Anda di halaman 1dari 15

1

Skrining Penyakit Diabetes Melitus dalam


Penyelenggaraan Pandu PTM
2

Diabetes di Indonesia
Top 10 countries or territories for Top 10 countries or territories for the
number of adults with diabetes (20–79 years) number of adults with undiagnosed
in 2021 and 2045 diabetes (20–79 years) in 2021

Source: IDF_Atlas_10th_Edition_2021.pdf (diabetesatlas.org)

Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
3

Prevalensi dan jumlah pasien prediabetes dan diabetes tinggi dan tren
Masalah masih meningkat

dan Tanpa intervensi yang baik, prediabetes akan berkembang menjadi

Tantangan diabetes dan meningkatkan komplikasi penyakit kardiovaskuler

Diabetes Sebagian besar pasien tidak menyadari menderita diabetes, sangat


potensial datang dengan komplikasi
di Indonesia
Dua-pertiga pasien tidak mencapai sasaran glikemik, diantaranya karena
kepatuhan berobat masih rendah dan akses belum merata

Komplikasi makro- dan mikrovaskuler tinggi

Biaya terbesar adalah untuk perawatan komplikasi

Suastika K. Med J Indones. 2020; 29: 350–3. https://doi.org/10.13181/mji.com.205108

Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Definisi dan Patogenesis Diabetes Melitus Tipe 2

Definisi 11. Sistem imun


Disregulasi/inflamasi
10. Lambung 2. Sel alfaa pankreas
Percepatan pengosongan Penurunan sekresi glukagon
Diabetes melitus (DM) merupakan
suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia
yang terjadi karena kelainan sekresi 3. Sel lemak Amylin meningkat
Peningkatan
insulin, kerja insulin atau keduanya. lipolisis

4. Otot
Hiperglikemia
Patogenesis Penurunan
utilasi
1. Sel beta pankreas
glukosa
The Egregious Eleven Penurunan sekresi insulin
5. Hati
Peningkatan Efek inkretin
produksi glukosa menurun

6. Otak 7. Kolon/Mikrobiota 8. Usus halus 9. Ginjal


Disfungsi Abnormal Peningkatan Peningkatan
neurotransmiter mikrobiota absorpsi glukosa reabsorpsi
glukosa

Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
5

Perjalanan Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2


Postprandial glucose
Diagnosis Fasting glucose
Glucose

Insulin resistance
Insulin

Inadequate
Insulin secretion
β-cell function
Microvascular changes
Macrovascular changes

Prediabetes
NGT Diabetes
(IFG/IGT)
Adapted from Type 2 Diabetes BASICS. International Diabetes Center 2000

Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
6

Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2

Faktor Risiko yang Faktor Risiko yang Faktor Lain yang


Tidak Bisa Dimodifikasi Bisa Dimodifikasi terkait Risiko DMT2

• Ras dan etnik • Berat badan lebih (IMT ≥ 23 • Pasien sindrom metabolik yang
kg/m2) memiliki riwayat TGT atau GDPT
• Riwayat keluarga dengan DM sebelumnya.
Tipe 2 • Kurangnya aktivitas fisik
• Pasien yang memiliki riwayat
• Umur >40 tahun • Hipertensi (> 140/90 mmHg) penyakit kardiovaskular, seperti
• Riwayat melahirkan bayi dengan • Dislipidemia (HDL < 35 mg/dL stroke, PJK, atau PAD
BB lahir bayi > 4000 gram atau dan/atau trigliserida > 250 mg/dL)
riwayat pernah DM gestasional
• Diet tak sehat, tinggi glukosa dan
• Riwayat lahir dengan berat rendah serat
badan rendah, < 2,5 kg

Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
7

Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2: Obesitas


Klasifikasi

Risiko berdasarkan lingkar pinggang


Obesitas Sentral
Klasifikasi IMT < 90 cm (pria) ≥ 90 cm (pria)
< 80 cm ≥ 80 cm
Jika lingkar pinggang (perempuan) (perempuan)

• Laki-laki ≥ 90 cm Berat badan


• Perempuan ≥ 80 cm kurang < 18,5 Rendah Cukup
(Underweight)

Berat badan
18,5 - 22,9 Cukup Meningkat
normal

Kelebihan berat
badan (Overweight) 23 - 24,9 Meningkat Moderat
dengan risiko

Obesitas I 25 - 29,9 Moderat Berat


Obesitas II ≥ 30 Berat Sangat
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (kemkes.go.id) – Panduan Nasional Praktik Kedokteran Tatalaksana Diabetes Tipe 2 Dewasa. 2020

Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2: Obesitas
Prevalensi obesitas di Indonesia

~1 dari 3 ~1 dari 5
35.4% dewasa (68 juta) dengan 20% anak-anak usia 5-12 tahun
obesitas dengan pre-obesitas (overweight)
atau obesitas

Adult obesity is BMI ≥ 25; childhood overweight is Z-score > 1.0 to < 2.0; childhood obesity is Z-score > 2.0
Indonesia population – 275,000,000; adults – 192,000,000
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Hasil utama riskesdas 2018. Available at
http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf. Accessed on 01 Mar 2021
Indonesia Population 2021 (Demographics, Maps, Graphs) (worldpopulationreview.com) (accessed on 01 March 2021)

Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
9

Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2: Prediabetes


Definisi

Definisi Parameter

Suatu kondisi dimana kadar Pengukuran gula darah Nilai Prediabetes


gula darah sudah diatas
normal, namun belum HbA1c (%) 5,7 – 6,4
memenuhi kriteria diabetes.
Glukosa darah puasa (mg/dl) 100 – 125

Glukosa plasma 2 jam setelah


140 - 199
TTGO (mg/dl)

Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2: Prediabetes
Prevalensi
Top 10 countries or territories for the number of adults (20–79
RISKESDAS, KEMENKES RI years) with impaired glucose tolerance in 2019, 2030 and 2045
2019 2030 2045

40 36,6
35
30 29,9 30,8
26,3
25
20
15
10 10,2
5 0
0
IFG

2007 2013 2018 IGT

Source: Prediabetes evolution after 10 years presented by Jakko Tuomiletho at the EASD 2018 Source: IDF Atlas 2019
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
11

Teknik Deteksi Dini Faktor Risiko

Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

• Ras dan etnik • Berat Badan • Pemeriksaan lipid: HDL,


Trigliserida
• Umur >40 tahun • Tinggi Badan
• Pemeriksaan gula darah: Gula
• Riwayat keluarga dengan DM • BMI Darah Puasa, Gula Darah 1-2
Tipe 2 jam setelah makan
• Lingkar pinggang
• Riwayat melahirkan bayi dengan
• Tekanan Darah
BB lahir bayi > 4000 gram atau
riwayat pernah DM gestasional
• Riwayat lahir dengan berat
badan rendah, < 2,5 kg
• Riwayat penyakit kardiovaskular,
seperti stroke, PJK, atau PAD
• Pola diet dan aktivitas fisik

Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
12

Siapa yang perlu mendapatkan pemeriksaan


penyaring & kapan perlu dilakukan?
• Kelompok dengan Berat Badan Lebih (IMT ≥ 23 kg/m2) + satu
atau lebih faktor risiko sebagai berikut:
• Aktivitas fisik yang kurang.
• First-degree relative DM (terdapat faktor keturunan DM dalam
keluarga).
• Kelompok ras/etnis tertentu. Kapan?
• Perempuan yang memiliki riwayat melahirkan bayi dengan BBL > 4 • Kelompok risiko tinggi dengan hasil
kg atau mempunyai riwayat diabetes melitus gestasional (DMG). pemeriksaan glukosa plasma normal
• Hipertensi (≥ 140/90 mmHg atau sedang mendapat terapi untuk sebaiknya diulang setiap 3 tahun
hipertensi). • Kelompok prediabetes pemeriksaan
diulang tiap 1 tahun.
• HDL < 35 mg/dL dan atau trigliserida > 250 mg/dL.
• Wanita dengan sindrom polikistik ovarium.
• Riwayat prediabetes.
• Obesitas berat, akantosis nigrikans.
• Riwayat penyakit kardiovaskular.

• Usia > 45 tahun tanpa faktor risiko di atas.

Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
13

Program Deteksi Dini Diabetes Melitus Tipe 2


Kementerian Kesehatan

• Metode
Pemeriksaan gula darah sewaktu

• Periode
1 tahun sekali

• Sasaran
• Usia ≥ 40 tahun
• Usia 15-39 tahun dengan obesitas

Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
14

Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus Tipe 2

Kadar Tes Laboratorium Darah untuk Diagnosa Cara pelaksanaan TTGO (WHO, 1994)
Diabetes & Pre-diabetes 1. Tiga hari sebelum pemriksaan, pasien tetap makan
(dengankarbohidrat yang cukup) dan melakukan kegiatan
Glukosa jasmani seperti kebiasaan sehari-hari.
Glukosa
plasma 2 jam 2. Berpuasa plaing sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum
HbA1c (%) darah puasa
setelah TTGO pemeriksaan, minum air putih tanpa glukosa tetap
(mg/dL)
(mg/dL)
diperbolehkan.
Diabetes ≥ 6.5 ≥ 126 ≥ 200 3. Dilakukan pemeriksaan kadar gula darah puasa
4. Diberikan glukosa 75 gram (orang dewasa) atau 1.75
Pre-
5.7 – 6.4 100 - 125 140 – 199 g/kgBB (anak-anak), dilarutkan dalam air 250 ml dan
Diabetes
diminum dalam waktu 5 menit
Normal < 5.7 70 - 99 70 - 139
5. Berpuasa Kembali sampai pengambian sampel darah
untuk pemeriksaan 2 jam setelah minum larutan glukosa
Catatan:
selesai
Pada keadaan yang tidak memungkinkan dan tidak tersedia fasilitas pemeriksaan
TTGO, maka pemeriksaan penyaring dengan mengunakan pemeriksaan glukosa 6. Dilakukan pemeriksaan glukosa darah 2 jam sesudah
darah kapiler diperbolehkan untuk patokan diagnosis DM. beban glukosa
7. Selama pemeriksaan, subyek yang diperiksa tetap istirahat
dan tidak merokok.
Sumber: Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 dewasa di INDONESIA - 2021 (pbperkeni.or.id)

Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
15

Terima kasih

Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP

Anda mungkin juga menyukai