Anda di halaman 1dari 64

STRATEGI PEMASARAN BERBASIS ELEKTRONIK DALAM

PENINGKATAN PENDAPATAN BIOSKOP CINEPOLIS

PEMATANGSIANTAR

SKRIPSI

VHIONA MAYARI TANDELA


NPM : 205000034

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SIMALUNGUN

PEMATANGSIANTAR
2024

VI
DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK................................................................................................ i

ABSTRACT..............................................................................................ii

KATA PENGANTAR ...........................................................................iii

DAFTAR ISI ............................................................................................v

DAFTAR TABEL .................................................................................vii

DAFTAR GAMBAR ...........................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................1

1.1 Latar Belakang Penelitian...............................................................1

1.2 Perumusan Masalah.........................................................................3

1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................4

1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................6

2.1 Landasan Teori................................................................................6

2.1.1 Pengertian Strategi................................................................6

2.1.2 Pemasaran............................................................................12

2.1.3 Pendapatan..........................................................................21

2.2 Penelitian Terdahulu.....................................................................27

2.3 Kerangka Penelitian......................................................................30

BAB III METODE PENELITIAN......................................................31

3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian......................................................31

3.2 Metode Dan Jenis Penelitian.........................................................24

VI
3.3 Sumber Data..................................................................................25

3.4 Teknik Pengumpulan Data...........................................................33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................35

4.1 Gambaran Objek.........................................................................315

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian...................................315

4.1.2 Struktur Organisasi.............................................................316

4.1.2 Job Description...................................................................316

4.1.4 Strategi Pemasaran.............................................................319

4.2 Hasil Penelitian.............................................................................41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................52

5.1 Kesimpulan....................................................................................52

5.2 Saran..............................................................................................53

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................524

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

VI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan teknologi yang pesat membuat persaingan bisnis dalam

bidang apapun menjadi lebih bervariasi dan menjadi titik perubahan teknik

memasarkan suatu produk barang atau jasa dari cara konvensional beralih

menggunakan pemasaran digital. Hal ini berimbas kepada seluruh kegiatan bisnis

secara keseluruhan baik itu sebuah bisnis yang sudah berskala besar dan nasional

maupun bisnis perorangan yang mempunyai skala kecil.

Salah satunya persaingan di industri hiburan bioskop yang disertai

maraknya layanan video streaming dan banyaknya kompetitor di industri ini.

Bioskop merupakan salah satu subsektor ekonomi hiburan yang sudah lama ada di

Indonesia. Sebagai industri hiburan, bioskop merupakan sarana rekreasi yang

menjadi pilihan masyarakat Indonesia. Dewasa ini, sudah banyak jaringan

perusahaan bioskop yang beroperasi di Indonesia diantaranya, Cinema 21 Group,

CJ CGV Cinemas, Cinepolis, Dakota Cinema, New Star Cineplex, Lotte Cinema,

dan Platinum Cineplex. Perkembangan bioskop di Indonesia sebagai subsektor

ekonomi hiburan ditandai dengan bertambahnya layar disetiap tahunnya. Dilansir

katadata.com pada jumlah pertumbuhan tertinggi bioskop adalah pada Tahun

2018, dengan angka 17,8 persen layar dan bioskop 19,8 persen.

Hal ini menjadi tantangan bagi Bioskop Cinepolis Pematangsiantar dalam

melakukan perencanaan dalam sebuah pemasaran untuk mencapai target

penjualan, juga membuat strategi pemasaran menjadi hal yang krusial bagi

VI
Bioskop Cinepolis Pematangsiantar dalam upaya menarik minat menonton dan

meyakinkan masyarakat untuk kembali menonton ke bioskop tersebut agar tidak

kehilangan eksistensi di industrinya ini.

Selain untuk bisa bertahan, pelaku bisnis ini juga melakukan berbagai

strategi pemasaran untuk meningkatkan target pendapatannya untuk kemudian

bisa mengembangkan usahanya. Salah satu yang dapat mendukung hal tersebut

dengan mengupayakan perencanaan pemasaran yang sesuai dengan tujuan

perusahaan. Pemasaran adalah kegiatan penting dalam menjalankan sebuah usaha,

karena berhubungan langsung dengan konsumen dan harus direncanakan seefektif

mungkin juga sesuai dengan kondisi terkini untuk menunjang keberhasilan tujuan

perusahaan.

Banyak metode pemasaran yang bisa dilakukan oleh sebuah perusahaan

untuk menarik konsumen sebanyak-banyaknya. Penerapan strategi pemasaran ini

dianggap menjadi hal yang efektif dikarenakan bahwa pemasaran memiliki tujuan

utama yaitu memberikan pesan yang informatif, mempengaruhi konsumen untuk

melakukan pembelian, menarik minat konsumen, dan menjadi pengingat

konsumen agar melakukan pembelian ulang. Seperti halnya Bioskop Cinepolis

Pematangsiantar yang melakukan berbagai metode pemasaran antara lain dengan

cara memasang iklan di tempat-tempat strategis, membagikan brosur dan

melakukan pemasaran produk lewat media elektronik. Kegiatan pemasaran

berbasis elektronik dilakukan untuk membuat pemasaran suatu produk atau jasa

menggunakan media elektronik.

Selain memberikan kepuasan kepada para penonton yang ditunjukkan

dengan memberikan fasilitas yang terbaik agar nyaman ketika menonton,

VI
rutin menjaga kebersihan demi meningkatkan rasa kepercayaan penonton selama

pandemi, dan menjalankan standart operating procedur atau SOP dengan baik,

upaya yang dilakukan oleh pihak Bioskop Cinepolis Pematangsiantar dalam

melakukan bisnis yaitu rutin melakukan perencanaan pemasaran agar dapat

bertahan di industri hiburan ini. Atas dasar latar belakang tersebut, maka penulis

menetapkan judul penelitian ini sebagai berikut ” STRATEGI PEMASARAN

BERBASIS ELEKTRONIK DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN

BIOSKOP CINEPOLIS PEMATANGSIANTAR”.

VI
1.2. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah pemasaran berbasis elektronik yang dilakukan Bioskop Cinepolis

Pematangsiantar mempengaruhi peningkatan pendapatan?

2. Apakah penggunaan teknologi dan platform digital dapat membantu

memperluas jangkauan dan daya tarik audiens untuk Bioskop Cinepolis

Pematangsiantar?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah pemasaran berbasis elektronik mempengaruhi

peningkatan pendapatan pada Bioskop Cinepolis Pematangsiantar.

2. Untuk mengetahui apakah penggunaan teknologi dan platform digital dapat

membantu memperluas jangkauan dan daya tarik audiens untuk Bioskop

Cinepolis Pematangsiantar.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun secara khusus, manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti

- Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan strata 1 (S1) Fakultas

Ekonomi Universitas Simalungungun.

- Untuk menambah pengetahuan tentang strategi pemasaran berbasis

elektronik yang tepat di era perkembangan teknologi yang pesat.

VI
- Untuk menambah pengetahuan tentang strategi pemasaran berbasis

elektronik yang dilakukan Bioskop Cinepolis Pematangsiantar dalam

peningkatan target pendapatan.

- Sebagai media berlatih maupun mengasah berpikir logis kritis dan inspiratif

dalam rangka mengembangkan profesionalisme peneliti sebagai calon

sarjana manajemen.

2. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan pertimbangan bagi Bioskop Cinepolis Pematangsiantar

dalam menyusun sistem manajemen yang baik pada pemasaran berbasis

elektronik agar mampu memberikan peningkatan pendapatan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi bagi penelitian

selanjutnya dan bisa dikembangkan menjadi lebih sempurna.

VI
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengertian strategi

Strategi adalah rencana menyeluruh, terpadu, dan menyatu dalam suatu

bidang yang memberikan pedoman tentang kegiatan yang akan dilakukan dalam

mencapai tujuan baik dalam sebuah perusahaan melalui periklanan, program

promosi, penjualan, program produk, dan pendistribusian.

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, strategi adalah rencana yang

cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Pemasaran merupakan

proses, cara, perbuatan memasarkan suatu barang dagangan.

Pengertian strategi secara umum bisa diartikan sebagai upaya individu atau

kelompok untuk membuat skema guna mencapai target sasaran yang hendak

dituju. Dengan kata lain, strategi adalah seni bagi individu ataupun kelompok

untuk memanfaatkan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki guna untuk

mencapai target sasaran melalui tata cara yang dianggap dapat efektif dan efisien

untuk mencapai sasaran yang telah diharapkan. Strategi bisa juga diartikan

sebagai tindakan untuk menyesuaikan diri terhadap segala reaksi ataupun situasi

lingkungan yang terjadi. Baik itu situasi yang terduga maupun yang tidak terduga.

Menurut Husein Umar, “Strategi didefinisikan sebagai suatu proses

penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka

panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar

tujuan tersebut dapat dicapai” (Munarika, 2018).

VI
(Mandasari, 2019) Strategi pemasaran adalah strategi yang digunakan

oleh perusahaan produsen barang atau jasa secara berkesinambungan untuk

memenangkan persaingan pasar secara berkesinambungan. Penyusunan rencana

usaha secara menyeluruh dilandasi oleh strategi pemasaran. Penetapan strategi

pemasaran digunakan untuk mencapai sasaran-sasaran pemasaran. Strategi

pemasaran terdiri dari pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran dari

perusahaan, bauran pemasaran, dan alokasi pemasaran. Perencanaan strategi

pemasaran dilakukan dengan mengembangkan keunggulan bersaing dan program

pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran.

Menurut Kotler dalam (Aminah, 2020) strategi adalah suatu rencana

permainan untuk mencapai sasaran yang diinginkan dari suatu unit bisnis. Strategi

adalah suatu kesatuan rencana yang menyeluruh, komprehensif, dan terpadu yang

diarahkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Sedangkan menurut Maulana 2020

“Strategi merupakan suatu cara untuk memenangkan persaingan, meskipun syarat

strategi tersebut tidak menghalalkan segala cara, tidak melakukan cara-cara batil,

tidak melakukan kebohongan atau penipuan, dan tidak menzalimi pihak lain.

Strategi harus terbebas dari tipu daya.”

Menurut Freddy Rangkuti, secara khusus “Strategi adalah penempatan

misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan

eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai

sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan

sasaran utama organisasi akan tercapai” (Munarika Nia, 2018).

Menurut (Kotler, 2018) strategi pemasaran adalah suatu mindset

pemasaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran, dimana di

VI
dalamnya terdapat strategi rinci mengenai pasar sasaran, penetapan posisi, bauran

pemasaran, dan budget untuk pemasaran.

