Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH PEMBERIAN JUS TOMAT TERHADAP PENURUNAN

KADAR GULA DARAH PADA


PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
LIPAT KAIN TAHUN 2024

proposal penelitian

Ketua Penguji :
Yuyun Priwahyuni, SKM, M.Kes

Penguji 3 :
Penguji 2 :
Novita Lusiana, SKM, M.Kes
Penguji 1 : Ikhtiyaruddin, SKM, MKM
Christine VG Purba, SKM, M.Kes

Presented By : Adeline NUR AINI


NIM : 20.01.1.003
INTRODUCTION
• International Diabetes Federation (IDF) menyatakan bahwa ada 537 juta kasus Diabetes Melitus di seluruh dunia pada tahun 2021. Indonesia menempati peringkat
kelima dengan 19,47 juta kasus dan prevalensi 10,6%. (Pahlevi, 2021). Pada tahun 2022, Dinas Kesehatan Provinsi Riau mencatat 66.463 kasus Diabetes Melitus di
12 kabupaten di Riau, yang merupakan 1,48% dari total kasus. Selain itu, pada tahun 2022, Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar mencatat 6.654 kasus, atau sekitar
0,80% dari total kasus, dan pada tahun 2023, jumlah kasus di 31 Puskesmas di Kabupaten Kampar meningkat menjadi 6.662 kasus.

• Hasil studi awal yang dilakukan di Puskesmas Lipat Kain pada tahun 2023 menunjukkan bahwa ada 255 kasus DM di 20 desa di Kecamatan Kampar Kiri, yang
merupakan 0,32% dari total populasi

• Pengobatan non-farmakologis menjadi pilihan utama untuk menurunkan kadar glukosa darah tanpa efek samping berbahaya. Ini mencakup pengaturan berat badan,
pola makan, olahraga, manajemen stres, dan menghindari alkohol serta tembakau. Terapi jus buah dan sayuran juga merupakan bagian dari pendekatan ini (Wayan et
al., 2023). salah satu terapi yang bisa dilakukan yaitu minum jus tomat

• Berdasarkan hasil penelitian Sudiarto dan Rusmono (2018) Sebelum mengonsumsi jus tomat, kadar glukosa darah rata-rata adalah 173–33,53 mg/dl, dengan nilai
terendah 124 mg/dl dan nilai tertinggi 239 mg/dl. Setelah mengonsumsi jus tomat, kadar glukosa darah turun menjadi 157–22,34 mg/dl, dengan nilai terendah 121
mg/dl dan nilai tertinggi 192 mg/dl. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Febiola dan Huzaifah (2018)

• Berdasarkan berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ "Pengaruh Konsumsi Jus Tomat Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada
Pasien Diabetes Melitus Tipe II Di Wilayah Kerja Puskesmas Lipat Kain Tahun 2024".
A. KONSEP DIABETES
MELLITUS

definisi epidemiologi etiologi


Diabetes melitus adalah kondisi metabolisme World Health Organization (WHO) Penyebab hiperglikemia pada Diabetes melitus yaitu (Sulastri, 2021) :
kronis yang ditandai oleh peningkatan kadar • Sekresi insulin oleh pankreas yang kurang.a. Sekresi insulin oleh
memperkirakan bahwa jumlah penderita
glukosa dalam darah dan gangguan metabolisme pankreas yang kurang. Menurunnya sekresi insulin menyebabkan tidak
karbohidrat, lipid, dan protein akibat kurangnya diabetes di Indonesia akan meningkat efektifnya kecepatan transport glukosa ke jaringan lemak, otot dan hepar.
fungsi insulin. Ini terjadi karena kelainan dalam dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi Kondisi ini menyebabkan glukosa darah meningkat (hiperglikemia).
sekresi insulin tubuh atau respons tubuh sekitar 21,3 juta pada tahun 2030.
• Respons reseptor terhadap insulin yang tidak efektif.
terhadap insulin. Hiperglikemia, yang terjadi International Diabetes Federation (IDF) Akibat resistensi insulin pada jaringan lemak, otot dan hati sehingga
ketika kadar glukosa darah puasa melebihi 126 juga memperkirakan bahwa jumlah menyebabkan terjadinya penurunan ambilan, penyimpanan, dan
mg/dL atau kadar glukosa darah sewaktu penderita diabetes di Indonesia akan penggunaan
melebihi 200 mg/dL, merupakan tanda khas meningkat dari 9,1 juta pada tahun 2014 glukosa oleh jaringan, sehingga glukosa darah meningkat.
diabetes melitus (Sulastri, 2021). menjadi 14,1 juta pada tahun 2035. • Resistensi insulin yang berat.
(Decroli, 2019). Glukoneogenesis meningkat pada penderita diabetes melitus tipe 2 karena
resistensi terhadap insulin, yang menyebabkan produksi glukosa hati
dalam
keadaan dasar (HGP=produksi glukosa hati). Lebih banyak glukosa dibua
oleh liver dan dimasukkan ke dalam aliran darah, meningkatkan kadar

