Salat Id di Lapangan
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Berdasarkan kriteria hisab hakiki
wujudul hilal, hari Senin, 2 Mei 2022 bertepatan dengan tanggal 1 Syawal
1443 H. Artinya, umat Islam pada hari tersebut dilarang berpuasa, wajib
berbuka dan disunahkan melaksanakan Salat Id. Selain itu, ada beberapa
amalan-amalan yang disunahkan sebelum dan sesudah menunaikan Salat
Id di lapangan terbuka, di antaranya:
Berdasarkan hadis riwayat Buraidah: “Dari Buraidah berkata: “Nabi saw tidak
berangkat pagi pada hari raya idul fitri kecuali makan terlebih dahulu, dan tidak makan pada hari idul
adha kecuali setelah pulang, kemudian makan hasil penyembelihannnya.” (HR. Ahmad).
2. Mengenakan pakian yang terbaik—tidak harus yang mahal dan baru, dan
disunahkan memakai wangi-wangian yang tidak berlebihan.
Berdasarkan hadis riwayat Ibnu ‘Umar: “Dari Ibnu Umar, bahwasanya Nabi saw keluar
dari masjid, beliau bertakbir hingga sampai ke mushala—yaitu tanah lapang yang biasa digunakan
salat id.” (HR. Hakim). Selain itu berdasarkan hadis: “Dari Abu Hurairah, dia berkata:
Bahwa Nabi saw, apabila keluar untuk salat dua hari raya, maka beliau pulang melewati jalan yang
berbeda dari jalan sebelumnya.” (HR. Hakim).
4. Hendaklah seluruh umat Islam, baik laki-laki, perempuan maupun anak-
anak, bahkan perempuan yang sedang haidh, mendatangi tempat salat di
tanah lapang. Hanya saja, perempuan yang sedang haidh hendaknya
memisahkan diri dari tempat salat dan tidak turut melakukan salat.
Berdasarkan hadis riwayat Ummu ‘Athiyyah: “Dari Umi athiyah berkata: Kami
diperintahkan mengajak orang yang sedang haid dan orangorang tua menghadiri dua salat id. Lalu
mereka menyaksikan jamaah umat Islam dan ajakan mereka. Sedangkan orang yang haid dipisahkan
dari tempat salat. Seorang wanita bertanya: Wahai Rasulullah, salah satu kami tidak punya jilbab?
Nabi menjawab: Hendaklah temannya memberikan jilbab untuknya.” (HR. Bukhari).
5. Menebar kebahagiaan, tidak boleh ada umat Islam yang kekurangan dan
kelaparan. Makanya ada ketentuan zakat fitrah agar semua bisa
merasakan kebahagiaan di hari itu.
Berdasarkan hadis: “Sungguh Setiap kaum mempunyai hari raya sendiri , dan hari ini adalah
hari raya kita.’’ (HR. Bukhari).
Tata Cara Salat Idul Fitri di Lapangan
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Muhammadiyah telah menetapkan 1
Syawal 1443 H jatuh pada hari Senin, 2 Mei 2022 M. Dalam kondisi normal,
Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui edaran No 01/EDR/I.0/E/2022
membolehkan salat Idul Fitri dilaksanakan di lapangan kecil atau tempat terbuka
di sekitar tempat tinggal dalam jumlah jemaah yang tidak membawa kerumunan
besar. Berikut tata cara salat Idul Fitri di lapangan terbuka:
2. Salat Idul Fitri dikerjakan tanpa seruan adzan dan iqamat; Berdasarkan hadis
riwayat Jabir bin ‘Abdullah: “Tidak ada adzan ketika (salat) Idul Fitri dan juga idul
adha. Lalu setelah sesaat aku tanyakan masalah itu. Dia memberitahuku bahwa
Jabir bin Abdullah al-Anshari berkata bahwasanya tidak ada adzan untuk salat
idul fitri ketika imam datang dan tidak pula ada iqamah, tidak ada seruan apapun
dan waktu itu tidak ajakan dan tidak pula iqamah.” (HR. Bukhari).
3. Tidak disyariatkan salat sunah, baik sebelum maupun sesudah salat Idul Fitri.
Berdasarkan Hadis riwayat Ibnu Abbas: “Dari Ibnu Abbas, bahwasanya Nabi saw
salat dua rekaat pada hari raya idul fitri. Beliau tidak salat sebelumnya dan tidak
pula setelahnya. Kemudian beliau mendatangi para wanita bersama Bilal, lalu
memerintah mereka bersedekah.” (HR. Bukhari).
5. Salat Idul Fitri dan Idul Adha dilaksanakan sebanyak 2 rakaat, dengan cara
bertakbir tujuh (7) kali pada rakaat pertama dan lima (5) kali takbir pada rakaat
kedua. Dan tidak ada bacaanbacaan tertentu yang dituntunkan Nabi saw di sela-
sela takbir-takbir tersebut. Berdasarkan hadis riwayat Katsiir bin ‘Abdillah:
“Bahwa Nabi saw pada salat dua hari raya bertakbir tujuh kali untuk rekaat
pertama sebelum membaca (al-fatihah) dan bertakbir lima kali pada rekaat kedua
juga sebelum membacanya.” (HR. Tirmidzi).
6. Imam salat disunnahlan membaca surat al-A’la pada rakaat pertama dan al-
Ghasyiyah pada rakaat kedua atau Qaf wal Quranil Majid (surat Qaf) pada rakaat
pertama dan Iqtarabatis Saa’ah (al-Qamar) pada rakaat kedua. Berdasarkan hadis
riwayat Ibnu ‘Abbas: “Dari Ibnu Abbas, bahwasanya Nabi saw pada salat dua hari
raya membaca Sabbihisma Rabbiukal A’la dan Hal Ataku Hadisul Ghasyiyah.” (HR.
Ibnu Majah).