Menurut (Tjiptono, 2017) strategi pemasaran merupakan rencana yang

menjabarkan ekspektasi perusahaan akan dampak dari berbagai aktivitas atau

program pemasaran terhadap permintaan produk atau lini produknya di pasar

sasaran tertentu.

Agustinus Sri Wahyudi mendefinisikan “Strategi adalah kebijakan dan

keputusan kunci yang digunakan untuk manajemen, yang memiliki dampak besar

pada kinerja keuangan. Kebijakan dan keputusan ini biasanya melibatkan sumber

daya yang penting dan tidak dapat diganti dengan mudah” (Siregar, 2018).

Strategi pemasaran adalah cara yang ditempuh perusahaan untuk

merealisasikan misi, tujuan, sasaran yang telah ditentukan dengan cara menjaga

dan mengupayakan adanya keserasian antar berbagai tujuan yang ingin dicapai,

kemampuan yang dimiliki serta peluang dan ancaman yang dihadapi di pasar

produknya. Keserasian seperti ini memang perlu dijaga, namun tidak tertutup

kemungkinan untuk berubah dan diperbaiki bilamana lingkungan pemasaran yang

dihadapi mengalami perubahan. Dengan demikian, strategi pemasaran harus

bersifat dinamis, fleksibel, dan memiliki kelayakan untuk dilaksanakan

(Adisaputro, 2019).

Berdasarkan pengertian dari beberapa sumber di atas dapat disimpulkan

bahwa strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan

pelaksanaan gagasan, penyusunan rencana dan eksekusi sebuah aktivitas untuk

mencapai sasaran dan tujuan-tujuan sesuai dengan peluang-peluang. Bagi individu

atau perusahaan yang memiliki target sasaran baik target sasaran yang besar

VI
maupun target sasaran yang kecil, supaya bisa meminimalisir kemungkinan

terjadinya kegagalan yaitu dengan cara membuat strategi supaya bisa membuka

serta meningkatkan peluang keberhasilan. Selain itu, dapat juga disimpulkan

sebagai rencana kerja yang memaksimalkan kekuatan dengan mengaitkan secara

efektif sasaran dan sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran tujuan

organisasi. Penyusunan strategi perlu diperhatikan kondisi dan perubahan

lingkungan perusahaan, baik internal maupun eksternal yang pada akhirnya dapat

tercapai tujuan yang telah ditetapkan.

Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya strategistrategi

yang diterapkan, diantaranya:

a. Pedoman yang konsisten bagi pelaksanaan keputusan dalam perusahaan;

b. Perusahaan menjadi lebih peka terhadap lingkungan;

c. Membantu dalam mengambil keputusan;

d. Menekan terjadinya peluang-peluang kesalahan dalam penerapan

tujuan;

e. Meminimalkan efek-efek dari kondisi dan perubahan yang merugikan.

 Fungsi Strategi

Fungsi dari strategi pada dasarnya adalah berupaya agar strategi yang

disusun dapat diimplementasikan secara efektif. Untuk itu, terdapat enam fungsi

yang harus dilakukan secara simultan, yaitu :

a. Mengkomunikasikan suatu maksud (visi) yang ingin dicapai kepada

orang lain.

b. Menghubungkan atau mengaitkan kekuatan atau keunggulan

organisasi dengan peluang dari lingkungannya.

VI
c. Memanfaatkan atau mengeksploitasi keberhasilan dan kesuksesan

yang didapat sekarang, sekaligus menyelidiki adanya peluang-peluang

baru.

d. Menghasilkan dan membangkitkan sumber-sumber daya yang lebih

banyak dari yang digunakan sekarang.

e. Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan atau aktivitas

organisasi kedepan.

f. Menanggapi serta bereaksi atas keadaan yang baru.

 Tujuan Membuat Strategi

Terdapat tiga tahapan proses membuat strategi menurut David dalam

(Maruf, 2019) di antaranya:

1. Perumusan Strategi (Strategy Formulation)

Perumusan strategi adalah tahap awal yang dilakukan pada proses

strategi, yang meliputi:

a. Pengembangan visi dan misi.

b. Identifikasi peluang eksternal organisasi dan ancaman.

c. Menganalisa kekuatan dan kelemahan internal.

d. Merumuskan tujuan jangka panjang.

e. Menghasilkan strategi alternative.

f. Memilih strategi tertentu untuk mencapai tujuan.

2. Implementasi Strategi (Strategy Implemented)

Pada tahap ini dilakukan pengembangan strategi pendukung

budaya, struktur organisasi yang efektif, mengatur ulang usaha

pemasaran yang dilakukan, mempersiapkan anggaran mengembangkan

VI
sistem informasi serta menghubungkan kompensasi karyawan terhadap

kinerja organisasi.

3. Evaluasi Strategi dan Pengawasan

Tahap pengawasan terhadap seluruh aktivitas perusahaan, apakah

sudah berjalan sesuai dengan perencanaan strategi yang dipilih. Metode

laporan analisa bisa diterapkan dalam periode tahunan, bulanan atau

mingguan, supaya segala penyimpangan dapat dievaluasi dan diperbaiki

kinerjanya dengan harapan, segala sesuatu yang telah direncanakan

dapat berjalan dengan semestinya.

Tujuan strategi dalam sebuah penjabaran dari pernyataan misi, yang

dikembangkan dengan spesifisitas yang lebih besar mengenai bagaimana

perusahaan akan melakukan misinya. Tujuan bersifat kebijakan, program, atau

manajerial, dan dinyatakan dengan cara yang memungkinkan penilaian atas

pencapaian sasaran di masa depan.

Menurut (Priharto Sugi, 2020) ada tujuh tujuan strategi seperti berikut ini.

1. Memberikan arah jangka panjang perusahaan yang bakal dicapai.

2. Membantu perusahaan beradaptasi pada setiap perusahaan.

3. Membuat kinerja perusahaan menjadi lebih efektif.

4. Mengaplikasikan dan mengevaluasi strategi yang disepakati dengan

efektif dan efisien

5. Membuat strategi baru untuk menyesuikan dengan perkembangan

lingkungan eksternal.

6. Meninjau ulang kelebihan dan kelemahan serta mencermati peluang dan

ancaman bisnis perusahaan.

VI
7. Berinovasi pada produk dan layanan sehingga selalu disukai oleh

konsumen.

2.1.2. Pemasaran

Pemasaran biasanya dikaitkan oleh banyak pihak dengan penjualan (sales),

sales promotion girl, iklan, promosi, atau produk. Bahkan seringkali orang

menyamakan profesi marketer (pemasar) dengan sales (penjual). Namun

sebenarnya pemasaran pemasaran memiliki arti yang lebih luas dari yang

diindentikkan oleh banyak orang, karena pemasaran berbeda dengan penjualan.

Pemasaran merupakan suatu seni yang dilakukan untuk menjual produk, sehingga

pemasaran proses penjualan yang dimulai dari perencanaan produk sampai dengan

setelah produk itu terjual. Berbeda dengan penjualan yang hanya berkutat pada

terjadinya transaksi penjualan barang atau jasa.

Secara sederhana, pemasaran adalah suatu kegiatan menuju penetapan

sasaran pemasaran dan formulasi rencana untuk mencapai sasaran tersebut. Dalam

realisasinya, perencanaan pemasaran merupakan proses perencanaan tahapan-

tahapan aktivitas dalam pemasaran. Perencanaan pemasaran penting untuk setiap

operasi bisnis. Ini dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas

pemasaran suatu produk atau layanan. Perencanaan pemasaran bertujuan untuk

mengembangkan strategi pemasaran dan taktik guna mencapai sasaran

perusahaan.

Pemasaran (marketing) berasal dari kata market (pasar). Pasar dapat

dipahami sebagai tempat dimana sekelompok penjual dan pembeli bertemu untuk

melaksanakan kegiatan transaksi tukar menukar barang. Pasar merupakan tempat

dimana konsumen dengan kebutuhan dan keinginannya bersedia dan mampu

VI
untuk terlibat dalam pertukaran guna memenuhi kebutuhan dan keinginan

tersebut.

Strategi pemasaran adalah cara yang ditempuh perusahaan untuk

merealisasikan misi, tujuan, sasaran yang telah ditentukan dengan cara menjaga

dan mengupayakan adanya keserasian antar berbagai tujuan yang ingin dicapai,

kemampuan yang dimiliki serta peluang dan ancaman yang dihadapi di pasar

produknya. Keserasian seperti ini memang perlu dijaga, namun tidak tertutup

kemungkinan untuk berubah dan diperbaiki bilamana lingkungan pemasaran yang

dihadapi mengalami perubahan. Dengan demikian, strategi pemasaran harus

bersifat dinamis, fleksibel, dan memiliki kelayakan untuk dilaksanakan

(Adisaputro, 2019).

Inti dari pemasaran adalah mengidentifikasikan dan memenuhi kebutuhan

dan keinginan konsumen. Definisi yang baik dan singkat dari pemasaran yang

menurut (Kotler dan Keller, 2016), marketing is about identifying and meeting

human and social needs. One of the shortest good defenitions of marketing is

meeting needs profitably. Perencanaan pemasaran yang dijelaskan menurut Kotler

yakni terdiri dari menentukan biaya pemasaran dari perusahaan dalam

hubungannya dengan keadaan dan kondisi lingkungan yang diharapkan

perusahaan. Strategi pemasaran adalah logika pemasaran dan diharapkan dapat

mencapai target pemasaran dengan strategi bisnis yang tepat.

(Manullang, 2016), pemasaran bukan hanya mencakup jual beli, tetapi

lebih dari pada itu, pemasaran juga membahas segala masalah yang ada dalam

perusahaan. Kegiatan pemasaran tersebut meliputi hal-hal seperti:

1. Merancang apa yang dikehendaki konsumen

VI
2. Merancang dan mengembangkan suatu produk yang dapat memuaskan

kebutuhan tersebut.

3. Menentukan cara yang terbaik mengenai penetapan mutu, penetapan harga

yang tepat, promosi dan pendistribusian produk yang sesuai.

(Laksana, 2019), Pemasaran adalah bertemunya penjual dan pembeli untuk

melakukan kegiatan transaksi produk barang atau jasa. Sehingga pengertian pasar

bukan lagi merujuk kepada suatu tempat tapi lebih kepada aktifitas atau kegiatan

pertemuan penjual dan pembeli dalam menawarkan suatu produk kepada

konsumen.

