Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-
Nya yang diberikan sehingga kami bisa dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
Pemilikan tidak Langsung dan Saling Memiliki dalam Neraca Konsolidasi ”. telah selesai di
susun serta berhasil diterbitkan dengan baik dan lancar. Semoga makalah ini dapat
memberikan pengetahuan dan wawasan terhadap pembahasan mengenai Akuntansi
Keuangan.
Akan tetapi pada akhirnya kami paham bahwa tulisan ini terdapat beberapa kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan menerima berbagai
kritikan dan saran dari para pembaca kami, dan kami mengharapkan dukungan anda sebagai
bagian dari upaya kami untuk terus melakukan perbaikan dan penyempurnaan karya
selanjutnya di masa yang akan datang.
Terakhir, kami tak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
mendukung dan berpartisipasi dalam proses rangkaian penyusunan dan penerbitan buku ini,
sehingga buku ini bisa hadir di hadapan para pembaca. Kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak dan memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu
pengetahuan.
Kelompok 6A
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan merupakan suatu lembaga yang terdiri dari kumpulan orang-orang yang
mempunyai suatu tujuan di dalam organisasi. Dalam mencapai tujuannya, perusahaan
membutuhkan manajemen yang baik agar seluruh kegiatannya dapat berjalan dengan optimal.
Ada beberapa bentuk perusahaan seperti perusahaan perseorangan, commanditer, perseroan
dan lain sebagainya. Modal suatu perusahaan berasal dari modal sendiri dan modal asing,
artinya dalam membentuk suatu perusahaan modal tersebut tidak hanya bersumber dari
pemiliknya saja akan tetapi juga dari pihak-pihak lain yang berkepentingan di dalamnya.
Apabila perusahaan tersebut berbentuk PT dan sudah bersifat Tbk, maka ketika perusahaan
tersebut memerlukan modal yang besar dalam mengembangkan usahanya, perusahaan
tersebut dapat menerbitkan saham. Saham adalah surat tanda ikut serta penanaman modal
dalam suatu perusahaan.
Untuk dapat berkembang dan dapat dikenal oleh masyarakat luas, maka perusahaan dapat
mendirikan cabang perusahaan tersebut di daerah lain. Dalam hal tersebut dikenal dengan
istilah perusahaan induk dan perusahaan anak. Kemudian selain itu, dikenal dengan adanya
penggabungan badan usaha, maksudnya selain mengembangkan usaha juga untuk
menghindari adanya persaingan yang dapat merugikan perusahaan. Dalam hal ini, ada
berbagai macam jenis penggabungan seperti merger, konsolidasi serta afiliasi. Di dalam
struktur perusahaan afiliasi hanya ada satu tingkatan hubungan di antara perusahaan-
perusahaan yang bersangkutan, yaitu perusahaan induk dengan perusahaan anaknya. Akan
tetapi ada kemungkinan di dalam suatu kelompok perusahaan yang bersfiliasi mempunyai
hubungan bertingkat. Hal ini terjadi apabila suatu perusahaan anak memiliki hak control
terhadap perusahaan yang lain.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pemilikan tidak langsung (indirect holding) dan saling memiliki dalam
neraca konsolidasi (mutual hoding)
C. Tujuan Masalah
Menjelaskan dan menguraikan pemilikan tidak langsung (indirect holding) dan saling
memiliki dalam neraca konsolidasi (mutual hoding)
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian pemilikan tidak langsung dan saling memiliki saham ada kemungkinan di
dalam suatu kelompok perusahaan yang berafiliasi mempunyai hubungan bertingkat. Hal
ini terjadi apabila suatu perusahaan anak memiliki hak kontrol (melalui pemilikan saham)
terhadap perusahaan lain. Sebagai contoh PT OPA memiliki 80% saham-saham PT
PAPA, dan PT PAPA memiliki 90% dari saham-saham PT ANA. Dengan demikian
ketiga perusahaan tersebut merupakan anggota-anggota perusahaan afiliasi. Pemilikan
80% saham- saham PT PAPA mengakibatkan secara tidak langsung PT OPA memiliki
pula hak kontrol terhadap PT ANA. Hubungan antara PT OPA dengan PT ANA disebut
sebagai pemilikan (saham) secara tidak langsung. Dalam hal ini struktur (perusahaan)
afiliasi meliputi dua tingkatan, yang terjadi dari Perusahaan Induk (PT OPA), sub induk
(PT PAPA), dan anak (PT ANA).
