No.CM : 445752
FORMAT PENGKAJIAN Nama : PB
PASIEN ANAK Tgl.Lahir : 2 Juni 2023
Usia : 2 tahun
Jenis Kelamin : P
(Usia 0 – 18 tahun)
Riwayat keluhan/penyakit saat ini: (keluhan, riwayat pengobatan, rawat inap, operasi)
Pasien datang ke IGD RSU Surya Husadha Nusa Dua rujukan dari Klinik diantar oleh perawat dan orang
tuanya. Pasien dikeluhkan kejang dirumah setelah bangun tidur siang. Kejang baru pertama kali, kejang
berlangsung ± 1menit, kaku seluruh anggota gerak. Pasien dikeluhkan demam sejak 1 hari sebelum MRS
disertai batuk. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan penunjang oleh dokter pasien disarankan untuk MRS.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Pernafasan
Kesulitan Bernafas Tidak Ya
Adanya sumbatan pada jalan Tidak Ya
nafas Jika ya, sebutkan .dahak / sputum yang mukopurulen............................
Alat Bantu Nafas Nasal canul Sungkup/masker biasa
NRM Head Box Ventilator mekanik
HFN CPAP Lain-lain, .......................
Pasien mengalami Tidak Ya, jelaskan ..disebelahkan oleh sputum mikropurulen yang sulit
ketidaknyamanan dalam dikeluarkan
pernafasan
PAIN SCORE 0-10 NUMERICAL RATING (untuk anak usia 5 tahun ke atas)
Skala Nyeri :
WONG-BAKER FACES PAIN Rating Scale (untuk anak usia 3 tahun ke atas)
Skala Nyeri :
VISUAL ANALOG SCALE (VAS) (untuk anak usia 8 tahun ke atas)
Skala Nyeri :
Penilaian Skala Kenyamanan Pasien Penilaian skala mual (nausea)
1. Kesadaran (GCS)
Composmentis : 15-14
Apatis : 13-12
Delirium : 11-10
Somnolen : 9-7
Stupor : 6-4
Coma :3
15
2. Kulit
Warna Kulit Pink Pucat Kuning Mottled
Sianosis Tidak Ya, Lokasi………………………
Kemerahan Tidak Ya, Lokasi………………………
Tanda lahir Tidak Ya, Lokasi………………………
Turgor kulit Elastis Tidak elastis
Edema Tidak Ada, Lokasi………………………
Luka Tidak Ada, Lokasi………………………
Skor Braden
Risiko dekubitus Beri tanda (arsir) pada lokasi luka
Karakteristik luka:……………………….........
…………………………………………………
…………………………………………………
…………………………………………………
3. Kepala
Bentuk Kepala Normal Microcephal Macrocephal
Lingkar Kepala .....49..... cm
Frontanel anterior Datar Cekung Cembung
Fontanel Posterior Datar Cekung Cembung
Kelainan Molding Caput Succedaneum Cephal Hematom
Lain-lain..............................
Telinga
Bentuk Simetris Asimetris
Letak Pina Melewati Epicantus mata Sejajar epicantus mata
Hidung
Bentuk Simetris Asimetris
Mukus Tidak Ya
Rhinorea Tidak Ya
Nafas cuping hidung Tidak Ya
Septum deviasi: Tidak Ya
Lain-lain ..........................
Mata
Bentuk Simetris Asimetris
Sekret Ada Tidak
Konjungtiva Anemis Merah muda
Sklera Ikterik An Ikterik
Kelainan Strabismus Glaukoma Katarak Oedem Palpebra
Jarak intrakantus ...............cm
Lain-lain ........................................................
Mulut
Bentuk Simetris Asimetris
Mukosa Bibir Lembab Kering
Warna Bibir Merah muda Sianosis
Palatum Tidak Ada Celah Ada Celah
Lidah Normal Abnormal
Kelainan Labioskiziz Palatoskizis Sariawan , Lain-lain .........................
4. Dada dan Paru-paru
“Inspeksi”
Bentuk Simetris Asimetris
Lesi/trauma jalan lahir Tidak Ya
Pengembangan dada Simetris Asimetris
Retraksi Intracosta Tidak Ya
Lain-lain ...............................................