(Tjiptono dan Diana, 2020), pemasaran adalah proses menciptakan,

mendistribusikan, mempromosikan, dan menetapkan harga barang, jasa dan

gagasan untuk memfasilitasi relasi pertukaran yang memuaskan dengan para

pelanggan dan untuk membangun dan mempertahankan relasi yang positif dengan

para pemangku kepentingan dalam lingkungan yang dinamis.

Menurut (Sunyoto, 2018) aktivitas pemasaran merupakan salah satu

aktivitas pokok dalam melakukan bisnis, karena pemasaran menjadi ujung tombak

bagi sebuah perusahaan untuk menjual produk yang dihasilkan. Dengan strategi

pemasaran yang baik dan sesuai dengan target pasar tentu saja sangat membantu

memperlancar dalam menjual produk-produknya.

Pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan konsumen

dengan cara menguntungkan. Selain itu pemasaran merupakan proses memberikan

dan menciptakan nilai kepada konsumen guna membangun hubungan baik dengan

konsumen dan mencapai tujuan perusahaan. Pemasaran menjadi suatu hal yang

penting yang perlu diperhatikan oleh perusahaan. Masalah dalam pemasaran

VI
penting dilihat dari persaingan barang atau jasa yang semakin ketat. Persaingan

pasar yang semakin ketat menjadikan perusahaan untuk merancang strategi yang

tepat agar produk dibeli konsumen. Oleh karena itu perusahaan perlu

memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan hingga ke tangan konsumen

tanpa kerusakan pada produk.

Dari beberapa pendapat ahli di atas, peneliti menarik kesimpulan bahwa

pemasaran merupakan kegiatan yang dilakukan pihak perusahaan untuk

menyampaikan informasi, mempersuasi, serta mengingatkan pembeli tentang

produk berupa barang maupun jasa dan merek dagang yang dijual secara langsung

maupun tidak langsung.

 Pemasaran Jasa

Pengertian pemasaran jasa menurur (Kotler dan Keller, 2016) dalam

(Aditya, 2020) yaitu sebuah tindakan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak

kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat non fisik dan tidak dapat

menghasilkan suatu kepemilikan apapun.

Pemasaran jasa adalah pemasaran yang bersifat tidak berwujud dan tidak

dapat direturn ataupun dijual dikemudian hari, jasa juga tidak dapat disimpan,

seperti barang, karena jasa yang diproduksi harus bersamaan dengan waktu (M.

Manullang, 2016)

Defenisi pemasaran jasa dapat dibedakan menjadi dua bagian baik secara

sosial maupun manajerial. Secara social, pemasaran jasa adalah proses sosial yang

dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

butuhkan serta innginkan dengan cara menciptakan, menawarkan, dan

mempertukarkan produk jasa yang bernilai pihak lain. Secara manajerial, adalah

VI
proses perencanaan, pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, dan

penyaluran gagasan tentang produk jasa untuk menciptakan pertukaran yang

memenuhi sasaran individu dan organisasi.

Jasa (services) berbeda dengan goods (produk) karena secara kasat mata

jasa tidak dapat dilihat dan dapat menimbulkan berbagai cara dan kegiatan dalam

mengembangkan strategi pemasaran.

Ada enam karakteristik jasa yang perlu diperhatikan oleh penyedia jasa

yaitu intangibility (jasa tidak tampak), perishability (jasa tidak dapat disimpan),

heteroginity (jasa bervariasi), inseperability (jasa tidak dapat dipisahkan antara

produksi dan konsumen), people based (jasa sangat bergantung pada kinerja

seseorang) dan contact customer (hubungan secara langsung dengan konsumen).

Menurut (Tjiptono, 2015) jasa memiliki empat karakteristik yang

memberikan tantangan tersendiri bagi para pemasar, empat katakteristik tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Intangibility (jasa tidak tampak/tidak berwujud)

Jasa berbeda dengan barang, jika barang merupakan suatu objek, alat, atau

benda, maka jasa adalah perbuatan kinerja (performace) atau usaha, bila

barang dapat dimiliki maka jasa hanya bisa dikonsumsi tetapi tidak

dimiliki.

Barang biasanya diproduksi kemudian dijual lalu dikonsumsi, sedangkan

jasa di lain pihak umumnya dijual terlebih dahulu baru kemudian

diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi antara penyedia

jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa.

VI
2. Variability (bervariasi)

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non standardized output,

artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis tergantung pada siapa,

kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan.

3. Perishability (jasa tidak dapat disimpan)

Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, peneliti menyimpulkan bahwa

pemasaran jasa adalah upaya untuk mempromosikan dan menjual layanan,

bukan produk fisik. Ini melibatkan strategi untuk menarik pelanggan,

membangun citra positi, dan menyampaikan nilai unik dari layanan yang

ditawarkan.

4. Inseparability (tidak terpisahkan)

Umumnya jasa yang tidak bias lepas dari penyedia jasa, baik manusia

maupun mesin. Jika pekerja jasa memberikan sebuah layanan baik

aktivitas, kebutuhan maupun manfaat lainnya, maka pekerja tersebut

menjadi bagian dari jasa itu sendiri. Pelanggan tidak hanya membeli dan

menggunakan layanan tetapi mereka juga berperan aktif dalam proses

penyampaian jasa tersebut.

VI
 Pemasaran Media Elektronik

E-Marketing merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh perusahaan

untuk melaksanakan pemasaran suatu produk dengan menggunakan media

internet atau secara online. Kegiatan e-marketing biasanya melingkupi pada

kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan penyusunan produk periklanan,

pencarian produk dan penulisan kalimat-kalimat pemasaran. E-marketing pada

umumnya juga melingkupi kegiatan pembuatan website, melakukan pemasaran

iklan dengan menggunakan media internet, promosi online melalui mesin pencari

informasi, email, periklanan melalui email advertising.

Menurut (Rizky dan Rahma Wahdiniwaty, 2019) bahwa pemasaran online

atau melalui internet memungkinkan upaya untuk melakukan praktik swalayan.

Ini berarti bahwa bisnis dapat memberikan layanan kepada pelanggan tanpa

memerlukan sumber daya manusia, mengurangi fasilitas dan layanan melalui

telepon. Hanya dengan menghubungkan komputer atau gadget dengan internet,

dapat diakses dan dihubungkan ke internet sehingga dapat menjual produk dan

layanan atau jasa dengan baik. Pembeli dapat memesan produk atau layanan dan

melakukan transaksi jual beli tanpa harus bertemu dengan pelanggan potensial.

Dari beberapa penjelasan yang diperoleh mengenai e-marketing, maka dapat

disimpulkan bahwa pemasaran melalui media online atau (e-marketing)

merupakan suatu proses pemasaran yang menggunakan internet, dimana dengan

e-marketing konsumen dapat memperoleh informasi mengenai produk, melakukan

transaksi jual beli dengan penjual dan mempromosikan produk yang telah

dikonsumsi oleh konsumen bahkan turut mempromosi penjual atau perusahaan

yang produknya sudah dibeli oleh kosumen.

VI
Menurut Dave Chaffey, digital marketing merupakan pemasaran digital

pada arti yang sama menggunakan pemasaran elektronik (e-marketing), yang

keduanya mendeskripsikan pengelolaan dan aplikasi pemasaran berbasis

elektronik, jadi yang dimaksud menggunakan pemasaran elektronik (digital)

merupakan pelaksanaan digital yang membangun saluran secara online (channel

online) pada pasar (website, email, youtube, facebook dan jejaring sosial lainnya)

yang berkontribusi dalam aktivitas pemasaran yang bertujuan, laba dan

merumuskan dan menyebarkan pendekatan, pengetahuan, perilaku, nilai-nilai dan

loyalitas merek), lalu menginteraksikan komunikasi yang ditargetkan

menggunakan layanan online menurut kebutuhan individu atau pelanggan

tertentu. Singkatnya, pemasaran digital mencapi tujuan yang dipasarkan melalui

penerapan teknologi dan media digital khsususnya internet.

Jadi digital marketing dapat disimpulkan sebagai strategi pemasaran

berbasis online atau secara elektronik. Strategi pemasaran ini dapat dilakukan

melalui berbagai layanan digital, seperti media sosial dengan pemanfaatan internet

dalam praktiknya dan menggunakan alat elektronik seperti radio, televisi,

computer dan telepon genggam atau smartphone.

(Chakti, 2022) menyatakan bahwa pengertian pemasaran digital melalui

sosial media merupakan sebuah platform internet yang memungkinkan pengguna

untuk mempresentasikan diri, berinteraksi, berkolaborasi, berbagi informasi

dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan sosial secara virtual. Media sosial

memberikan kesempatan kepada pengguna untuk berinteraksi dan

mempresentasikan diri, baik secara seketika maupun tertunda, kepada audiens

VI
yang luas atau pun terbatas, dengan meningkatkan nilai dari konten yang dibuat

oleh pengguna sendiri (user-generated content).

Menurut Tuten dan Solomon dalam (Achrisya & Indra, 2017) menyatakan

bahwa pemasaran media sosial merupakan penggunaan teknologi, platform, dan

perangkat lunak dari jejaring sosial dengan tujuan untuk membentuk komunikasi,

penyampaian informasi, interaksi, dan penawaran yang memiliki nilai bagi para

pemangku kepentingan dalam suatu entitas organisasi.

Menurut (Syahputro, 2020) menyatakan bahwa yaitu:

a. Content Creation, konten yang menarik menjadi landasan strategi dalam

melakukan pemasaran media sosial. Konten yang dibuat harus menarik

serta harus mewakili kepribadian dari sebuah bisnis agar dapat

dipercaya oleh target konsumen.

b. Content Sharing , membagikan konten kepada komunitas sosial dapat

membantu memperluas jaringan sebuah bisnis dan memperluas online

audience. Berbagi konten dapat menyebabkan penjualan tidak langsung

dan langsung tergantung pada jenis konten yang dibagikan.

c. Connecting , jejaring sosial memungkinkan seseorang bertemu dengan

lebih banyak orang yang memiliki minat yang sama. Jaringan yang luas

dapat membangun hubungan yang dapat menghasilkan lebih banyak

bisnis. Komunikasi yang jujur dan hati - hati harus diperhatikan saat

melakukan social networking.

d. Community Building, web sosial merupakan sebuah komunitas online

besar individu di mana terjadi interaksi antar manusia yang tinggal di

seluruh dunia dengan menggunakan teknologi. Membangun komunitas

VI
di internet yang memiliki kesamaan minat dapat terjadi dengan adanya

social network.

