Penting untuk diingat bahwa kehidupan seksual yang sehat melibatkan penemuan dan
penghargaan terhadap diri sendiri. Jika Anda merasa hasrat seksual Anda terus
mengganggu kehidupan sehari-hari Anda atau menyebabkan penderitaan yang
signifikan, penting untuk mencari bantuan profesional yang lebih khusus.
Pertanyaan: Sejak kapan gairah seksual bisa muncul dalam diri seseorang?
Gairah seksual dapat muncul pada setiap individu pada rentang usia yang berbeda.
Biasanya, gairah seksual mulai muncul selama masa remaja, yang umumnya dimulai
sekitar usia 10 hingga 14 tahun dan berlanjut hingga usia dewasa. Namun, penting
untuk diingat bahwa setiap orang berkembang secara berbeda, dan tidak ada patokan
waktu yang tepat atau normal untuk munculnya gairah seksual.
Perubahan fisik yang terjadi selama masa pubertas, seperti perkembangan organ seksual
sekunder dan perubahan hormon, sering kali memicu munculnya gairah seksual. Selain
itu, faktor-faktor seperti pengalaman pribadi, budaya, nilai-nilai keluarga, dan
lingkungan juga dapat memengaruhi bagaimana seseorang mengalami dan
mengungkapkan gairah seksualnya.
Penting untuk memberikan pendidikan seks yang komprehensif kepada remaja agar
mereka memahami perubahan yang terjadi dalam tubuh mereka dan dapat membuat
keputusan yang sehat dan bertanggung jawab terkait dengan seksualitas mereka. Selain
itu, dukungan dan komunikasi terbuka dengan orang tua atau wali juga penting dalam
membantu remaja menjalani proses perkembangan ini.
2. Nama : Zuhriya Aini Rosyidah (2111010041)
Pertanyaan: apa yang menjadi penghambat pada masa perkembangan awal?
Penjawab : Amelia Yuni Davia
Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penghambat pada masa perkembangan awal
seseorang. Beberapa di antaranya meliputi:
a. Kurangnya Dukungan Keluarga : Lingkungan keluarga yang tidak mendukung
perkembangan anak dapat menjadi penghambat. Ini bisa termasuk konflik keluarga,
kurangnya perhatian, atau kurangnya dorongan positif.
b. Faktor Ekonomi: Ketidakstabilan finansial dalam keluarga dapat mempengaruhi
perkembangan anak. Masalah ekonomi dapat menghambat akses ke pendidikan
yang baik atau menyebabkan stres yang berdampak negatif pada perkembangan.
c. Kekerasan atau Trauma : Anak yang mengalami kekerasan fisik, emosional, atau
trauma psikologis dapat mengalami hambatan besar dalam perkembangan
emosional dan sosial mereka.
d. Kurangnya Akses ke Pendidikan: Tidak memiliki akses yang memadai ke
pendidikan berkualitas dapat menghambat perkembangan kognitif anak dan
peluang masa depan mereka.
e. Kurangnya Pelayanan Kesehatan: Tidak mendapatkan perawatan medis yang cukup
atau informasi kesehatan yang tepat dapat memengaruhi perkembangan fisik dan
kesehatan anak.
f. Peer Pressure Negatif: Pengaruh teman sebaya yang negatif, seperti tekanan untuk
terlibat dalam perilaku berisiko, dapat menghambat perkembangan remaja.
g. Gangguan Kesehatan Mental: Masalah kesehatan mental seperti depresi,
kecemasan, atau gangguan perilaku dapat menjadi penghambat dalam
perkembangan emosional dan sosial.
h. Diskriminasi atau Ketidaksetaraan: Diskriminasi rasial, gender, atau sosial dapat
menghambat perkembangan anak dan remaja karena dapat memengaruhi persepsi
diri dan peluang mereka.
i. Kurangnya Akses ke Gizi yang Baik: Gizi yang tidak mencukupi atau makanan
yang tidak sehat dapat mempengaruhi perkembangan fisik dan kognitif anak.
j. Kurangnya Perhatian pada Perkembangan Anak: Orang dewasa yang tidak
memahami tahap perkembangan anak dan tidak memberikan stimulasi yang sesuai
dapat menghambat perkembangan kognitif anak.
Sanggahan : Novia
lalu bagaimana jika seorang teman selalu ingin bersama, seperti contoh kecil ia
berteman sejak smp jadi ia masuk sma sampai kuliah pengen bareng terus, namun
mereka memiliki keahlian yang berbeda. maka bagaimana caranya agar merubah
pemikiran bahwa "gapapa salah sama temen" itu menjadi pikiran yang "gapapa aku
sendiri.
Memberikan edukasi kepada remaja agar tidak menjadi ketergantungan dan ikut-ikutan
temannya dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut:
a. Pemahaman Risiko: Berikan pemahaman yang jelas kepada remaja tentang risiko
dan konsekuensi negatif yang dapat timbul akibat ketergantungan dan mengikuti
teman-teman mereka tanpa pemikiran yang matang. Diskusikan dampak negatif
dari keputusan impulsif dan konsekuensi jangka panjang yang mungkin mereka
hadapi.
b. Komunikasi Terbuka: Membangun hubungan komunikasi terbuka dengan remaja
sangat penting. Jadilah pendengar yang aktif dan berikan kesempatan kepada
mereka untuk berbicara tentang tekanan sosial yang mereka hadapi dan alasan di
balik keinginan mereka untuk mengikuti teman-teman mereka. Dengan memahami
perspektif mereka, Anda dapat memberikan nasihat yang lebih relevan dan efektif.
c. Peningkatan Kesadaran Diri: Bantu remaja untuk meningkatkan kesadaran diri
mereka tentang nilai-nilai, minat, dan tujuan pribadi mereka sendiri. Ajak mereka
untuk merenungkan apa yang mereka percaya dan apa yang ingin mereka capai
dalam hidup. Dengan memiliki pemahaman yang kuat tentang diri mereka sendiri,
remaja akan lebih mampu mengambil keputusan yang sesuai dengan nilai-nilai
mereka, daripada hanya mengikuti arus teman-teman.
d. Pendidikan tentang Konsep Diri: Berikan pendidikan tentang konsep diri yang
positif dan membangun kepercayaan diri. Bantu remaja untuk mengenali keunikan
dan kelebihan mereka sendiri, serta memberikan kesempatan untuk
mengembangkan minat dan bakat yang mereka miliki. Dengan memiliki rasa
percaya diri yang kuat, remaja akan lebih mampu menolak tekanan dan pengaruh
negatif dari teman-teman mereka.
e. Pembelajaran Keterampilan Sosial: Bantu remaja dalam mengembangkan
keterampilan sosial yang sehat dan kemampuan pengambilan keputusan yang baik.
Latih mereka dalam menyampaikan pendapat mereka dengan percaya diri, menolak
ajakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai mereka, dan menentukan batasan pribadi
yang sehat. Keterampilan sosial ini akan membantu remaja untuk mempertahankan
integritas pribadi mereka dan menghindari ketergantungan pada teman-teman
mereka.
f. Peran Model: Jadilah contoh yang baik bagi remaja dengan menunjukkan perilaku
yang sehat, mandiri, dan bertanggung jawab. Ketika mereka melihat orang dewasa
yang mempertahankan integritas diri dan tidak tergantung pada opini atau tindakan
teman-teman mereka, mereka akan lebih cenderung mengikuti pola perilaku yang
serupa.
Selain itu, penting juga untuk terus berkomunikasi dengan remaja, memberikan
dukungan, dan menghormati keputusan mereka. Ingatlah bahwa setiap remaja memiliki
perjalanan dan kebutuhan yang unik, jadi penting untuk memahami dan menghormati
perbedaan individu mereka.