Anda di halaman 1dari 7

Analisis Internal Pada

PT Unilever Indonesia Tbk

Dosen Pengampu: Sri Utami S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok I

Indika Nurul Aulia (220901500021)


Andi Riska Amelia Saad (220901502034)
Muh Femas Pratama Rizal (200901502039)
Syabila Afiya Azahra (220901502040)
Asdiana Syamsuddin (220901502046)
Nabila Tryana Putri Herman (220901502049)

Program Studi Akuntansi S1


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Negeri Makassar
2024
1. Analisis Fungsi Pemasaran PT Unilever Indonesia
PT Unilever Indonesia menggunakan strategi pemasaran yang disebut orientasi
pemasaran, yang berarti bisnis mendasarkan pilihan pada kebutuhan dan preferensi
pelanggannya. Fungsi pemasaran PT Unilever Indonesia ditinjau dari beberapa sudut
pandang, antara lain:
a) Analisis Lingkungan
Analisis Lingkungan PT Unilever Indonesia menggunakan analisis Lima Kekuatan
Porter untuk mengidentifikasi peluang pasar, ancaman, kelemahan, dan kekuatan,
analisis lingkungan PT Unilever Indonesia juga menggunakan pendekatan ini. Analisis
ini memperhitungkan harga, barang pengganti, kebutuhan pelanggan, dan pesaing.
Analisis Lima Kekuatan Porter digunakan oleh PT Unilever Indonesia untuk menilai
tingkat kekuatan dan kelemahan pasar yang berdampak pada keberhasilan perusahaan.
b) Bauran Pemasarn (Marketing Mix)
Harga, tempat, lokasi, dan promosi merupakan elemen bauran pemasaran yang
diterapkan PT Unilever Indonesia. Bauran pemasaran ini adalah taktik yang digunakan
oleh bisnis untuk menarik pelanggan dan meningkatkan pendapatan.
 Harga: Harga ditetapkan oleh PT Unilever Indonesia berdasarkan keadaan pasar dan
perekonomian. Selain itu, bisnis menerapkan berbagai teknik penetapan harga,
seperti menetapkan harga lebih tinggi untuk barang-barang kelas atas dan lebih
sedikit untuk barang-barang berbiaya rendah.
 Tempat: Lebih dari 190 negara dilayani oleh jaringan distribusi luas yang dijalankan
PT Unilever Indonesia. Strategi distribusi yang berbeda digunakan oleh perusahaan,
termasuk distribusi langsung dan distribusi melalui jaringan toko.
 Lokasi: Fasilitas produksi dijalankan oleh PT Unilever Indonesia di Cikarang dan
Rungkut. Selain itu, bisnis menerapkan berbagai strategi lokasi, seperti memilih
lokasi utama untuk meningkatkan penjualan dan distribusi.
 Promosi: PT Unilever Indonesia menggunakan berbagai teknik promosi, termasuk
pemasaran berbasis data, terintegrasi, dan media sosial. Selain itu, bisnis
menerapkan berbagai teknik promosi, termasuk promosi berbasis harga dan
kualitas.