Dari beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa pemasaran

berbasis elektronik melalui platform digital dan social media merupakan hal yang

perlu dilakukan dalam era teknologi yang sangat berkembang saat ini untuk dapat

menjangkau lebih luas target pasar yang dibutuhkan sebuah perusahaan agar dapat

meningkatkan dan mempertahankan eksistensi usahanya.

2.1.3. Pendapatan

Sebuah perusahan yang berorientasi pada laba sudah seharusnya membuat

target pendapatan yang diharapkan dan memaksimalkan semua usaha

untukmencapai target tersebut karena pendapatan dapat menjadi salah satu

penentu keberlangsungan perusahaan. Semakin banyak pendapatan yang

diperoleh maka semakin mampu perusahan untuk membayar pengeluarannya.

Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun berupa

barang yang berasal dari pihak lain maupun hasil industri yang dinilai atas dasar

sejumlah uang dari harta yang berlaku saat itu. Pendapatan merupakan salah satu

unsur sekaligus tujuan utama sebuah perusahaan dalam pembentukan laporan laba

dan rugi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI Daring, 2016),

pendapatan berasal dari kata “dapat” dengan pengertian pendapatan adalah hasil

kerja (usaha dan sebagainya).

Pendapatan merupakan tujuan utama dari pendirian suatu perusahaan.

Sebagai suatu organisasi yang berorientasi profit maka pendapatan mempunyai

peranan yang sangat besar. Pendapatan merupakan faktor penting dalam operasi

VI
suatu perusahaan, karena pendapatan akan mempengaruhi tingkat laba yang

diharapkan akan menjamin kelangsungan hidup perusahaan.

(Ikatan Akuntan Indonesia, 2019) mengungkapkan dalam Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

mendefinisikan Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan

aktivitas entitas yang biasa dan dikenal dengan sebutan berbeda seperti penjualan,

imbalan, bunga, dividen, royalti dan sewa.

Lebih lanjut, pendapatan adalah arus kas masuk aktiva dan/atau

penyelesaian kewajiban dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa,

dan aktivitas pencarian laba lainnya yang merupakan operasi yang utama atau

besar yang berkesinambungan selama suatu periode (Kieso, Warfield dan

Weygantd, 2011). Secara umum pendapatan dibagi menjadi tiga, antara lain gaji

dan upah pendapatan dari usaha sendiri, dan pendapatan dari usaha lainnya

(Artaman et al., 2015). Pada Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas (SAK ETAP) mendefinisikan pendapatan adalah penghasilan yang

timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa dan dikenal dengan sebutan

berbeda seperti penjualan, imbalan, bunga, dividen, royalti, dan sewa (Ikatan

Akuntansi Indonesia, 2019).

Menurut (Harnanto, 2019) menuliskan bahwa pendapatan adalah

“kenaikan atau bertambahnya aset dan penurunan atau berkurangnya liabilitas

perusahaan yang merupakan akibat dari aktivitas operasi atau pengadaan barang

dan jasa kepada masyarakat atau konsumen pada khususnya.

Menurut (Sochib, 2018) pendapatan merupakan aliran masuk aktiva yang

timbul dari penyerahan barang/jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama

VI
periode tertentu. Bagi perusahaan, pendapatan yang diperoleh atas operasi pokok

akan menambah nilai aset perusahaan yang pada dasarnya juga akan menambah

modal perusahaan. Namun untuk kepentingan akuntansi, penambahan modal

sebagai akibat penyerahan barang atau jasa kepada pihak lain dicatat tersendiri

dengan akun pendapatan.

Dilihat dari berbagai definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa pendapatan adalah jumlah masukan yang didapat atas jasa yang diberikan

oleh perusahaan yang bisa meliputi penjualan produk dan atau jasa kepada

pelanggan yang diperoleh dalam suatu aktivitas operasi suatu perusahaan untuk

meningkatkan nilai aset serta menurunkan liabilitas yang timbul dalam

penyerahan barang atau jasa. Pendapatan atau nama lain revenue adalah

pendapatan yang diperoleh jangka waktu tertentu. Pendapatan adalah semua yang

diterima dari hasil penjualan barang dan jasa yang didapat dalam unit usaha.

Pengertian pendapatan (revenue) berbeda dengan pengertian penghasilan

(income). Jika pendapatan (revenue) adalah pendapatan yang belum dikurangi

biaya dan beban, sedangkan penghasilan adalah pendapatan bersih yang sudah

dikurangi dengan beban dan biaya.

Tingkat pendapatan merupakan salah satu kriteria maju tidaknya suatu

perusahaan. Bila pendapatan suatu perusahaan relatif rendah dalam kurun waktu

yang berlangsung, dapat dikatakan bahwa kemajuan dan keberlangsungan

perusahaan tersebut akan rendah pula. Demikian pula apabila pendapatan suatu

perusahaan relatif tinggi dan meningkat, maka tingkat kemajuan dan

keberlangsungan perusahaan tersebut tinggi pula.

VI
Menurut Kusnadi menyatakan bahwa pendapatan dapat diklasifikasikan

menjadi dua bagian, yaitu :

1. Pendapatan Operasional

Pendapatan Operasional adalah pendapatan yang muncul dari

penjualan produk atau jasa, barang dagangan dalam periode tertentu yang

menjadi kegiatan utama perusahaan yang bersangkutan langsung dengan

usaha dalam menjalankan pokok perusahaan. Selama perusahaan

melakukan kegiatannya, perusahaan menerima pendapatan tersebut dan

sifatnya normal sesuai dengan usaha dan tujuan perusahaan. Setiap

perusahaan mempunyai pendapatan operasional yang berbeda sesuai usaha

yang dikelola perusahaan tersebut. Pendapatan yang bersumber dari

penjualan termasuk salah satu jenis pendapatan operasional perusahaan.

Penjualan tersebut berbentuk penjualan barang dan penjualan jasa yang

menjadi tujuan utama dari usaha pokok perusahaan. Pendapatan operasi

dapat diperoleh dari dua sumber yaitu :

a. Penjualan kotor adalah semua penerimaan dari penjualan barang

atau jasa yang belum diperhitungkan dengan berbagai

potonganpotongan atau pengurangan lainnya untuk dibebankan

kepada pembeli.

b. Penjualan bersih adalah semua penerimaan dari penjualan barang

atau jasa yang sudah dikurangi dengan berbagai potongan-

potongan yang menjadi hak pihak pembeli.

2. Pendapatan Non Operasional

VI
Pendapatan yang muncul bukan dari penjualan produk atau jasa,

barang dagangan dan pendapatan tersebut didapat perusahaan dalam

periode tertentu.

Pendapatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut:

a. Produk

Salah satu tugas utama dari manajemen penjualan adalah desain

produk yaitu mereka merupakan pemberi saran perbaikan yang

diperlukan desain produk dengan akibat dari keluhan para

pelanggan.

b. Harga

Jumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk mendapatkan

suatu produk dengan akibat dari keluhan para pelanggan.

c. Distribusi

Perantara barang dari produsen ke konsumen, semakin luas

pendistribusiannya maka akan mempengaruhi penjualan promosi.

d. Promosi

Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan dengan

tujuan utama menginformasikan, mempengaruhi dan mengingatkan

konsumen agar memilih program yang diberikan perusahaan.

 Konsep Pendapatan

Eldon Hendriksen mengemukakan definisi mengenai pendapatan sebagai

konsep dasar pendapatan adalah proses arus, penciptaan barang dan jasa selama

jarak waktu tertentu. Definisi diatas memperlihatkan bahwa ada 3 konsep tentang

pendapatan yaitu sebagai berikut :

VI
1. Konsep pendapatan yang memusatkan pada arus masuk (inflow) aktiva

sebagai hasil dari kegiatan operasi perusahaan. Pendekatan ini

menganggap pendapatan sebagai inflow of net aset.

2. Konsep pendapatan yang memusatkan perhatian kepada penciptaan

barang dan jasa serta penyaluran konsumen atau produsen lainnya, jadi

pendekatan ini menganggap pendapatan sebagai outflow of good and

services. Jika pendapatan dirumuskan dengan cara lain maka

pengecualian harus dinyatakan 8 dengan jelas, misalnya pendapatan

diakui sebelum arus masuk aktiva benar-benar terjadi.

3. Konsep dasar pendapatan yang diungkapkan oleh Patton dan littleton

dinamakan sebagai produk perusahaan yang menekankan bahwa

pendapatan merupakan arus yaitu penciptaan barang dan jasa oleh

perusahaan yang kemudian didistribusikan melalui pemasaran yang

dilakukan perusahaan.

 Karakteristik Pendapatan

Dari definisi dan teori pendapatan menurut para ahli diatas, dapat

diketahui karakteristik yang membentuk pengertian pendapatan, yaitu :

1. Aliran masuk atau kenaikan aset adalah jumlah aset baru yang diterima

dari konsumen, aliran dari dana konsumen, kenaikan laba ekonomi, laba

penjualan aset.

2. Kegiatan yang mempresentasi operasi utama atau sentral yang terus

menerus adalah pendapatan dari kegiatan normal perusahaan biasanya

diperoleh dari hasil penjualan barang atau jasa yang berhubungan

dengan kegiatan utama perusahaan.

VI
3. Pelunasan, penurunan, atau pengurangan kewajiban dimana suatu

entitas mengalami kenaikan aset sebelumnya, misalnya menerima

pembayaran dimuka dari pelanggan, pengiriman barang, atau

pelaksanaan jasa akan mengurangi kewajiban yang menimbulkan

pendapatan. Jadi kenaikan aset, pendapatan dapat diartikan sebagai

penurunan kewajiban.

4. Suatu entitas maksudnya adalah pendapatan didefinisi sebagai

kenaikkan aset bukannya kenaikan ekuitas bersih meskipun kenaikkan

aset tersebut akhirnya berpengaruh terhadap kenaikan ekuitas bersih.

5. Produk perusahaan maksudnya dimana aliran aset dari pelanggan

berfungsi hanya sebagai pengukur, tetapi bukan pendapatan itu sendiri.

Produk fisik yang dihasilkan oleh kegiatan usaha itulah yang

merupakan pendapatan. Produk merupakan pencapaian dari tiap

kegiatan produktif. Pendapatan 10 merupakan aliran masuk aset (unit

moneter) dan hal tersebut berkaitan dengan aliran fisis berupa

penyerahan produk (output) perusahaan.

6. Pertukaran produk, harus dinyatakan dalam satuan moneter untuk

dicatat kedalam system pembukuan. Satuan moneter yang paling

objektif adalah jika jumlah rupiah tersebut merupakan hasil transaksi

atau pertukaran antara pihak independen. Menyandang beberapa nama

atau mengambil beberapa produk, dimana pendapatan merupakan

konsep yang bersifat generik dan mencakupi semua pos dengan

berbagai bentuk dan nama apapun.

