LP HALUSINASI Fix
LP HALUSINASI Fix
GANGGUAN PERSEPSI
SENSORI :HALUSINASI
(Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Profesi Ners Mata Kuliah Keperawatan Jiwa)
DISUSUN OLEH :
KUKUN KURNIAWATI
NIM : 21220021
Menurut Keliat (2010), gangguan persepsi sensori : halusinasi merupakan salah satu
gejala gangguan jiwa dalam individu yang ditandai dengan perubahan sensori persepsi,
merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau
penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada.
2. Faktor Presipitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya
hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa.
Tidak berdaya. Penilaian individu terhadap stressor dan masalah koping dapat
mengindikasikan kemungkinan kekambuhan.
Menurut Keliat (2010) menjelaskan secara ringkas jenis – jenis halusinasi yaitu
sebagai berikut.
Menutup hidung.
c. Tahapan Halusinasi
Menurut Kusumawati dan Hartono (2010: 106), tahapan halusinasi terdiri dari 4 fase yaitu:
1) Fase I (Comforting)
yang memuncak, dan tidak dapat di selesaikan. Pada fase ini klien
tanpa suara, pergerakan mata cepat, respons verbal yang lambat jika
2) Fase II (Conndeming)
dan berfikir sendiri menjadi dominan. Mulai dirasakan ada bisikan yang
tidak jelas. Klien tidak ingin orang lain tahu dan klien dapat
membedakan realita.
3) Fase III (Controlling)
menonjol, menguasai dan mengontrol klien. Klien menjadi terbiasa dan tidak
memenuhi perintah.
4) Fase IV (Conquering)
Conquering disebut juga fase panik yaitu klien lebur dengan halusinasinya. Termasuk
dalam psikotik berat. Karakteristik yang muncul pada klien meliputi halusinasi berubah
menjadi mengancam, memerintah dan memerahi klien. Klien menjadi takut, tidak berdaya,
hilang kontrol, dan tidak dapat berhubungan secara nyata dengan orang lain dan
lingkungan. Perilaku klien menunjukan perilaku teror akibat panik, potensi bunuh diri,
perilaku kekerasan, agitasi, menarik diri atau katatonik, tidak mampu merespon terhadap
perintah kompleks, dan tidak mampu berespon lebih dari satu orang.
d. Mekanisme Koping
(1) Nasionalisasi : merupakan usaha untuk menghindarkan konflik jiwa dengan
memberikan alasan yang rasional.
(2) Nopresi : konflik fikiran, impuls yang tidak dapat diterima dengan fikiran, ditekan
kea lam sadar dan sengaja dilupakan.
(3) Supresi : menekan konflik, impuls – impuls yang tidak diterima secara sadar
(4) Denial : perilaku penolakan terhadap suatu yang tidak melupakan.
(5) Menarik diri : pada saat menghadapi konflik frustasi lama, klien menarik diri dari
lingkungan.
e. Rentang Respon
DO :
- Klien tampak ketakutan.
- Ekspresi wajah tegang
- Klien tampak melamun.
- Klien berbicara dan tertawa sendiri
- Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu.
- Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk
mendengarkan sesuatu
- Disorientasi
IV.Diagnosa Keperawatan
Gangguan persepsi sensori: halusinasi (dengar, penglihatan, penghidu, peraba)