Anda di halaman 1dari 8

1.

Maria Gabriella Vicanya Putri Siahaan

Slide 1: “Proses Produksi PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk”

Proses pembuatan mie instan terdiri dari delapan tahap, yaitu mixing (pencampuran),
pressing (pengepresan), slitting (pembentukan untaian), steaming (pengukusan), cutting and
folder (pemotongan dan pencetakan), frying(penggorengan), cooling (pendinginan) dan
packing (pengemasan).

 Proses yang terjadi pada setiap tahap adalah :

1. Mixing atau Pencampuran

Proses mixing adalah proses pencampuran dan pengadukan material-material yang terdiri dari
material tepung dan air alkali (campuran antara air dan beberapa ingredient yang ditentukan)
sehingga diperoleh adonan yang merata atau homogen. Mutu adonan yang baik adalah yang
tidak lembek dan tidak perau atau dengan kata lain memiliki kadar air sebesar 32% sampai
dengan 34%. Proses pencampuran ini berlangsung kurang lebih selama 15 menit dengan suhu
35oC.

2. Pressing atau Pengepresan

Selain adonan menjadi homogen, campuran tersebut masuk ke dalam mesin pengepres
adonan. Di dalam mesin pengepres, adonan melalui beberapa roll press. Adonan akan
mengalami peregangan pada saat dipress dan terjadi relaksasi pada saat keluar dari roll press.
Hal ini terjadi beberapa kali pada saat melalui roll presssehingga terbentuk lembaran yang
lembut, homogen, elastik, dan tidak terputus dengan ketebalan tertentu. Tebal lembaran yang
dihasilkan bergantung dengan jenis mesin yang digunakan. Rataan tebal lembaran yang
dihasilkan adalah 1,12 – 1,18 mm.

3. Slitting atau Pembentukan Untaian

Suatu proses pemotongan lembaran adonan menjadi untaian mie dan kemudian siap dibentuk
gelombang mie. Selanjutnya untaian mie tersebut dilewatkan ke dalam suatu laluan berbentuk
segi empat yang disebut waving net, sehingga terbentuk gelombang mie yang merata dan
terbagi dalam beberapa jalur.
4. Streaming atau Pengukusan

Proses selanjutnya adalah proses pegukusan untaian mie yang keluar dari slitter secara
kontinu dengan menggunakan istream box atau mesin yang memiliki tekanan upa yang cukup
tinggi dengan suhu tertentu. Proses pengukusan akan berlangsung selama dua menit dengan
suhu pemanasan ± 65oC. Tujuannya adalah memasak mie mentah menjadi mie dengan sifat
fisik padat. Dalam proses streaming ini akan terjadi proses gelatinisasi pati dan koagulasi
gluten, yang menyebabkan gelombang mie bersifat tetap dan memiliki tekstur lembut, lunak,
elastis, dan terlindungi dari penyerapan minyak yang terlalu banyak pada proses
penggorengan atau frying.

5. Cutting and Folder atau Pemotongan dan Pencetakan

Pemotongan dan pencetakan adalah suatu proses memotong lajur mie pada ukuran tertentu
dan melipat menjadi dua bagian sama panjang, kemudian mendistribusikannya ke mangkok
penggorengan. Mie dipotong dengan menggunakan alat berupa pisau yang berputar.

6. Frying atau Penggorengan

Proses penggorengan adalah suatu proses merapikan mie didalam mangkok pengorengan,
kemudian merendamnya di dalam media penghantar panas. Dalam hal ini minyak olein atau
minyak goreng pada suhu tertentu dalam waktu tertentu. Tujuan dari proses penggorengan
adalah untuk mengurangi kadar air dalam mie dan pemantapan pati tergelatinisasi. Kadar air
setelah penggorengan adalah 4% sehingga mie menjadi matang, kaku dan awet.

7. Cooling atau Pendinginan

Ruangan pendingin mie adalah ruangan atau lorong yang terdiri dari sejumlah kipas untuk
menghembuskan udara segar ke mie-mie yang dilewatkan dalam ruangan tersebut. Tujuan
proses pendinginan adalah untuk mendinginkan mie panas yang keluar dari proses
penggorengan hingga diperoleh suhu ± 30°C sebelum dikemas dengan etiket. Dengan
diperolehnya suhu mie yang rendah sebelum dikemas maka mie akan lebih awet untuk
disimpan dalam etiket selama beberapa waktu dan menghindari penguapan air yang
kemudian menempel pada permukaan bagian dalam etiket yang dapat menyebabkan
timbulnya jamur. Lamanya proses pendinginan adalah kurang lebih dua menit.

