisa hadir di hadapan para pembaca. Kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak dan memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu
pengetahuan.

Makassar, 18 April 2022

Kelompok 6A
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan merupakan suatu lembaga yang terdiri dari kumpulan orang-orang yang
mempunyai suatu tujuan di dalam organisasi. Dalam mencapai tujuannya, perusahaan
membutuhkan manajemen yang baik agar seluruh kegiatannya dapat berjalan dengan optimal.
Ada beberapa bentuk perusahaan seperti perusahaan perseorangan, commanditer, perseroan
dan lain sebagainya. Modal suatu perusahaan berasal dari modal sendiri dan modal asing,
artinya dalam membentuk suatu perusahaan modal tersebut tidak hanya bersumber dari
pemiliknya saja akan tetapi juga dari pihak-pihak lain yang berkepentingan di dalamnya.
Apabila perusahaan tersebut berbentuk PT dan sudah bersifat Tbk, maka ketika perusahaan
tersebut memerlukan modal yang besar dalam mengembangkan usahanya, perusahaan
tersebut dapat menerbitkan saham. Saham adalah surat tanda ikut serta penanaman modal
dalam suatu perusahaan.
Untuk dapat berkembang dan dapat dikenal oleh masyarakat luas, maka perusahaan dapat
mendirikan cabang perusahaan tersebut di daerah lain. Dalam hal tersebut dikenal dengan
istilah perusahaan induk dan perusahaan anak. Kemudian selain itu, dikenal dengan adanya
penggabungan badan usaha, maksudnya selain mengembangkan usaha juga untuk
menghindari adanya persaingan yang dapat merugikan perusahaan. Dalam hal ini, ada
berbagai macam jenis penggabungan seperti merger, konsolidasi serta afiliasi. Di dalam
struktur perusahaan afiliasi hanya ada satu tingkatan hubungan di antara perusahaan-
perusahaan yang bersangkutan, yaitu perusahaan induk dengan perusahaan anaknya. Akan
tetapi ada kemungkinan di dalam suatu kelompok perusahaan yang bersfiliasi mempunyai
hubungan bertingkat. Hal ini terjadi apabila suatu perusahaan anak memiliki hak control
terhadap perusahaan yang lain.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pemilikan tidak langsung (indirect holding) dan saling memiliki dalam
neraca konsolidasi (mutual hoding)
C. Tujuan Masalah
Menjelaskan dan menguraikan pemilikan tidak langsung (indirect holding) dan saling
memiliki dalam neraca konsolidasi (mutual hoding)
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian pemilikan tidak langsung dan saling memiliki saham ada kemungkinan di
dalam suatu kelompok perusahaan yang berafiliasi mempunyai hubungan bertingkat. Hal
ini terjadi apabila suatu perusahaan anak memiliki hak kontrol (melalui pemilikan saham)
terhadap perusahaan lain. Sebagai contoh PT OPA memiliki 80% saham-saham PT
PAPA, dan PT PAPA memiliki 90% dari saham-saham PT ANA. Dengan demikian
ketiga perusahaan tersebut merupakan anggota-anggota perusahaan afiliasi. Pemilikan
80% saham- saham PT PAPA mengakibatkan secara tidak langsung PT OPA memiliki
pula hak kontrol terhadap PT ANA. Hubungan antara PT OPA dengan PT ANA disebut
sebagai pemilikan (saham) secara tidak langsung. Dalam hal ini struktur (perusahaan)
afiliasi meliputi dua tingkatan, yang terjadi dari Perusahaan Induk (PT OPA), sub induk
(PT PAPA), dan anak (PT ANA).
Catatan:
1. Perusahaan afiliasi dengan satu sub induk dan satu perusahaan anak. Hak kontrol PT
OPA terhadap PT ANA diperoleh dari pemilikan saham tidak langsung.
2. Perusahaan afiliasi dengan beberapa sub induk dan beberapa perusahaan anak. Hak
kontrol PT OPA terhadap PT ANA dan PT ANI diperoleh dari pemilikan saham tidak
langsung.
3. Hak kontrol PT OPA terhadap PT MAMA diperoleh dari sebagian tidak secara
langsung, yaitu melalui pemilikannya terhadap PT PAPA. Hubungan afiliasi ini akan
semakin kompleks apabila terjadi saling memiliki saham-saham antar perusahaan
induk dan perusahaan anak (mutual atau reciprocal holding)
Hak kontrol yang diperoleh tidak secara langsung dan mutual holding secara
berturut-turut sabagai berikut :
1. Hak kontrol yang diperoleh dengan pemilikan tidak secara langsung :
a) Pemilikan saham-saham perusahaan anak, terjadi sesudah adanya hak kontrol
oleh perusahaan induk pada perusahaan sub induk.
b) Pemilikan saham-saham perusahaan anak, terjadi sebelum adanya hak kontrol
oleh perusahaan induk pada perusahaan sub induk.
c) Hak kontrol yang diperoleh dengan adanya hubungan afiliasi di antara
perusahaan-perusahaan anak.
2. Mutual atau reciprocal holdings dengan pemilikan saham perusahaan anak terjadi
setelah perusahaan berjalan.
A. PEMILIKAN TIDAK LANGSUNG (INDIRECT HOLDING)
1. Pemilikan saham-saham perusahaan anak terjadi sesudah adanya hak kontrol
perusahaan induk atas perusahaan sub induk.
Struktur perusahaan afiliasi, dengan adanya hak control yng diperoleh melalui
pemilikan tidak langsung akan terdiri dari perusahaan induk, sub induk dan anak. Apabila
hal ini terjadi, maka untuk keperluan penyusunan neraca konsolidasi harus dimulai
dengan menganalisa perubahan-perubahan yang terjadi pada rekening-rekening hak-hak
para pemegang saham perusahaan anak, serta pengaruhnya terhadapperusahaan sub induk
dan perusahaan induk.
Contoh 1: PT Opa membeli 400 lembar saham-saham PT Papa dengan harga @
Rp75.000 per lembar pada tanggal 1 Januari 1976. Satu tahun kemudian tepatnya pada
tanggal 1 Januari 1977 PT Papa membeli 450 lembar saham-saham PT Ana denganharga
@ Rp 70.000. Baik PT Opa, PT Papa maupun PT Ana masing- masing mempunyai
(modal) saham yang beredar sebanyak 500 lembar, nominal @ Rp50.000/lembar. Berikut
ini data mengenai saldo laba yang ditahan pada tanggal 31 Desember 1975, laba (rugi)
usaha serta deviden yang dibagikan dalam dua tahun berturut-turut untuk masing-masing
perusahaan.
Keterangan PT OPA PT Papa (Rp) PT Ana (Rp)
(Rp)
Laba yang ditahan, 31/12/1975 60.000.000 15.000.000 2.500.000
Laba (Rugi) usaha, tahun 1976 7.500.000 (3.750.000) 2.500.000
Pembagian Deviden, Des 1977 2.500.000 2.500.000 1.250.000
Laba (Rugi) usaha, tahun 1977 (5.000.000) 7.500.000 3.750.000
Dari data di atas, maka pengaruh perubahan hak para pemegang saham pada
perusahaan anak terhadap rekening investasi saham dan saldo Laba Yang Ditahan pada
buku-buku perusahaan induk masing-masing menurut metode harga perolehan dan
metode equity adalah sebagai berikut:
Metode Harga Perolehan Metode Equity
Buku-buku PT OPA Buku-buku PT PAPA Buku-buku PT OPA Buku-buku PT PAPA