Catatan:
1. Perusahaan afiliasi dengan satu sub induk dan satu perusahaan anak. Hak kontrol PT
OPA terhadap PT ANA diperoleh dari pemilikan saham tidak langsung.
2. Perusahaan afiliasi dengan beberapa sub induk dan beberapa perusahaan anak. Hak
kontrol PT OPA terhadap PT ANA dan PT ANI diperoleh dari pemilikan saham tidak
langsung.
3. Hak kontrol PT OPA terhadap PT MAMA diperoleh dari sebagian tidak secara
langsung, yaitu melalui pemilikannya terhadap PT PAPA. Hubungan afiliasi ini akan
semakin kompleks apabila terjadi saling memiliki saham-saham antar perusahaan
induk dan perusahaan anak (mutual atau reciprocal holding)
Hak kontrol yang diperoleh tidak secara langsung dan mutual holding secara
berturut-turut sabagai berikut :
1. Hak kontrol yang diperoleh dengan pemilikan tidak secara langsung :
a) Pemilikan saham-saham perusahaan anak, terjadi sesudah adanya hak kontrol
oleh perusahaan induk pada perusahaan sub induk.
b) Pemilikan saham-saham perusahaan anak, terjadi sebelum adanya hak kontrol
oleh perusahaan induk pada perusahaan sub induk.
c) Hak kontrol yang diperoleh dengan adanya hubungan afiliasi di antara
perusahaan-perusahaan anak.
2. Mutual atau reciprocal holdings dengan pemilikan saham perusahaan anak terjadi
setelah perusahaan berjalan.
A. PEMILIKAN TIDAK LANGSUNG (INDIRECT HOLDING)
1. Pemilikan saham-saham perusahaan anak terjadi sesudah adanya hak kontrol
perusahaan induk atas perusahaan sub induk.
Struktur perusahaan afiliasi, dengan adanya hak control yng diperoleh melalui
pemilikan tidak langsung akan terdiri dari perusahaan induk, sub induk dan anak. Apabila
hal ini terjadi, maka untuk keperluan penyusunan neraca konsolidasi harus dimulai
dengan menganalisa perubahan-perubahan yang terjadi pada rekening-rekening hak-hak
para pemegang saham perusahaan anak, serta pengaruhnya terhadapperusahaan sub induk
dan perusahaan induk.
Contoh 1: PT Opa membeli 400 lembar saham-saham PT Papa dengan harga @
Rp75.000 per lembar pada tanggal 1 Januari 1976. Satu tahun kemudian tepatnya pada
tanggal 1 Januari 1977 PT Papa membeli 450 lembar saham-saham PT Ana denganharga
@ Rp 70.000. Baik PT Opa, PT Papa maupun PT Ana masing- masing mempunyai
(modal) saham yang beredar sebanyak 500 lembar, nominal @ Rp50.000/lembar. Berikut
ini data mengenai saldo laba yang ditahan pada tanggal 31 Desember 1975, laba (rugi)
usaha serta deviden yang dibagikan dalam dua tahun berturut-turut untuk masing-masing
perusahaan.