2.2. Penelitian Terdahulu

VI
Untuk dapat menyelesaikan pembahasan masalah dan mencapai tujuan

dari latar belakang diatas, maka diperlukan tinjauan pustaka guna mendapatkan

kerangka berfikir dan mendapatkan hasil yang diharapkan. Berikut ini merupakan

beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang menjadi tinjauan

pustaka dalam penelitian ini;

Pertama, Nurul Khotimah & Ratna Permata Sari melakukan penelitian

pada tahun 2016. Artikel dengan judul Strategi Integrated Marketing

Communication Bioskop Platinum Cineplex Solo dalam Menarik Minat Penonton

yang terbit dalam Jurnal Komunikasi. Dalam penelitiannya, mereka menggunakan

metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan pada rentang waktu

bulan Desember 2015-April 2016 di Bioskop Platinum Cineplex Hartono Mall

kota Solo. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa strategi yang dilakukan

Bioskop Platinum Cineplex dalam mempromosikan bioskopnya menggunakan

empat media, yakni memasang poster sekitar Hartono Mall kota Solo, melalui

media cetak koran Joglosemar dan majalah Lifestyle Solo berisi informasi

menarik dan jadwal film, pada media elektronik melalui iklan radio Suara Meta

dan Solo Radio, dan platform Facebook dan Twitter. Strategi promosi penjualan

yang dilakukan pihak bioskop yakni dengan menggandeng komunitas-komunitas

yang membuat karya berupa film untuk ditayangkan di bioskop, berpromosi di

media online dan radio, menawarkan harga tiket yang terjangkau bagi masyarakat,

pihak bioskop menjadi sponsorship, dan mengadakan acara meet and greet. Pihak

bioskop juga melakukan promosi lapangan ke sekolah-sekolah, kampus-kampus

untuk memasarkan bioskop dan pelayanan yang disediakan.

VI
Kedua, penelitian berjudul Strategi Komunikasi Pemasaran Cinema XXI

dalam Meningkatkan Product Positioning yang dilakukan oleh Isa Wijayanti pada

tahun 2020 yang terbit di Jurnal Aksara Public. Penelitian yang dilakukan oleh Isa

Wijayanti menggunakan metode penelitian pendekatan kualitatif. Dengan subjek

penelitian divisi Marketing and Communication Cinema XXI dan objek

penelitiannya strategi komunikasi pemasaran Cinema XXI pada kampanye

layanan M-Tix. Hasil penelitiannya adalah Cinema XXI dalam strategi

komunikasi pemasaran dalam mengkampanyekan M-Tix mengikuti

perkembangan teknologi dengan memanfaatkan media digital. Strategi

komunikasi pemasaran yang dilakukan dalam bentuk periklanan, direct selling,

dan sales promotion. Pihak bioskop melakukan strategi periklanan dengan

memutarkan iklan MTix pada pemutaran film. Strategi ini dinilai kurang efektif

karena kurang menjangkau audiens lebih luas. Maka pihak bioskop melakukan

evaluasi memperbaiki strategi untuk mencapai target sasaran lebih baik lagi, serta

mengantisipasi ancaman di masa depan.

Ketiga, berjudul Strategi Komunikasi Pemasaran Kegiatan Opening Site

Bioskop CGV CINEMA Mall BG Junction Surabaya yang ditulis oleh Yashica

Reza Sianti, Ayun Maduwinarti, dan Muhammad Rizqi. Metode penelitian yang

digunakan adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara,

observasi, dan studi dokumen. Peneliti mewawancarai MOD (Manager on Duty),

Marketing site, serta 3 orang karyawan bioskop. Hasil dari pengumpulan data

tersebut kemudian dianalisis dan diperoleh hasil bahwa strategi komunikasi

pemasaran yang dilakukan oleh bioskop CGV Cinema di Surabaya adalah

menjalankan pemasaran langsung (direct marketing) dengan membuka booth pada

VI
beberapa lokasi untuk menawarkan dan menjelaskan produk kepada calon

pembeli secara langsung dan lebih baik, menjalankan promosi penjualan (sales

promotion) dengan memberikan voucher, potongan harga, dan membagikan

membership gratis kepada calon pembeli, ketika menjalani pemasaran langsung

dan promosi penjualan karyawan bioskop juga interaktif dengan calon pembeli

yang termasuk ke dalam bentuk personal selling. Serta pihak bioskop juga

melakukan kegiatan periklanan dengan memasang iklan pada media massa, media

cetak, dan iklan di media sosial. Namun dalam aktivitas hubungan masyarakat

(public relations) bioskop CGV Cinema belum melakukannya dengan baik.

Strategi komunikasi pemasaran opening site tersebut dinilai berhasil, dilihat

berdasarkan jumlah pengunjung bioskop yang meningkat 575 orang dan jumlah

pembelian menggunakan kupon gratis dalam satu hari.

Perbedaan tiga penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti yakni terdapat pada subjek, objek, serta waktu. Peneliti menggunakan

Bioskop Cinepolis Pematangsiantar untuk melihat bagaimana pihak-pihak

tersebut melakukan perencanaan pemasaran berbasis elektronik dalam

peningkatan target penjualan.

2.3. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan teori penelitian terdahulu dan landasan teori serta

permasalahan yang telah dikemukakan , berikut ini digambarkan model kerangka

pemikiran pengaruh antar variabel penelitian dan landasan teori hasil penelitian

terdahulu. Penelitian ini hendak mencari pengaruh antara variabel independen (X),

yaitu strategi pemasaran apakah dapat mempengaruhi variable (Y), yaitu

VI
pendapatan. Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan dalam

suatu bagan yang tersaji pada gambar 2.2.

Strategi
Pendapatan
Pemasaran
(Y)
(X)

Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bioskop Cinepolis Pematangsiantar yang

terletak di Jalan Rakutta Sembiring, Kelurahan Naga Pita, Kecamatan Siantar

Martoba, Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan pada

bulan Februari 2024.

3.2. Metode Dan Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan metode untuk menjelaskan tahapan

penelitian, teknik analisis, dan alat yang digunakan untuk menganalisis data

penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi

kasus. Studi kasus adalah suatu penelitian empiris yang meneliti fenomena dalam

VI
keadaan nyata yang digunakan sebagai suatu penjelasan yang berkaitan dengan

berbagai penjelasan aspek seseorang, kelompok, organisasi dan program.

Dipilihnya studi kasus karena pertanyaan dalam penelitian ini yang berusaha

meneliti strategi pemasaran berbasis elektronik pada Bioskop Cinepolis

Pematangsiantar dan penerapannya dalam meningkatkan target pendapatan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang

dapat memberikan suatu gambaran secara jelas terkait latar belakang, sifat, dan

karakter yang unik dari suatu kasus sehingga tujuan untuk menganalisis

perencanaan pemasaran berbasis elektronik pada Bioskop Cinepolis

Pematansgaiantar dalam peningkatan target penjualan dapat tergambarkan dengan

jelas.

3.3. Sumber Data Penelitian

Jenis data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah data

kualitatif. Data kualitatif yaitu “data yang hanya dapat diukur secara tidak

langsung” (Hadi, 2015). Sementara itu, Muhadjir menambahkan bahwa data

kualitatif yaitu, “data yang disajikan dalam bentuk kata-kata verbal bukan dalam

bentuk angka”. Jadi, data kualitatif adalah data yang hanya dapat diukur secara

tidak langsung dan biasanya data dalam bentuk kata-kata verbal buka dalam

bentuk angka. Adapun yang termasuk data kualitatif dalam penelitian ini yaitu

gambaran umum dari objek penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

teknik pengambilan sample purposive sampling. Dimana pengambilan sumber

data dengan pertimbangan tertentu. “Misalnya orang tersebut dianggap paling

VI
tahu tentang yang kita harapkan, atau mungkin dengan sebagai penguasa sehingga

akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti”

Jika dilihat dari sumber data berasal, maka sumber data dapat dibagi

menjadi sumber data primer dan sumber data skunder. Terdapat dua sumber data

yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Sumber Data Primer

Sumber primer adalah sumber pertama yang memberikan data secara

langsung kepada peneliti mengenai masalah yang diangkat oleh peneliti

dalam penelitian. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah :

a. Dian Pranata Putra selaku Cinema Manager di Bioskop Cinepolis

Pematangsiantar yang juga berperan merencanakan, mengembangkan

dan mengawasi proyek promosi dan periklanan.

b. Cinema Staff di Bioskop Cinepolis Pematangsiantar yang juga

berperan sebagai pihak yang menentukan dan menjalankan pemasaran

dalam meningkatkan target pendapatan.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber sekunder adalah sumber data yang dikumpulkan oleh peneliti

melalui studi kepustakaan yang berkaitan dengan objek penelitian, seperti

literatur yang ada pada buku Manajemen Pemasaran, artikel dan karya ilmiah

lainnya yang berkaitan dengan topik dalam penelitian ini guna menunjang

hasil penelitian.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara atau teknik yang digunakan

oleh peneliti untuk mengumpulkan data-data penelitian dari sumber atau subyek

VI
peneletian. Teknik itu merupakan suatu kewajiban, karena teknik pengumpulan

data ini nantinya digunakan sebagai dasar untuk penyusunan instrumen penelitian.

Instrument penelitian adalah seperangkat peralatan yang akan digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data-data penelitian.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara

lain: observasi, wawancara, dokumentasi, dan gabungan atau tringulasi.

a. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti secara cermat dengan

membuat catatan secara sistematis tentang fakta-fakta yang diteliti.

Penelitian ini menggunakan observasi non partisipan dimana peneliti

hanya bertindak sebagai pengamat dan tidak terlibat langsung dalam

kegiatan yang dilakukan oleh narasumber. Dalam hal ini, peneliti

mengamati kegiatan pemasaran berbasis elektronik pada Bioskop

Cinepolis Pematangsiantar dalam peningkatan target pendapatan.

b. Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data dengan menggunakan

proses tanya jawab langsung antara dua orang atau lebih untuk

mendapatkan informasi secara detail. Wawancara sering kali

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi dan data

secara lebih detail dan mendalam serta memperoleh informasi dan

data yang tidak diperoleh dari observasi. Penelitian ini menggunakan

wawancara terstruktur dimana narasumber dapat dengan jelas

memberikan informasi yang dibutuhkan. Dalam hal ini yang menjadi

VI
narasumber adalah Dian Pranata Putra selaku Cinema Manager di

Bioskop Cinepolis Pematangsiantar.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data yang didapatkan oleh

peneliti melalui catatan, gambar dan arsip penting lainnya yang

berhubungan dengan objek yang diteliti. Dalam hal ini, peneliti

mengumpulkan data yang berisikan informasi mengenai strategi

pemasaran berbasis elektronik pada Bioskop Cinepolis

Pematangsiantar dalam peningkatan target pendapatan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Objek

4.1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

Cinemaxx berdiri pada tahun 2014 dibawah naungan PT Cinemaxx Global

Pasifik dengan Lippo Group sebagai pemegang saham atau yang biasa dikenal

dengan Cinemaxx. Pada bulan Desember 2019, saham cinemaxx dibeli oleh

Cinepolis, sehingga Cinemaxx resmi berganti nama menjadi Cinepolis Indonesia.