glukosa darah. Kondisi-kondisi ini dapat muncul bersamaan,


menyebabkan
hiperglikemia pada penderita diabetes melitus
A. KONSEP DIABETES
MELLITUS

patofisologi klasifikasi
a.Resistensi Insulin manifestasi
Kelebihan berat badan atau obesitas sering mengalami Klasifikasi Diabetes melitus
resistensi insulin. Insulin yang tidak berfungsi dengan baik di Tingkat hiperglikemia pasien menentukan manifestasi
menurut Gayatri et al., (2022) ada klinis diabetes melitus. Poliphagia (banyak makan),
dalam sel-sel otot, lemak, dan hati memaksa pankreas untuk
membuat lebih banyak insulin. Namun, ketika produksi empat yaitu: polidipsi (banyak minum), dan poliuria adalah gejala
• Diabetes melitus Tipe 1 utama diabetes melitus. Diabetes melitus juga memiliki
insulin sel-sel beta pankreas tidak mencukupi untuk gejala lainnya, seperti penurunan berat badan, kelelahan,
mengatasi resistensi insulin yang meningkat, kadar glukosa • Diabetes melitus Tipe 2 kelemahan, perubahan pandangan yang tiba-tiba, kebas
dalam darah meningkat, yang menyebabkan hiperglikemia • Diabetes melitus pada tangan atau kaki, kulit kering, luka yang sulit
kronis. Hiperglikemia kronis pada diabetes melitus tipe 2 Gestasional sembuh, dan infeksi yang sering terjadi. Dalam situasi ini,
dapat menyebabkan kerusakan sel-sel beta pankreas dan • diabetes melitus yang lain kadar glukosa darah tidak terkontrol dan jika tidak
memperburuk resistensi. diberikan penanganan yang tepat, penyulit dapat terjadi
pada pembuluh darah yang berbeda, termasuk pembuluh
b.Disfungsi Sel Beta Pankreas darah otak, mata, ginjal, dan lainnya. Pencegahan dini
sangat penting karena, jika sudah terjadi penyulit,
Saat diagnosis Diabetes melitus tipe 2 dibuat, sel-sel beta menormalkan akan sangat sulit. Mengikuti pola makan
pankreas tidak dapat menghasilkan insulin yang cukup untuk sehari-hari yang sehat dan seimbang, termasuk
mengimbangi peningkatan resistensi insulin karena fungsi sel- mengonsumsi lebih banyak sayuran, buah, dan serat,
sel beta pankreas hanya tersisa sekitar 50% dari normalnya. mengurangi makanan tinggi karbohidrat, protein, dan
Akibatnya, produksi insulin menurun secara signifikan, dan lemak, dan berolahraga secara teratur, dapat mencegah
pada tahap lanjut penyakit, jaringan amiloid menggantikan diabetes melitus sedini mungkin. (Sulastri, 2021).
sel-sel beta pankreas. Akibatnya, produksi insulin menurun
secara signifikan, menyebabkan Diabetes melitus tipe 2
A. KONSEP DIABETES
MELLITUS