Keterangan PT OPA PT Papa (Rp) PT Ana (Rp)
(Rp)
Laba yang ditahan, 31/12/1975 60.000.000 15.000.000 2.500.000
Laba (Rugi) usaha, tahun 1976 7.500.000 (3.750.000) 2.500.000
Pembagian Deviden, Des 1977 2.500.000 2.500.000 1.250.000
Laba (Rugi) usaha, tahun 1977 (5.000.000) 7.500.000 3.750.000
Dari data di atas, maka pengaruh perubahan hak para pemegang saham pada
perusahaan anak terhadap rekening investasi saham dan saldo Laba Yang Ditahan pada
buku-buku perusahaan induk masing-masing menurut metode harga perolehan dan
metode equity adalah sebagai berikut:
Metode Harga Perolehan Metode Equity
Buku-buku PT OPA Buku-buku PT PAPA Buku-buku PT OPA Buku-buku PT PAPA
Jumlah Rp 8.925.000
Di dalam neraca yang dikonsolidasi diakui adanya kenaikan saldo Laba Yang Ditahan
oleh PT OPA atas sebagian dari kenaikan saldo Laba Yang Ditahan PT PAPA sejak tanggal 1
Januari 1976 sampai dengan 31 Desember 1977 sebesar Rp 3.700.000 (80% x (19.625.000 –
15.000.000) atau hasil dari perhitungan berikut :
Saldo Laba Yang Ditahan PT PAPA per 31 Desember 1977 Rp 17.375.000
Ditambah : Bagian atas kenaikan saldo Laba Yang Ditahan PT ANA Rp 2.250.000
Jumlah Rp 19.625.000
Dikurang dengan :
1. Estimasi 80% saldo Laba Yang Ditahan
Pada tabffal 1 Januari 1976
(80% x 15.000.000) Rp 12.000.000
2. Hak-hak pemegang saham minoritas
(20% x 19.625.000) Rp 3.925.000
Rp 15.925.000
Sisa kenaikan saldo Laba Yang Ditahan untuk PT OPA Rp 3.700.000
Adapun jurnal eliminasi untuk penyusunan neraca konsolidasi pada tanggal 31 Desember
1977, apabila metode harga perolehan dipakai adalah sebagai berikut :
(1) Eliminasi terhadap investasi saham-saham PT ANA dan hak para pemegang saham
PT ANA :
Modal Saham, PT ANA Rp 22.500.000
Laba Yang Ditahan, PT ANA Rp 4.500.000
Selisih lebih harga perolehan di atas nilai buku saham Rp 4.500.000
Investasi saham-saham, PT ANA Rp 31.500.000
(2) Eliminasi terhadap investasi saham-saham PT PAPA dan hak-hak pemegang saham
PT PAPA :
Modal Saham, PT PAPA Rp 20.000.000
Laba Yang Ditahan, PT PAPA Rp 12.000.000
Investasi saham-saham, PT PAPA Rp 30.000.000
Selisih lebih nilai buku di atas harga perubahan saham Rp 2.000.000
Adapun bentuk daftar lajur penyesuaian neraca konsolidasinya adalah :
PT OPA dan Perusahaan-perusahaan Anaknya
Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi
Per 31 Desember 1977
Modal Harga Perolehan
Rekening Rekening Eliminasi Neraca Konsolidasi
PT OPA PT PAPA PT ANA
Neraca D K D K
Debit :
Investasi saham-saham
PT PAPA…………… 30.000.000
Elim 80% Modal Saham 20.000.000
Elim 80% Laba Yang
Ditahan
1/1/1976………………… 12.000.000
Selisih lebih nilai buku di
atas harga perolehan saham.
Investasi saham-saham
PT ANA…………… 31.500.000
Elim 90% Modal
Saham…. 22.500.000
Elim 90% Leba Yang
Ditahan
1/1/1977……………… 4.500.000
Selisih lebih harga
Perolehan di atas nilai
buku saham………
Aktiva lain-lain 120.000.000 43.500.000 50.000.000
150.000.000 75.000.000 50.000.000
Kredit :
Macam-macam
utang……… 63.000.000 32.625.000 17.500.000
Modal saham PT
OPA……….. 25.000.000
Laba Yang Ditahan PT
OPA… 62.000.000
Modal saham PT PAPA 25.000.000
Elim 80%............................. 20.000.000
Hak pembelian saham
minoritas 20%.....................
Laba Yang Ditahan PT PAPA 17.375.000
Elim 80%............................. 12.000.000
Hak pemegang saham
minoritas 20% dari
Rp 19.625.000
Kenaikan saldo laba yang
ditahan untuk PT
OPA……….