8. Packing atau pengemasan mi


adalah pembungkus mi, sauce, minyak bumbu dan lain-lain dengan menggunakan etiket sesu
ai dengan standar yang telah ditentukan. Tujuan dari pengemasan adalah untuk
melindungi dari kemungkinan tercemar atau rusak misalnya
berupa debu dan kotoran tangan, kelembaban oksigen di udara dan sinar matahari atau sinar
lainnya. Sehinga mi tidak mengalami penurunan kualitas sampai ke tangan konsumen.

Pengemasan ini melalui dua tahap yaitu:

1. Pengemasan primer adalah dengan mengunakan etiket plastik.

Mi yang keluar dari pendingin, masuk ke alat pengemas melalui conveyor

pembagi, kemudian mi dilengkapi dengan bumbu dan dimasukan ke dalam mesin

pengemas. Mesin pengemas ini bekerja dengan mengemas bagian bawah kemasan,

dilipat dan direkatkan dengan cara pemanasan long sealer. Pada kemasan akan tercetak

kode produksi dan akan tertutup serta terpotong oleh end sealer.

Keberhasilan pengemasan yang memenuhi standar tergantung pengaturan suhu long

sealer dan end sealer serta kecepatan mesin pengemas. Etiket mi instan yang

digunakan adalah Oriented Polyprophylene (OPP) dan Cast Polyprophylene. Penilaian

kode produksi dilakukan dengan pengecekan regu pembuat, shift, mesin yang

membuat. Sedangkan untuk kode kadaluwarsa dilakukan dengan pengecekan tanggal,

bulan dan tahun.

2. Pengemas sekunder

Setelah dilakukan pengemasan primer, mi kemudian dilakukan pengemasan


skunder dengan mengunakan karton. Tiap karton berisi 40 pcs mi instan. Kardus yang

berisi kemudian menuju mesin lakban dan keluar melalui conveyor.

Slide 2 “Macam-Macam Desain Jaringan Distribusi”

1. Produsen storage dengan pengiriman langsung Pada model ini, barang dikirimkan secara
pelanggan, tanpa harus melalui retailer.
2. Produsen storage dengan direct pengiriman dan in-transit gabung Pada model jaringan
distribusi ini, proses transaksi antara produsen dengan. konsumen sama seperti model drop-
ship, dimana proses informasi transaksi melalui retailer. Yang membedakan dengan model
drop-ship adalah proses pengiriman barang tidak langsung dilakukan oleh produsen, tetapi
menggunakan pihak ketiga.

3. Distributor storage dengan pembawa pengiriman Pada model ini, persediaan barang tidak
dilakukan oleh produsen di perusahaan mereka, tetapi dilakukan oleh distributor atau retailer.
Proses pengiriman barangnya-pun dilakukan oleh distributor dan retailer.PT Indofood
menggunakan distributor storage dengan pembawa pengiriman. Hal ini dilihat dari
pemasarannya pada website ebay. barang dipasarkan oleh distributor atau retailer karena
mereka menyediakan produk dari Indofood dan mereka pula yang mengirimkan produknya
kepada konsumen.

Slide 3 “Proses Distribusi PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk”

 Dalam PT Indofood, terutama produk Indomie, distribusi yang dilakukan terdiri dari
distribusi bahan baku, dan distribusi produk dari pabrik (gudang) menuju retailer/
supermarket. Untuk distribusi bahan baku, sumber bahan baku indomie yaitu adalah
tepung terigu, dimana bahan tersebut di supply dari PT. Indofood divisi Flour Mills.
Untuk bumbunya, indomie memiliki divisi sendiri di dalamnya. Sedangkan untuk
distribusi produk untuk konsumen, Indofood memiliki moda transportasi yang disebar
untuk mengantarkan produknya ke retailer/ supermarket, dan sebagainya.
 PT Indofood menggunakan distributor storage dengan pengiriman mile terakhir
karena pada sistem ini Indofood tidak menggunakan jasa pihak ketiga tetapi langsung
dikirimkan menggunakan jaringan distribusi yang dimiliki dan mengirimkannya
berdasarkan wilayah terdekat dari cabang pabrik atau store Indofood. Contohnya yaitu
pada IndofoodStore.com dan Amazon.com. Pada amazon, Indofood mengirimkan
barang secara langsung tanpa pihak ketiga.

