Anda di halaman 1dari 12

1.

Panjangnya cash conversion cycle (CCC) pada dasarnya sangat


bervariasi. Ada
yang memilikiCCC sampai ratusan hari, tetapi ada pula yang
hanya beberapa hari (bahkan negatif).
a. Mengapa suatu perusahaan mempunyai CC yang negatif? Apa
penjelasannya? -> utang > piutang
b. Ada yang berpendapat bahwa pada suatu sektor usaha
(industri) yang sama, perusahaan yang mempunyai CCC lebih
pendek menunjukkan perusahaan tersebut mempunyai posisi
persaingan yang (lebih) kuat. Jelaskan pendapat saudara.
c. Untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan, mana yang
lebih tepat dilakukan perusahaan, memperpendek atau
memperpanjang CCC? Beri contoh angka-angka untuk masing
alternatif tersebut.

Jawaban Rey:
a. CC dapat menjadi negative apabila Kredit Utang dagang lebih
besar daripada Kredit Piutang Dagang ditambah dengan lama
terjualnya Inventory
Dalam rumus : Payable deferral Periode > Inventory conversion
period + Days sales outstanding)
b. Perusahaan yang memiliki CCC lebih pendek dapat dikatakan
bahwa perusahaan tersebut memiliki perputaran cash flow
yang lebih cepat dan liquiditas lebih baik. Perusahaan yang
memiliki CCC lebih pendek dapat juga diartikan bahwa
kebutuhan kredit untuk menutupi working capital cycle nya
pun semakin kecil. Perusahaan dengan liquiditas yang lebih
tentu saja akan memiliki opsi pengembangan bisnis yang lebih
besar. Contohnya daripada perusahaan mengambil kredit yang
besar untuk menutupi operesional perusahaan karena CC yang
besar, perusahaan dapat mengambil kredit produktif untuk
pembelian asset tetap sebagai bentuk ekspansi
perusahaannya.
c. Untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan, perusahaan
dapat memperpendek CC.

Contoh : Penurunan CC dapat mengurangi biaya pembayaran bunga


bank. Disebabkan CCC yang kecil dapat menurunkan kekurangan
sekaligus meningkatkan free cash flow.

CC yang positif menunjukkan perusahaan perlu financing untuk tetap


dapat melakukan kegiatan operasionalnya. Sehingga semakin kecil CC
maka semakin kecil dana yang perlu di financing, Bentuk financing
paling umum adalah utang bank.

Notes : Cash conversion cycle (CCC) = bergantung pada elemen


current assets. Seberapa lama inventory conversion, rata-rata waktu
pengumpulan piutang (satuan hari), utang. Semakin singkat, semakin
bagus. Standar based on industry average.

Jawaban lain :
Suatu perusahaan dapat memiliki cash conversion cycle (CCC) yang
negatif jika siklus operasionalnya dirancang sedemikian rupa sehingga
waktu yang dibutuhkan untuk mengubah persediaan menjadi penjualan
dan kemudian menjadi kas lebih singkat daripada waktu yang
dibutuhkan untuk membayar hutang kepada pemasok. Hal ini biasanya
terjadi ketika perusahaan memiliki strategi yang efisien dalam
manajemen persediaan, penjualan yang cepat, dan memanfaatkan
kebijakan kredit yang baik.
Berikut adalah beberapa penjelasan mengapa suatu perusahaan dapat
memiliki CCC yang negatif:
1. Efisiensi dalam manajemen persediaan: Perusahaan dapat
mengelola persediaan dengan efisien, mengurangi waktu yang
diperlukan untuk menjual persediaan. Ini dapat dicapai dengan
mengadopsi praktik just-in-time (JIT) di mana persediaan hanya
dipesan saat diperlukan, mengurangi biaya penyimpanan dan
menghindari penumpukan persediaan yang berlebihan.
2. Penjualan yang cepat: Perusahaan dapat memiliki siklus
penjualan yang cepat di mana produk atau layanan mereka
terjual dengan cepat setelah diterima pelanggan. Hal ini dapat
terjadi jika perusahaan memiliki strategi pemasaran yang efektif,
reputasi yang baik, atau kemitraan yang kuat dengan pelanggan.
3. Kebijakan kredit yang baik: Jika perusahaan dapat memperoleh
pembayaran dari pelanggan secara cepat atau memiliki
kebijakan pembayaran tunai yang ketat, mereka dapat
mengurangi waktu yang diperlukan untuk mengubah penjualan
menjadi kas. Dengan mempercepat arus kas masuk, perusahaan
dapat mengurangi CCC mereka.