Layanan yang ditawarkan oleh Cinemaxx mendapat layanan lebih saat berganti

nama menjadi Cinepolis. Salah satu cabang yang dijadikan objek penelitin dalam

penelitian ini yakni Bioskop Cinepolis Pematangsiantar yang berlokasi di Jalan

Rakutta Sembiring, Kelurahan Naga Pita, Kecamatan Siantar Martoba, Kota

VI
Pematangsiantar. Bioskop ini berdiri di Pematangsiantar sejak tahun 2019 dan

sempat ditutup karena gagal beroperasi pada masa pandemi, kemudian mulai

dibuka kembali 25 September 2021 hingga saat ini.

Selama ini Bioskop Cinepolis Pematangsiantar dikenal publik sebagai

bisnis dibidang perfilman, pasalnya layanan yang dipromosikan ke publik

memang tiket nonton film-film yang diputar di dalamnya. Tidak banyak yang tahu

bahwa bisnis ini juga bergerak dibidang kuliner. Salah satu produk yang tersedia

di Bioskop Cinepolis Pematangsiantar adalah popcorn dengan berbagai rasa dan

ukuran.

Target pemasaran untuk Bioskop Cinepolis Pematangsiantar mencakup

segala usia, sebab film-film yang diputar selalu yang terbaru dan beragam

sehingga banyak sekali pilihan yang dapat dinikmati juga dapat disesuaikan

dengan usia atau selera masing-masing. Daerah pemasarannya meliputi wilayah

kota Pematangsiantar dan kabupaten Simalungun karena merupakan satu-satunya

bioskop yang ada disekitarnya.

4.1.2. Struktur Organisasi

Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam perusahaan, diperlukan

struktur organisasi yang berisi tanggung jawab pekerjaan yang harus dilaksanakan

agar kegiatan-kegiatan perusahan tersebut dapat dilakukan dengan baik dan

efisien, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Pengertian organisasi

merupakan bentuk perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama

(Organizations is Form of every human attainment of common Purpose).

Sedangkan pengorganisasian merupakan proses dimana organisasi dibuat dan

ditegakkan. Proses ini meliputi ketentuan dalam kegiatan yang spesifik yang perlu

VI
untuk menyelesaikan semua tujuan organisasi, pengelompokkan kegiatan tersebut

berkaitan dengan susunan yang logis dan tugas dari kelompok kegiatan ini bagi

suatu jabatan atau orang yang bertanggung jawab.

Agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam pelaksanaan tugas pada suatu

organisasi, diperlukan suatu struktur organisasi, karena struktur organisasi

menghindari kesimpangsiuran tugas atau wewenang serta tanggung jawab yang

ada bagi masing-masing individu dalam suatu organisasi. Struktur organisasi

menurut T. Hani handoko (1996) adalah mekanisme-mekanisme formal dengan

mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan

perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi bagian-bagian

atau posisi, maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas, wewenang

dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.

Struktur organisasi Bioskop Cinepolis Group memiliki susunan dua

tingkat, yaitu :

a. Tingkat pusat

b. Tingkat cabang

Sesuai dengan lokasi penelitian, maka struktur organisasi yang akan

diuraikan adalah struktur organisasi tingkat cabang yang ada pada bioskop

Cinepolis Pematangsiantar. Struktur organisasi bioskop Cinepolis

Pematangsiantar dapat dilihat gambar 4.1

Bila kita lihat struktur organisasi yang dimiliki oleh bioskop Cinepolis

Pematangsiantar merupakan gabungan dari jenis organisasi dalam bentuk lini dan

staf. Dimana wewenang dari pucuk pimpinan mengalir langsung kepada kepala

bagian yang memimpin satuan-satuan organisasi menurut jenjang organisasi.

VI
General Manager

Manager Keuangan Manager Pemasaran Manajer Operasional

Staff Keuangan Staff Pemasaran Staff Opersional

Operator Cinema
Petugas Tiket Penjaga Cafe/Bar

Petugas Kebersihan

Petugas Keamanan

Petugas Parkir

Teknisi

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bioskop Cinepolis Pematangsiantar


Sumber : (Bioskop Cinepolis Pematangsiantar, 2024)

4.1.3. Job Description

Deskripsi pekerjaan (Job Description) dari masing-masing bagian yang

ada di bioskop Cinepolis Pematangsiantar adalah sebagai berikut :

a. General Manager

Bertanggung jawab dalam merencanakan, merumuskan, mengarahkan

dan menetapkan tujuan, rencana dan program kerja perusahaan serta

strategi yang searah dengan tujuan kebijakan umum yang telah

ditentukan, juga mengkoordinir dan mengawasi segala kegiatan unit

bioskop.

b. Manager Keuangan

VI
Bertanggung jawab dalam merencanakan, merumuskan rencana

program, strategi dan kebijakan dalam menjalankan kegiatan

keuangan serta mengkoordinir pelaksanaannya. Manager keuangan

bertanggung jawab kepada general manager dan staff keuangan.

c. Manager Pemasaran

Bertanggung jawab merencanakan, mengarahkan, atau

mengkoordinasikan kebijakan dan program pemasaran, antara lain

melihat permintaan untuk produk dan jasa yang ditawarkan oleh

perusahaan dan pesaingnya serta mengidentifikasi pelanggan

potensial. Manajer pemasaran juga mengembangkan strategi harga

dengan tujuan memaksimalkan keuntungan juga memastikan

kepuasan pelanggan. Manajer pemasaran juga bertanggung jawab

mengawasi perkembangan produk atau memantau tren yang

menunjukkan kebutuhan untuk produk dan layanan baru.

- Petugas tiket

Bertanggung jawab atas penyediaan tiket, penjualan dan pemesanan

tiket, serta hasil dari penjualan dan pemesanan tiket tersebut.

- Penjaga cafe

Bertanggung jawab atas penyediaan makanan dan minuman, serta

kualitas makanan dan minuman yang dijual di kantin, juga

bertanggung jawab atas hasil penjualannya.

d. Manager Operasional

VI
Bertanggung jawab dalam merencanakan, merumuskan dan

mengembangkan tujuan, rencana, program, strategi dan kebijakan

dalam menjalankan kegiatan di bisokop.

4.1.4. Strategi Pemasaran

Berikut adalah strategi pemasaran yang dilakukan oleh Bioskop Cinepolis

Pematangsiantar pada produk-produknya yaitu dengan menggunakan segmenting,

targeting, dan positioning. Yang mana dengan menggunakan perumusan strategi

pemasaran tersebut bertujuan untuk menarik dan mempertahankan loyalitas para

pelanggan. Berikut uraian mengenai strategi tersebut:

1. Segmenting

Segmenting pada dasarnya adalah suatu strategi untuk memahami struktur

pasar. Proses memilih pelanggan berdasarkan keinginan, minat atau

ketertarikan. Dengan segmentation sebuah bisnis akan lebih mudah

memasarkan produk sesuai kebutuhan dan minat pelanggannya.

2. Targeting

Targeting adalah persoalan bagaimana memilih, menyeleksi, dan

menjangkau pasar. Bagaimana menyeleksi pasar sangat ditentukan oleh

bagaimana perusahaan melihat pasar itu sendiri. Dengan demikian pasar

yang dilihat oleh dua orang yang berbeda, yang didekati oleh metode

segmentasi yang berbeda pula. Oleh karena itu penting dipahami struktur-

struktur atau kelompok-kelompok yang ada dipasar.

3. Positioning

Positioning pada adasarnya adalah suatu strategi untuk memasuki jendela

otak konsumen. Positioning biasanya tidak menjadi masalah dan tidak

VI
dianggap penting selama barang-barang yang tersedia dalam suatu

masyarakat tidak begitu banyak, dan persaingan belum menjadi suatu yang

penting. Positioning baru akan menjadi penting bilamana persaingan sudah

sangat sengit.

Proses perencanaan pemasaran dilakukan bagian keuangan dan

operasional untuk memenuhi target pendapatan yang telah dibuat oleh tingkat

pusat dengan melibatkan seluruh karyawan pada pelaksanaannya. Seperti pada

bulan Februari tahun 2024, bioskop Cinepolis Pematangsiantar melakukan strategi

pemasaran berbasis elektronik dengan cara membagikan jadwal-jadwal film yang

ditayangkan melalui semua sosial media seperti instagram, facebook dan

whatsapp serta media elektronik lainnya. Film-film yang memiliki rating bagus

pada saat pemutaran pertamanya, biasanya akan dimanfaatkan menjadi bahan

promosi untuk terus menarik pelanggan agar datang menonton dan melakukan

pembelian di bioskop.

Berbeda dengan sebelumnya, pemasaran yang dilakukan tidak berfokus

pada media elektronik melainkan media outdoor berupa pemasangan spanduk dan

menyebar brosur. Menurut hasil wawancara dengan manajer bisokop Cinepolis

Pematangsiantar, hal ini menghabiskan lebih banyak biaya pemasaran dan dinilai

kurang efektif menjangkau semua kalangan yang dijadikan target pemasaran.

4.2. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat informasi

mengenai strategi pemasaran Bioskop Cinepolis Pematangsiantar yang diterapkan

yaitu bauran pemasaran 4P sebagai berikut:

1. Produk (product)

VI
Cinepolis atau sebelumnya dikenal dengan nama Cinemaxx adalah

salah satu jaringan bioskop terkemuka di Indonesia yang menyediakan

berbagai macam film dari seluruh dunia. Selain menawarkan pengalaman

menonton film yang nyaman, Cinepolis juga menyajikan beragam

makanan ringan dan minuman. Produk-produk tersebut menghasilkan

Produk yang disediakan Bioskop Cinepolis Pematangsiantar memiliki

berbagai jenis varian seperti popcorn manis dan popcorn gurih dan paket

makanan ringan lainnya yang tersedia berbagai ukuran mulai dari large

dan jumbo. Banyaknya variasi tersebut merupakan cara agar konsumen

dapat memilih sesuai dengan kebutuhan atau keinginan untuk dapat

menjangkau semua kalangan konsumen yang sangat beragam.