“Palpasi”
Ada benjolan/massa Tidak Ya
Nyeri Tekan Tidak Ya
Taktil Fremitus Simetris Asimetris,...........................
“Perkusi”
Suara Ketukan Resonan Hiperresonan Pekak
“Auskultasi”
Usaha Bernafas Spontan Dengan Alat bantu
Suara Nafas Vesikuler Ronchi Wheezing Gurgling
Lainnya…………
...................................................................................................................
5. Jantung
.
“Inspeksi”
Bentuk
Lesi/trauma jalan lahir/Jejas Membesar Normal
Sianosis
Tidak Ya
Ictus cordis
Tidak Ya
Waktu pengisian kapiler (CRT) Terlihat jelas Normal
Pemeriksaan vena jugularis
< 3 detik > 3 detik
Normal Membesar
“Palpasi”
Ada benjolan/massa
Nyeri Tekan
Tidak Ya
Thrill
Tidak Ya
Tidak Ya
“Perkusi”
Perkusi batas jantung
Normal Membesar
“Auskultasi”
Suara Jantung
BJ 1 & BJ 2 reguler Gallops Murmur
Irama Jantung
Frekuensi jantung
Reguler Ireguler
...110........ x/mnt
6. Abdomen
Lain-lain ..........................
“Inspeksi”
Bentuk
Lingkar Perut
Supel Abnormal, ......................
Lesi/trauma jalan lahir
........ cm
Distensi Abdomen
Tidak Ada
Turgor Kulit
Tidak Ya
“Auskultasi” Kembali ≥ 2 detik kembali < 2 detik
Bising Usus
Frekuensi
Tidak Ada
“Palpasi” .....10...... x/mnt
Ada benjolan/massa
Nyeri Tekan
Asites Tidak Ya
Tidak Ada
“Perkusi” Tidak Ya
Suara Perkusi
Timpani Hipertimpani Pekak
Lain-lain ..........................
Tonus otot :
Lain-lain ..........................
Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Rontgen, dll
HCT 36,2 %
MCV 81,9 fL
MCH 28,3 pg
NLR 3,6
Ampicilin 4 x 500 mg
Diazepam 3 x 1,5 mg
Risiko Infeksi
1. Jarak antar Bed : <1,5 meter 1,5 meter
2. Penempatan dalam 1 bed : 1 pasien >1 pasien
3. Penempatan dalam 1 kamar : ......4.... pasien
1. Hipertermia
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Skor Braden
Interpretasi :
15 – 18 : Risiko ringan
13 – 14 : Risiko sedang
10 - 12 : Risiko tinggi
≤9 : Risiko berat
(Apabila pasien menunjukkan nilai 12 atau di bawahnya maka pasien berisiko mengalami
kerusakan integritas kulit)
SKRINING RISIKO JATUH/CEDERA
Anak berusia <12 tahun dianggap berisiko tinggi dan anak usia 12-18 tahun dilakukan penilaian risiko jatuh anak
dengan menggunakan Humpty Dumpty Scale dan diberi skor. Jika nilainya berisiko tinggi, maka klip risiko jatuh
(pada pasien) dan segitiga (di tempat tidur/ brankar/ kursi roda) berwarna kuning dipasangkan
Berisiko rendah (skor 7 – 11) Berisiko Tinggi (skor ≥ 12)
Pengobatan lain 1
Total
13
PENGKAJIAN LAMPIRAN RIWAYAT KESEHATAN PASIEN
(Dikaji pada pasien anak usia 1-3 tahun)
2. Intranatal
Keterangan ;
: Laki - laki
: Perempuam
: Menikah
: Pasien.
ANALISIS DATA
No. Hari/Tanggal Data Subjektif & Data Objektif Etiologi Masalah Keperawatan TTD Perawat
1 Selasa DS: Ibu mengatakan anaknya kejang Hipertermia
20 Juni 2023 selama ± 1 menit disetai panas sejak Virus, jamur,bakteri
1 hari sebelum MRS.
Infeksi saluran nafas atas
DO : Suhu badan 39°C
Warna kulit kemerahan Infeksi saluran nafas bawah
Akral teraba hangat
Pelepasan mediator pyrogen
Menuju hipotalamus
Menggangu termoregulasi
Hipertermi
No. Hari/Tanggal Data Subjektif & Data Objektif Etiologi Masalah Keperawatan TTD Perawat
2 Selasa,20 Juni DS : Ibu mengatakan anaknya batuk Virus,jamur,bakteri Ketidakefektifan bersihan jalan
2023 disertai dahak kental dan sulit dikeluarkan nafas
Invasi saluran Nafas
DO : RR: 22 x/menit,
terdapat suara nafas ronchi (+) Kuman berlebih di bronkus
Anak tampak batuk
Terdengar suara grok-grok Proses peradangan
3 Selasa , 20 Juni DS : Ibu pasien mengtakan cemas dengan Kejang demam Kecemasan orang tua
2023 penyakit anaknya
Hospitalisasi
DO : Ibu bertanya -tanya tentang
bagaimana kondisi anaknya
Suara ibu bergetar saat bertanya Kecemasan orang tua
Ibu tampak tegang
INTERVENSI KEPERAWATAN
No.
Hari/Tanggal Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Rasional Paraf
DX
1 Selasa,20 Juni 2023 Setelah dilakukan askep 3 x 24 jam NIC LABEL
diharapkan hipertermi teratasi dengan 1. Perawatan Demam
kriteria hasil : a. Pantau suhu dan tanda-tanda vital Mencapai atau memelihara
suhu tubuh dalam batas normal
lainnya
NOC LABEL
b. Monitor warna kulit dan suhu
a. Termoregulasi
c. Monitor asupan dan keluaran
a. Menggigil saat dingin dapat
d. Beri obat atau cairan IV (misalnya:
dipertahankan atau
antipiretik, agen antibakteri, dan
ditingkatkan pada skala 5
agen anti menggigil)
(tidak ada)
e. Tutup pasien dengan selimut atau
b. Tingkat pernapasan dapat
pakaian ringan, tergantung pada
dipertahankan atau
fase demam
ditingkatkan pada skala 5
f. Dorong konsumsi cairan
(tidak ada)
g. Fasilitasi istirahat, terapkan
c. Hipertermia dapat
pembatasan aktivitas: jika
dipertahankan atau
diperlukan
ditingkatkan pada skala 5
h. Lembabkan bibir dan mukosa
(tidak ada)
hidung yang kering
d. Perubahan warna kulit dapat
dipertahankan atau
ditingkatkan pada skala 5
(tidak ada)
e. Dehidrasi dapat dipertahankan
atau ditingkatkan pada skala 5
(tidak ada)
No.
Hari/Tanggal Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Rasional Paraf
DX
2. Monitor tanda-tanda vital:
b. Tanda- tanda vital a. Monitor tekanan darah, nadi, suhu,
a. Suhu tubuh dapat status pernafasan
dipertahankan atau b. Monitor tanda dan gejala
ditingkatkan pada skala 5 hipotermi dan hipertermi
(tidak ada) c. Monitor irama dan tekanan
b. Tingkat pernapasan dapat jantung
dipertahankan atau d. Monitor keberadaan dan kualitas
ditingkatkan pada skala 5 nadi
(tidak ada)
c. Irama pernapasan dapat
dipertahankan atau
ditingkatkan pada skala 5
(tidak ada)
d. Tekanan darah sistolik dapat
dipertahankan atau
ditingkatkan pada skala 5
(tidak ada)
e. Tekanan darah diastolik dapat
dipertahankan atau
ditingkatkan pada skala 5
(tidak ada)
f. Tekanan nadi dapat
dipertahankan atau
ditingkatkan pada skala 5
(tidak ada)
No.
Hari/Tanggal Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Rasional Paraf
DX
2 Selasa, Setelah diberikan askep selama 3 x 24 NIC LABEL
20 Juni 2023 jam diharapkan bersihan jalan nafas 1. Manajemen jalan nafas
efektif dengan kriteria hasil : a. Posisikan pasien untuk Memfasilitasi kepatenan jalan
nafas
meminimalkan ventilasi
NOC LABEL b. Lakukan fisioterapi dada
Outcome untuk mengukur sebagaimana mestinya
penyelesaian dari diagnosa c. Motivasi pasien untuk bernapas
1. Status pernafasan : Ventilasi pelan, dalam berputar dan batuk
a. Frekuensi pernafasan dapat d. Auskultasi suara nafas, catat area
dipertahankan atau yang ventilasinya menurun atau
ditingkatkan pada skala 5 tidak ada dan adanya suara
(tidak ada) tambahan
b. Irama pernapasan dapat e. Kelola bronkodilator sebagaimana
dipertahankan atau mestinya
ditingkatkan pada skala 5 f. Ajarkan pasien bagaimana
(tidak ada) menggunakan inhaler sesuai resep
c. Suara perkusi nafas dapat sebagaimana mestinya
dipertahankan atau g. Posisikan untuk meringankan sesak
ditingkatkan pada skala 5 nafas
(tidak ada) h. Monitor status pernafasan dan
d. Kedalaman inspirasi dapat oksigenasi sebagaimana mestinya
dipertahankan atau 2. Monitor Pernafasan
Menganalisa keadaan pasien
ditingkatkan pada skala 5 a. Monitor kecepatan, irama,
untuk memastikan kepatenan
(tidak ada) kedalaman, dan kesulitan bernafas
jalan nafas dan kecukupan
e. Akumulasi sputum dapat b. Monitor keluhan sesak nafas pertukaran gas
dipertahankan atau pasien, termasuk kegiatan yang
No.
Hari/Tanggal Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Rasional Paraf
DX
ditingkatkan pada skala 5 meningkatkan atau memperburuk
(tidak ada) sesak tersebut
f. Suara Nafas tambahan dapat c. Auskultasi suara nafas, catat area
dipertahankan atau dimana terjadi penurunan atau tidak
ditingkatkan pada skala 5 adanya ventilasi dan keberadaan
(tidak ada) suara nafas tambahan
Dyspnea saat istirahat dapat d. Monitor sekresi pernafasan pasien
dipertahankan atau ditingkatkan pada e. Berikan bantuan terapi nafas jika
skala 5 (tidak ada) diperlukan (misalnya, nebulizer)
3. Monitor Tanda-Tanda Vital
Menganalisa kardiovaskuler
a. Monitor tekanan darah, nadi, suhu,
pernafasan dan suhu tubuh.
dan status pernafasan dengan tepat
b. Monitor tekanan darah setelah
pasien minum obat jika
memungkinkan
c. Monitor suara paru
d. Monitor warna kulit, suhu,
kelembapan
e. Monitor dan laporkan tanda dan
gejala hipertermia dan hipotermia
3 Selasa, Setelah diberikan asuhan keperawatan NIC LABEL.
20 Juni 2023 3x 24 jam diharapkan cemas dapat di Pengurangan Kecemasan Mengurangi tekanan,
tanggulangi dengan kriteria hasil : 1. Gunakan pendekatan yang tenang dan ketakutan, firasat, maupun
meyakinkan ketidaknyamanan terkait
NOC LABEL 2. Dengarkan orang tua klien dengan sumber – sumber
Tingkat Kecemasan 3. Puji / kuatkan prilaku yang baik berbahaya yang tidak
secara tepat
No.
Hari/Tanggal Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Rasional Paraf
DX
Kontrol Kecemasan teridentifikasi
Pengajaran Prosedur / Perawatan
1. Wajah tegang dipertahankan pada 1. Kaji pengalaman pasien sebelumnya Menyiapkan pasien dan
level 3 ditingkatkan pada level 4 dan tingkat pengetahuan pasien terkait keluarga untuk dapat
(ringan) Tindakan yang dilakukan. memahami Tindakan yang
2. Rasa takut yang disampaikan 2. Kaji harapan klien dan keluarga dilakukan.
secara luar dipertahankan pada mengenai Tindakan yang dilakukan
level 2 ditingkatkan pada level 4 3. Berikan kesempatan bagi pasien untuk
(ringan) bertanya ataupun mendiskusikan
3. Rasa cemas yang disampaikan perasaannya.
secara lisan dipertahankan pada
level 2 ditingkatkan pada level 4
4. Menggunakan teknik relaksasi
untuk mengurangi kecemasan.
IMPLEMENTASI
No.
Waktu Implementasi Respon Pasien TTD
Dx
1 Selasa,
20 Juni 2023
1,2 09.00 Mengobservasi vital sign DS :-
DO :S : 39C
N : 110 x/menit
RR : 22 x/menit
2 09.30 Memberikan posisi yang nyaman untuk pasien DS :-
DO : Pasien tampak tidur dengan posisi miring kesamping
1 10.00 Menganjurkan ibu untuk memberikan kompres DS : Ibu mengatakan bersedia jika anaknya dilakukan
No.
Waktu Implementasi Respon Pasien TTD
Dx
hangat pada anaknya kompres hangat
DO : Pasien menangis
Ibu pasien membantu saat dilakukan kompres.
1 11.00 Dorong ibu pasien agar memberikan cairan yang DS : Ibu mengatakan paham dengan penjelasan yang
cukup diberikan.
DO : Pasien tampak minum air putih ± 100 cc dan susu 250 cc
susu sejak pagi.
1,2 12.00 Mengobservasi status pernafasan pasien DS : Ibu mengatakan anaknya batuk disertai dahak yang susah
dikeluarkan
DO : Pasien tampak batuk dan memakai O2 Nasal canul 2 lpm
3 14.00 Kaji harapan ibu mengenai Tindakan yang dilakukan DS : Ibu mengatakan dengan dirawat di RS anaknya cepat
sehat.
DO : Ibu tampak masih tegang saat berkomunikasi dengan
perawat.
Rabu,
21 Juni 2023
2 08.00 Mengobservasi vital sign DS : Ibu mengatakan sesak dan batuk anaknya berkurang.
Mengobservasi status pernafasan pasien DO : S :38ºC
Monitor kecepatan irama,kedalaman, dan kesulitan N : 100 x/menit
bernafas. RR : 22 x/menit
Ronchi (+) berkurang, dahak sudah mudah dikeluarkan.
1,2, 10.00 Memberikan obat injeksi Ampicillin 500mg per I.V DS :-
DO : Pasien tampak menangis
3 12.30 Melakukan pendekatan yang tenang dan DS : Ibu mengatakan anaknya adalah anak pertamanya dan ibu
mendengarkan keluh kesah ibu. cemas akan terjadi sesuatu.
DO : Ibu tampak berkaca – kaca saat bercerita.
3 13.30 Memuji ibu pasien karena sudah tanggap dengan DS : Ibu akan melakukan yang terbaik buat anaknya.
membawa ke RS untuk berobat. DO : pasiem tampak tersenyum
No.
Waktu Implementasi Respon Pasien TTD
Dx
Kamis ,
22 Juni 2023
2 0 Mengobservasi vital sign dan status pernafasan DS : Ibu pasien mengatakan batuk anaknya berkurang,dahak
8.00 sudah bisa dikeluarkan.
DO : S : 37°C
N : 100 x/menit
RR : 20 x/menit
Ronchi (+)
1,2 08.30 Memberikan obat anti kejang, obat batuk DS : -
Memberikan obat oral antipiretik. DO : Obat masuk perlahan ,reaksi alergi (-)
1 09.00 Memberikan obat antibiotik Ampicillin 500mg DS : -
DO : Pasien menangis , obat sudah masuk, reaksi alergi (-)
2 09.30 Memonitor keluhan sesak pasien DS : Ibu mengatakan batuk lebih berkurang ,dan pasien lebih
bisa beristirahat.
DO : Pasien tampak sedang tidur
2 10.00 Mengatur posisi pasien DS : -
DO : Pasien tampak tidur dengan posisi kesamping
1 10.30 Dorong ibu pasien agar tetap memberikan cairan DS : Ibu mengatakan mengerti dengan yang telah dijelaskan.
yang cukup DO : Pasien minum ± 150 cc air putih dan 200 cc susu
1 12.00 Meminta ibu meningkatkan sirkulasi udara dengan DS : Ibu langsung membuka korden sesuai yang
membuka korden diinstruksikan
DO : Korden sudah tampak dibuka.
EVALUASI
No. Dx Hari/Tanggal Evaluasi Sumatif TTD
1. Kamis, 22 Juni 2023 S: Ibu pasien mengatakan An FB sudah tidak demam
O : S: 36,8C N:96x/menit RR: 20 x/menit
Akral teraba dingin
A : Tujuan tercapai
P : Pertahankan kondisi pasien
S : Ibu pasien mengatakan pasien masih batuk tapi sudah bisa mengeluarkan dahak
2. Kamis, 22 Juni 2023
O : RR : 20 x/menit. Pasien tampak batuk efektif
A : Tujuan tercapai sebagian
P : Pertahankan kondisi pasien. Lanjutkan intervensi
OLEH;
MUHAMAD BADRUS SOLEH, S.KEP
NIM: C2223066
B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama ± 60 menit, orang tua pasien diharapkan mampu memahami tentang penyakit kejang
demam.
D. WAKTU : Hari Senin 3 Juni 2022 / Pukul 12.30 Wita s.d pukul 13.30 Wita
E. SASARAN :
1. Peserta : Orang tua pasien di ruang Cilinaya RSD Mangusada
2. Jumlah : 1 orang
F. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
G. MEDIA
Leaflet
H. RENCANA PELAKSANAAN
No W aktu Rencana Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 15 menit Persiapan
- Memberikan salam Menjawab salam
- Perkenalan Mendengarkan & memperhatikan
- Menjelaskan TIU dan TIK
- Menyebutkan materi yang akan diberikan
2 30 menit Proses
Menanyakan (review) kepada peserta tentang pengertian, tanda dan Menjawab pertanyaan penyuluh
gejala serta penanganan pasien kejang demam Mendengarkan dan memperhatikan
Memberikan reward jika jawaban benar dan membetulkan jika masih Bertanya
ada kekurangan. Menjawab pertanyaan
Menjelaskan materi :
1. Menyebutkan pengertian kejang demam.
2. Menyebutkan tanda dan gejala kejang demam.
3. Menyebutkan penanganan yang dilakukan pada pasien kejang
demam.
3 10 menit Evaluasi
Meminta pasien untuk menjawab pertanyaan penyuluh Menyebutkan dan menjelaskan
4 5 menit Penutup
- Mengucapkan salam penutup Memperhatikan
Menjawab salam
MATERI PENYULUHAN TENTANG KEJANG DEMAM
Kejang demam (febrile convulsion) adalah kejang yang terjadi pada saat demam dan tidak disebabkan oleh proses infeksi didalam
kepala seperti : radang selaput otak (meningitis), radang otak (ensifilitis), ataupun adanya infeksi lain seperti : infeksi saluran pernafasan,
infeksi saluran pada telinga dan infeksi pada saluran pencernaan. Kejang demam terjadi pada anak pada usia 6 bulan sampai 5 tahun
(Lusia, 2015).
Kejang demam yaitu kejang yang berbuhungan dengan demam, biasanya ditandai dengan demam yang suhunya bisa mencapai 38 0C pada
bagian rektal dan lebih dari 37,80C dibagian aksilaris. Kejang demam terjadi pada saat anak berusia antara 3 bulan - 5 tahun, untuk
bangkitan kejang demam sendiri biasanya terjadi pada anak usia 6 bulan sampai dengan 22 bulan (Seineld,2013).
terjadi pada anak - anak saat adanya kenaikan suhu tubuh secara mendadak dan biasanya kejang timbul pada hari pertama saat demam.
Adapun menurut IDAI, penyebab terjadinya kejang demam antara lain : demam, patologis otak, eklamsia, obat - obatan,
Biasanya kejang demam diawali dengan adanya infeksi virus atau bakteri. Adapun untuk penyakit penyerta dari kejang demam seperti
penyakit infeksi saluran pernafasan, gastroenteritis, dan otitis media. Meningkatnya suhu tubuh secara cepat juga dapat mempengaruhi
terjadinya kejang. Faktor hereditas juga mempunyai peranan sekitar 8-22 % anak yang mengalami kejang demam bisa juga orang tua
memiliki riwayat kejang demam pada waktu kecil (Lumbantobing. SM, 2007 ;
Behrman. RE, & Kliegman. RM, 2005).
C. Manifestasi Klinik
Kejang demam pada anak dapat terjadi bengkitan kejang dengan suhu tubuh mengalami peningkatan secara cepat dan disebabkan
karena adanya infeksi diluar susunan saraf pusat seperti otitis media akut, tonsilitis, furunkolitis, dan bronchitis. Biasanya kejang demam
terjadi dalam waktu 24 jam pertama pada saat demam dan berlangsung singkat dengan sifat bangkitan berbentuk tonik-klonik, klonik, tonik
dan fokal atau akinetik. Kejang demam dapat berhenti sendiri dan pada saat berhenti, anak tidak dapat memberikan reaksi apapun, tetapi
setelah berhenti beberapa detik atau beberapa menit anak kemudian sadar kembali tanpa adanya kelainan pada saraf (Ngastiya
2. Bagian tubuh termasuk pada tangan, kaki menjadi kaku, bagian kepala terkulai kebelakang disusul dengan munculnya gejala kejut
yang kuat.
3. Saat terjadi kejang anak mengalami kehilangan kesadaran, terkadang juga napas bisa berhenti beberapa saat.
4. Kulit berwarna pucat sampai kebiruan dan bola mata naik ke atas.
6. Anak tidak dapat mengontrol untuk buang air kecil dan buang air besar (Djamaludin, 2010).
Penatalaksanaan tindakan yang dapat dilakukan bila suhu panas atau demam tinggi (Potter & Perry, 2005 ; Sodikin, 2012).
1. Menggunakan pakaian yang tipis dan longgar sehingga mampu untuk menyerap keringat.
2. Jangan menyelimuti anak dengan selimut yang tebal karena dapat meningkatkan suhu tubuh dan akan menghalangi proses penguapan.
3. Kompres hangat dengan menggunakan washlap, tempelkan washlap ke bagian tubuh yang akan diberikan kompres hangat.
4. Menggunakan terapi fisik dengan cara memberikan minum yang banyak supaya kebutuhan cairan dapat terpenuhi.
(Djamaluddin,2010)
Oleh :
NI MADE RASTITI, S.Kep
Baringkan anak pada tempat aman
C2222103 APA PENYEBAB KEJANG DEMAM? Longgakan pakaian sekitar kepala dan leher
PROGRAM STUDI PROFESI NERS Cegah lidah jangan sampai tergigit dan menutupi
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN jalan nafas
Non infeksi infeksi Berikan kompres hangat
BINA USADA BALI
Alergi Virus Segera miringkan anak setelah kerjang berhenti
2022
Trauma Bakteri
Auto-imun
Tumbuh Gigi
PENURUNAN SUHU TUBUH PADA ANAK
DENGAN MENGGUNAKAN KOMPRES HANGAT
Faktor pencetus terjadinya kejang demam karena tingginya suhu tubuh pada anak, hal ini disebabkan oleh keadaan otak anak yang sangat rentan
terhadap suhu badan. Kompres hangat adalah salah satu metode fisik untuk menurunkan suhu tubuh pada anak kejang demam. Kompres hangat
dapat menjadi pertolongan pertama saat anak mengalami kejang demam.
Tujuan: Mengidentifikasi penurunan suhu tubuh pada anak febrile convulsion dengan menggunakan kompres hangat.
Desain: Literatur review, sumber artikel pencarian database Google Scholar, Pubmed, ProQuest, Directory of Open Access Journals (DOAJ)
tahun (2016-2020) diterbitkan dalam bahasa indonesia-inggris
Metode: Pencarian literature menggunakan PICOS framework dan keyword terkait dengan febrile convulsion dan kompres hangat, yang sesuai
dengan judul, identifikasi abstrak dan kriteria inklusi dan ekslusi.
Hasil: Hasil review yang diperoleh yaitu pemberian kompres hangat pada anak dengan kejang demam mengalami penurunan hampir setengahnya
(40%) yaitu (0,4 - 0,8 ) dan sebesar (20%) mengalami penurunan (0,88 ) dan (0,247 ), sedangkan sebagian kecil ada yang mengalami
Kesimpulan: Berdasarkan literature review dan 10 jurnal yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian kompres hangat merupakan suatu
tindakan yang efektif sebagai upaya penurunan suhu tubuh pada anak yang mengalami febrile convulsion.