Modal saham PT
ANA……….. 25.000.000
Elim 90%........... 22.500.000
Hak pemegang saham 10%..
Laba Yang Ditahan PT
ANA… 7.500.000
Elim 90%................... 4.500.000
Hak harga saham
minoritas
10% dari Rp 7.500.000
Kenaikan saldo Laba
Yang Ditahan PT PAPA
61.250.00
JUMLAH 150.000.000 75.000.000 50.000.000 61.250.000 0 218.000.000 218.000.000
b. Metode Equity
Selama hak kontrol terhadap perusahaan anak diperoleh sesudah adanya hak kontrol
oleh perusahaan induk terhadap perusahaan sub induk, maka tidak ada masalah khusus pada
metode equity. Oleh karena itu hak kontrol oleh PT Opa terhadap PT Ana diperoleh dari
pemilihan tidak langsung, maka pembagian deviden oleh PT Ana tidak mempengaruhi
jumlah pemilihan PT Opa terhadap PT Ana.
Pada metode equity pengaruh dari hak kontrol yang diperoleh dengan pemilihan
secara tidak langsung tersebut, hanyalah dalam pengakuan terhadap bagian atas laba
perusahaan anak. Oleh karena pada metode equity perubahan-perubahan yang terjadi pada
hak-hak para pemegang saham perusahaan anak selalu diikuti/ diikhtisarkan dalam rekening
investasi sahamnya, maka dalam neraca konsolidasi eliminasi terhadap rekening investasi
saham dengan hak-hak para pemegang saham perusahaan anak didasarkan pada rekening
yang bersangkutan pada tanggal neraca.
Jika oleh PT OPA disusun neraca konsolidasi langsung dari neraca masing-masing
perusahaan pada tanggal 31 Desember 1977, maka jurnal eliminasi menurut metode equity
adalah:
1. Eliminasi terhadap investasi saham-saham PT ANA dan hak-hak para pemegang
saham PT ANA
Modal Saham PT ANA Rp 22.500.000
Laba Yang Ditahan PT ANA Rp 6.750.000
Selisih lebih Buku Perolehan di atas
Rp 4.500.000
Nilai Buku Saham
Investasi Saham-saham PT Ana Rp 33.750.000
2. Eliminasi terhadap investasi saham-saham PT PAPA dan hak-hak pemegang saham
PT PAPA
Modal Saham PT PAPA Rp 20.000.000
Laba Yang Ditahan PT PAPA Rp 15.700.000
Investasi Saham-saham PT Ana Rp 33.700.000
Selisih lebih Buku Perolehan di atas Nilai Buku Saham Rp 2.000.000
Adapun bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi pada tanggal 31 Desember
1977 pada metode equity adalah:
PT OPA dan perusahaan-perusahaan Anaknya
Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi
Per 31 Desember 1977
Metode Equity
Rekening-Rekening Eliminasi Neraca Konsolidasi
PT OPA PT PAPA PT ANA
Neraca D K D K
Debit:
Investasi saham-
saham PT
PAPA.................... 33.700.000 - - - - - -
- Elim 80% Modal
saham.......................... - - - - 20.000.000 - -
2. Pemilikan saham-saham perusahaan anak, terjadi sebelum adanya hak kontrol oleh
perusahaan induk terhadap perusahaan sub induk.
Hak kontrol PT Opa dan PTAna semata-mata timbul sebagai akibat adanya pemilikan
sebagian besar saham PT Papa yang terjadi lebih dulu dan oleh karenanya disebut sebagai
hak kontrol melalui pemilikan tidak langsung. Hak kontrol semacam itu biasa didapat
bersamaan dengan diperolehnya hak kontrol melalui pemilikan sebagian besar saham-saham
PT Papa. Ini terjadi apabila sebelum PT Opa membeli sebagian besar saham-saham PT Papa,
PT Papa telah lebih dahulu memiliki hal kontrol terhadap PT Ana.