Berdasarkan hasil wawancara dengan general manager Bioskop

Cinepolis Pematangsiantar pada tanggal 28 Februari 2024, Dian

mengatakan: “Saya selalu memperhatikan kualitas produk dengan

mengingatkan semua staff karyawan untuk selalu mengutamakan kepuasan

pelanggan, sopan santun, interaksi yang baik, kita tau juga bahwa pembeli

adalah raja. Semua produk akan dicek terlebih dahulu sebelum diberikan

pada konsumen, Alhamdulillah selama ini belum ada keluhan dari

konsumen mengenai pelayanan kami. Pada waktu ramai pelanggan,

pelayanan selalu kami maksimalkan untuk mengantisipasi antrian dan

kami menjamin tidak ada perbedaan kualitas produk dan pelayanan pada

semua pelanggan. Saya juga selalu menekankan pada staff dan karyawan

agar selalu jujur dan melayani pelanggan sesuai dengan aturan yang

ditetapkan, tidak diperbolehkan memberikan pelayanan yang kurang dan

VI
lebih dengan memandang status pelanggan karena akan mengakibatkan

kerugian bagi sebagian orang.”

Pada waktu yang sama peneliti mewawancarai Rizky selaku manajer

pemasaran Bioskop Cinepolis Pematangsiantar. Rizky mengatakan: “Kami

sangat memperhatikan kualitas produk dengan cara selalu memperhatikan

proses penyajian dan rasanya. Sejauh ini belum ada yang melakukan

komplain kepada kami atas pelayanan maupun rasa yang kami berikan,

pastinya kami sangat menerima masukan dari siapapun demi kemajuan

perusahaan. Saya juga mengatur semua karyawan agar selalu berinteraksi

dengan baik pada konsumen, jaga etika dan sopan santun, tentunya harus

jujur dalam bekerja.”

Pada waktu yang sama peneliti mewawancarai Fajar selaku cinema

staff Bioskop Cinepolis Pematangsiantar. Fajar mengatakan: “Jenis dan

varian ukuran yang dijual mulai dari yang regular, large dan jumbo untuk

popcorn dan beverage lainnya. Kami terus menerus melakukan

peningkatan kualitas produk baik dalam segi rasa maupun pelayanan

sesuai dengan standar yang ada. Untuk saat ini belum ada konsumen yang

komplain, pastinya diusahakan akan terus menjaga kualitas produk. Saya

akan memberikan pelayanan yang terbaik pada konsumen dengan menjaga

etika, sopan santun dan berinteraksi dengan baik, karena kami selaku

karyawan selalu dinasehati atasan untuk hal tersebut. Selain itu kami juga

menjamin kualitas kebersihan dan kenyamanan agar bisa memberikan

pengalaman menonton yang memuaskan kepada para pelanggan”

VI
Produk yang baik adalah produk yang mampu memenuhi keinginan

dan memberikan kepuasan konsumen. Berdasarkan hasil wawancara

tersebut menunjukkan bahwa Bioskop Cinepolis Pematangsiantar selalu

menjaga kualitas produk dengan diiringi koneksi yang berkesinambungan

antara pimpinan sampai ke karyawan yang memberikan pelayanan

langsung kepada pelanggan.

2. Harga (price)

Penetapan harga untuk setiap produk tentu sangat berpengaruh

terhadap respon konsumen. Oleh sebab itu penetapan harga harus

dilakukan dengan penuh pertimbangan, baik pertimbangan dari internal

maupun ekternal perusahaan.

Harga yang diterapkan Bioskop Cinepolis Pematangsiantar pada

setiap jenis dan varian memiliki perbedaan. Semua harga jual sudah tertera

pada brosur yang tersedia sehingga pelanggan lebih mudah memilih sesuai

dengan keinginan dan kebutuhannya. Berdasarkan hasil wawancara

dengan general manager Bioskop Cinepolis Pematangsiantar pada 29

Februari 2024, Dian mengatakan: “Kami memiliki tim dari pusat yang

berada di Jakarta dalam menentukan harga. Akan tetapi kami juga melihat

harga pada umumnya dan harga pasar yang disesuaikan dengan daerah

letaknya perusahaan ini.”

Pada waktu yang sama peneliti juga mewawancarai Rizky selaku

manajer pemasaran Bioskop Cinepolis Pematangsiantar. Rizky

mengatakan: “Sebagai usaha bioskop satu-satunya di kota ini, dalam

menentukan harga kami melihat harga jual di pasaran. Kami juga tidak

VI
melakukan monopoli harga, karena memang harga jual yang kami

tentukan berdasarkan harga pada umumnya. Harga yang tertera di brosur

dan media lainnya sangat transparan dan mudah diakses semua pelanggan.

Kami merasa harga yang dijual sudah tergolong murah dan terjangkau,

juga sebanding dengan kualitas pelayanan yang kami berikan.”

Pada waktu yang sama peneliti juga mewawancarai Fajar selaku

cinema staff Bioskop Cinepolis Pematangsiantar. Fajar mengatakan:

“Menurut saya harga jual sudah sesuai dengan harga pasaran yang ada.

Konsumen juga diberikan beberapa pilihan agar bisa memilih langsung

sesuai budget dan kebutuhannya dari harga yang tertera di brosur. Saya

rasa pelanggan juga ikut senang dan tidak keberatan dengan harga yang

kami tentukan, strategi yang diterapkan sangat baik dengan melihat

pelanggan yang sering kembali lagi melakukan pembelian disini.”

Dalam perdagangan ada beberapa yang perlu diperhatikan terutama

dalam menawarkan harga dan mengambil keuntungan. Menawarkan

barang dagangan hendaknya dilakukan dengan harga yang sewajarnya.

Bioskop Cinepolis Pematangsiantar juga menyediakan potongan

harga kepada setiap pelanggannya dengan promosi tertentu yang termasuk

ke dalam strategi pemasarannya.

3. Place (Tempat)

Place atau lokasi memiliki peranan penting dalam membangun

sebuah usaha baik dari segi barang atau jasa. Lokasi yang strategis

menjadi salah satu penentu keberhasilan usaha. Akses yang mudah

VI
dijangkau pendistribusian barang atau jasa yang tepat menjadi acuan

utama dalam perencanaan usaha.

Lokasi merupakan salah satu bagian dari strategi pemasaran yang

menjadi faktor kunci, kedekatan, kemudahan menjangkau dan

kenyamanan menjadi faktor penting bagi keputusan pembelian konsumen.

Sehingga keputusan tentang bagaimana mengelola aspek tempat adalah

mengenai lokasi, sarana dan memiliki akses yang strategis bagi konsumen.

Lokasi berfungsi sebagai usaha menghitung sejauh mana lokasi akan

mempengaruhi pembelian konsumen (Suharno dan Sutaro, 2010).

Data penjualan pada bulan februari 2023 dan februari 2024

dijelaskan pada table berikut :

Hasil penelitian yang dilakukan langsung di lapangan didapat

bahwa tempat Bioskop Cinepolis Pematangsiantar sudah sesuai dan

termasuk ke dalam tempat yang strategis. Hasil tersebut diperoleh

langsung dari penilaian general manager Bioskop Cinepolis

Pematangsiantar dan hasil wawancara dengan beberapa pengunjung.

Penerapan strategi place yang dilakukan oleh Bioskop Cinepolis

Pematangsiantar dapat dikatakan memenuhi kriteria, lokasi berada di

tempat yang sangat strategis, hadir di tengah-tengah kota dan mudah

dijangkau oleh masyarakat Kota Pematangsiantar. Selain itu Bioskop

Cinepolis Pematangsiantar menawarkan tempat yang nyaman dengan

fasilitas yang memadai dan memberikan suasana yang indah dan menarik

karena berada di depan jalan.

VI
Untuk mengetahui apakah bioskop cinepolis pematangsiantar

memiliki tempat yang strategis peneliti menanyakan kepada beberapa

pengunjung bioskop yang menyatakan: “Menurut saya Cinepolis memiliki

lokasi yang sangat strategis karena berada di tengah-tengah kota sehingga

sangat mudah dijangkau. Selain itu nama lokasi yang sudah sangat pupoler

juga tidak menyulitkan pengunjung yang mungin baru pertama kali akan

datang kesini. (wawancara dengan Ibu Sri Rahmawati tanggal 21 Februari

2024) .

Penulis melakukan wawancara dengan pengunjung bioskop yang

menyatakan: “Menurut saya bioskop Cinepolis ini mudah dijangkau

karena posisinya yang terletak di pinggir jalan dan berdekatan dekat hotel

terkenal yang ada di Pematangsiantar. Selain itu yang saya suka dari

bioskop Cinepolis ini adalah tempat parkir yang luas dan aman

(wawancara dengan Ibu Amanda Kalina tanggal 21 Februari 2024).

Dari hasil wawancara dengan konsumen yang berkunjung ke

Bioskop Cinepolis Pematangsiantar dapat disimpulkan bahwa bioskop ini

benar-benar memiliki tempat yang sangat strategis serta memiliki

kenyamanan bagi konsumen yang ingin menikmati film dan menghabiskan

waktu santainya dengan menonton.

4. Promosi

Promosi merupakan suatu kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh

suatu perusahaan untuk menyebarluaskan informasi mengenai produk

yang dihasilkan melalui pemakaian unsur bauran promosi. Sehingga

aktivitas ini dapat mempengaruhi konsumen agar konsumen tertarik

VI
dengan produk yang ditawarkan serta memutuskan untuk membeli produk

tersebut.

Sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh (Kotler & Keller, 2009)

promotion (komunikasi pemasaran) adalah sarana di mana perusahaan

berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen

secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang

dijual.

Bauran pemasaran promosi terdiri dari beberapa hal-hal berikut yaitu

(Abdurrahman, 2015):

1. Periklanan (advertising) yaitu semua bentuk presentasi non pribadi

dan promosi, ide, barang atau jasa yang dibayar oleh sponsor

tersebut.

2. Promosi penjualan (sales promotion) yaitu insentif jangka pendek

untuk mendorong pembelian atau penjualan produk atau jasa.

3. Hubungan masyarakat (public relation) yaitu membangun

hubungan baik dengan berbagai kalangan untuk mendapatkan

publisitas yang diinginkan, membangun citra perusahaan yang baik

dan menangani atau menghadapi rumor berita dan kejadian yang

tidak menyenangkan.