diagnosis komplikasi
Diagnosis Diabetes melitus dapat ditegakkan melalui
penatalaksanaan
pemeriksaan darah vena dengan sistem enzimatik dengan
Komplikasi Spesifik
hasil (Decroli, 2019): • Retinopati Diabetika (RD). a. farmakologi
a.Gejala klasik + GDP (Gula Darah Puasa) ≥ 126 mg/dl • Nefropati Diabetika (ND). 1. Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
b.Gejala klasik + GDS (Gula Darah Sewaktu) ≥ 200 • Neuropati Diabetika (Neu.D). 2. insulin
mg/dl • Diabetik Foot (DF) dan kelainan
b. Non farmakologi
c.Gejala klasik + GD (Gula Darah) 2 jam setelah TTGO kulit
(Tes Toleransi Glukosa Oral) ≥ 200 mg/dl komplikasi non spesifik
3. mementau glukosa darah secara
d.Tanpa gejala klasik + 2x Pemeriksaan GDP (Gula Darah • Kelainan pada pembuluh darah mandiri
Puasa) ≥ 126 mg/dl besar atau makroangiopati 4. aktifitas fisik selama 30 menit sehari
e.Tanpa gejala klasik + 2x Pemeriksaan GDS (Gula Darah 5. latihan aeorobik
Sewaktu) ≥ 200 mg/dl diabetika (Ma.DM).
f.Tanpa gejala klasik + 2x Pemeriksaan GD (Gula Darah) • Lensa mata keruh (katarakta 6. terapi nutrisis medis
2 jam setelah TTGO ≥ 200 mg/dl lentis). 7. terapi jus salah satu nya dengan
g.HbA1c (Hemaglobin A1c) ≥ 6.5% • Adanya infeksi seperti infeksi menggunakan jus tomat
saluran kencing dan tuberkulosis
(TBC) paru.
AMAN • SEJARAH TANAMAN
P TAN • KLASIFIKASI
O NSE
B K TOMAT
• Tanaman tomat (Lycopersium
TOMAT
escuslentum Mill) berasal dari Tanaman tomat (Lycopersium escuslentum
OM AT
T Amerika Selatan dan berasal Mill) adalah jenis tumbuhan setahun yang
dari daerah yang sekarang termasuk dalam golongan tanaman berbunga
menjadi negara seperti Peru, (angiospermae). Itu berbentuk perdu atau
semak, dan termasuk dalam kelas
Ekuador, dan Chile.
Dicotyledonnae (berkeping dua) dalam
• Pada abad ke-16, penjajahan klasifikasi tumbuhan. Klasifikasi lengkap
Spanyol membawa tomat dari tanaman tomat dapat ditemukan di sini.
Amerika Selatan ke Eropa, dan (Adelyna, 2021).
segera setelah itu, tomat Kingdom : Plantae
menjadi bagian penting dari Divisi : Spermatophyta
masakan Mediterania di banyak Subdivisi : Angiospermae
negara Eropa. Berbagai varietas Kelas : Dicotyledoneae
tomat berkembang dan menjadi Ordo : Tubiflorae
bagian dari budaya kuliner Famili : Solanaceae
Genus : Lycopersicum
setiap negara di dunia.
Spesies : Lycopersium Esculentum Mill
(Dasipah, 2023)
B KONSEP
Batang tomat berbentuk bulat dan TANAMAN TOMAT Daun tomat memiliki
membengkak di buku-buku
bentuk oval, bergerigi, dan
tanaman. Bagian yang masih
muda dipenuhi dengan rambut
celah yang menyirip di
dan berkelenjar. Selain itu, batang antaranya. Daunnya
tanaman tomat biasanya mudah berwarna hijau dan berbulu

bagian-
patah, dapat bersandar pada dengan panjang 20-30 cm
lanjaran atau merambat pada tali,
dan lebar 15-20 cm. Tangkai
tetapi memerlukan beberapa
ikatan untuk membantunya
bagian bulatnya panjang 7-10 cm
dan ketebalan 0,3-0,5 m.