2. Analisis Fungsi Keuangan PT Unilever Indonesia


Analisis keuangan digunakan untuk mengetahui perkembangan keuangan perusahaan
PT Unilever Indonesia yang telah go-public di Bursa Efek Jakarta. Analisis tenaga kerja
finansial digunakan untuk membantu bisnis dalam mengambil keputusan terbaik, seperti
membantu bisnis dalam menentukan nilai dan cakupan tenaga kerja finansial. Kelompok
kami menganalisis rasio keuangan likuiditas PT Unilever Indonesia Tbk.
a) Analisis Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah ukuran kemampuan organisasi untuk memenuhi
kewajibannya atau kendala arus kas. Tujuan dari rasio likuiditas adalah untuk
mengurangi kemampuan perusahaan dalam membayar tagihan tepat waktu atau pada
saat jatuh temponya.
 Current Ratio
Berdasarkan temuan investigasi yang kami lakukan antara tahun 2018 hingga
2022. Nilai CR pada tahun 2018 sebesar 74,76%, menurun pada tahun 2019 sebesar
9,48%, meningkat pada tahun 2020 sebesar 0,81%, kemudian menurun sebesar
4,69% dan 0,58% pada tahun 2021 dan 2022, dengan rata-rata 65,67% selama lima
tahun sebelumnya. berbeda dengan standar rata-rata industri yang sebesar 200%.
Ketika standar CR mendekati 200%, ini menunjukkan bahwa bisnis berjalan dengan
sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa rasio utang terhadap nilai aset (CRV)
perusahaan saat ini masih jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata industri, yang
menunjukkan kurangnya modal untuk membayar utang.
 Quick Ratio
PT Unilver Indonesia Tbk memiliki nilai QR sebesar 50,89% pada tahun
2018; namun, pada tahun 2019 terjadi penurunan sebesar 4,2%; pada tahun
2020, nilai QR meningkat menjadi 0,96%; dan pada tahun 2021,
penurunannya kembali sebesar 5,96%. Tingkat turnover pada tahun 2022
adalah 1,97%, dibandingkan dengan rata-rata 45,32% pada lima tahun
sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa QR perusahaan masih jauh di
bawah standar industri jika dibandingkan dengan rata-rata standar industri
sebesar 150%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan
tidak mampu membayar utang lancarnya dengan aset lancar yang
dimilikinya, tanpa memperhitungkan nilai persediaannya.
 Cash Ratio
Nilai CR PT Unilever IndoensiaT bk masing-masing sebesar 3,15% pada
tahun 2018, lebih tinggi 1,03% dan 2,13% pada tahun 2019 dan 2020.
Namun, nilainya mengalami penurunan tajam sebesar 3,7% pada tahun 2021
dan akan meningkat sebesar 1,43% pada tahun 2022, dengan rata-rata lima
tahun sebesar 4,18%. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun rasio tersebut
mencerminkan kemampuan perusahaan yang sebenarnya, namun nilai CR-
nya masih jauh di bawah standar industri jika dibandingkan dengan rata-rata
standar industri sebesar 50%. Artinya kinerja keuangan perusahaan tidak
mampu melunasi utangnya saat ini dengan menggunakan kas dan setara kas
yang dimilikinya. Bisnis tidak perlu menunggu untuk menjual aset atau
menagih piutang lain untuk melunasi utangnya saat ini.
b) Analisis Rasio Profitabilitas
Rasio ini mengurangi kemampuan organisasi untuk menghasilkan keuntungan
(profitabilitas) berdasarkan penjualan, aset, dan stok saat ini. Ada tiga rasio yang sering
dibicarakan: margin keuntungan, return on equity (ROE), dan return on total aset
(ROA).
 Profit Margin
Ketika PT Unilever Indonesia Tbk membandingkan nilai Net Profit
Margin selama lima tahun terakhir dengan rata-rata standar industri sebesar
20%, ditemukan bahwa pada tahun 2018 nilai Net Profit Margin lebih tinggi
dari standar industri, hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan
perusahaan pada tahun 2018 dianggap memuaskan. Pada tahun 2019, nilai
Net Profit Margin mengalami penurunan sebesar 4,6%, dan pada tahun 2020
dan 2021 mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,6% dan 2,1%.
Rata-rata selama lima tahun terakhir, dari tahun 2019 hingga 2022, berada di
bawah standar industri, yang menunjukkan bahwa kinerja keuangan
perusahaan dianggap di bawah standar atau harga saham perusahaan.
 Return On Asset
Jika dibandingkan rata-rata standar industri sebesar 30%, nilai Return On
Investment PT Unilever Indonesia Tbk mengalami penurunan pada tahun-
tahun berikutnya: pada tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 10,9%;
pada tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 0,9%; pada tahun 2021
sebesar 4,7%; dan pada tahun 2022 sebesar 0,9%. Rata-rata selama lima
tahun terakhir adalah 35,4%. Hal ini menunjukkan bahwa selama periode
2018 tahun 2021 dan rata-rata selama lima tahun terakhir, nilai Return On
Investment berada di atas standar industri sehingga kinerja keuangan dinilai
baik. Namun meskipun nilai Return On Investment setiap tahunnya
mengalami penurunan, hal tersebut menunjukkan ketidakmampuan
manajemen dalam memperoleh ROI. Di dalam.
 Return On Equity
Nilai Return of Equity PT Unilever Indonesia Tbk periode 2018 sebesar
119,39%; pada tahun 2019 dan 2020 mengalami penurunan sebesar 22,50%
dan 3,01%; pada tahun 2021 mengalami penurunan sebesar 18,42%; pada
tahun 2021 mengalami penurunan sebesar 5,16%; dan rata-rata lima tahun
terakhir adalah 91,19%. Jika dibandingkan dengan rata-rata standar industri
sebesar 40%, hal ini menunjukkan bahwa nilai Return of Equity sangat jauh
dari standar industri, sehingga menunjukkan bahwa kinerja keuangan PT
Unilever Indonesia Tbk periode 2018–2022 tergolong baik.