Dalam situasi CCC negatif, perusahaan dapat memanfaatkan dana dari


penjualan sebelum harus membayar pemasok. Hal ini memberikan
keuntungan finansial, seperti mengurangi kebutuhan modal kerja atau
meningkatkan likuiditas perusahaan.

Namun, perlu dicatat bahwa CCC yang negatif bukanlah indikator yang
selalu menguntungkan. Dalam beberapa kasus, CCC yang negatif
mungkin juga menunjukkan bahwa perusahaan menghadapi risiko
seperti masalah persediaan yang kurang memadai atau kebijakan
kredit yang terlalu longgar, yang dapat mengganggu operasional
perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting bagi
perusahaan untuk melakukan analisis mendalam terhadap faktor-
faktor yang mempengaruhi CCC dan memastikan bahwa CCC yang
negatif berada dalam konteks strategi dan kondisi bisnis yang sehat.

2. PT Target akan diakuisisi oleh PT A.


a. PT Target, suatu perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di
bursa, dinilai telah berada pada tahap steady state. Free Cash
Flow tahun depan (FCF1) ditaksir sebesar Rp400 miliar dan
diharapkan akan tumbuh sebesar 7% per tahun selamanya.
Weighted Average Cost of Capital (WACC) PT Target sebesar 13
persen. Berapakah taksiran nilai perusahaan PT Target?

b. PT A bermaksud mengakuisisi PT Target. Diharapkan dari


akuisisi tersebut bisa menimbulkan synergy yang ditunjukkan
dengan meningkatnya pertumbuhan FF PT Target dari 7%
menjadi 9% per tahun selamanya, tetapi WACC PT Target akan
meningkat menjadi 14 persen. Berapakah taksiran nilai
perusahaan PT Target setelah akuisisi?
Jawaban :

a. Steady State artinya perusahaan memiliki growth yang constant,


apabila growth constant maka dalam valuasi nilai perusahaan
kita dapat menggunakan Gordon’s Model

V= FCF1/ WACC- g
V = 400 M / 13%-7%
V = 400 M/ 6%
V = 6.666,66 Milyar

b. Steady State artinya perusahaan memiliki growth yang constant,


apabila growth constant maka dalam valuasi nilai perusahaan
kita dapat menggunakan Gordon’s Model
V= FCF1/ WACC- g
V = 400 M / 14 %-9%
V = 400 M/ 5%
V = 8.000 Milyar

3. Struktur modal yang optimal merupakan salah satu poisisi yang dapat
membawa manfaat yang besar bagi penambahan nilai perusahaan.

a. Uraikan langkah yang perlu diambil manajemen mencapai posisi


tersebut
Manager mengatur keseimbangan, dan mengatur komposisi
perusahaan

b. Uraikan teori yang melandasi pernyataan di atas.

- Teorema Modigliani-Miller (M&M):


Teorema M&M menyatakan bahwa, dalam asumsi tertentu,
nilai perusahaan tidak tergantung pada struktur modalnya.
Teorema ini menyiratkan bahwa dalam pasar modal yang
sempurna tanpa pajak, biaya kebangkrutan, atau asimetri
informasi, nilai perusahaan ditentukan semata-mata oleh
operasi bisnis yang mendasarinya. Namun, dalam dunia nyata
di mana asumsi-asumsi ini tidak berlaku, pilihan struktur
modal dapat memengaruhi nilai perusahaan.

- Trade-off theory
 Saat utang masih sedikit, manfaat lebih besar daripada
beban dari berutang. Begitupun sebaliknya, jika hutang
banyak maka bebannya akan lebih besar sehingga value
akan turun. Maka berhenti berhutang di optimum capital
structure.
 Optimum bersifat unik, dihitung sendiri, tidak sama setiap
perusahaan. Cara menghitung koordinat titik puncak =
membuat persamaan quadratik (non linear). Jika koordinat
titik puncak kurva melengkung= turunan pertama fungsi
disamakan dengan 0. Contoh: axis y = 20x… = 40x + 5.
Maka x = -8 dan y= … .