Keterangan Inves Inves Inves Inves


Laba Laba Laba Laba
Saham PT Saham PT Saham PT Saham PT
Ditahan Ditahan Ditahan Diahan
PAPA ANA PAPA PAPA

31 Des 1975: 15.000.00


60.000.000 60.000.000 15.000.000
Saldo 0
1 Jan 1976: beli
400 lbr saham
PT Papa, harga 30.000.000 30.000.000
@Rp 75.000 per
lbr
31 Des 1976:
Laba (Rugi)
7.500.000 7.500.000
usaha PT OPA
= Rp 7.500.000
PT PAPA = (Rp
-3.750.000 -3.000.000 -3.000.000 -3.750.000
3.750.000)
11.250.00
30.000.000 67.500.000 27.000.000 64.500.000 11.250.000
0
1 Jan 1977: Beli
450 lbr saham
PT ANA, harga 31.500.000 31.500.000
@Rp 70.000 per
lbr
Des 1977:
Pembagian
deviden PT -2.500.000 -2.500.000
OPA = Rp
2.500.000
PT PAPA = Rp
2.000.000 -2.500.000 -2.000.000 -2.500.000
2.500.000
PT ANA = Rp
1.125.000 -1.125.000
1.250.000
30.000.000 67.000.000 31.500.000 9.875.000 25.000.000 62.000.000 30.375.000 8.750.000
31 Des:Laba
(Rugi) usaha
3.375.000 3.375.000
1. PT ANA: Rp
3.750.000
2. PT PAPA
Laba PT PAPA
Rp 7.500.000
Laba PT ANA 7.500.000 7.500.000
Rp 3.750.000
Total = Rp
10.875.000
3. PT OPA: Rugi
Usaha -5.000.000 -5.000.000
(Rp 5.000.000)
80% Laba PT
PAPA Rp
10.875.000 8.700.000 8.700.000
17.375.00
30.000.000 62.000.000 31.500.000 0 33.700.000 65.700.000 33.750.000 19.625.000
a. Metode harga perolehan
Pada metode ini harga perolehan pengaruh perubahan hak-hak para pemegang saham
pada perusahaan anak dan sub induk terhadap hak-hak pemilik perusahaan induk sama sekali
tidak ada. Pada metode ini segala sesuatu yang berhubungan dengan pemilikan saham-saham
oleh perusahaan induk (PT OPA) terhadap saham-saham perusahaan sub induk (PT PAPA)
dan pemilikan saham-saham perusahaan anak (PT ANA) dibukukan sama seperti halnya pada
hubungan antara perusahaan induk dengan perusahaan anaknya yang telah dikemukakan
terdahulu.
Hubungan pemilikan tidak langsung antara PT OPA terhadap PT ANA baru tampak
nyata apabila neraca konsolidasi tidak hanya disusun oleh PT OPA, harus dilaporkan harta
dan utang-utang PT ANA, karena neraca konsolidasi dari PT PAPA dengan perusahaan
anaknya PT ANA.
Oleh sebab itu pengakuan terhadap bagian atas kenaikan hak-hak para pemegang
saham PT PAPA, di dalam neraca yang dikonsolidasi tidak hanya terbatas pada kenaikan
saldo melainkan juga termasuk kenaikan saldoi Laba Yang Ditahan PT PAPA, yang berasal
dari kenaikan saldo Laba Yang Ditahan PT ANA. Akan tetapi juga dimungkinkan
penyusunan neraca konsolidasi oleh PT OPA langsung dengan neraca masing-masing
perusahaan, tanpa terlebih dahulu disusun neraca konsolidasi antara PT PAPA dengan
perusahaan anaknya PT ANA.
Apabila misalnya dari contoh di atas, kemudian disusun neraca konsolidasi pada
tanggal 13 Desember 1977, maka bersarnya hak-hak para pemegang saham minoritas PT
PAPA, dan bagian kenaikan saldo Laba Yang Ditahan PT PAPA sejak tanggal sejak tanggal
1 Januari 1976 sampai dengan 31 Desember 1977 dihitung sebagai berikut :
Hak-hak para pemegang saham PT PAPA per 31 Desember 1977 terdiri dari :
- Modal saham (500 lembar nominal @ Rp 50.000) Rp 25.000.000
- Laba Yang Ditahan (lihat table) Rp 17.375.000
Rp 42.375.000
Ditambah :
- Bagian atas kenaikan saldo Laba Yang Ditahan PT ANA Rp 2.250.000
(90% x (7.500.000 – 5.000.000)
Jumlah hak-hak pemegang saham Rp 44.625.000
Hak-hak pemegang saham minoritas pada tanggal 31 Desember 1977, dihitung atas dasar
jumlah hak-hak pemegang saham tersebut sebagai berikut :
Hak-hak pemegang saham minoritas PT PAPA :
- 100 lembar (modal) saham @ Rp 50.000 Rp 5.000.000
- 20% dari saldo Laba Yang Ditahan (20% x 19.625.000) Rp 3.925.000

Jumlah Rp 8.925.000
Di dalam neraca yang dikonsolidasi diakui adanya kenaikan saldo Laba Yang Ditahan
oleh PT OPA atas sebagian dari kenaikan saldo Laba Yang Ditahan PT PAPA sejak tanggal 1
Januari 1976 sampai dengan 31 Desember 1977 sebesar Rp 3.700.000 (80% x (19.625.000 –
15.000.000) atau hasil dari perhitungan berikut :
Saldo Laba Yang Ditahan PT PAPA per 31 Desember 1977 Rp 17.375.000
Ditambah : Bagian atas kenaikan saldo Laba Yang Ditahan PT ANA Rp 2.250.000
Jumlah Rp 19.625.000
Dikurang dengan :
1. Estimasi 80% saldo Laba Yang Ditahan
Pada tabffal 1 Januari 1976
(80% x 15.000.000) Rp 12.000.000
2. Hak-hak pemegang saham minoritas
(20% x 19.625.000) Rp 3.925.000
Rp 15.925.000
Sisa kenaikan saldo Laba Yang Ditahan untuk PT OPA Rp 3.700.000
Adapun jurnal eliminasi untuk penyusunan neraca konsolidasi pada tanggal 31 Desember
1977, apabila metode harga perolehan dipakai adalah sebagai berikut :
(1) Eliminasi terhadap investasi saham-saham PT ANA dan hak para pemegang saham
PT ANA :
Modal Saham, PT ANA Rp 22.500.000
Laba Yang Ditahan, PT ANA Rp 4.500.000
Selisih lebih harga perolehan di atas nilai buku saham Rp 4.500.000
Investasi saham-saham, PT ANA Rp 31.500.000
(2) Eliminasi terhadap investasi saham-saham PT PAPA dan hak-hak pemegang saham
PT PAPA :
Modal Saham, PT PAPA Rp 20.000.000
Laba Yang Ditahan, PT PAPA Rp 12.000.000
Investasi saham-saham, PT PAPA Rp 30.000.000
Selisih lebih nilai buku di atas harga perubahan saham Rp 2.000.000
Adapun bentuk daftar lajur penyesuaian neraca konsolidasinya adalah :
PT OPA dan Perusahaan-perusahaan Anaknya
Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi
Per 31 Desember 1977
Modal Harga Perolehan
Rekening Rekening Eliminasi Neraca Konsolidasi
PT OPA PT PAPA PT ANA
Neraca D K D K
Debit :
Investasi saham-saham
PT PAPA…………… 30.000.000
Elim 80% Modal Saham 20.000.000
Elim 80% Laba Yang
Ditahan
1/1/1976………………… 12.000.000
Selisih lebih nilai buku di
atas harga perolehan saham.
Investasi saham-saham
PT ANA…………… 31.500.000
Elim 90% Modal
Saham…. 22.500.000
Elim 90% Leba Yang
Ditahan
1/1/1977……………… 4.500.000
Selisih lebih harga
Perolehan di atas nilai
buku saham………
Aktiva lain-lain 120.000.000 43.500.000 50.000.000
150.000.000 75.000.000 50.000.000
Kredit :
Macam-macam
utang……… 63.000.000 32.625.000 17.500.000
Modal saham PT
OPA……….. 25.000.000
Laba Yang Ditahan PT
OPA… 62.000.000
Modal saham PT PAPA 25.000.000
Elim 80%............................. 20.000.000
Hak pembelian saham
minoritas 20%.....................
Laba Yang Ditahan PT PAPA 17.375.000
Elim 80%............................. 12.000.000
Hak pemegang saham
minoritas 20% dari
Rp 19.625.000
Kenaikan saldo laba yang
ditahan untuk PT
OPA……….
Modal saham PT
ANA……….. 25.000.000
Elim 90%........... 22.500.000
Hak pemegang saham 10%..
Laba Yang Ditahan PT
ANA… 7.500.000
Elim 90%................... 4.500.000
Hak harga saham
minoritas
10% dari Rp 7.500.000
Kenaikan saldo Laba
Yang Ditahan PT PAPA
61.250.00
JUMLAH 150.000.000 75.000.000 50.000.000 61.250.000 0 218.000.000 218.000.000
b. Metode Equity
Selama hak kontrol terhadap perusahaan anak diperoleh sesudah adanya hak kontrol
oleh perusahaan induk terhadap perusahaan sub induk, maka tidak ada masalah khusus pada
metode equity. Oleh karena itu hak kontrol oleh PT Opa terhadap PT Ana diperoleh dari
pemilihan tidak langsung, maka pembagian deviden oleh PT Ana tidak mempengaruhi
jumlah pemilihan PT Opa terhadap PT Ana.
Pada metode equity pengaruh dari hak kontrol yang diperoleh dengan pemilihan
secara tidak langsung tersebut, hanyalah dalam pengakuan terhadap bagian atas laba
perusahaan anak. Oleh karena pada metode equity perubahan-perubahan yang terjadi pada
hak-hak para pemegang saham perusahaan anak selalu diikuti/ diikhtisarkan dalam rekening
investasi sahamnya, maka dalam neraca konsolidasi eliminasi terhadap rekening investasi
saham dengan hak-hak para pemegang saham perusahaan anak didasarkan pada rekening
yang bersangkutan pada tanggal neraca.
Jika oleh PT OPA disusun neraca konsolidasi langsung dari neraca masing-masing
perusahaan pada tanggal 31 Desember 1977, maka jurnal eliminasi menurut metode equity
adalah:
1. Eliminasi terhadap investasi saham-saham PT ANA dan hak-hak para pemegang
saham PT ANA
Modal Saham PT ANA Rp 22.500.000
Laba Yang Ditahan PT ANA Rp 6.750.000
Selisih lebih Buku Perolehan di atas
Rp 4.500.000
Nilai Buku Saham
Investasi Saham-saham PT Ana Rp 33.750.000
2. Eliminasi terhadap investasi saham-saham PT PAPA dan hak-hak pemegang saham
PT PAPA
Modal Saham PT PAPA Rp 20.000.000
Laba Yang Ditahan PT PAPA Rp 15.700.000
Investasi Saham-saham PT Ana Rp 33.700.000
Selisih lebih Buku Perolehan di atas Nilai Buku Saham Rp 2.000.000
Adapun bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi pada tanggal 31 Desember
1977 pada metode equity adalah:
PT OPA dan perusahaan-perusahaan Anaknya
Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi
Per 31 Desember 1977
Metode Equity
Rekening-Rekening Eliminasi Neraca Konsolidasi
PT OPA PT PAPA PT ANA
Neraca D K D K
Debit:
Investasi saham-
saham PT
PAPA.................... 33.700.000 - - - - - -
- Elim 80% Modal
saham.......................... - - - - 20.000.000 - -

- Elim 80% Laba


Yang Ditahan
1/1/1976...................... - - - - 15.700.000 - -
selisih Lebih Nilai
Buku di atas harga
perolehan
saham.......................... - - - - - - 2.000.000
Investasi saham-
saham PT
ANA..................... - 33.700.000 - - - - -
- Elim 90% Modal
Saham......................... - - - - 22.500.000 - -

- Elim 90% Laba


Yang Ditahan
1/1/19777.................... - - - - 6.750.000 - -
Selisih LebihHarga
Perolehan di atas
Nilai Buku
Saham.............. - - - - - 4.500.000 -
Aktiva Lain- 120.000.00 50.000.00
lain............ 0 43.500.000 0 - - 213.500.000 -
153.700.00 50.000.00
0 77.250.000 0 - - - -
Kredit: - - - - -
Macam-Macan 17.500.00
Utang.... 63.000.000 32.625.000 0 - - - 113.125.000
Modal Saham PT
OPA... 25.000.000 - - - - - 25.000.000
Laba Yang Ditahan
PT
OPA......................... 65.700.000 - - - - - 65.700.000
Modal saham PT
PAPA. - 25.000.000 - - - - -
-Elim 80%........... - - - 20.000.000 - - -
Hak pembelian saham
minoritas
20%............. - - - - - - 5.000.000
Laba Yang Ditahan
PT
PAPA.......................... - 19.625.000 - - - - -
- Elim 80%............ - - - 15.700.000 - - -

Hak pembelian saham - - - - - - 3.925.000


minoritas
20%.............
Modal saham PT 25.000.00
ANA......................... - - 0 - - - -
-Elim 90%........... - - - 22.500.000 - - -

hak pemegang saham


10% .......................... - - - - - - 2.500.000
Laba Yang Ditahan
PT ANA.................... - - 7.500.000 - - - -
- Elim 90%........... - - - 6.500.000 - - -
hak pemegang saham
10% ........................ - - - - - - 750.000
153.700.00 50.000.00
JUMLAH 0 77.250.000 0 64.950.000 64.950.000 218.000.000 218.000.000

2. Pemilikan saham-saham perusahaan anak, terjadi sebelum adanya hak kontrol oleh
perusahaan induk terhadap perusahaan sub induk.
Hak kontrol PT Opa dan PTAna semata-mata timbul sebagai akibat adanya pemilikan
sebagian besar saham PT Papa yang terjadi lebih dulu dan oleh karenanya disebut sebagai
hak kontrol melalui pemilikan tidak langsung. Hak kontrol semacam itu biasa didapat
bersamaan dengan diperolehnya hak kontrol melalui pemilikan sebagian besar saham-saham
PT Papa. Ini terjadi apabila sebelum PT Opa membeli sebagian besar saham-saham PT Papa,
PT Papa telah lebih dahulu memiliki hal kontrol terhadap PT Ana.
Contoh 2 :
PT Papa membeli 400 lembar saham-saham PT Ana dengan harga @ Rp60.000 per
lembar pada tanggal 1 Januari 1976. Satu tahun kemudian yaitu pada tanggal 1 Januari 1977,
PT Opa membeli 450 lembar saham-saham PT Papa dari para pemegang saham sebelumnya,
dengan harga @ Rp 80.000 per lembar. Baik PT Opa, PT Papa maupun PT Ana masing-
masing mempunyai modal saham yang beredar sebanyak 500 lembar dengan nilai nominal @
Rp 50.000 per lembar. Di bawah ini data mengenai saldo laba yang ditahan pada tanggal 31
Desember 1975beserta
perubahan-perubahan yang terjadi selama dua tahun berturut-turut untuk masing-
masing perusahaan :

Keterangan PT OPA PT Papa (Rp) PT Ana (Rp)


(Rp)
Laba yang ditahan (Defisit) 100.000.000 20.000.000 (5.000.000)
31/12/1975
Laba (Rugi) usaha, tahun 1976 5.000.000 2.500.000 (2.000.000)
Pembagian Deviden, Des 1977 2.500.000 2.000.000 -
Laba (Rugi) usaha, tahun 1977 7.500.000 5.000.000 5.000.000
Pengaruh perubahan saldo Laba Yang Ditahan (hak-hak para pemegang saham) PT
Ana dan atau PT Papa terhadap rekening investasi dan saldo Laba Yang Ditahan pada buku-
buku PT Opa masing-masing apabila metode harga perolehan dan equity dipakai adalah
sebagai berikut:

a. Metode Harga Perolehan


Apabila pada tanggal 31 Desember 1977, disusun neraca konsolidasi langsung dari
neraca individual ketiga perusahaan anggota afiliasi tersebut, maka diperlukan analisa
terdapat perubahan hak-hak para pemegang saham. Analisa ini dimulai dari PT Ana, sehingga
dapat ditentukan pengaruh perubahan pada PT Ana terhadap hak-hak pemegang saham PT
Papa yang pada akhirnya akan mempengaruhi hak-hak pemilikan PT Opa atas PT Papa.
Eliminasi terhadap hak-hak pemilikan perusahaan sub induk pada perusahaan anak,
dan hak-hak pemilikan perusahaan induk pada perusahaan sub induk didasarkan dari posisi
hak-hak pemegang saham pada saat terjadinya pemilikan saham. Hak-hak pemegang saham
perusahaan sub induk pada metode harga perolehan tidak seperti tercantum dalam buku-
bukunya, melainkan juga penyesuaian terhadap hak-hak pemilikannya pada perusahaan anak
sampai dengan tanggal tersebut
Pada contoh ini hak-hak pemegang saham PT Papa (perusahaan sub induk) pada
tanggal 1 januari 1977 terdiri dari:
Jumlah menurut buku-buku PT papa:
Modal saham Rp 25.000.000
laba yang di tahan Rp. 12.500.000
Dikurangi:
Rugi perusahaan anak (PT ana)
(80% x Rp. 2000.000) (Rp. 1.600.000) Rp 10.900.000
Rp 35.900.000
Dengan demikian jurnal eliminasi, hak-hak pemegang saham minoritas dan kenaikan
saldo laba yang ditahan untuk perusahaan induk apabila metode harga perolehan dipakai akan
tampak sebagai berikut :
1) Eliminasi hak-hak pemilikan PT Papa atas PT Ana, sebesar 80% dari saldo hak-hak
pemegang saham pada tanggal 1 Januari 1976 sebagai berikut:
Modal Saham PT Ana Rp 20.000.000
Selisih lebih Harga Perolehan di atas Nilai
Buku saham Rp 8.000.000
Investasi Saham PT Ana Rp 24.000.000
Defisit PT Ana Rp 4.000.000
Hak-hak pemegang saham minoritas pada PT Ana dihitung dengan bertitik tolak dari posisi
rekening-rekening hak-hak pemegang saham pada tanggal 31 Desember 1977 sebagai
berikut:
Hak-hak pemegang saham PT Ana per 31 Desember 1977 :
Modal Saham (500 lembar) Rp 25.000.000
Laba Yang Ditahan (defisit) (Rp 2.000.000)
Jumlah Rp 23.000.000
Hak-hak pemegang saham minoritas 20% x Rp 23.000.000 = Rp 4.600.000 dengan perincian
sebagai berikut:
Modal Saham (100 lembar) Rp 5.000.000
Defisit (20% x Rp 2.000.000) (Rp 400.000)
Jumlah Rp 4.600.000
Kenaikan hak-hak pemegang saham PT Ana dari Rp 20.000.000 pada tanggal 31
Desember 1975 menjadi Rp 23.000.000 pada tanggal 31 Desember 1977, mengakibatkan
kenaikan hak pemilikan PT Papa (melalui kenaikan saldo Laba Yang Ditahan) dalam neraca
yang dikonsolidasi sebesar : 80% x Rp 3.000.000 = Rp 2.400.000.
2) Eliminasi hak-hak pemilikan PT Opa atas PT Papa sebesar 90% dari saldo hak-hak
pemegang saham pada tanggal 1 Januari 1977 sebesar Rp 35.900.000 sebagai berikut:
Modal Saham PT Papa Rp 22.500.000
Laba Yang Ditahan PT Papa Rp 9.810.000
Selisih lebih Harga Perolehan di atas
Nilai Buku Saham Rp 3.690.000
Investasi Saham-saham PT Papa Rp 36.000.000
Sedang hak-hak pemegang saham minoritas PT Papa dihitung dengan bertitik tolak dari
saldo hak-hak pemegang saham pada tanggal 31 Desember 1977 sebagai berikut :
Hak-hak pemegang saham PT Papa per 31 Desember 1977 :
Modal saham (500 lembar) Rp 25.000.000
Laba Yang Ditahan (menurut buku) Rp 15.500.000
Kenaikan saldo Laba Yang Ditahan,
sebagai akibat Penurunan defisit PT Ana
sejak 1 Januari 1976 sampai Dengan
31 Desember 1977 Rp 2.400.000
Rp 17.900.000
Jumlah Rp 42.900.000
Hak-hak pemegang saham minoritas PT Papa adalah 10% dari Rp 42.900.000 atau
Rp 4.290.000.
Eliminasi terhadap saldo Laba Yang Ditahan sebesar Rp 9.810.000 dari hak- hak
pemegang saham minoritas sebesar Rp 1.790.000 (10% x Rp 17.900.000) mengakibatkan
adanya kenaikan saldo Laba Yang Ditahan untuk PT Opa di dalam neraca yang dikonsolidasi
sebesar Rp 6.300.000 dari hasil perhitungan yang berikut :
- Saldo Laba Yang Ditahan PT Papa per 31 Desember 1977
(termasuk kenaikan Laba Yang Ditahan PT Ana) Rp 17.900.000
Dikurangi:
- Saldo Laba Yang Ditahan PT Papa per 1 Januari 1977
(termasuk pengakuan atas rugi usaha PT Ana) Rp 10.900.000
- Kenaikan saldo Laba Yang Ditahan sejak
1 Januari – 31 Desember 1977 Rp 7.000.000
- Hak pemilikan PT Opa 90%
Kenaikan saldo Laba Yang Ditahan untuk
PT Opa (perusahaan induk) Rp 6.300.000
Adapun bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi pada tanggal 31 Desember
1977, menurut metode harga perolehan adalah sebagai berikut :
b. Metode Equity
Metode Equity Pada metode equity, penyusunan neraca konsolidasi oleh PT
Opa tidak perlu melakukan analisa lebih dulu terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi pada hak-hak pemegang saham baik PT Ana maupun PT Papa. Penyusunan
neraca konsolidasi pada tanggal 31 Desember 1977 langsung dari neraca individual,
dilakukan dengan mengeliminasi hak-hak pemilikan perusahaan induk atas
perusahaan anaknya sesuai dengan posisi hak-hak pemegang saham perusahaan anak
pada tanggal neraca. Demikian pula hak-hak pemegang saham minoritas pada
perusahaan anak ditentukan dengan bertitik tolak dari posisi terakhir.
Adapun jurnal eliminasi yang diperlukan pada tanggal 31 Desember 1977 adalah
sebagai berikut :
1) Eliminasi hak-hak pemilikan PT Papa atas PT Ana 80% dari hak-hak pemegang
saham per 31 Desember 1977:
Modal Saham PT Ana Rp 20.000.000
Selisih lebih Harga Perolehan di atas Nilai Buku Rp 8.000.000
Investasi saham-saham PT Ana Rp 26.400.000
Defisit PT Ana Rp 1.600.000
2) Eliminasi hak-hak pemilikan PT Opa atas PT Papa, 90% dari hak-hak pemegang
saham per 31 Desember 1977:
Modal saham PT Ana Rp 22.500.000
Laba Yang Ditahan PT Papa Rp 16.110.000
Selisih lebih harga perolehan di atas nilai buku Rp 3.690.000
Investasi saham PT Papa Rp 42.300.000
Sedang bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi, menurut metode equity
akan tampak sebagai berikut :
3. Hak kontrol diperoleh dengan adanya hubungan afiliasi di antara perusahaan
perusahaan anak.
Hak kontrol oleh suatu perusahaan terhadap perusahaan lain yang diperoleh melalui
cara ini dilakukan/terjadi dengan memiliki secara langsung sebagian saham perusahaan lain
tersebut dan sebagian lagi pemilikan saham melalui perusahaan afiliasinya.
Contoh 3:
PT Dany membeli 125 lembar saham-saham PT Essy dengan harga @Rp 60.000. per
lembar pada tanggal 1 Januari 1976. Setahun kemudian PT Papa membeli 400 lembar saham-
saham PT Dany dengan harga @Rp 75.000 per lembar dan 250 lembar saham-saham PT Essy
dengan harga @Rp 70.000 per lembar. Baik PT Papa, PT Dany maupun PT Essy masing-
masing memiliki 500 lembar saham yang beredar dengan nilai nominal @Rp 50.000 per
lembar.
Berikut ini data mengenai saldo laba yang ditahan dan laba(rugi) usaha serta
pembagian deviden ketiga perusahaan:
Keterangan PT. Papa (Rp) PT. Dany (Rp) PT. Essy (Rp)
Laba yang ditahan, 31/12/1977 45.000.000 5.000.000 2.500.000
Laba (rugi) usaha, tahun 1976 10.000.000 4.375.000 2.500.000
Pembagian Deviden, Des 1977 5.000.000 2.000.000 2.000.000
Laba (rugi) usaha, tahun 1977 7.500.000 5.000.000 3.000.000
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan pengaruh perubahan hak-hak pemegang saham
(saldo Laba Yang Ditahan) terhadap saldo rekening investasi saham dan laba yang ditahan
pada PT Papa dan PT Dany untuk tahun 1976 dan tahun 1977 menurut masing-masing
metode pencatatan investasi saham (pada perusahaan anak).