Aisyah

 Strategi Pengembangan Produk

Strategi pengembangan perusahaan indofood.Indofood Sukses Makmur Tbk., yang telah


menjadi perusahaan raksasa terbesar di Indonesia yang selalu mendirikan unit-unit bisnis
pendukungnya untuk mencapai keinginan terciptanya satu sistem produksi yang terintegrasi.
Tentu saja dengan memiliki sistem produksi yang terintegrasi, PT. Indofood dengan mudah
menguasai pasar, dan tidak tergantung terhadap pemasok, karena bahan baku sudah dimiliki.
Dalam pengembangan pasar dan peningkatan kemampuan perusahaan, PT. Indofood
menggunakan strategi Intensif yang terdiri dari tiga strategi utama yaitu:

1. Strategi Penetrasi Pasar. Strategi ini berusaha untuk meningkatkan market share suatu
produk melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih besar. Dapat diimplementasikan dengan
menambah jumlah tenaga penjual, iklan, atau usaha promosi lainnya.

2. Strategi Pengembangan Pasar. Tujuan untuk memperbesar pangsa pasar dengan


memperkenalkan produk atau jasa ke daerah-daerah baru.

3. Strategi Pengembangan Produk. Meningkatkan penjualan dengan meningkatkan atau


memodifikasi produk-produk yang ada.

Strategi Pengembangan Produk, sesuai dengan Strategi Diferensiasi Strategi ini dicirikan
dengan keputusan perusahaan untuk menciptakan persepsi pasar potensial terhadap produk
baru yang berbeda atau unik dengan harapan calon konsumen mau membeli dengan harga
mahal karena adanya perbedaan itu. Seperti yang kita ketahui, PT. Indofood terutama produk
mie instannya memiliki keunikan rasa dan promosi iklan yang mengusung tema nusantara.

Hal ini yang mendasari kami bahwa PT. Indofood menggunakan strategi diferensiasi karena
keunikan dan cakupan pasar yang luas terhadap produk mie instannya.Strategi yang
digunakan PT. Indofood untuk mengakuisisi PT. Londsum adalah Strategi Integrasi Vertikal
(Vertical Integration Strategy). Strategi ini menghendaki perusahaan melakukan pengawasan
lebih terhadap distributor (Forward Integration Strategy), pemasok (Backward Integration
Strategy), dan/atau para pesaingnya (Horizontal Integration Strategy).

Akuisisi oleh PT. Indofood menurut kami, adalah pengambilalihan kepemilikan mayoritas
saham perusahaan (PT. Londsum). Dengan tujuan mendapatkan kepemilikan atau
meningkatkan pengendalian bagi pemasok. Diketahui bahwa PT. Londsum memiliki
perkebunan kelapa sawit yang dapat digunakan PT. Indofood sebagai sumber bahan baku
pembuatan produknya.Dari sudut pandang PT. Indofood adalah tepat dengan mengakuisisi
PT. Londsum. Dimaksudkan dengan adanya kepemilikan saham mayoritas maka
pengendalian dan pengawasan pasokan bahan baku sepenuhnya berada pada PT. Indofood.
Jika PT. Indofood hanya merger
 Pengadaan (Sourcing)

Dalam aktivitas pengadaan (sourcing) yang dilakukan oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk
(ICBP) memerlukan beberapa bahan baku untuk memenuhi kebutuhan pengadaan (sourcing)
dalam membuat produk utama perusahaan yaitu mie instan. Pengadaan ini dilakukan untuk
mendapatkan barang atau jasa dalam waktu tertentu agar memenuhi nilai terbaik bagi
perusahaan secara transparan efektif dan efisien, untuk itu bahan baku yang diperlukan
perusahaan berasal dari berbagai supplier yang telah memenuhi persyaratan sebagai pemasok
berkualitas bagi perusahaan. Bahan baku yang diperlukan dalam aktivitas pengadaan PT
Indofood Sukses Makmur Tbk (ICBP), yaitu tepung terigu, tepung tapioka, air, dan alkali.

 Proses Pengadaan (Sourcing)

Proses pengadaan (sourcing) yang dilakukan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
melibatkan banyak pihak dalam perusahaan dengan berbagai tanggung jawab dan fungsi yang
mereka miliki, berikut pihak – pihak yang terlibat dalam proses pengadaan (sourcing)
perusahaan antara lain Departemen ASP, PPIC, Purchasing (Pembelian), Warehouse
(Gudang), PDQC dan Finance and Accounting. Berbagai departemen yang terlibat memiliki
peran penting masing – masing dalam proses pengadaan (sourcing) baik itu terlibat secara
langsung maupun tidak langsung, dengan keterlibatan mereka maka produksi perusahaan
dapat berlangsung karena ketersedian bahan baku dari proses pengadaan yang
berkesinambungan. Proses pengadaan yang dilakukan oleh perusahaan yaitu, penerimaan,
penyusunan, dan pengeluaran.