- Signaling theory
 Sinyal positif = setiap kali berhutang maka yakin bahwa
bisnisnya akan berkembang dan dapat membayar
hutangnya. Begitupun sebaliknya.
 Perusahaan akan menerbitkan saham pada waktu harga
saham perusahaan tersebut overvalued/overprice.
Overvalued= nilainya berlebih dan tidak sebagus itu, sinyal
negatif. Menerbitkan utang= sinyal positif.
 Contoh, Des 1982 Prof Marwan kembali dari LN bergelar
MBA. Overvalued terhadap gelar MBA yang hanya beberapa
orang di Indonesia padahal tidak mengerti apa-apa.

4. Uraikan ide di balik metoda Altman yang biasa dipakai


meramalkan kebangkrutan perusahaan.Uraikan satu contoh
komprehensif perusahaan yang mengalami gejala financial
distress.Uraian harus mencakup sebab-musabab terjadinya
financial distress, informasi keuangan, alternatif langkah solusi,
serta prediksi kondisi setelah solusi dilaksanakan.
Z-Score adalah kombinasi linear dari empat atau lima rasio bisnis
umum, yang diboboti dengan koefisien. Koefisien tersebut
diestimasi dengan mengidentifikasi sekelompok perusahaan
yang mengalami kebangkrutan dan kemudian mengumpulkan
sampel perusahaan yang sebanding yang berhasil bertahan,
dengan pencocokan berdasarkan industri dan ukuran yang
hampir sama (aset).

Altman menggunakan metode statistik analisis diskriminan pada


kumpulan data produsen yang terdaftar secara publik. Estimasi
awal didasarkan pada data produsen yang terdaftar secara
publik, namun sejak itu telah diestimasi ulang berdasarkan
kumpulan data lain untuk perusahaan manufaktur swasta, non-
manufaktur, dan jasa.

Sampel data awal terdiri dari 66 perusahaan, di mana


setengahnya telah mengajukan kebangkrutan sesuai dengan Bab
7. Semua bisnis dalam basis data tersebut adalah produsen, dan
perusahaan kecil dengan aset < $1 juta dieliminasi.

Formula Z-Score asli adalah sebagai berikut:

Z = 1.2X1 + 1.4X2 + 3.3X3 + 0.6X4 + 1.0X5.

X1 = rasio modal kerja terhadap total aset. Mengukur aset lancar


dalam hubungannya dengan ukuran perusahaan. -> ( Working
Capital/Total Assets)
X2 = rasio ekuitas ditahan terhadap total aset. Mengukur
profitabilitas yang mencerminkan usia perusahaan dan
kemampuan mendapatkan pendapatan.-> ( Retained Earnings/
Total Assets)
X3 = rasio laba sebelum bunga dan pajak terhadap total aset.
Mengukur efisiensi operasional terlepas dari faktor pajak dan
leverage. Ini mengakui bahwa laba operasional penting untuk
keberlanjutan jangka panjang. -> (Earning Before Interest and
Tax/ Total Assets)
X4 = rasio nilai pasar ekuitas terhadap nilai buku total kewajiban.
Menambah dimensi pasar yang dapat menunjukkan fluktuasi
harga sekuritas sebagai indikasi potensi masalah.-> (Market
Value of Equity/ total liabilities)
X5 = rasio penjualan terhadap total aset. Ukuran standar untuk
omset aset total (berbeda-beda antara industri). -> (Sales/total
assets)

Altman menemukan bahwa profil rasio untuk kelompok yang


bangkrut jatuh di rata-rata -0.25, sedangkan kelompok yang tidak
bangkrut berada di rata-rata +4.48.

Financial Distress :
Kesulitan keuangan (Financial distress). Tahapan kesulitan
keuangan dapat berkisar dari kekhawatiran pemegang saham
dan suku bunga utang yang lebih tinggi hingga pembelotan
pelanggan dan kebangkrutan. Tingkat kesulitan keuangan yang
serius menyebabkan perusahaan memiliki arus kas yang lebih
rendah dari yang diharapkan. Manajemen risiko dapat
mengurangi kemungkinan arus kas yang rendah dan karenanya
menyebabkan kesulitan keuangan.