Contoh 2 :
PT Papa membeli 400 lembar saham-saham PT Ana dengan harga @ Rp60.000 per
lembar pada tanggal 1 Januari 1976. Satu tahun kemudian yaitu pada tanggal 1 Januari 1977,
PT Opa membeli 450 lembar saham-saham PT Papa dari para pemegang saham sebelumnya,
dengan harga @ Rp 80.000 per lembar. Baik PT Opa, PT Papa maupun PT Ana masing-
masing mempunyai modal saham yang beredar sebanyak 500 lembar dengan nilai nominal @
Rp 50.000 per lembar. Di bawah ini data mengenai saldo laba yang ditahan pada tanggal 31
Desember 1975beserta
perubahan-perubahan yang terjadi selama dua tahun berturut-turut untuk masing-
masing perusahaan :
b. Metode Equity
Menurut metode equity apabila PT Papa pada contoh 3 di muka menyusun neraca konsolidasi
pada tanggal 31 Desember 1977, jurnal eliminasinya adalah :
1. Eliminasi hak-hak pemilikan PT Dany terhadap PT Essy dilakukan sebesar 25% dari
saldo hak-hak pemegang saham PT Essy pada tanggal 31 Desember 1977 sebagai
berikut:
Modal Saham PT Essy Rp 6.250.000
Laba Yang Ditahan PT Essy Rp 1.500.000
Selisih Lebih Harga Perolehan di atas Nilai Buku Rp 625.000
Investasi saham-saham PT Essy Rp 8.375.000
2. Eliminasi hak-hak pemilikan PT Papa terhadap PT Essy dilakukan sebesar 50% dari
saldo hak-hak pemegang saham pada tanggal 31 Desember 1977 sebagai berikut :
Modal Saham PT Essy Rp 12.500.000
LYD PT Essy Rp 3.000.000
Selisih Lebih Harga Perolehan di atas Nilai Buku Rp 2.500.000
Investasi saham-saham PT Essy Rp 18.000.000
3. Eliminasi hak-hak pemilikan PT Papa terhadap PT Dany dilakukan sebesar 80% dari
saldo hak-hak pemegang saham PT Dany pada tanggal 31 Desember 1977 sebagai
berikut:
Modal Saham PT Dany Rp 20.000.000
LYD PT Dany Rp 11.000.000
Selisih Lebih Harga Perolehan di atas Nilai Buku Rp 2.000.000
Investasi saham-saham PT Dany Rp 33.000.000
Atas dasar jurnal-jurnal eliminasi tersebut di atas, maka bentuk daftar lajur penyusunan
neraca konsolidasi menurut metode equity adalah sebagai berikut :
31 Desember
- 15.000.000 - - - 15.000.000 - -
1975 : Saldo
32 Desember
1976 : Laba
(rugi) usaha
- - - 5.000.000 3.750.000 3.750.000 - 5.000.000
PT Ekawati =
Rp 15.000.000
PT. Wijaya = Rp
- 10.000.000 - - - 10.000.000 - -
10.000.000
1 Januari 1977 :
Beli 100 lembar 15.000.00
- - 15.000.000 - - - -
saham PT 0
Wijaya
15.000.00
75.000.000 25.000.000 15.000.000 5.000.000 78.750.000 28.750.000 5.000.000
0
Desember 1977 :
Pembagian
deviden
- 1.500.000 - (2.000.000) (1.500.000) - - (2.000.000)
PT. Ekawati =
Rp 2.000.000
PT Wijaya = Rp
- (5.000.000) - 500.000 - (5.000.000) (500.000) -
5.000.000
14.500.00
75.000.000 21.500.000 15.000.000 3.500.000 77.250.000 23.750.000 3.000.000
0
31 Desember :
Laba (rugi) - - - 2.500.000 2.625.000 2.625.000 - 2.500.000
Usaha
1. PT. Ekawati
= Rp
2.500.000
2. PT Wijaya - 7.375.000 - - - 7.375.000 1.000.000 1.000.000
= Rp
7.375.000
Saldo per 31 15.500.00
75.000.000 28.875.000 15.000.000 6.000.000 79.875.000 33.750.000 6.500.000
Desember 1977 0
Y = 2.500.000 + 0,10X
Y = 2.500.000 + 0,10 + 10.000.000
Y = 3.500.000
Pengakuan atas bagian laba dari kepemilikan saham oleh masing-masing perusahaan
dihitung atas dasar jumlah-jumlah tersebut diatas.
1) Pengakuan bagian atas laba PT Ekawati oleh PT Wijaya untuk tahun buku 1977
adalah 75% x Rp 3.500.000 = Rp 2.625.000.
Investasi saham PT Ekawati Rp 2.625.000
Laba (rugi) PT Ekawati – (laba yang ditahan) Rp 2.625.000
2) Pengakuan bagian atas laba PT Wijaya oleh PT Ekawati dalam 1977 sebesar Rp
1.000.000 (10% x Rp 10.000.000)
Investasi saham PT Wijaya Rp 1.000.000
Laba (rugi) PT Wijaya – (laba yang ditahan) Rp 1.000.000
Dengan adanya pengakuan terhadap bagian laba (rugi) periodic ini pada metode
equity. Neraca individual telah menunjukkan hak-hak kepemilikan atas penyertaan
modal masing-masing perusahaan sesuai dengan nilai buku hak pemegang sahamnya.
Oleh karena itu apabila kemudian disusun neraca konsolidasi, maka eliminasi
terhadap hak-hak pemilikan masing-masing perusahaan didasarkan pada posisi
investasi saham dan hak-hak pemegang saham pada tanggal neraca sebagai berikut :
1) Eliminasi hak-hak kepemilikan PT Wijaya atas PT Ekawati dilakukan 75% dari
saldo hak-hak pemegang saham pada tanggal 31 desember 1977.
Modal saham PT Ekawati Rp 75.000.000
Laba yang ditahan PT Ekawati Rp 4.875.000
Investasi saham PT Ekawati Rp 79.875.000
2) Eliminasi hak-hak kepemilikan PT Ekawati atas PT Wijaya sebesar 10% dari saldo
hak-hak pemegang saham pada tanggal 31 desember 1977.
Modal saham PT Wijaya Rp 10.000.000
Laba yang ditahan PT Wijaya Rp 3.375.000
Selisih lebih harga perolehan diatas nilai buku saham Rp 2.125.000
Investasi saham PT Wijaya Rp 15.500.000
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hak control yang diperoleh dengan kepemilikan tidak secara langsung dan mutual
holding secara berturut-turut sebagai berikut :
1. Hak kontrol yang diperoleh dengan pemilikan tidak secara langsung :
a. Pemilikan saham-saham perusahaan anak, terjadi sesudah adanya hak kontrol
oleh perusahaan induk pada masa perusahaan sub induk
b. Pemilikan saham-saham perusahaan anak, terjadi sebelum adanya control oleh
perusahaan induk pada perusahaan induk pada perusahaan sub induk
c. Hak Kontrol yang diperoleh dengan adanya hubungan afiliasi diantara
perusahaan-perusahaan (anak)
2. Mutual atau reciprocal holdings dengan pemilikan saham perusahaan anak terjadi
setelah perusahaan berjalan.
a. Pemilikan tidak langsung :
i. Pemilikan saham-saham perusahaan anak terjadi sesudah adanya hak
Kontrol perusahaan induk atas perusahaan sub induk
ii. Pemilikan saham-saham perusahaan anak, terjadi sebelum adanya hak
Kontrol oleh perusahaan induk terhadap perusahaan sub induk
iii. Hak control diperoleh dengan adanya hubungan afiliasi diantara
perusahaan-perusahaan anak
b. Saling memiliki saham
i. Pemilikan saham pada perusahaan anak, terjadi pada saat perusahaan
(anak) didirikan
ii. Pemilikan saham-saham perusahaan anak terjadi setelah perusahaan
anak berjalan.
DAFTAR PUSTAKA
Baker, Richard E, dkk. 2019. Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia).
Edisi 2 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.