Anda di halaman 1dari 4

FARMAKOGNOSI I

“PENGOLAHAN SIMPLISIA TANAMAN KUNYIT”

OLEH

Nama : Nurul Amalia Kadullah

NPM 2120221014

Kelas/Prodi : A / Farmasi

DOSEN PENGAMPUH
Rifka Anggraini, M.Farm

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS SAINS TEKNOLOGI DAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS BINA MANDIRI GORONTALO
2023
A. Tanaman Kuyit
Kunyit merupakan tanaman suku temu–temuan dengan nama latin Curcuma longa
L. Tanaman kunyit tumbuh subur dan liar di sekitar hutan atau bekas kebun. Tanaman
ini banyak dibudidayakan di Asia Selatan khususnya di India, Cina Selatan, Taiwan,
Indonesia (Jawa), dan Filipina (Ahmad et al., 2010). Kunyit merupakan tanaman obat
yang banyak dibutuhkan oleh industri obat tradisional. Dan merupakan tanaman dari
golongan Zingiberaceae berupa semak dan bersifat tahunan (perennial) yang tersebar di
seluruh daerah tropis (Labban, 2014). Senyawa utama yang terkandung dalam rimpang
kunyit adalah senyawa kurkuminoid (Asghari et al., 2009).
Tanaman yang selalu menjadi andalan sebagai pengobatan tradisional salah satu
diantaranya adalah rimpang kunyit. Rimpang kunyit dapat dimanfaatkan sebagai obat
tradisional seperti menyembuhkan luka, antibakteri, mengurangi motilitas usus,
menghilangkan bau badan, menurunkan demam, meredakan diare dan beberapa
pengobatan lainnya, hal ini karena adanya kandungan senyawa fitokimia pada kunyit
tersebut. Rimpang kunyit mengandung minyak atsiri (felandren, sineol, borneol,
zingiberen, tirmeron), demetoksikurkumin, dan bisdemetoksikurkumin (Winarto dan
Tim Lentera, 2004).
Senyawa kimia utama yang terkandung dalam kunyit adalah kurkuminoid atau zat
warna, yakni sebanyak 2,5-6%. Pigmen kurkumin inilah yang memberi warna kuning
orange pada rimpang (Winarto, 2004). Salah satu fraksi yang terdapat dalam
kurkuminoid adalah kurkumin. Komponen kimia yang terdapat di dalam rimpang kunyit
diantaranya minyak atsiri, pati, zat pahit, resin, selulosa dan beberapa mineral.
Kandungan minyak atsiri kunyit sekitar 3 – 5%. Di samping itu, Kandungan senyawa
kimia rimpang kunyit dengan pelarut air antara lain alkaloid, tannin, flavonoid, glikosida
dan karbohidrat (Gupta et al., 2015). Selain itu kunyit juga mengandung minyak atsiri
2%-5% yang terdiri dari seskuiterpen dan turunan fenilpropana turmeron (aril-turmeron,
alpha turmeron dan beta turmeron), kurlon kurkumol, atlanton, bisabolen,
seskuifellandren, zingiberin, aril kurkumen, humulen. Arabinosa, fruktosa, glukosa, pati,
tanin dan dammar Mineral yaitu magnesium besi, mangan, kalsium, natrium, kalium,
timbal, seng, kobalt, aluminium dan bismuth (Sudarsono et al., 1996).
Senyawa aktif kunyit terdiri dari kurkumin (1,7-bis(4-hidroksi-3-metoksifenil)-
1E,6Eheptadiene-3,5-dione ataudiferuloyl metan), thiosianat, nitrat, klorida dan sulfat,
pati dan tanin, saponin, terpenoid, polipeptida dan lektin. Kurkumin merupakan obat
yang dapat digunakan pada penyakit diabetes dan gagal ginjal (Trujillo et al., 2013),
kanker, sakit perut (Kösslera et al., 2012), epilepsi, stress dan gangguan kognisi (Ahmad,
2013).
B. Pengolahan Simplisia Rimpang kunyit
Simplisia yang digunakan adalah rimpang kunyit (Curcuma longa) diambil dari
daerah daerah Gunung pati. Tahap pertama adalah pemilihan bahan baku. Bahan dalam
pembuatan simplisia kunyit adalah rimpang kunyit dari daerah Gunung pati dari hasil
panen. Rimpang diambil yang berukuran besar dan berumur 9 - 12 bulan, segar dan tidak
busuk. Tahap kedua adalah melakukan pencucian simplisia untuk menghilangkan
kotoran dan mengurangi mikroba yang menempel pada rimpang kunyit. Pencucian
dilakukan beberapa kali.

Tahap berikutnya adalah penimbangan bahan dilakukan pada tahap awal untuk
mengetahui bobot bahan yang akan digunakan. Selanjutnya dilakukan perajangan secara
membujur ataupun melintang. Perajangan dilakukan untuk memperoleh ketebalan yang
memudahkan proses pengeringan dan seragam. Pengirisan terlalu tebal membuat bahan
tidak mudah kering dan lebih cepat terkontaminasi oleh mikrobia sehingga
mempengaruhi kualitas. Jika terlalu tipis akan mudah patah dan mengurangi kandungan
bahan aktif. Tahap pemanasan dan pengeringan dilakukan menggunakan cahaya
matahari dan oven dengan mempertahankan suhu konstan dalam waktu tertentu. Suhu
pengeringan yang digunakan adalah suhu ruang sesuai dengan cahaya matahari dan suhu
dalam oven. Selanjutnya dilakukan sortasi kering untuk memisahkan sampel dari
partikel-partikel yang tidak diperlukan. Kemudian dilakukan pengepakan dan
penyimpanan dan langkah terakhir yaitu pemeriksaan mutu simplisia.

Menjaga agar mutu kandungan kunyit tidak berkurang dan tidak mengurangi
terhadap nilai ekonomis, rimpang kunyit segar perlu dilakukan pengolahan terlebih
dahulu sebelum disimpan atau dijual, salah satunya adalah dalam bentuk simplisia yang
merupakan bahan alami yang digunakan sebagai bahan baku obat tradisional yang belum
mengalami proses pengolahan apapun kecuali proses pengeringan (Ditjen POM, 1982).
DAFTAR PUSTAKA

Ferreira F. D. , C. Kemmelmeier., C.C. Arrotéia C.L. da Costa, C. A. Mallmann, V. Janeiro F.


M.D. Ferreira, S. A. G. Mossini, E. L Silva, and M. Machinski Jr. 2013.Inhibitory
effect of the essential oil of Curcuma longa L. and curcumin on aflatoxin production
by Aspergillus flavus Link. Food Chemistry136:789–793

Winarto, W.P. dan Tim Lentera.2004.Kasiat dan Manfaat Kunyit. Jakarta: AgroMedia Pustaka

Nadra, Gusti. Analisis kimia simplisia rimpang kunyit turina (curcuma longa l.) Dengan
pengeringan cahaya matahari yang ditutup warna kain berbeda. Diss. Universitas
islam negeri sultan syarif kasim riau, 2020.

Winarto, W. P., 2004, Khasiat dan Manfaat Kunyit, AgromediaPustaka, Jakarta, Tim Lentera,
p23-32

Trujillo J, Chirino Y I, Molina-Jijón E, Andérica-Romero AC , Tapia ET and Pedraza-Chaverrí


J. 2013. Renoprotective effect ofthe antioxidant curcumin : Recent findings.Mini
Review. Redox Biology. p. 448–456

Anda mungkin juga menyukai