Contoh perusahaan :

Kegagalan dalam mengelola risiko counterparty merupakan


salah satu penyebab krisis keuangan global tahun 2007. Sebagai
contoh, Lehman Brothers merupakan rekanan bagi banyak
lembaga keuangan lainnya dalam berbagai kontrak derivatif,
sehingga kegagalan Lehman menyebabkan kesulitan pada
lembaga keuangan di seluruh dunia. Menanggapi hal ini dan
penyebab lain dari krisis keuangan, Undang-Undang Perlindungan
Konsumen Dodd-Frank disahkan pada tahun 2010. Salah satu
ketentuannya mengharuskan Komisi Perdagangan Komoditas
dan Perdagangan Berjangka (CFTC) untuk membentuk, antara
lain, mekanisme kliring terpusat untuk kontrak derivatif valuta
asing, seperti kontrak berjangka. CME Group adalah salah satu
perusahaan yang menyediakan fungsi kliring ini di Amerika
Serikat dan bertindak sebagai mitra pengimbang untuk semua
perdagangan yang dikliringkannya. Pada pertengahan 2017, CME
Group mengkliringkan 26 kontrak berjangka yang diselesaikan
secara tunai yang melibatkan 20 mata uang yang berbeda.
5. Buka kembali salah satu kasus yang dipresentasikan dan
didiskusikan di kelas (selain kasus yang dipresentasikan
kelompok Saudara), lalu kemukakan satu butir yang menurut
Saudara penting, tetapi tidak dikemukakan ole kelompok yang
mempresentasikannya. Uraikan.

IPO (Hestu)
-75% perusahaan yang melakukan IPO dihari pertama pasti harga saham naik.
-Banyak influencer yang mengajak followernya untuk membeli saham IPO namun harus
diketahui siapa underwriternya, maka harus mengetahui profil underwriter, karena
apabila saham tidak laku maka saham dibeli underwriter dalam rangka menjaga value of
the firm.
-Reputasi underwriter perlu diketahui sebagai penjamin, Track record underwriter baik
maka hari pertama saham IPO harga saham naik.

Merger indosat dan 3


Friendly merger atau hostile merger?
Apakah merupakan akuisisi atau merger? Dilihat dr mana

Feasibility Study capital budgeting


 Pengaruh sustainability, apakah sudah masuk hitungan terkait biaya lingkungan
dan sosial
Valuasi saham
 Beta dihitung darimana?
 Growth dihitung dari historical, bukan memperhitungkan ke depan berdasarkan
kondisi makro dan mikro
Bankruptcy
 Financial distress dari tahun 2017 kenapa masih bisa berjalan, padahal menurut
altman z score harusnya dah bangkrut
 Harga saham mengapa tiba2 mengalami penurunan hingga 50 rupiah, karena
sejak 2013 tidak bagi dividen
 Kenapa lebih milih n
 Mengapa lebih memilih berhutang untuk akuisisi daripada memaksimalkan
penjualan
 Kenapa kreditur dan supplier masih bisa memberikan pinjaman padahal sudah
tau kondisi keuangan perusahaan tidak baik

 Hybrid financing
a. Jelaskan perbedaan sifat kehibridan kedua macam surat berharga di atas.
Hybrid artinya instrument yang mirip dengan debt tapi juga mirip dengan equity.
Warrant yang diterbitkan bersama bond, memiliki karakteristik debt dan equity sekaligus.
Bond sebagai debt instrument, memiliki kupon tetap dan principal yang harus
dibayarkan oleh perusahaan. Sedangkan dengan adanya warrant investor juga memiliki
kesempatan untuk ikut dalam pertumbuhan perusahaan dari harga sahamnya sebagai
instrumen yang mirip equity. Warrant dapat di exercise sebagai opsi untuk membeli
saham dengan harga yang sudah ditentukan.
Convertibles disisi lain, memungkinkan bondholder mengubah debt menjadi equity jika
harga saham perusahaan naik. Perubahan dilakukan dengan conversion ratio yang sudah
ditentukan.