4. Penjualan personal (personal selling) yaitu presentasi pribadi oleh

wiraniaga perusahaan untuk tujuan menghasilkan penjualan dan

membangun hubungan pelanggan.

5. Pemasaran langsung (direct marketing) hubungan langsung dengan

konsumen individual yang ditargetkan secara cermat untuk

VI
memperoleh respons segera dan membangun hubungan pelanggan

secara langsung.

6. Pemasaran online yaitu usaha perusahaan untuk memasarkan

produk dan pelayanan serta membangun hubungan pelanggan

melalui internet. Dengan cara ini proses jual beli produk menjadi

semakin mudah.

Berdasarkan hasil penelitian langsung yang dilakukan dilapangan

sesuai dan berbanding lurus dengan teori yang ada. Hasil tersebut

diperoleh dari wawancara langsung dengan manager pemasaran yaitu

bapak Rizky. Hal ini dibuktikan dengan melakukan pengembangan produk

lewat strategi promosi yang akan mengarah pada peningkatan penjualan

atau share pasar.

Berikut hasil wawancara dengan manajer pemasaran Bioskop

Cinepolis Pematangsiantar yang menyatakan bahwa:

“Kegiatan promosi yang kami lakukan yang sangat berpengaruh yaitu

promosi melalui sosial media, kita ketahui bahwa di era digital saat ini

promosi paling efisien adalah melalui sosial media, selain itu kami juga

melakukan beberapa strategi lain dalam memasarkan produk seperti

bekerjasama dengan para pemengaruh atau influencer yang ada disekitaran

kota Pematangsiantar, jadi pelanggan dapat dengan mudah mendapat

informasi terkini tentang produk maupun layanan kami dimana pun dan

kapan pun.” (Wawancara dengan Bapak Rizky tanggal 21 Februari 2024).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi promosi melalui social

media atau berbasis elektronik yang diterapkan sangat berdampak pada

VI
keuntungan yang di dapat oleh Bioskop Cinepolis Pematangsiantar.

Banyaknya jumlah interaksi di social media berbanding lurus dengan

jumlah pengunjung yang berdatangan. Berikut tabel data penjualan

Bioskop Cinepolis Pematangsiantar pada februari 2023 dan februari 2024 :

Tabel 4.1 Data Penjualan Tiket

Tanggal Februari 2023 Februari 2024

1. 207 1.391

2. 551 953

3. 361 1.429

4. 461 1.602

5. 404 1.578

6. 251 1.657

7. 262 1.408

8. 239 1.813

9. 400 1.866

10. 272 2.007

11. 297 1.996

12. 343 1.798

13. 242 1.641

14. 441 1.809

15. 615 1.656

16. 650 1.647

17. 418 1.695

18. 875 1.944

VI
19. 609 1.607

20. 365 1.507

21. 231 1.515

22. 248 1.355

23. 344 1.300

24. 251 1.330

25. 373 1.610

26. 373 1.251

27. 274 1.251

28. 262 1.140

29. 1.259

Sumber : Bioskop Cinepolis Pematangsiantar, 2024

Dari data admission atau penjualan tiket yang diperoleh setiap hari

nya bioskop dapat menjual sebanyak 10.619 tiket yang mengasilkan

sekitar Rp. 424.760.000 pada februari 2023 dan pada februari 2024

bioskop menjual sebanyak 45.015 tiket dengan penghasilan yang didapat

sebanyak Rp. 1.800.600.000. Dengan demikian didapat perbandingan

sekitar 44.000 tiket atau 1,8 milyar rupiah. Pendapatan fnb sekitar Rp.

200.000.000 pada fbruari 2023 dan Rp. 900.000.000 pada februari 2024

dan dapat disimpulkan bahwa pemasaran berbasis elektronik dapat

meningkatkan penjualan pada bioskop cinepolis pematangsiantar.

VI
VI
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran sehubungan dengan

pencapaian tujuan penelitian yang telah dirumuskan yaitu mendiskripsikan

strategi pemasaran berbasis elektronik pada bioskop Cinepolis Pematangsiantar

dalam meningkatkan omset penjualan. Berikut adalah kesimpulan dan saran dari

penelitian ini :

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan,

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Bioskop Cinepolis Pematangsiantar lebih menitik beratkan strategi

pemasarannnya melalui media elektronik. Hal tersebut dapat terlihat mulai

awal tahun 2024, yang mana seluruh kegiatan pemasaran dilakukan

dengan menggunakan media elektronik yakni memasang iklan di radio

yang menjangkau daerah Pematangsiantar-Simalungun dan membagikan

poster-poster film yang akan tayang lewat social media instagram,

facebook, serta whatsapp. Bioskop Cinepolis Pematangsiantar tidak lagi

menggunakan media cetak seperti brosur untuk melakukan promosi karena

cara ini kurang efektif untuk menarik dan menjangkau luas target pasar.

2. Pemasaran berbasis elektronik yang dilakukan Bioskop Cinepolis

Pematangsiantar pada bulan Februari 2024 memberikan peningkatan

pendapatan pada waktu tersebut. Target pendapatan meningkat dari yang

waktu sebelumnya yang tercatat Rp. 424.760.000 meningkat menjadi Rp.

1.800.00.000

VI
3. Peningkatan pendapatan Bioskop Cinepolis Pemtangsiantar dipengaruhi

oleh iklan dan promosi yang menjangkau luas target pasar, hal ini ditandai

dengan banyaknya pelanggan yang datang dari berbagai daerah dan

beragam usia.

5.2. Saran

Adapun saran dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan diharapkan mampu memunculkan inovasi produk baru dengan

memanfaatkan kehidupan maupun kebiasaan masyarakat saat ini yang

dapat meningkatkan daya tarik perusahaan.

2. Perusahaan diharapkan untuk meningkatkan dan memperluas jangkauan

promosi melalui internet dan media sosial dengan cara mengoptimalkan

adds dan media platform yang ada.

3. Perusahaan diharapkan mampu melaksanakan strategi yang baik yaitu

dengan melakukan pemasaran berdasarkan segmentasi, targetting dan

positioning yang telah di rumuskan oleh perusahaan sehingga semua dapat

terencana.

4. Untuk mengatasi hambatan strategi pemasaran dan meningkatkan

penjualan, suatu usaha yang berhasil mencapai tujuan sangat dipengaruhi

oleh kemampuam perusahaan dalam memasarkan produk. Perusahaan

harus jeli melihat dan membaca setiap peluang yang ada dalam memenuhi

kebutuhan pelanggan serta memasarkan produknya.

VI
DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, G. (2019). Manajemen Pemasaran : Analisis Untuk Perancangan

Strategi Pemasaran. Yogyakarta: STIM YKPN

Andi. Tjiptono, F. (2015). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Andi

Badiou, Alain. (2013). The Subject of Change: Lessons from the European.

Australia :re.press

Chakti, A. G. (2019). The Book Of Digital KESIMPULAN Marketing (Sobirin,

Ed Journal of Tourism and Economic Vol.5, No.1

Danang Sunyoto. (2019). Dasar-dasar Manajemen Pemasaran (Konsep, Strategi

dan Kasus). Cetakan Ke-3. Jakarta: PT. Buku Seru.

Fitriah, M. (2018). Komunikasi Pemasaran Melalui Desain Visual. Yogyakarta:

Deepublish.

Kotler, Phillip dan Kevin Lane Keller.(2016). Manajemen Pemasaran edisi 12

Jilid 1 & 2. Jakarta: PT. Indeks.

Laksana, M. F. (2019). Praktis Memahami Manajemen Pemasaran. Sukabumi: CV

Al Fath Zumar

Munarika, N. (2018, Agustus). Strategi dalam Meningkatkan Kepuasan Anggota.

Diakses melalui http://repo.iain-tulungagung.ac.id/8443/ pada tanggal 29

Februari 2024 pukul 20.33 wib.

Priharto, Sugi. 2020. Sistem Produksi: Pengertian, Jenis, Tujuan, dan Contohnya.

https:// accurate.id /marketing –manajemen /pengertian- sistem-produksi/.

Diakses pada tanggal 8 Februari 2024 pukul 10.09 wib.

Poerwadarminta W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN Balai

Pustaka, Jakarta.

VI
Sari, D. C., dkk. (2021). Manajemen Pemasaran. Bandung: Media Sains

Indonesia.

Sugiyono (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Edisi Ke-2

Bandung Alfabeta

Tjiptono Fandy, Anastasia Diana (2020) Pemasaran : Penerbit Andi Yogyakarta

Jurnal

Khotimah, N., & Sari, R. P. (2016). Strategi Integrated Marketing Communication

Bioskop Platinum Cineplex Solo dalam Menarik Minat Penonton. Jurnal

Komunikasi, 11(1), 63-74. Diakses melalui

https://doi.org/10.20885/komunikasi.vol11.iss1.art5. Pada tanggal 20

Januari 2024 pukul 09.45 wib.

Kozma, A. (2021). Gendered Labor in the NeoArt House. Jurnal Media Industries,

8(1), 30–36.

Mandasari, D.J., Widodo, J., dan Djaja,S. (2019). "Strategi Pemasaran Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Batik Magenda Tamanan

Kabupaten Bondowoso". Jurnal Pendidikan Ekonomi.

Sianti, Y. R. (2018). Strategi Komunikasi Pemasaran Dalam Kegiatan Promosi

Opening Site (Studi Kasus Pada Bioskop CGV Cinema Mall BG Junction

PT. Graha Layar Prima Tbk). (Doctoral dissertation) Universitas 17

Agustus 1945. Diakses melalui

http://repository.untag-sby.ac.id/1080/9/JURNAL.pdf. Pada tanggal 20

Januari 2024 pukul 10.06 wib.

Wijayanti, I. (2020). Strategi Komunikasi Pemasaran Cinema Xxi Dalam

Meningkatkan Product Positioning Studi Kasus: Program Kampanye

VI
Layanan M-Tix Sebagai Marketing Online. Aksara Public, 4(4), 66-82.

Diakses di https://aksarapublic.com/index.php/home/article/view/457.

Pada tanggal 20 Januari 2024 pukul 10.15 wib.

VI
LAMPIRAN 1

Pemasaran berbasis elektronik Bioskop Cinepolis Pematangsiantar melalui akun


media sosial instagram @explore_siantar, @bioskopsiantar, @travelmatesiantar,
@siantarpunyacerita pada Februari 2024.

VI
LAMPIRAN 2

Penjualan harian Bioskop Cinepolis Pematangsiantar selama bulan Februari 2024.

VI
VI

Anda mungkin juga menyukai