Anda di halaman 1dari 12

Sistem dan Struktur Politik-

Ekonomi Indonesia Masa


Orde Baru (1966-1998)
Sejarah Indonesia kelas XII
Perguruan Kristen Methodist Indonesia –
Binjai
2020
Masa Transisi menuju Orde Baru
 Aksi-aksi Tritura
 Supersemar
 Dualisme Kepemimpinan
Nasional
Awal Orde Baru
Masa Orde Baru

Today’s Contents:
TMII (Taman Mini Indonesia Indah)
dibangun tahun 1972 dan
diresmikan tahun 1975 oleh Ibu
Tien Soeharto. Tujuan
pembangunan ini adalah untuk
meningkatkan rasa cinta tanah air
pada bangsa dengan lebih
mengenal keragaman agama,
suku, budaya dan perkembangan
IPTEK Indonesia.

TMII dibangun pada masa orde


baru, yakni masa yang ingin
menerapkan kehidupan bernegara
berdasarkan Pancasila dan UUD
1945.
A. Masa Transisi 1966-1967
Lahirnya pemeritahan Orde Baru tidak bisa dilepaskan dari kondisi sosial politik di masa itu. Pasca
penumpasan G 30 S PKI, pemerintah ternyata belum sepenuhnya berhasil melakukan penyelesaian politik
terhadap peristiwa tersebut. Kondisi ini membuat situasi politik tidak stabil. Kepercayaan masyarakat
terhadap Presiden Soekarno semakin menurun. Pemuda dan mahasiswa memiliki peran penting dalam
transisi pemerintahan yang terjadi pada masa ini. Tokoh-tokoh seperti Abdul Ghafur, Cosmas Batubara,
Subhan ZE, Hari Tjan Silalahi dan Sulastomo menjadi penggerak aksi-aksi yang menuntut Soekarno agar
segera menyelesaikan kemelut politik yang terjadi.
1) Aksi Tritura
• Peristiwa G 30S/PKI sebagai tragedi nasional,
kondisi politik dan ekonomi yang kacau balau telah
menimbulkan kemarahan rakyat sejak tahun 1965.
• Terkait masalah G 30 S/PKI, masyarakat menuntut
penyelesaian yang seadil-adilnya. Banyak masyarakat
dari golongan pemuda, mahasiswa, dan pelajar
(KAPPI, KAMI, KAPI), buruh (KABI), sarjana (KASI),
wanita (KAWI), dan guru (KAGI) membulatkan barisan
dalam satu front, yaitu FRONT PANCASILA pada 26
Oktober 1965.
• Pada 10 Januari 1966, Front Pancasila, dipelopori
oleh KAMI dan KAPPI mendatangi DPR-GR
mengajukan tiga tuntutan (Tri Tuntutan Rakyat), yang
berisi:
1) Pembubaran PKI,
2) Pembersihan kabinet dari unsur-unsur PKI,
3) Penurunan harga/perbaikan ekonomi.
Langkah yang diambil Soekarno

Soekarno membubarkan kabinet


Dwikora dan membentuk kabinet
Dwikora II (Kabinet 100)

Masyarakat menolak karena masih


ditemukan antek-antek PKI dalam
jajaran Kabinet tersebut.

Soekarno = FAILED!
2) Surat Perintah Sebelas Maret
(Supersemar)
 Untuk mengatasi krisis yang memuncak, pada 11
Maret 1966 Soekarno mengadakan sidang kabinet.
Sidang ini diboikot demonstran agar Soekarno
segera membubarkan PKI.
 Saat pidato, diluar istana terdapat pasukan tanpa
tanda pengenal dengan seragam. Hal ini membuat
Soekarno takut dan meninggalkan sidang menuju ke
Bogor.
 Tiga orang perwira TNI-AD juga menyusul Soekarno
dengan sebelumnya minta izin ke Soeharto.
 Soeharto berpesan pada bawahannya bahwa ia
tetap berniat dan bersedia membubarkan PKI.
 Diistana Bogor, Soekarno rapat guna membicarakan
tawaran Soeharto. Akhirnya, dikeluarkanlah Surat
Perintah 11 Maret (Supersemar).
 Kelahiran Supersemar merupakan tonggak lahirnya
Orde Baru.
Pasca Supersemar
• Soeharto membubarkan dan melarang PKI
berkegiatan pada 12 Maret 1966.
• Soeharto mengimbau kepada pelajar dan
mahasiswa untuk kembali ke sekolah.
• Soeharto menahan 15 orang menteri yang
diduga terkait dalam pemberontakan G 30
S/PKI ataupun dianggap memperlihatkan
itikad tidak baik dalam penyelesaian
masalah tersebut.

RESPON RAKYAT = SANGAT MENDUKUNG!!


3) Dualisme Kepemimpinan Nasional
Dipertengahan tahun 1966, muncul dualismee kepemimpinan. Soekarno yang seorang
Presiden, makin tidak disukai masyarakat, sementara Soeharto yang berhasil membubarkan PKI
makin popular. Masih dalam masa pemerintahan Soekarno, Soeharto ditunjuk MPRS untuk
membentuk kabinet baru, yang disebut Kabinet Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat).
Dalam praktik politik Indonesia, Soekarno masih menjabat sebagai pemiimpin kabinet,
namun tugas harian dipimpin oleh Soeharto.
Kondisi Politik dengan Dualisme Kepemimpinan
SOEKARNO SOEHARTO
• Dalam siding MPRS, majelis membatasi hak progresif • Dalam sidang MPRS Juni-Juli 1966 memutuskan
Soekarno selaku presiden. Supersemar sebagai Ketetapan MPRS, jadi tidak
• Pada 22 Juni 1966, Soekarno menyampaikan pidato bisa dicabut lagi oleh Presiden Soekarno.
Nawaksara yang didalamnya hanya sedikit Dampaknya, secara hokum Soeharto mempunyai
menyinggung masalah G30S/PKI, hal ini membuat kedudukan yang sama dengan Soekarno, yakni
majelis kecewa. Intinya, Soekarno menolak Mandataris MPRS.
bertanggung jawab sendirian atas peristiwa tersebut,
kemerosotan ekonomi, dan masalah akhlak. • Pada 28 Juli, kabinet Ampera diresmikan dengan
Soeharto sebagai ketua Kabinet.
• Pimpinan ABRI mengadakan pendekatan dengan
Soekarno agar menyerahkan kekuasaan kepada • Pada 12 Maret 1967 Jenderal Soeharto dilantik
Soeharto untuk menghindari perpecahan dalam menjadi Pejabat Presiden RI oleh Ketua MPRS
masyarakat. A.H. Nasution.
• Setelah berkompromi dengan Soeharto, pada tanggal
• Pada 27 Maret 1968 Soeharto dikukuhkan
22 Februari 1967 Soekarno membacakan
pengumuman resmi pengunduran dirinya sebagai Presiden RI. Inilah awal dimulainya Orde
Baru.
Bersambung…
See you next week!

Anda mungkin juga menyukai