3. Analisis Fungsi Produksi PT Unilever Indonesia


Menurut Roger Schroeder, proses produksi PT Unilever Indonesia diawasi oleh lima
fungsi penting manajemen produksi:
a) Proses
Kawasan industri Jababeka, Cikarang, dan Rungkut, Surabaya, merupakan lokasi
beberapa pabrik Unilever Indonesia. Produk yang dibuat di fasilitas manufaktur
perusahaan meliputi makanan, minuman, deterjen, sabun, dan kosmetik. Pembelian
bahan mentah, produksi barang, dan pengiriman ke berbagai lokasi di seluruh
kepulauan Indonesia dan negara lain merupakan bagian dari proses produksi.
b) Kapasitas
Dengan sembilan pabrik dan total kapasitas produksi produk perawatan kulit
sebesar 53.000 ton di Cikarang saja, Unilever Indonesia memiliki kapasitas produksi
yang cukup besar. Perusahaan mengekspor barangnya ke berbagai negara di mana
Unilever hadir, dan pabriknya dibangun untuk memenuhi permintaan lokal dan global.
c) Inventaris
Lebih dari satu juta gerai di seluruh kepulauan Indonesia membentuk jaringan
distribusi Unilever Indonesia, yang lebih dari setengahnya dilayani langsung oleh
perusahaan. Selain itu, bisnis ini menjalankan gudang barang konsumsi cepat saji
(FMCG) terbesar di Indonesia, Mega Distribution Center, di Cibitung, Jawa Barat.
d) Tenaga kerja
Di kantor pusat Unilever Indonesia di BSD City, Tangerang, berjumlah kurang lebih
1.500 orang, yang dipekerjakan untuk mengawasi proses produksi perusahaan. Selain
itu, perusahaan ini mempekerjakan banyak talenta global, seperti yang ditunjukkan oleh
investasi Unilever Oleochemical Indonesia di Sumatera Utara, yang merupakan surga
bagi produsen minyak sawit.
e) Kualitas
Seperti yang ditunjukkan dengan akuisisi PT Knorr Indonesia (PT KI) dan merek
minuman buah Vitality Buavita dan Gogo dari Ultra, Unilever Indonesia berdedikasi
untuk memproduksi barang-barang berkualitas tinggi. Pada tahun 2008, bisnis ini juga
menerapkan SAP secara menyeluruh untuk meningkatkan prosedur pengendalian
kualitasnya.
DAFTAR PUSTAKA

BIBLIOGRAPHY Ewaldo, D., Setiawan, M., & Angesty, V. (2023). Analisa terhadap Manajemen
Strategik (Business Level Strategy) pada PT Unilver Indonesia Tbk. Jurnal Miarai
Management, 205-208.
Faiq, S. S., Rizal, M., & Tahir, R. (2021). Analisis Manajemen Operasional Perusahaan
Multinasional (Studi Kasus Pada PT Unilever Indonesia Tbk.). Jurnal Manajemen, 138-
141.
Indonesia, U. (2024). Perusahaan Kami. Retrieved from Unilever.co.id:
https://www.unilever.co.id/our-company/
Lubis, I. A. (2020, Januari 11). Sustainable Development Goals (SDGs) dan Kontribusi
Unilever
Michael, R., Raharjo, S. T., & Resnawaty, R. (2019). Program CSR Yayasan Unilever Indonesia
Berdasarkan Teori Triple Bottom Line. Jurnal Pekerjaan Sosial, 28-29.
Safitri, D., & Dkk. (2023). Analisa Strategi Bisnis pada PT Unilever Indonesia. Jurnal
Publikasi Ilmu Manajemen (JUPIMAN), 284-288.
Wongkar, A. M., Manoppo, W. S., & Rogahang, J. J. (2021). Analisis Rasio Keuangan untuk
Menilai Kinerja Keuangan pada PT Unilever Indonesia Tbk. Jurnal Productivity, 289-
292.

Anda mungkin juga menyukai