b. Jelaskan dan berikan contoh “situasi tertentu” yang dimaksud, dan dijadikan alasan
perusahaan menerbitkan masing-masing surat berharga tersebut.
Perusahaan bisa menerbitkan bond dengan kupon lebih rendah relative pada saat interest
rate sedang tinggi, perusahaan juga bisa menggunakan warrant untuk menghindari
restriksi legal dari penerbitan bond dengan kupon yang tinggi. Terlebih saat manajemen
yakin bahwa perusahaannya adakan tumbuh. Warrant merupakan opsi yang menarik bagi
investor, sehingga ia mau menerima kupon yang lebih rendah dari interest rate yang
berlaku di pasar.
Perusahaan dapat menerbitkan bond dengan convertible jika ingin menjual sahamnya
(common stock) diatas harga pasar yang berlaku saat ini. Perusahaan mengetahui bahwa
sahamnya undervalued, sehingga jika menerbitkan saham sekarang akan menyerahkan
terlalu banyak kepemilikan kepada public. Namun, jika perusahaan menerbitkan bond
dengan convertible dan conversion price 20% lebih tinggi dari harga saham yang berlaku,
perusahaan dapat membatasi sharing kepemilikan kepada investor lebih sedikit 20%.

c. Jika suatu perusahaan menerbitkan waran, akan terjadi 2 (dua) transfer kekayaan dengan
arah yang berlawanan". Apakah pernyataan ini benar? Mengapa?
Perusahaan yang menerbitkan warrant akan mentransfer kekayaan perusahaan kepada
investor pemegang warrant. Karena perusahaan yang sebenarnya bisa mendapatkan dana
dengan harga pasar saat itu yang lebih tinggi dari harga yang sudah ditentukan pada
transaksi warrant (exercise price), berpindah kepada investor.

d. Jelaskan dampak kebijakan penerbitan obligasi convertible pada laporan keuangan


perusahaan.
Berbeda dengan warrant yang membawa dana segar kepada perusahaan, convertible tidak
menghasilkan dana baru kepada perusahaan. Convertible hanya menghapus bond atau
preferred stock yang sebelumnya dicatat di laporan posisi keuangan perusahaan,
membuat perusahaan lebih ramping dan bisa menerbitkan capital lagi.

e. Cari contoh nyata perusahaan yang melakukan kebijakan di atas dan berikan ulasan
Saudara.

 Seasoned offerings
a. Ms X : "Ceteris paribus, kebijakan melakukan seasoned offering akan berpengaruh
negatif terhadap harga saham perusahaan itu sendiri yang sudah beredar". Apakah Anda
setuju dengan Ms. X? Berikan penjelasan konsepsual untuk memperkuat jawaban Anda.
Setuju, karena sinyal negatif lebih ditangkap oleh investor dari penerbitan saham baru.
Investor akan beranggapan perusahaan dengan prospek yang bagus tidak akan mau
membagi keuntungan dengan menerbitkan saham baru. Sebaliknya, perusahaan dengan
prospek yang cenderung kurang baik ingin membagi kerugian dengan menerbitkan saham
baru. Ceteris paribus, investor akan menurunkan ekspektasinya terhadap nilai perusahaan,
sehingga harga saham yang beredar akan menurun. Hal ini dijelaskan dengan signalling
theory, pihak manajemen memiliki informasi yang lebih akurat terhadap perusahaan
dibanding investor.
b. Cari contoh nyata perusahaan yang melakukan seasoned offering di Indonesia. Ceritakan
alasannya, dan beri ulasan Saudara atas keputusan tersebut.

 Altman Z score
a. Pada tahun 1960an, Edward Altman memperkenalkan sebuah metode (Altman Z-score)
yang dapat dipakai untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan dengan melihat kinerja
keuangan saat ini. Apa ide dasar metode Altman Z-Score? Jelaskan keterbatasan metoda
ini.
Ide dasar dari altman z score bankruptcy adalah bagaimana lender bisa mengidentifikasi
risiko kredit yang bagus dan tidak bagus. Lender bisa menggunakan indikator untuk
menghitung prediksi kejadian default atau bangkrut.
Lebih detail altman menggunakan item dalam laporan keuangan atau rasio multiples
untuk mendeteksi risiko kebangkrutan. Metode ini paling cocok digunakan untuk
perusahan manufaktur publik.

b. Cari contoh nyata sebuah laporan keuangan perusahaan yang menunjukkan kondisi
financial distress, lalu hitung Altman Z-Scorenya.