a. Metode Harga Perolehan


Apabila metode harga perolehan dipakai dan neraca konsolidasi disusun langsung dari
individual perusahaan-perusahaan anggota afiliasi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
yaitu:
1) Eliminasi hak-hak pemilikan PT Dany terhadap PT Essy
Eliminasi hak-hak pemilikan PT Dany terhadap PT Essy dilakukan sebesar 25% dari
saldo hak-hak pemegang saham pada saat terjadinya pemilikan saham (1 Januari 1976)
yang terdiri dari:
 Modal Saham (500 lembar) Rp 25.000.000
 Laba yang Ditahan Rp 2.500.000
Jumlah Rp 27.500.000
Sehingga jumal eliminasinya akan tampak sebagai berikut:
Modal Saham PT Easy Rp 6.250.000
Laba Yang Ditahan PT Essy Rp 625.000
Selisih Lebih Harga Perolehan di atas Nilai Buku Rp 625.000
Investasi Saham-saham PT Essy Rp 7.500.000
Dalam neraca konsolidasiharus diakui adanya kenaikan saldo Laba Yang Ditahan oleh PT
Dany atas bagian laba yang belum dibagikan PT Essy sejak 1 Januari 1976 sampai dengan
31 Desember 1977 sebesar Rp 875.000 dengan perhitungan sebagai berikut:
 Saldo Laba Yang Ditahan per 31/12/1977 Rp 6.000.000
 Saldo Laba Yang Ditahan per 1/1/1976 (Rp 2.500.000)
Kenaikan Rp 3.500.000
Hak Pemilikan PT Dany 25%
Kenaikan saldo Laba Yang Ditahan Untuk PT Dany Rp 875.000
2) Eliminasi hak-hak pemilikan PT Papa terhadap PT Essy
Hal ini dilakukan sebesar 50% dari saldo hak-hak pemegang saham PT Essy pada tanggal
1 Januari 1977 yang terdiri dari :
 Modal Saham (500 lembar) Rp 25.000.000
 Laba Yang Ditahan (2.500.000 +2.500.000) Rp 5.000.000
Jumlah Rp30.000.000
Dengan demikian jurnak eliminasinya akan tampak sebagai berikut:
Modal Saham PT Essy Rp 12.500.000
Laba Yang Ditahan PT Essy Rp 2.500.000
Selisih lebih Harga Perolehan di atas Nilai Buku Rp 2.500.000
Investasi Saham-saham PT Essy Rp 17.500.000
Pada metode harga perolehan, di dalam neraca individual belum diakui adanya bagian
laba pada perusahaan afiliasi yang belum dibagi sebagai deviden. Akan tetapi di dalam
neraca yang dikonsolidasi bagian laba tersebut. harus diakui dan dilaporkan sebagai
bagian saldo Laba Yang Ditahan perusahaan induk. Oleh sebab itu PT Papa harus
mengakui adanya kenaikan Saldo Laba Yang Ditahan atas bagian labu yang diperoleh PT
Essy sejak 1 Januari sampai dengan 31 Desember 1977 sebesar Rp 500.000 dari hasil
perhitungan berikut:
Saldo Laba Yang Ditahan per 31/12/1977 Rp 6.000.000
Saldo Laba Yang Ditahan per 1/1/1997 (Rp 5.000.000)
Jumlah kenaikan Rp 1.000.000
Hak Pemilikan PT Papa 50%
Kenaikan saldo Laba Yang Ditahan untuk PT Papa Rp 500.000
3) Eliminasi hak-hak pemilikan PT Papa terhadap PT Dany.
Eliminasi ini dilakukan sebesar 80% dari saldo hak-hak pemegang saham PT Dany pada
tanggal 1 Januari 1977 yang meliputi:
Modal Saham (500 lembar) Rp 25.000.000
Laba Yang Ditahan menurut buku) Rp 9.375.000
Bagian laba atas laba PT Essy tahun
1976 (25% x 2.500.000) Rp 625.000
Rp 10.000.000
Jumlah Rp 35.000.000
Sehingga ayat jurnal eliminasinya adalah:
Modal Saham PT Duny Rp 20.000.000
Laba Yang Ditahan PT Dany Rp 8.000.000
Selisih lebih Harga Perolehan di atas Nilai Buku Rp 2.000.000
Investasi saham-saham PT Dany Rp 30,000,000
Dalam neraca konsolidasi kenaikan saldo Laba Yang Ditahan untuk PT Papa dihitung
sebagai berikut
Saldo Laba Yang Ditahan PT Dany per 31/12/1977:
 Per buku (neraca) Rp 12.875.000
 Bagian laba atas pemilikan saham pada
PT Essy (lihat perhitungan sebelumnya) Rp 875.000
Rp 13.750.000
Saldo Laba Yang Dithan PT Dany per 1/1/1977:
(lihat perhitungan di atas) Rp 10.000.000
Jumlah kenaikan Rp 23.750.000
Hak Pemilikan PT Papu 80%
Kenaikan saldo Laba Yang Ditahan untuk PT Papa Rp 3.000.000
Menurut metode harga perolehan bentuk daftar lajur konsolidasi yang disusun oleh PT Papa
pada tanggal 31 Desember 1977 sebagai berikut:

PT PAPA dan Perusahaan-perusahaan Anaknya


Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi
Per 31 Desember 1977
Metode Harga Perolehan
Rekening Eliminasi Neraca Konsolidasi
PT
Rekening PT PAPA PT ESSY
DANY D K D K
Neraca
Debit : - - - -
Investasi
saham-saham
PT
Dany.............. 30.000.000 - - - - - -
- Elim 80%
Modal 20.000.00
saham............ - - - - 0 - -
- Elim 80%
LYD 1/1/1977 - - - - 8.000.000 - -
Selisih lebih
harga
perolehan di
atas Nilai
Buku
saham............. - - - - - 2.000.000 -
Investasi
saham-saham
PT Essy........ 17.500.000 - - - - - -
- Elim 50%
Modal
Saham......... - - - - 12.500.000 - -
- Elim 50%
LYD 1/1/1977 - - - - 2.500.000 - -
Selisih lebih
Harga
Perolehan di
atas Nilai
Buku
Saham.......... - - - - - 2.500.000 -
Investasi
Saham PT
Essy.... - 7.500.000 - - - - -
- Elim 25%
Modal
Saham.. - - - - 6.250.000 - -
- Elim 25%
LYD 1/1/1976 - - - - 625.000 - -
Selisih lebih
Harga
Perolehan di
atas Nilai
Buku
Saham........ - - - - - 625.000 -
Aktiva lain- 195.000.00
lain...... 77.500.000 67.500.000 50.000.000 - - 0 -
125.000.00
0 75.000.000 50.000.000 - - - -
Kredit: - - - -
Macam-
macam
Utang... 39.900.000 37.125.000 19.000.000 - - - 96.025.000
Modal saham
PT Papa.. 25.000.000 - - - - - 25.000.000
Laba Yang
Ditahan PT
Papa 60.100.000 - - - - - 60.100.000
Modal saham
PT Dany....... - 25.000.000 - - - - -
- Elim
80%...... - - - 20.000.000 - - -
Hak
pembelian
saham
minoritas
20%.......... - - - - - - 5.000.000
Laba Yang
Ditahan PT
Dany - 12.875.000 - - 875.000 - -
- Elim
80%................
. - - - 8.000.000 - - -
Hak pemegang
saham
minoritas 20%
x 13.750.000
Papa........... - - - - - - 2.750.000
Kenaikan
saldo LYD PT
.... - - - - - - 3.000.000
Modal saham
PT Essy...... - - 25.000.000 - - - -
- - Elim 12.500.00
50%.......... - - - 0 - - -
- Elim 25%..... - - - 6.250.000 - - -
Hak pemegang
saham
25%....... - - - - - - 6.250.000
LYD PT
Essy... - - 6.000.000 - - - -
- Elim 50% - - - 2.500.000 - - -
- Elim 25%. - - - 625.000 - - -
Hak pemegang
saham
minoritas 25%
x 6.000.000.. - - - - - - 1.500.000
Kenaikan
LYD PT
Dany.... - - - 875.000 - - -
Kenaikan - - - - - - 500.000
saldo LYD PT
Papa........
50.000.00 50.750.00 200.750.00 200.750.00
JUMLAH 125.000.000 75.000.000 0 0 50.750.000 0 0

b. Metode Equity
Menurut metode equity apabila PT Papa pada contoh 3 di muka menyusun neraca konsolidasi
pada tanggal 31 Desember 1977, jurnal eliminasinya adalah :
1. Eliminasi hak-hak pemilikan PT Dany terhadap PT Essy dilakukan sebesar 25% dari
saldo hak-hak pemegang saham PT Essy pada tanggal 31 Desember 1977 sebagai
berikut:
Modal Saham PT Essy Rp 6.250.000
Laba Yang Ditahan PT Essy Rp 1.500.000
Selisih Lebih Harga Perolehan di atas Nilai Buku Rp 625.000
Investasi saham-saham PT Essy Rp 8.375.000
2. Eliminasi hak-hak pemilikan PT Papa terhadap PT Essy dilakukan sebesar 50% dari
saldo hak-hak pemegang saham pada tanggal 31 Desember 1977 sebagai berikut :
Modal Saham PT Essy Rp 12.500.000
LYD PT Essy Rp 3.000.000
Selisih Lebih Harga Perolehan di atas Nilai Buku Rp 2.500.000
Investasi saham-saham PT Essy Rp 18.000.000
3. Eliminasi hak-hak pemilikan PT Papa terhadap PT Dany dilakukan sebesar 80% dari
saldo hak-hak pemegang saham PT Dany pada tanggal 31 Desember 1977 sebagai
berikut:
Modal Saham PT Dany Rp 20.000.000
LYD PT Dany Rp 11.000.000
Selisih Lebih Harga Perolehan di atas Nilai Buku Rp 2.000.000
Investasi saham-saham PT Dany Rp 33.000.000
Atas dasar jurnal-jurnal eliminasi tersebut di atas, maka bentuk daftar lajur penyusunan
neraca konsolidasi menurut metode equity adalah sebagai berikut :