2. Wina

Penerapan sistem SCM pada perusahaan sangatlah dibutuhkan bagi sebuah


perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur salah satu contohnya adalah perusahaan
Indofood yang telah menggunakan berbagai jenis teknologi yang sesuai dengan kebutuhan
pada perusahaan tersebut seiring dengan berjalannya perkembangan globalisasi yang
sebelumnya hanya menerapkan konsep supply chain secara tradisional kini berganti menjadi
konsep penerapan, penerapan sistem E-SCM atau Electronic Supply Chain ini merupakan
peningkatan teknologi dari sebelumnya, peningkatan teknologi ini bertujuan untuk
memudahkan dalam proses menghasilkan produk yang ingin dipasarkan menjadi lebih efektif
dan efisien ketimbang sebelumnya. Ini juga sangat membantu pada operasional perusahaan
Indofood yang mampu mengurangi waktu pengerjaan yang menjadi lebih singkat, memenuhi
keinginan para konsumen, dan juga mampu mengurangi biaya menjadi lebih optimal, selain
itu penerapan sistem E-SCM pada perusahaan Indofood juga sangat membantu pada
peningkatan proses produksi mulai dari proses penyetokan bahan baku hingga proses
pembuatan sampai ke tahap distribusi ke agen maupun ke konsumen maka dari itu penerapan
sistem E-SCM sangat bermanfaat diterapkan pada perusahaan Indofood dalam proses bisnis
yang mereka jalankan (Ang, 2014).

Kemudian penerapan sistem ERP pada perusahaan Indofood ini bertujuan untuk
meningkat kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh perusahaan Indofood
agar para karyawan atau pekerja lebih mudah di kontrol oleh human resource department
karena jumlah pekerja yang dimiliki sangatlah banyak maka sistem ERP pada bagian sumber
daya manusia sangatlah berguna untuk sebuah perusahaan besar yang ternama, kemudian
penerapan sistem ERP ini jugalah sangat penting dalam mengejar target kesuksesan pada
sebuah perusahaan, karena setiap bagian dari perusahaan ini harus menyelesaikan target yang
telah mereka rencanakan dalam satu periode. Manfaat dari penerapan sistem ERP pada PT
Indofood ini berguna untuk menjaga kualitas yang dihasilkan, agar kualitas terhadap barang
yang telah jadi itu tetap terjaga dari masa ke masa supaya pembeli tetap merasa puas,
sehingga inilah yang menjadi acuan mengapa sistem ERP ini banyak diterapkan oleh
perusahaan-perusahaan besar, serta penerapan ERP ini juga mampu meminimalisir terhadap
beban-beban yang dikeluarkan bagi sebuah perusahaan, biaya ini contohnya masuk kedalam
biaya pengolahan software dan hardware.

3. Yohany

Penerapan SCM pada PT Indofood telah diberlangsungkan. Penerapan SCM pada


PT Indofood diberlangsungkan secara sistematis hingga prosedur akhir. Dapat kita lihat
dari gambaran model di bab sebelumnya, saat memproduksi mie instan terlihat bahwa
prosedur yang dijalankan sangat teratur dan sistematis hingga akhir di tangan konsumen.
Penyebaran produk yang dilakukan oleh perusahaan dapat dikatakan berjalan
dengan lancar, karena sebagian masyarakat Indonesia mengenal indomie yang
diproduksi PT Indofood. Dengan begitu, PT Indofood juga telah berhasil
memberikan kepuasan terhadap pelanggan. Kemudian penerapan sistem ERP dalam
PT Indofood juga dapat membantu SCM yang ada, dikarenakan lebih efisien. Tidak hanya
itu, Penerapan sistem ERP ini juga sangatlah berguna bagi perusahaan
karena mampu mengurangi beban-beban biaya karena adanya integrasi dan monitoring
yang berkelanjutan. Dengan adanya penerapan ERP, PT Indofood juga mampu
menyesuaikan minat konsumen untuk mendapatkan tingkat yang lebih efisiensi dalam
memaksimalkan hasil pendapatan. Untuk saran, memungkinkan PT Indofood untuk
lebih meningkatkan lagi dalam menerapkan SCM dan ERP. Walau dari PT Indofood
sendiri sudah menerapkan dalam memproduksi produknya, akan lebih baik untuk
dikembangkan, agar pasar yang dapat dijangkau PT Indofood lebih besar lagi.
Seperti yang kita ketahui, PT Indofood juga melakukan impor terhadap produknya yakni
indomie. Indomie banyak digemari juga oleh masyarakat luar. Maka dari itu, tidak sedikit
konsumen dari produk indomie ini dan ini juga akan membuat penerapan ERP dalam PT
Indofood sangat diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai