2. Penulisan jawaban HARUS mengikuti dan menggunakan kaidah-kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar. 3. Lembar jawaban harus mencantumkan nama mata kuliah, nama dosen, nama& nim mahasiswa.
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK):
CPMK1: Menguasai konsep teoritis regulasi, dan doktrin mengenai norma hukum dari segi jenis, karakteristik dan tata susunannya, berbagai peraturan perundang-undangan (puu) dari jenis, fungsi, materi muatan, bentuk luar, ragam bahasa yang digunakan, dan tahap-tahap proses pembentukannya. CPMK2: Menguasai konsep teoritis pembentukan peraturan perundang-undangan. CPMK3: Mampu menyusun norma hukum dan naskah akademik dengan ragam bahasa dan kaidah yang benar, menyusun draft RUU, kerangka PP, Perpres, dan Draft Ranerda dan menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah/ paper yang bebas plagiasi serta sesuai dengan ketentuan pembentukan PUU. CPMK4: Mahasiswa mampu menggunakan teknologi informasi dan bekerja secara mandiri maupun bekerjasama dalam tim, menyampaikan hasil pemikirannya baik secara lisan maupun tertulis (karya ilmiah hukum) dalam Bahasa Indonesia yang benar dan Bahasa Inggris, dengan pembagian tugas dan tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas menyusun norma hukum dan naskah akademik serta pembentukan peraturan perundang-undangan. CPMK5: Mahasiswa memiliki sikap dan karakter menghormati dan menghargai pendapat mahasiswa lainnya pada saat mempresentasikan tugas.
Page 1 of 2 NO SOAL
1 Menurut saudara, apa fungsi utama ilmu perundang-undangan dalam konteks
pembentukan hukum nasional?
2 Sebutkan dan jelaskan jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan di
Indonesia, serta posisi Omnibus Law berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai teknik penyusunan peraturan perundang-undangan 3 a. Kemukakan penjelasan saudara tentang teori jenjang norma menurut Hans Kelsen dan teori jenjang norma hukum dalam negara menurut Hans Nawiasky! b. Menurut pendapat saudara, apakah kedua teori tersebut tepat diterapkan dalam jenis dan hierarkhi peraturan perundang- undangan menurut UU No. 12 Tahun 2011?, Jelaskan! 4 Jelaskan apa yang dimaksud dengan fictie hukum dan siapakah yang berwenang untuk melakukan pengundangan peraturan perundang-undangan berupa Undang- Undang, Peraturan Pemerintah, dan Peraturan Presiden.
5 a. Apakah Bahasa asing bisa digunakan dalam peraturan perundang-undangan
yang ada di Indonesia?
b. Jelaskan mengapa Bahasa dalam perancangan peraturan perundang-undangan
merupakan suatu hal yang sangat penting?
c. Jelaskan prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam penggunaan Bahasa dan
teknik pengacuan? 6 Berikan analisis saudara, apakah tepat jika UUD NRI Tahun 1945 dan TAP MPR dikategorikan sebagai jenis peraturan perundang-undangan? Jelaskan! 7 Sebutkan jenis dan hierarkhi peraturan perundang-undangan di Indonesia, dan jelaskan mengenai materi muatan yang terkandung dalam masing-masing peraturan perundang-undangan tersebut
8 Jelaskan perbedaan lembaga negara yang memiliki kewenangan membentuk
undang-undang sebelum dan sesudah perubahan UUD 1945? 9 Jelaskan mengenai penggunaan landasan filosofis, sosiologis, dan yuridis dalam suatu peraturan perundang-undangan 10 Jika Pemerintah dan DPR menyusun suatu rancangan undang-undang yang mengatur materi yang sama, rancangan undang-undang manakah yang diutamakan 11 Materi muatan peraturan perundang-undangan Kasus: Pada tahun 2004 terjadi krisis di pasar keuangan dan pasar modal AS yang berdampak luas terhadap perbankan dan pasar keuangan di negara lain, termasuk Page 2 of 2 Indonesia. Di Indonesia sendiri, krisis di AS tersebut mulai terlihat dampaknya, salah satunya terhadap Bank X yang mengalami kesulitan likuiditas, dikarenakan para investor dan nasabahnya baik asing maupun dalam negeri, yang menarik dananya secara serentak dan membawanya kembali ke AS sehingga bank tersebut sementara ini mengalami kesulitan likuiditas. Untuk mengatasi agar kesulitan likuiditas tidak menjalar kepada lembaga keuangan lainnya, Pemerintah memutuskan untuk mengambil kebijakan pemberian pinjaman jangka pendek (bail-out) kepada Bank X dan bank-bank lainnya guna mengatasi permasalahan likuiditas keuangannya agar kondisinya stabil. Tindakan bail-out dimaksud harus dilaksanakan sesegera mungkin agar krisis keuangan yang dialami Bank X dan dampaknya tidak meluas ke lembaga keuangan lainnya yang akhirnya berakibat krisis moneter nasional seperti yang dialami pada tahun 1998 dimana terjadi penarikan dana besar-besaran ke luar negeri akibat menurunnya kepercayaan terhadap lembaga keuangan di Indonesia. Sampai dengan saat ini belum ada suatu dasar hukum pemberian dana talangan (bail out) kepada suatu Lembaga keuangan maka agar di kemudian hari tidak terjadi suatu permasalahan hukum terhadap Pemerintah, khususnya pembuat kebijakan, dibutuhkan sebuah payung hukum agar bail out dimaksud legal yuridis. Di sisi lain, dalam Program Legislasi Nasional 2004-2009 tidak dicantumkan adanya rencana penyusunan regulasi yang berkaitan dengan isu tersebut. Namun demikian, payung hukum tersebut diperlukan sesegera mungkin agar tidak terjadi krisis keuangan yang lebih besar. Soal: 1. Presiden meminta pendapat saudara: a. apa jenis peraturan perundang-undangan yang tepat untuk untuk menjadi payung hukum rencana kebijakan tersebut? b. jelaskan alasan Saudara memilih jenis peraturan perundang-undangan dimaksud? 2. Buatkan Rancangan Peraturan Perundang-undangan tersebut mulai dari: - JUDUL; - PEMBUKAAN;
Page 3 of 2 - BATANG TUBUH (beberapa pasal materi pokok yang diatur)
12 Jakarta Setelah Tidak Lagi Menjadi Ibu Kota
Jakarta, CNN Indonesia—Langkah pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk memindahkan ibu kota RI ke wilayah Kalimantan Timur membawa konsekuensi terhadap DKI Jakarta yang akan datang karena kosongnya pengaturan kelembagaan perkotaan nasional di Indonesia. Pertanyaan pentingnya adalah seperti apakah nantinya tata kelola internal Kota Jakarta, hubungan dengan Pemerintah Pusat dan nasib kekhususan Jakarta itu sendiri?, dan berbagai aspek lainnya. Soal Buatlah secara singkat Naskah Akademik tentang Rancangan Undang- Undang tentang Provinsi Jakarta yang ruang lingkupnya mengatur daerah Jakarta setelah tidak lagi menjadi ibukota negara Republik Indonesia.