PT PAPA dan Perusahaan-perusahaan Anaknya


Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi
Per 31 Desember 1977
Metode
Equity
Eliminasi Neraca Konsolidasi
Rekening
Rekening
Neraca PT PAPA PT DANY PT ESSY D K D K
Debit :
Investasi
saham-saham
PT
Dany.............. 30.000.000 - - - - -
- Elim 80% - - - - - -
Modal 20.000.00
saham............ 0
- Elim 80%
LYD 1/1/1977 - - - - 11.000.000 - -
Selisih lebih
harga
perolehan di
atas Nilai
Buku
saham............. - - - - 2.000.000 -
Investasi 18.000.000 - - - - -
saham-saham
PT Essy........
- Elim 50% - - - - - -
Modal 12.500.00
Saham......... 0
- Elim 50%
LYD 1/1/1977 - - - - 3.000.000 - -
Selisih lebih
Harga
Perolehan di
atas Nilai
Buku
Saham.......... - - - - 2.500.000 -
Investasi - 8.375.000 - - -
Saham PT
Essy....
- Elim 25% - - - - 6.250.000 6.250.000 -
Modal
Saham..
- Elim 25%
LYD 1/1/1976 - - - - 1.500.000 -
Selisih lebih
Harga
Perolehan di
atas Nilai
Buku
Saham........ - - - - - 625.000 -
Aktiva lain- 67.500.00 195.000.00
lain...... 77.500.000 0 50.000.000 - - 0 -
128.500.000 75.875.000 50.000.000 - - - -
Kredit: - -
Macam- 39.900.000 - - - 96.025.000
macam 37.125.00 19.000.00
Utang... 0 0
Modal saham
PT Papa.. 25.000.000 - - - - - 25.000.000
Laba Yang 63.600.000 - - - - - 63.600.000
Ditahan PT
Papa
Modal saham
PT Dany....... - 25.000.000 - - - -
- Elim 20.000.00
80%...... - - - 0 - - -
Hak
pembelian
saham
minoritas
20%.......... - - - - - 5.000.000
Laba Yang - 13.750.000 - 875.000 - -
Ditahan PT
Dany
- Elim
80%................
. - - 11.000.000 - - -
Hak pemegang
saham
minoritas 20%
x 13.750.000
PT
Essy........... - - - - - - 2.750.000
Modal saham 25.000.00
PT Essy...... - - 0 - - - -
- - Elim
50%.......... - - 12.500.000 - - -
- Elim 25%..... - - 6.250.000 - - -
Hak pemegang
saham
25%....... - - - - - 6.250.000
LYD PT
Essy... - - 6.000.000 - - - -
- Elim 50% - - - 3.000.000 - - -
- Elim 25%. - - - 1.500.000 - - -
Hak pemegang
saham
minoritas 25%
x 6.000.000.. - - - - - - 1.500.000
128.500.00 75.875.00 200.125.00
JUMLAH 0 0 50.000.000 54.250.000 54.250.000 200.125.000 0

B. SALING MEMILIKI SAHAM (MUTUAL HOLDING)


1. Pemilikan saham pada perusahaan anak, terjadi pada saat perusahaan anak
didirikan.
Perusahaan induk di satu pihak memiliki saham-saham perusahaan anak, dan di pihak lain
perusahaan anak juga memiliki sebagian saham-saham perusahaan induk. Apabila hal ini
terjadi maka laba(rugi) dan atau kenaikan(penurunan) saldo Laba Yang Ditahan selama
terjadinya saling pemilikan dari perusahaan afiliasi akan saling mempengaruhi satu sama lain.
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah, terhadap saham-saham perusahaan induk yang
dimiliki oleh perusahaan anak tidak boleh diperlakukan sebagai modal saham yang beredar di
dalam neraca konsolidasi.
Di dalam neraca konsolidasi hak-hak pemilikan saham oleh perusahaan anak atas
perusahaan induk harus dieliminasi. Hal tersebut juga sama terhadap pemilikan perusahaan
induk atas perusahaan anak.
Contoh 4:
PT Wijaya memiliki 750 lembar saham-saham PT Ekawati yang dibeli pada tanggal 1
Januari 1976, yaitu pada saat perusahaan PT Ekawati didirikan dengan harga @ Rp 100.000
per lembar. Satu tahun berikutnya yaitu tanggal 1 Januari 1977 PT Ekawati membeli 100
lembar saham PT Wijaya dengan harga @ Rp 150.000 per lembar. PT Wijaya dan PT
Ekawati memiliki 1000 lembar saham yang beredar dengan nominal @ Rp 100.000 per
lembar. Di bawah ini data mengenai saldo Laba Yang Ditahan pada tanggal 31 Desember
1975 dan Laba (rugi) usaha, serta deviden yang dibagikan masing-masing perusahaan.
Keterangan PT. Wijaya (Rp) PT. Ekawati (Rp)
Laba yang ditahan, 31/12/1975 15.000.000 -
Laba (rugi) usaha, tahun 1976 10.000.000 5.000.000
Pembagian Deviden, Des 1977 5.000.000 2.000.000
Laba (rugi) usaha, tahun 1977 7.375.000 2.500.000
Berikut adalah ikhtisar perubahan yang terjadi pada rekening Investasi Saham dan
Laba Yang Ditahan jika metode harga perolehan dan metode equity yang dipakai pada kedua
perusahaan tersebut:
Metode Harga Perolehan

Buku-buku PT Wijaya Buku-buku PT Ekawati Buku-buku PT Wijaya Buku-buku PT Ekawati


KETERANGAN
Inves Inves Inves Inves
Laba yang Laba yang Laba yang Laba yang
Saham PT Saham PT Saham PT Saham PT
Ditahan Ditahan Ditahan Ditahan
Ekawati Wijaya Ekawati Wijaya

31 Desember
- 15.000.000 - - - 15.000.000 - -
1975 : Saldo

1 Januari 1976 : 75.000.000 75.000.000


beli 750 lembar
- - - - - -
saham PT
Ekawati

75.000.000 15.000.000 - - 75.000.0000 15.000.000 - -

32 Desember
1976 : Laba
(rugi) usaha
- - - 5.000.000 3.750.000 3.750.000 - 5.000.000
PT Ekawati =
Rp 15.000.000

PT. Wijaya = Rp
- 10.000.000 - - - 10.000.000 - -
10.000.000

75.000.000 25.000.000 - 5.000.000 78.750.000 28.750.000 - 5.000.000

1 Januari 1977 :
Beli 100 lembar 15.000.00
- - 15.000.000 - - - -
saham PT 0
Wijaya

15.000.00
75.000.000 25.000.000 15.000.000 5.000.000 78.750.000 28.750.000 5.000.000
0

Desember 1977 :
Pembagian
deviden
- 1.500.000 - (2.000.000) (1.500.000) - - (2.000.000)
PT. Ekawati =
Rp 2.000.000

PT Wijaya = Rp
- (5.000.000) - 500.000 - (5.000.000) (500.000) -
5.000.000

14.500.00
75.000.000 21.500.000 15.000.000 3.500.000 77.250.000 23.750.000 3.000.000
0

31 Desember :
Laba (rugi) - - - 2.500.000 2.625.000 2.625.000 - 2.500.000
Usaha
1. PT. Ekawati
= Rp
2.500.000
2. PT Wijaya - 7.375.000 - - - 7.375.000 1.000.000 1.000.000
= Rp
7.375.000
Saldo per 31 15.500.00
75.000.000 28.875.000 15.000.000 6.000.000 79.875.000 33.750.000 6.500.000
Desember 1977 0