Perusahaan yang sedang berada di financial distress, contoh; manufacturing public


company

Altman Z-Score = 1.2A + 1.4B + 3.3C + 0.6D + 1.0E


Where;
A = working capital / total assets
B = retained earnings / total assets
C = earnings before interest and tax / total assets
D = market value of equity / total liabilities
E = sales / total assets

Perusahaan manufaktur dengan Z score dibawah 2,674 which is 95% chance of becoming
bankrupt. Altman menyebutkan perusahaan yang bangkut dan tidak bangkrut memiliki
karakteristik laporan keuangan yang berbeda 1 tahun sebelum event bankruptcy terjadi.
Altman’s results show that, in practice, scores between 1.81 and 2.99 should be thought
of as a gray area. In actual use, bankruptcy would be predicted if Z ≤ 1.81 and
nonbankruptcy if Z ≥ 2.99.

Perusahaan yang sedang berada di financial distress untuk selain manufaktur dan private
company, contoh; GoTo

Altman Z-Score = 6.56A + 3.26B + 1.05C + 6.72D


Where;
A = working capital / total assets
B = retained earnings / total assets
C = earnings before interest and tax / total assets
D = book value of equity / total liabilities

Where;
Z < 1.23 indicates a bankruptcy prediction, 1.23 ≤ Z ≤ 2.90 indicates a gray area, and Z >
2.90 indicates no bankruptcy.

c. Jelaskan langkah-langkah untuk mengatasi masalah tersebut!


How to cope with financial distress; financial restructuring by filing for bankruptcy and
then reorganize and reemerge or merge with different entities or liquidation

 IPO
a. Dalam sebuah rapat dengan pihak manajemen, konsultan keuangan menekankan: "IPO adalah
keputusan besar dan penting. Jadi kita harus mengambil langkah yang ekstra hati-hati, terutama
dalam menentukan harga awal". Jelaskan "langkah hati-hati" yang akan diambil oleh manajemen.
b. Mengapa orang harus menaruh perhatian khusus terhadap harga?
c. Berikan contoh sebuah perusahaan yang "gagal" dalam proses IPO. Jelaskan latar belakang
keputusan itu, beberapa informasi keuangan , dan mengapa hal itu dianggap sebagai keputusan
“gagal”.

 Hostile merger.
a. "Dalam banyak kasus, manajemen perusahaan target cenderung menolak niat akuisisi oleh
perusahaan lain sehingga terjadi hostile merger.". Mengapa?
Hostile merger atau hostile takeover terjadi ketika perusahaan target menolak atau
menghadapi resistensi dari merger.

b. Pada awal proses akuisisi kedua belah pihak ( pengakuisisi dan target) memperkirakan
harga bid dan offer. Apa pendekatan dasar dalam menentukan harga-harga tersebut?
Berikan contoh perhitungan dan uraikan.

c. Berikan contoh nyata sebuah kasus akusisi yang cenderung bersifat hostile. Beri ulasan
mengapa hal itu terjadi.

2. PT Target akan diakuisisi oleh PT A.


a. PT Target, suatu perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa, dinilai telah berada pada
tahap steady state. Free Cash Flow tahun depan (FCF1) ditaksir sebesar Rp400 miliar dan
diharapkan akan tumbuh sebesar 7% per tahun selamanya. Weighted Average Cost of Capital
(WACC) PT Target sebesar 13%. Berapakah taksiran nilai perusahaan PT Target?
Nilai perusahaan dari FCF berasal dari operasi, sehingga dinamakan Value of Operation. Value of
operation adalah cashflow yang akan diterima di masa yang akan datang di discount dengan
WACC perusahaan (present value of its future cash flow).

Value of operation untuk g = t1 yang konstan sampai tak terhingga dan growth rate dibawah
WACC, rumusnya adalah FCF1 / WACC - g (400m / 0,13-0,07)
Sehingga Value of operation PT Target adalah 6,666 triliun

b. PT A bermaksud mengakuisisi PT Target. Diharapkan dari akuisisi tersebut bisa


menimbulkan synergy yang ditunjukkan dengan meningkatnya pertumbuhan FCF PT
Target dari 7% menjadi 9% per tahun selamanya, tetapi WACC PT Target akan
meningkat menjadi 14 persen. Berapakah taksiran nilai perusahaan PT Target setelah
akuisisi?
Menggunakan FCF1 pada soal sebelumnya, dan g = t1 = 9% dan WACC 14% menggunakan
rumus yang sama, nilai perusahaan PT Target setelah akuisisi adalah 8 triliun FCF1 / WACC - g
(400m / 0,14-0,09)

Anda mungkin juga menyukai