Anda di halaman 1dari 1

BAB III METODE PENELITIAN 3.

1 Paradigma Postivisme Jenis penelitian ini adalah positivisme dengan


menggunakan data kualitatif. Paradigma penelitian di dalam penelitian ini adalah positivisme.
Paradigma postivisme suatu paradigma yang terorganisir untuk mengkombinasikan deductive logic
dan pengamatan empiris dari perilaku individu, yang berguna secara probabilistik menemukan atau
memperoleh konfirmasi tentang sebab-akibat yang bisa dipakai untuk memprediksi pola umum
kegiatan manusia1 . Persepsi Pertama, persepsi paradigma positivis dalam memandang realitas
adalah bahwa realita sebagai "out there", bebas dari kesadaran manusia, obyektif, patuh pada
keteraturan (rest on order), diatur oleh hukum yang ketat, alamiah dan tidak berubah, bisa
direalisasikan melalui pengalaman2 . Kedua, persepsi tentang human being. Paradigma positivis
berpendapat bahwa manusia adalah individu yang rasional diatur oleh hukum sosial, perilaku
individu dapat dipelajari melalui observasi3 . Ketiga, keberadaan science. Paradigma positivis
mengatur science dalam prosedur dan aturan yang sangat ketat. Science adalah deduktif, berasal dari
yang umum dan abstrak untuk dikhususkan dan konkrit. Terakhir, bahwa tujuan penelitian ilmu sosial
adalah sebagai alat untuk mempelajari penelitian sosial dan interkoneksinya sebagai hukum yang
secara umum dapat ditemukan, dijelaskan dan didokumentasikan4 . Dengan empat asumsi dasar di
atas dapat disimpulkan bahwa karena memandang realita sosial adalah obyektif, given dan
masyarakat berada dalam keteraturan serta patuh pada hukum-hukum universal, sedangkan individu
adalah rasional maka keberadaan sciencepun harus diturunkan melalui 1 Salim, Agus, “Teori dan
Paradigma Penelitian Sosial”. Yogyakarta: Tiara Wacana,2006, hlm22 2 Indrawati Yuhertiana,Skripsi,”
Paradigma Positivis : Sebuah Tinjauan Epistemologi Penelitian Ekonomi’, Fakultas Ekonomi,
Universitas Pembangunan Nasional,2008, hlm 3 3 Ibid hlm 3 4 Ibid, hlm 4 1 sistem dan prosedur yang
ketat seperti diatur dalam metode ilmiah (scientific method). Ilmu pengetahuan harus secara rasio,
akal dapat diterima dan terbukti dalam fakta-fakta empiris5 . Paradigma ini cocok untuk penelitian ini
di karenakan paradigma positivisme menggunakan teori untuk 3.2 Analisis Argumen Kebijakan:
Sebuah Pendekatan Praktis melalui Analisis Structures and Meanings Analisis argumen kebijakan
sendiri merupakan sarana untuk melakukan perdebatan mengenai isu-isu tentang kebijakan publik6 .
Analisis kebijakan dapat dipandang sebagai proses berargumentasi dan berdebat untuk menciptakan,
mengkaji secara kritis, dan mengkomunikasikan keyakinan yang logis benar tentang kinerja dari
proses pembuat kebijakan7 . Metode Structure di dalam argumen kebijakan mengilustrasikan
bagaimana para analis dapat menggunakan informasi untuk merekomendasikan pemecahan bagi
masalah-masalah kebijakan. Sementara itu metode meanings adalah metode untuk mengkaji teks-
teks argumen, atau dalam makalah ini teks kebijakan, untuk mengetahui arti/maknanya, hubungan
antar teks dan secara hati-hati menarik kesimpulan dan asumsi yang tidak ternyatakan secara
langsung dalam sebuah kebijakan8 . Pendekatan analisis structures and meanings ini pada dasarnya
lebih memfokuskan pada text-focused analysis sehingga muatan-muatan nilai argumentasi sebuah
aturan (kebijakan) dapat dianalisis secara kritis9 . Selain itu, pengkajian atas argumen-argumen atas
aturan-aturan (kebijakan) dimana di dalamnya terdapat kombinasi ide-ide tentang tujuan, nilai dan
prioritas dengan klaim-klaim faktual-kausalitatif yang bertujuan untuk menilai sebuah aturan
kebijakan di masa lalu maupun akan datang10. Untuk menguji 5 Ibid, hlm 4 6 William N. Dunn
(2003), Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Press, hlm 103 7
Ibid, hlm 143 8 Ibid, hlm 10 9 Ibid, hlm 10 10 Ibid, hlm 11 2 structures terdapat empat komponen
utama, yaitu: pertama, clai

Anda mungkin juga menyukai