a. Metode Harga Perolehan


Apabila metode ini dipakai maka pengakuan periodic terhadap bagian laba
(rugi) yang didapat anggota perusahaan afiliasi tidak diperlukan baik pada buku-
bukuperusahaan induk (PT Wijaya) maupun pada buku-buku perusahaan anak (PT
Ekawati). Akan tetapi didalam neraca konsolidasi, khususnya dalam rangka
menentukan hak-hak para pemegang saham minoritas (PT Ekawati), maka pengakuan
tasa bagian laba yang belum dibagi sebagai deviden oleh PT Wijaya harus
dilakukan.oleh sebab itu pada metode harga perolehan bukan laba(rugi) periodic yang
dipakai sebagai titik tolaknya, melainkan saldo laba yang ditahan pada tanggal
neraca.
Dengan demikian saldo laba yang ditahan masing-masing perusahaan didalam neraca
yang konsolidasi dihitung sebagai berikut :
Jika X, adalah saldo laba yang ditahan PT Wijaya, per 31 desember 1977
Y, Adalah saldo laba yang ditahan PT Ekawati,per 31 desember 1977
Maka, X = Rp 28.875.000 + 0,75 Y
Y = Rp 6.000.000 + 0,10 [X – (25.000.000 +
= 0,75 x 5.000.000)]
Sehingga saldo laba yang ditahan PT Ekawati dapat dihitung sebagai berikut :
Y = Rp 6.000.000 + 0,10 (X - 28.750.000)
= Rp 6.000.000 + 0,10 (28.875.000.000 + 0,75Y - 28.750.000)
= Rp 6.000.000 + 2.887.500 0,075Y – 2.875.000
0,925Y= Rp 6.012.000
= Rp 6.500.000
Sehingga saldo laba yang ditahan PT Wijaya dapat dihitung sebagai berikut :
X = 28.875.000 + 0,75Y
X = 28.875.000 + 0,75Y x 6.500.000
X = Rp 33.750.000
Hak pemegang saham minoritas pada PT Ekawati terhadap saldo laba yang
ditahan selanjutnya dihitung sebesar 25% dari jumlah Rp 6.500.000 sedang
selebihnya merupakan bagian (saldo laba yang ditahan) untuk PT Wijaya.
Oleh sebab itu jurnal eliminasinya untuk penyusunan neraca konsolidasi pada tanggal
31 desember 1977, menurut metode harga perolehan sebagai berikut :
1) Eliminasi hak pemilikan PT Wijaya terhadap PT Ekawati dilakukan atas
dasar posisi hak pemegang sahamnya pada tanggal 1 januari 1976 :
Modal saham PT Ekawati Rp 75.000.000
Inves saham PT Ekawati Rp 75.000.000
2) Eliminasi hak penyertaan PT Ekawati pada PT Wijaya dilakukan dengan
bertitik tolak pada saldo hak-hak pemegang sahamnya pada tanggal 1
januari 1977 :
Modal saham PT Wijaya Rp 10.000.000
Laba yang ditahan PT Wijaya Rp 2.875.000
Selisih lebih harga perolehan diatas
nilai buku saham Rp 2.125.000
Inves saham PT Wijaya Rp 15.000.000
b. Metode Equitiy
Pada metode equity pengakuan periodic terhadap laba (rugi) usaha yang
diperoleh perusahaan afiliasi diperlukan pada buku-buku perusahaan yang
mempunyai penyertaan modal. Pengakuan bagian atas laba usaha PT Ekawati
sebanyak 75% dalam satu tahun buku 1976 oleh PT Wijaya dengan mudah dapat
ditenttukan yaitu 75% x Rp 5.000.000 = Rp 3.750.000.
Untuk menentukan besarnya laba masing-masing perusahaan itu dapat
dilakukan sebagai berikut :
Apabila misalnya: X adalah besarnya laba PT Wijaya dalam tahunn 1977
Y adalah besarnya laba PT Ekawati dala 1977;
Maka diperoleh persamaan :
(1) X = 7.375.000 + 0,75Y
(2) Y = 2.500.000 + 0,10X
Kemudian X dihitung sebagai berikut :
X = 7.375.000 + 0,75(2.500.000 + 0,10X)
X = 7.375.000 + 1.875.000 + 0,075X
0,925X = 9.250.000
X = 10.000.000
Sedang Y dihitung :

Y = 2.500.000 + 0,10X
Y = 2.500.000 + 0,10 + 10.000.000
Y = 3.500.000
Pengakuan atas bagian laba dari kepemilikan saham oleh masing-masing perusahaan
dihitung atas dasar jumlah-jumlah tersebut diatas.
1) Pengakuan bagian atas laba PT Ekawati oleh PT Wijaya untuk tahun buku 1977
adalah 75% x Rp 3.500.000 = Rp 2.625.000.
Investasi saham PT Ekawati Rp 2.625.000
Laba (rugi) PT Ekawati – (laba yang ditahan) Rp 2.625.000
2) Pengakuan bagian atas laba PT Wijaya oleh PT Ekawati dalam 1977 sebesar Rp
1.000.000 (10% x Rp 10.000.000)
Investasi saham PT Wijaya Rp 1.000.000
Laba (rugi) PT Wijaya – (laba yang ditahan) Rp 1.000.000
Dengan adanya pengakuan terhadap bagian laba (rugi) periodic ini pada metode
equity. Neraca individual telah menunjukkan hak-hak kepemilikan atas penyertaan
modal masing-masing perusahaan sesuai dengan nilai buku hak pemegang sahamnya.
Oleh karena itu apabila kemudian disusun neraca konsolidasi, maka eliminasi
terhadap hak-hak pemilikan masing-masing perusahaan didasarkan pada posisi
investasi saham dan hak-hak pemegang saham pada tanggal neraca sebagai berikut :
1) Eliminasi hak-hak kepemilikan PT Wijaya atas PT Ekawati dilakukan 75% dari
saldo hak-hak pemegang saham pada tanggal 31 desember 1977.
Modal saham PT Ekawati Rp 75.000.000
Laba yang ditahan PT Ekawati Rp 4.875.000
Investasi saham PT Ekawati Rp 79.875.000
2) Eliminasi hak-hak kepemilikan PT Ekawati atas PT Wijaya sebesar 10% dari saldo
hak-hak pemegang saham pada tanggal 31 desember 1977.
Modal saham PT Wijaya Rp 10.000.000
Laba yang ditahan PT Wijaya Rp 3.375.000
Selisih lebih harga perolehan diatas nilai buku saham Rp 2.125.000
Investasi saham PT Wijaya Rp 15.500.000
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hak control yang diperoleh dengan kepemilikan tidak secara langsung dan mutual
holding secara berturut-turut sebagai berikut :
1. Hak kontrol yang diperoleh dengan pemilikan tidak secara langsung :
a. Pemilikan saham-saham perusahaan anak, terjadi sesudah adanya hak kontrol
oleh perusahaan induk pada masa perusahaan sub induk
b. Pemilikan saham-saham perusahaan anak, terjadi sebelum adanya control oleh
perusahaan induk pada perusahaan induk pada perusahaan sub induk
c. Hak Kontrol yang diperoleh dengan adanya hubungan afiliasi diantara
perusahaan-perusahaan (anak)
2. Mutual atau reciprocal holdings dengan pemilikan saham perusahaan anak terjadi
setelah perusahaan berjalan.
a. Pemilikan tidak langsung :
i. Pemilikan saham-saham perusahaan anak terjadi sesudah adanya hak
Kontrol perusahaan induk atas perusahaan sub induk
ii. Pemilikan saham-saham perusahaan anak, terjadi sebelum adanya hak
Kontrol oleh perusahaan induk terhadap perusahaan sub induk
iii. Hak control diperoleh dengan adanya hubungan afiliasi diantara
perusahaan-perusahaan anak
b. Saling memiliki saham
i. Pemilikan saham pada perusahaan anak, terjadi pada saat perusahaan
(anak) didirikan
ii. Pemilikan saham-saham perusahaan anak terjadi setelah perusahaan
anak berjalan.

DAFTAR PUSTAKA
Baker, Richard E, dkk. 2019. Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia).
Edisi 2 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

C. Saling Memiliki dalam Neraca Konsolidasi (Mutual Holding)


Yang dimaksud dengan mutual holding adalah kepemilikan saham
olehperusahaan yang berafiliasi. Struktur mutual holding ada dua bentuk yaitu
sahaminduk dimiliki oleh anak perusahaan dan saham anak dimiliki oleh anak
perusahaanyang lainnya

Anda mungkin juga menyukai