tanaman
Bunga tanaman tomat berwarna kuning
tomat Bentuk tomat bervariasi dari lonjong, oval,
pipih, meruncing, hingga bulat. Buah tomat
memiliki diameter antara 2 hingga 15 cm,
dan tersusun dalam dompolan dengan
tergantung varietasnya. Buah tomat permata
kira-kira 5 hingga 10 bunga per
dapat dipanen pada tujuh puluh hingga
dompolan, tergantung pada variasinya.
delapan puluh hari setelah tanam, dan
Karena sifatnya yang berumah satu,
panen terakhir terjadi pada seratus hari
bunga tomat dapat melakukan
setelah tanam, dengan panen yang
penyerbukan sendiri. Setelah 25 hari
dilakukan dua hingga tiga hari sekali. Berat
setelah pindah tanam, tanaman tomat
buah rata-rata sekitar lima puluh gram, atau
biasanya berbunga dengan jumlah bunga
sekitar tiga hingga empat kilogram per
per tandan 6-10 dan jumlah bunga per
tanaman
tandan 10-16.
AMAN • JENIS TANAMAN
P TAN • KEUNGGULAN
O NSE
B K TOMAT
a. Berdasarkan Ketinggian Tomat sangat kaya akan vitamin C, yang
T Tanaman TANAMAN TOMAT
T OM A meningkatkan kekebalan tubuh dan mengobati
• Determinate. berbagai penyakit, seperti sariawan. Tomat juga
banyak mengandung vitamin A, yang mencegah dan
• Intermediate. mengobati xeropthalmia pada mata. Sebagai sumber
• Hibrida. mineral, tomat mengandung besi, atau zat besi, yang
b.berdasarkan bentuk buah berguna untuk membuat sel darah merah atau
• Tomat ceri hemoglobin. Mereka juga mengandung serat, yang
membantu pencernaan, dan potasium, yang membantu
• Tomat hijau menurunkan tekanan darah tinggi. (Supriati & Siregar,
• Tomat anggur 2015). Beberapa senyawa bioaktif yang ditemukan
• Tomat plum dalam tomat membantu penderita diabetes mellitus,
seperti likopen, yang memiliki efek hipoglikemik
• Tomat beef dengan meningkatkan kadar insulin serum dan
menurunkan kadar glukosa. Tingkat aktivitas enzim
pengubah angiotensin (ACE) dalam tomat dapat
menunjukkan apakah seseorang menderita diabetes
mellitus atau komplikasi yang terkait dengannya.
(Jaelani et al., 2023).
• CARA PENGGUNAAN
JUS TOMAT

AMAN • MANFAAT JUS TOMAT BAGI


P TAN
O NSE KESEHATAN
B K
• menjaga kesehatan mata
OM AT •
T •
menjaga kesehatan kulit
menjaga kesehatan tulang
• melancarkan pencernaan
• menghambat pertumbuhan
sel kanker
• mengontrol gula darah
• membantu menurunkan
kolestrol
• menurunkan dan mengontrol
tekanan darah
Pengaruh Pemberian Jus Tomat
Terhadap Penurunan Kadar Gula
Darah

Penelitian Quasi Eksperimen dengan desain Pretest-


Beberapa senyawa bioaktif yang ditemukan dalam tomat
Posttest Control Group Design dilakukan oleh Sudiarto
membantu penderita diabetes mellitus, seperti likopen, yang
& Rusmono (2018) mengevaluasi efek jus tomat
memiliki efek hipoglikemik dengan meningkatkan kadar insulin
terhadap kadar gula darah sewaktu pada pasien diabetes
serum dan menurunkan kadar glukosa. Tingkat aktivitas enzim
melitus. Sampel diambil dari pasien dengan kadar gula
pengubah angiotensin (ACE) dalam tomat dapat menunjukkan
darah > 200 mg/dl di Rumah Sakit Islam Banjarnegara
apakah seseorang menderita diabetes mellitus atau komplikasi yang
dengan Simple Random Sampling. Hasilnya
terkait dengannya. (Jaelani et al., 2023). Jus diberikan dalam botol
menunjukkan bahwa kelompok kontrol tidak mengalami
plastik sebanyak 200 mililiter (100 gram tomat dan 100 mililiter air
penurunan signifikan dalam kadar gula darah sebelum
mineral). Selama tujuh hari, jus dikonsumsi satu kali setiap pagi.
dan sesudah pemberian jus tomat, sementara kelompok
(Ervira, 2015).
intervensi mengalami penurunan yang signifikan..
kerangka konsep

Hipotesis
Hipotesis yang di dapat oleh peneliti dalam penelitian
adalah pemberian jus tomat dapat menurunkan kadar gula
darah pada pasien Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas
Lipat Kain pada 2024.
METODE PENELITIAN
Jenis Dan Desain Penelitian Tempat Dan Waktu Penelitian kriteria inklusi dan ekslusi

1.Lokasi Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain Quasi Kriteria Inklusi
Penelitian ini akan dilakukan di wilayah kerja
Eksperimen dengan Nonequivalen Control • Bersedia menjadi responden
Group
Puskesmas Lipat Kain Kecamatan Kampar Kiri
Kabupaten Kampar • Responden yang berusia > 45 tahun
• Reponden yang mengontrol kadar gula
2.Waktu Penelitian daranya ke Puskesmas Lipat Kain
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan • Responden penderita Diabetes Mellitus
Februari sampai Juli tahun 2024. yang mempunyai kadar gula darah
tidak normal (kadar glukosa darah
puasa ≥126 mg/dl dan kadar glukosa
darah sewaktu ≥ 200 mg/dl).
Populasi Dan Sampel Penelitian
Kriteria Ekslusi
1. Populasi Penelitian
• Responden yang mengalami penyakit
Populasi penelitian adalah semua penderita
Diabetes Mellitus di wilayah kerja Puskesmas Lipat komplikasi seperti nyeri sendi, alergi dan
Kain, sebanyak 255 orang. ginjal.
• Responden yang sudah lama terdiagnosa
2.Sampel Penelitian Diabetes Mellitus dan mengkonsumsi obat
Sampel penelitian adalah pasien yang telah
Diabetes Mellitus rutin.
didiagnosis Diabetes Mellitus oleh dokter dan
• Responden yang tidak ada dirumah pada
didukung oleh data rekam medis Puskesmas Lipat
Kain. Pengambilan sampel menggunakan teknik saat peneliti melakukan kunjungan
purposive sampling dengan menggunakan rumus sebanyak 3 kali.
minimal sampling
Diperlukan 48 responden yang dibagi menjadi 24
kelompok tanpa perlakuan dan 24 kelompok
perlakuan
METODE PENELITIAN
definisi operasional

