Anda di halaman 1dari 6

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang kompetensi guru serta solusi dalam
memberikan program pengembangan profesi guru khususnya di era IR 4.0. Guru merupakan
bagian penting dalam system pendidikan karena mempunyai peran penting dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia.Selain itu,tuntutan terhadap pengembangan
professional guru juga semakin meningkat guna mengimbangi kemajuan teknologi,khususnya
pada Revolusi Industri 4.0 (IR4.0). Sayangnya, ditemukan masih banyak permasalahan yang
dihadapi oleh guru. Permasalahan tersebut berkaitan dengan cara mereka mengajar serta
peningkatan kompetensinya sesuai dengan kebutuhan mahasiswa yang sebagian besar
merupakan generasi milenial. Beberapa permasalahan guru yang teridentifikasi seperti
rendahnya kualitas kompetensi guru,melimpahnya tugas penyusunan dokumen pengajaran dan
pekerjaan administrasi, sulitnya isi kurikulum yang harus dilaksanakan dan masih banyak lagi.
Salah satu solusi yang ditawarkan adalah dengan mengikuti program pengembangan guru
secara online yang tersedia melalui media sosial.Solusi lainnya adalah dengan meningkatkan
pendidikan guru pra jabatan.

Kata Kunci: Pengembangan Profesi Guru, Kompetensi, Guru


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kompetensi Guru/Sertifikasi

Sertifikasi guru merupakan salah satu terobosan dalam dunia pendidikan untuk
meningkatkan kualitas dan profesionalitas seorang guru yang dibarengi dengan kesejahteraan
guru.Bentuk kesejahteraan guru berupa pemberian tunjangan profesi bagi guru yang memiliki
sertifikat pendidik.Sertifikat pendidik ditujukan kepada guru yang telah memenuhi kualifikasi
akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran.Oleh karena itu, melalui program
sertifikasi guru diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan. Sertifikasi dalam Undang –
Undang Guru dan Dosen adalah proses pemberian sertifikat oleh lembaga yang ditetapkan
pemerintah kepada tenaga pendidik yang memenuhi kualifikasi persyaratan (UU RI No. 14
Tahun 2005). Persyaratan kualifikasi akademik seorang guru minimal S1/D-IV dan menguasai
kompetensi sebagai agen pembelajaran meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional (UU RI No. 14 Tahun 2005).

Menurut Mulyasa (2007), penguasaan keempat kompetensi tersebut dibuktikan dengan


sertifikat pendidik. Sebagai bukti bahwa persyaratan tersebut telah dipenuhi, guru harus
memiliki sertifikat pendidik yang diperoleh setelah lulus uji kompetensi. Uji kompetensi guru
dalam jabatan dilakukan melalui dua cara yaitu penilaian portofolio dan melalui jalur PLPG.
Adanya sertifikasi diharapkan dapat menjunjung tinggi profesi guru dan mampu meningkatkan
kinerja guru.Kinerja guru adalah kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai
tenaga pendidik dan pengajar yang didasarkan pada kecakapan dan kemampuannya dalam
rangka pembinaan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
(Murwati, 2013).Kinerja guru tercermin dari kualitas guru dalam merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi hasil pembelajaran, dan melaksanakan bimbingan
dan pelatihan (Hurmaini, 2011).

Menurut Lestari (2010) indikator tersebut sesuai dengan pedoman penilaian kinerja dan
digunakan sebagai acuan untuk menentukan tinggi rendahnya kinerja guru. Jika kinerja guru
yang tinggi akan memberikan hasil kerja yang memuaskan. Sebaliknya, kinerja yang kurang
optimal akan mendapatkan hasil yang kurang memuaskan. Berdasarkan observasi awal yang
dilakukan diperoleh hasil bahwa masih terdapat guru dalam kinerjanya kurang optimal. Kinerja
guru biologi SMA Swasta yang telah tersertifikasi di Kabupaten Banyumas kurang optimal
terlihat dalam proses belajar mengajar. Sebelum proses belajar mengajar guru seharusnya
merencanakan program kegiatan pembelajaran, tetapi rencana program kegiatan pembelajaran
yang telah dibuat tidak sesuai dengan pelaksanaan di kelas.

Guru juga menggunakan metode pembelajaran yang sama dengan kondisi siswa yang
berbeda dan terdapat guru yang kurang mampu mengkondisikan suasana di dalam kelas selama
proses belajar mengajar berlangsung. Menurut Hurmaini (2011), belum optimalnya kinerja guru
dalam proses pembelajaran, diduga dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya adalah
pelaksanaan sertifikasi guru yang mereka lakukan melalui uji kompetensi, baik penilaian
dokumen portofolio maupun diklat sertifikasi belum secara optimal membekali kompetensi guru
secara profesional untuk peningkatan mutu proses pembelajaran. Kenyataan tersebut
menunjukan bahwa setifikasi guru yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru
ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan. Guru yang telah lulus sertifikasi ternyata tidak
menunjukan kompetensi yang dipersyaratkan undang – undang.

Dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bab IV Pasal 10 ayat
1 disebutkan bahwa kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi. Di Kabupaten Banyumas sendiri terdapat 22 SMA Swasta
dan hanya 7 sekolah yang terdapat guru yang telah tersertifikasi.Data yang diperoleh diketahui
jumlah guru biologi yang sudah sertifikasi di SMA Swasta Kabupaten Banyumas seperti yang
dipaparkan pada data di bawah ini.

Data Guru Biologi yang Telah Sertifikasi di SMA Swasta Kabupaten Banyumas

NO Nama Sekolah Jumlah Guru Sertifikasi

1. SMA Bruderan Purwokerto 2

2. SMA Ma'arif NU Kamranjen 1

3. SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto 1

4. SMA Yos Sudarso Sokaraja 1

5. SMA Kristen Purwokerto 1

6. SMA Karya Bakti Jatilawang 1

7. SMA Ma’arif NU Ajibarang 1

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas (2015)


Guru – guru yang telah tersertifikasi tersebut berada di Sekolah yang memiliki beragam
kondisi yang berbeda dari letak geografis, latar belakang siswa dan guru ataupun sarana
prasarana. Adanya perbedaan lama mengajar serta pengalaman juga dapat sebagai penyebab
kurang optimalnya kinerja guru dalam proses pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, perlu
dikaji lebih lanjut tentang kinerja guru biologi dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu,
peneliti berkeinginan melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kinerja guru biologi
yang telah sertifikasi.Peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis
Kinerja Guru Biologi SMA Swasta yang telah Sertifikasi di Kabupaten Banyumas.

BAB II

PEMBAHASAN

Kompetensi Guru/Sertifikasi

Program sertifikasi guru yang diselenggarakan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan


selama beberapa tahun terakhir ternyata tidak memberi dampak perbaikan terhadap mutu
pendidikan" kutipan tersebut diambil dari buku yang berjudul Meluruskan Arah Pendidikan
pada Sub-Bab Disorientasi Pengelolaan Guru pada halaman 33, buku ini ditulis oleh Prof. Dr.
Hafid Abbas.

Permasalahan guru di Indonesia secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan
profesionalisme guru yang masih belum memadai sehingga perlu diselesaikan secara
komprehensif baik menyangkut kualilifikasi, kesejahteraan maupun perlindungan bagi guru.
Untuk meningkatkan kemampuan profesional guru, pemerintah mengadakan program
sertifikasi guru dan uji kompetensi secara berkala yang telah dilaksanakan sejak tahun 2007
(Permendiknas No 18 Tahun 2007 ).Jika sudah lulus sertifikasi guru dianggap pantas dan layak
diberikan tunjangan profesi dengan harapan bisa menjaga kualitas maupun meningkatkan
kompetensi dirinya di samping meningkatkan kesejahteraan diri. Meski begitu, yang terjadi
justru tunjangan profesi yang didapatkan guru dari sertifikasi digunakan semata-mata hanya
untuk peningkatan kesejahteraan.

Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Unifah Rosyidi
menyampaikan masalah utama yang terus menjadi fokus hingga saat ini adalah sertifikasi guru
Indonesia. Proses pendidikan profesi guru (PPG), terlebih bagi guru honorer, yang rumit
menimbulkan rasa iri dari para guru, sementara mereka wajib lulus pretest PPG. Saat ini guru
non-aparatur sipil negara (ASN) sekolah negeri di Indonesia berjumlah sekitar 700.000 orang.
Syarat bagi mereka agar dapat mengikuti pretest PPG adalah terdaftar di data pokok pendidikan
(dapodik), memiliki nomor unik pendidik tenaga kependidikan (NUPTK), mendapat surat
keputusan pengangkatan dari kepala daerah/dinas, dan status dapodiknya wajib honorer
tingkat satu atau dua.Namun, status kepegawaian di dapodik untuk yang masih honorer sekolah
meski sudah mempunyai NUPTK ditolak sistem dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Untuk mengatasi isu-isu diatas menurut saya harus ada tindakan tegas untuk guru yang
telah tersertifikasi tetapi tidak memenuhi beban mengajarnya seperti ditundanya tunjangan
profesi pendidik. Lembaga LPTK juga bisa bekerjasama dengan sekolah dan sebuah badan
evaluasi independen dapat diundang untuk bekerjasama menganalisis kebutuhan tentang
pemicu atau penyebab tidak adanya perbedaan output dari pendidik yang telah tersertifikasi
dan yang belum terserifikasi.

Kesadaraan diri seorang pendidik itu sendiri juga bisa menjadi solusi atas isu-isu ini, seperti
tunjangan yang harusnya digunakan untuk menambah wawasan mereka dengan membeli buku,
ikut pelatihan lagi, ikut seminar, dll malah digunakan untuk hal hal yang tidak penting seperti
membeli mobil, berfoya-foya dll. Seharusnya tunjangan itu bisa digunakan untuk merealisasikan
ide-ide mereka dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan seperti dalam hal media
pembelajarannya atau cara beliau mengajar.

Jika solusi yang saya uraikan bisa terlaksana mungkin kedepannya pendidikan di Indonesia
bisa sesuai dengan harapan pemerintah dan rakyat Indonesia. Tujuan awal sertifikasi guru juga
akan tercapai dengan baik yaitu meningkatnya kualitas pendidikan Indonesia, meningkatnya
mutu pendidik di Indonesia, lulusan-lulusan terpelajar tidak hanya sekedar ijasah namun soft
skill dan hard skill nya juga bagus dan masih banyak lagi.

Tetapi jika solusi yang saya uraikan diatas tidak dilaksanakan kemungkinan kedepannya
bangsa ini bertambah bobrok, guru yang terlampau banyak namun kualitas tidak seberapa dan
menjadikan peserta didik menjadi tidak terdidik. Tujuan awal sertifikasi terus melenceng
tentunya itu akan terus merugikan bangsa ini karena APBN yang dikeluarkan terlampau besar.

Dengan memiliki sertifikat kompetensi bisa berguna untuk melihat seberapa kemampuan
Anda di bidang tersebut. Jadi dapat diketahui saat hasil dari ujian yang diikuti dalam proses
mencari sertifikat tersebut.

Dengan begitu pekerja akan paham batasan dan kekurangan yang dimiliki. Serta dapat
meningkatkan kemampuan di bidang pekerjaan tersebut agar dapat tetap bersaing dengan
pekerja lainnya.

Membuktikan jika sudah mengantongi sertifikasi BNSP kemampuan Anda sudah diakui oleh
para penguji yang berkompeten. Hal tersebut tentu akan menambah nilai positif jika melamar di
suatu perusahaan.
Bisa dikatakan dengan memiliki sertifikat ini membuat kepercayaan diri dari seorang
pekerja menjadi meningkat. Kepercayaan diri tersebut akan membuat hasil dari pekerjaan
tenaga kerja bersertifikat menjadi lebih baik.

Dengan memiliki sertifikat kompetensi kerja ini membuat kemampuan Anda akan diakui
secara global. Tentu hal itu akan membuat pengembangan kemampuan kompetensi Anda bisa
meningkat jauh lebih tinggi.

Peluang untuk dapat bergabung dan bekerja di perusahaan bonafit juga meningkat.Ini
disebabkan dengan adanya sertifikat itu membuat penilaian perusahaan kepada Anda menjadi
meningkat dibandingkan dengan yang tidak bersertifikat.

Memang seperti hanya terlihat penting untuk alasan administrasi saja. Tetapi BNSP dan LSP
sudah memiliki standar penilaian oleh penguji kompeten dalam proses pemberian sertifikat jadi
hasilnya tidak perlu diragukan lagi.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/mitaaaaa/5de32bfd097f3670de570892/isu-progran-sertifikasu-
guru-di-indonesia

M. I. Ismail, “Kinerja dan Kompetensi Guru dalam Pembelajaran,” J. Lentera Pendidik., vol. 13,
no. 1, pp. 44–63, 2010.

https://sertifikasiku.com/alasan-alasan-kenapa-sertifikasi-kompetensi-penting-untuk-kamu

A. Cahyana, “Pengembangan Kompetensi Profesional Guru dalam Menghadapi Sertifikasi,” J.


Pendidik. dan Kebud., vol. 16, no. 1, p. 85, 2018.

https://www.kompas.id/baca/bebas-akses/2023/05/18/belum-tuntas-proses-sertifikasi-guru-
berbelit-belit

Anda mungkin juga menyukai