variabel penelitian

Variabel yang dipengaruhi, atau variabel


independen, adalah pemberian jus tomat,
sedangkan variabel yang diukur sebagai
hasil atau respons, yaitu variabel dependen,
adalah kadar glukosa darah
METODE PENELITIAN pelaksanaan penelitian
Jenis Dan Cara Pengumpulan Data
• Peneliti memulai penelitian setelah mendapatkan izin
bahan dan alat
dari Universitas Hang Tuah Pekanbaru..
1.Jenis Data Bahan Dan Alat Pembuatan jus tomat • Kunjungan langsung dilakukan ke Puskesmas Lipat Kain
Data dalam penelitian sangat penting karena 1)100 gram buah tomat setelah mendapat izin..
menjadi landasan untuk analisis dan kesimpulan. 2)100 ml air mineral • Peneliti meminta izin kepada kepala Puskesmas dan
Ada dua jenis data yang digunakan:
3)Blender menjelaskan tujuan penelitian.
4)Botol plastik • Setelah izin diperoleh, peneliti meminta bantuan
a. Data primer: hasil pengukuran langsung kadar 2.Pengukuran kadar gula darah
gula darah oleh peneliti pada penderita Diabetes Puskesmas untuk mendapatkan alamat pasien
1)GCU lengkap (stik+lanset)
Mellitus di Puskesmas Lipat Kain. Diabetes Mellitus.
2)Alkohol Swab
b. Data sekunder: data yang diperoleh dari • Subjek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok: kelompok
Puskesmas Lipat Kain, seperti jumlah pasien perlakuan (24 responden) dan kelompok pembanding
Diabetes Mellitus pada tahun 2023 sebanyak 255 (24 responden).
orang. • Penjelasan tujuan penelitian diberikan kepada
responden dan persetujuan tertulis diminta.
2.Cara Pengumpulan Data • Pengukuran kadar gula darah dilakukan sehari sebelum
Data dikumpulkan dengan mengukur kadar gula intervensi.
darah sebelum dan sesudah intervensi oleh dokter di • Jus tomat dibuat dari 100 gram tomat yang dihaluskan
Puskesmas Lipat Kain dengan 100 ml air mineral atau es batu..
• Responden diminta minum jus tomat setiap pagi
sebelum makan selama 7 hari dengan dosis 200 ml.
• Pengukuran kadar gula darah dilakukan pada hari ke-8
setelah pemberian jus tomat.
• Hasil pengukuran kadar gula darah disampaikan
kepada responden, dan pertemuan diakhiri dengan
berpamitan..
METODE PENELITIAN Etika Penelitian
pengolahan data
analisis data

1.Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk memahami • Menghormati harkat dan martabat manusia (respectfor
karakteristik responden, termasuk jenis human dignity). Memastikan bahwa subjek penelitian
1. Editing : Pemeriksaan data dan jawaban kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, dan diperlakukan dengan hormat dan mendapatkan informasi
dilakukan untuk memastikan keakuratan dan kadar gula darah.
yang jelas tentang tujuan penelitian serta memberikan
konsistensi data yang terkumpul, mencegah persetujuan secara sukarela.
2.Analisis Bivariat
kesalahan pengukuran. • Menghormati privasi dan kerahasian subjek penelitian
Analisis bivariat bertujuan untuk menguji
2. Coding : mengubah data berbentuk kalimat (respect for privacy and confidentiality). Menjaga privasi
hipotesis apakah pemberian jus tomat
atau huruf menjadi data angka atau bilangan. berpengaruh terhadap penurunan kadar gula dan kerahasiaan subjek dengan menggunakan sistem
3. Proscessing : Proses data melibatkan entri data darah. Analisis dilakukan dengan pengkodean untuk melindungi identitas mereka
dan transfer data ke program komputer untuk menggunakan program komputer dan uji • Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan
analisis lebih lanjut statistik, seperti Uji Wilcoxon atau Paired (balancing harms and benefits). Menimbang manfaat yang
4. Cleaning : tahapan pengecekan kembali data Sample T-Test, dengan tingkat signifikansi dapat diperoleh dari penelitian dengan meminimalkan risiko
yang sudah di entry dan melakukan koreksi 95% (p < 0,05). Jika hasil menunjukkan p- atau dampak negatif bagi subjek.
value < 0,05, maka terdapat pengaruh yang • Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (respect for justice
bilaterall untuk menemukan suatu kesalahan
signifikan antara kedua variabel. Sebaliknya, an inclusiveness). Menjamin bahwa semua subjek
jika p-value > 0,05, maka tidak terdapat penelitian diperlakukan secara adil tanpa memandang faktor
pengaruh yang signifikan antara kedua seperti gender, agama, atau latar belakang etnis, dan bahwa
variabel.
mereka semua mendapatkan manfaat yang sama dari
penelitian, sambil tetap menjaga privasi dan kerahasiaan
mereka.
UNIVERSITAS HANG TUAH PEKANBARU | 2024

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai