PLENO SKENARIO A
BLOK 18 TAHUN 2023
Dr. dr. Legiran, M. Kes
KELOMPOK B7
Nadhiffa Arthamevia 04011382126224
Rahmadia Salsabila 04011382126225
Athira Medina 04011382126227
Vanesha Plorinda 04011382126228
Alya Zafira 04011382126230
Nadia Oktarina 04011382126238
Maria Qibtiyani 04011382126242
Prajnasari Ridwan 04011382126245
Janti Wahyuningrum 04011282126080
Muzhaffar Zaid Rahman 04011282126083
Outline :
01 02 03 04
SKENARIO KLARIFIKASI IDENTIFIKASI
LEARNING
ISTILAH MASALAH
ISSUES
05 06 07 08
ANALISA KERANGKA KESIMPULAN DAFTAR
MASALAH KONSEP PUSTAKA
SKENARIO A BLOK 18 :
Laki - laki 20 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan BAK merah SMRS, keluhan tambahan
sakit kepala
RPP:
1 hari SMRS pasien mengeluh BAK merah, seperti cucian daging, disertai bengkak kelopak mata
setelah bangun tidur, sakit kepala bagian belakang ada, mual ada, muntah tidak ada nyeri
waktu BAK disangkal, demam disangkal, 1 minggu, yl pasien mengeluh batuk, pilek demam ada,
nyeri tenggorokan, sudah berobat diberi obat 3 macam, keluhan berkurang., BAB biasa
RPD:
Darah tinggi, kencing manis, lupus, bengkak sebelumnya disangkal
Pemeriksaan Fisik:
Keadaan Umum: Sakit Sedang ̧ Sesorium Komposmentis, gizi cukup BB 56 Kg, TB 160 cm. TD
160/90 mmHb, Nadi 94x/mnt, RR 22x/mnt, Suhu 36,7oC
SKENARIO A BLOK 18 :
Keadaan Spesifik:
Kepala: edema palpebra superior dan Inferior (-)/(-) Leher: JVP 5-2 H20, pembesaran KGB
(-) Thorax: Cor pulmo dalam batas normal
Abdomen: Shifting dullness (+)
Genital: edema (-)
Extremitas inferior: Edema (+)/(+) minimal
Laboratorium: Hb. 13,5 mg/dl, Leukosit 8810mm3 , Alb 2,3 mg/dl, Bss 99 mg/dl,
Cholesterol Total 488 mg/dl, HDL. 30 mg/dl, LDL 350 mg/dl, trigliseride 296 mg/dl
Urine rutin: protein urine (++), darah (++)
KLARIFIKASI ISTILAH
Pemeriksaan Fisik:
Keadaan Umum: Sakit Sedang¸ Sensorium Compos Mentis, gizi cukup BB 56 Kg, TB 160 cm. TD
160/90 mmHb, Nadi 94x/mnt, RR 22x/mnt, Suhu 36,7oC
Keadaan Spesifik:
Kepala: edema palpebra superior dan Inferior (-)/(-)
Pemeriksaan Fisik Leher: JVP 5-2 H20, pembesaran KGB (-)
Thorax: Cor pulmo dalam batas normal
Abdomen: Shifting dullness (+)
Genital: edema (-)
Extremitas inferior: Edema (+)/(+) minimal
Laboratorium: Hb. 13,5 mg/dl, Leukosit 8810mm3 , Alb 2,3 mg/dl, Bss 99 mg/dl,
Cholesterol Total 488 mg/dl, HDL. 30 mg/dl, LDL 350 mg/dl, trigliseride 296 mg/dl
Pemeriksaan Laboratorium Urine rutin: protein urine (++), darah (++)
LEARNING ISSUES
Patofisiologi BAK merah diawali dengan glomerulus mengalami inflamasi yang diakibatkan
aktivitas respon imun seperti:
Antigen streptococcus yang berdeposit pada glomerulus
Pembentukan kompleks antigen antibodi dengan antigen glomerulus
Aktivasi komplen secara langsung oleh antigen streptococcus
Aktivitas respon imun tersebut menyebabkan kerusakan kapiler glomerulus sehingga
menyebabkan darah masuk ke dalam tubulus ginjal menuju ke vesika urinaria dan dikeluarkan
bersama urin. Kadar darah yang banyak menyebabkan warna urin menjadi merah.
1c. Apa saja faktor resiko yang dapat menyebabkan
BAK merah?
Makanan atau Minuman: bit, blueberry, wortel, minuman berwarna merah atau ungu
seperti sirup cranberry atau minuman energi dapat memberikan warna merah pada urine.
Faktor pencetus nyeri kepala: batuk, tenaga, aktivitas seksual, manuver valsava, atau
tidur. Rangsang nyeri bisa disebabkan oleh adanya tekanan, traksi, displacement
maupun proses kimiawi & inflamasi pada struktur peka nyeri di kepala.
Ketegangan atau stres yang menghasilkan kontraksi otot di sekitar tulang tengkorak
menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah sehingga aliran darah berkurang yang
menyebabkan terhambatnya oksigen dan menumpuknya hasil metabolisme yang
akhirnya akan menyebabkan nyeri kepala.
2b. Apa saja faktor resiko yang dapat menyebabkan sakit
kepala?
Faktor yang berkontribusi terhadap munculnya sakit kepala pada sindrom
nefrotik yaitu seperti, tekanan darah tinggi,edema serebral, stres dan kecemasan,
efek samping obat.
Edema periorbita pada penyakit glomerulonefritis karena gangguan dalam mekanisme filtrasi
ginjal yang menyebabkan peningkatan retensi cairan dan garam. Penyakit ini melibatkan
kerusakan glomerulus.
Peningkatan permeabilitas pembuluh darah glomerulus, sehingga protein dan sel darah merah
dapat bocor ke dalam urine (proteinuria dan hematuria) -> serum albumin dan koagulasi dalam
darah berkurang -> penurunan tekanan onkotik darah -> cairan dan garam dari pembuluh darah
lebih mudah keluar dan tertahan di jaringan tubuh, termasuk di sekitar mata (periorbita).
Terjadi peningkatan volume cairan tubuh (hipervolemia). Akumulasi cairan dalam tubuh
menyebabkan edema pada berbagai bagian tubuh, termasuk pada area periorbita yang
menyebabkan pembengkakan di sekitar mata.
3c. Apakah ada hubungan dengan obat yang dikonsumsi
dengan keluhan yang timbul?
Volume urin normal dalam sehari berkisar antara 800-2000 ml, dengan rata-
rata sekitar 1500 ml. Namun, volume urin dapat bervariasi tergantung pada
asupan cairan, suhu lingkungan, tingkat aktivitas fisik, dan kondisi kesehatan
seseorang.
3i. Mengapa sakit kepala hanya terjadi pada belakang kepala pasien?
Penurunan GFR yang terjadi pada pasien menyebabkan terjadinya
peningkatan aktivasi sistem Renin Angiotensin Aldosterone sehingga terjadi
hipertensi. Lalu, hipertensi menyebabkan tekanan intracranial meningkat
sehingga timbul rasa sakit belakang kepala.
4. ANALISIS MASALAH
Bengkak/edema baru muncul satu hari SMRS dikarenakan proses yang terjadi
tersebut.
4b.Mengapa riwayat kencing manis dan darah tinggi harus ditanyakan
pada anamnesis pasien?
Pada anamnesis pasien (sindrom nefritik), pertanyaan mengenai riwayat
kencing manis & darah tinggi sangat penting karena, dapat menjadi
penyebab /faktor yang memperburuk kondisi sindrom nefritik.
Keadaan Spesifik:
Kepala: edema palpebra superior dan Inferior (-)/(-)
Leher: JVP 5-2 H20, pembesaran KGB (-)
Thorax: Cor pulmo dalam batas normal
Abdomen: Shifting dullness (+)
Genital: edema (-)
Extremitas inferior: Edema (+)/(+) minimal
5a. Bagaimana nilai normal
dan interpretasi dari
pemeriksaan fisik pada
kasus ini?
No. Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Interpretasi
8. Kepala Edema palpebra superior dan inferior (-)/(-) Edema palpebra superior dan inferior (-)/(-) Normal
9. Leher JVP 5-2 H2O Pembesaran KGB (-) JVP 5-2 H2O Pembesaran KGB (-) Normal
10. Thorax Cor pulmo dalambatas normal Cor pulmo dalambatas normal Normal
Etiologi asites dapat bervariasi (sirosis, penyakit jantung, gagal ginjal, infeksi). Patofisiologinya melibatkan
gangguan dalam keseimbangan cairan & tekanan onkotik. Perubahan ini dapat menyebabkan
peningkatan tekanan dalam pembuluh darah perut & mengakibatkan cairan keluar dari pembuluh darah
ke rongga perut.
Edema pada ekstremitas inferior (kaki dan kaki bagian bawah) disebabkan oleh gangguan pada ginjal
dimana terjadi pengeluaran kelebihan cairan dan garam dari tubuh, menyebabkan retensi cairan dan
edema.
Tekanan Hidrostatik Tinggi: Peningkatan tekanan hidrostatik dalam pembuluh darah /pembuluh
limfatik dapat mendorong cairan keluar dari pembuluh & masuk ke jaringan, terutama di bagian
bawah tubuh yang terkena gravitasi.
Tekanan Onkotik Rendah: Kekurangan albumin/zat onkotik dalam darah dapat mengakibatkan
penurunan tekanan onkotik.
Gangguan Limfatik: Jika sistem limfatik terganggu, drainase cairan dari jaringan menjadi terhambat,
menyebabkan penumpukan cairan dan edema.
5d.Bagaimana etiologi dan patofisiologi dari hipertensi yang dialaminya?
Pada glomerulonefritis akut, hipertensi disebabkan oleh retensi Na dan air oleh tubulus
ginjal yang terdampak oleh peradangan glomerulus. Sehingga volume darah meningkat &
menyebabkan peningkatan TD.
9. Urin rutin protein urine (++), darah (++) protein urine (-), darah (-) Abnormal
6b. Bagaimana mekanisme dari penurunan albumin serum
pada pasien?
Proteinuria, atau kebocoran protein dalam urine, dapat memengaruhi berbagai jalur biokimia dalam tubuh yang pada
akhirnya dapat berkontribusi pada peningkatan LDL. Berikut mekanismenya:
a) Inflamasi: Proteinuria dan kerusakan ginjal yang mendasarinya dapat memicu respons peradangan dalam tubuh.
Peradangan kronis memengaruhi metabolisme lipid dan meningkatkan produksi LDL oleh hati.
b) Gangguan Metabolisme Lipid: Proteinuria mempengaruhi metabolisme lipid, termasuk peningkatan sintesis LDL
dan penurunan klirens LDL dari darah.
c) Disfungsi Endotel Pembuluh Darah: Proteinuria dan kerusakan ginjal menyebabkan disfungsi endotel sehingga
mengurangi kemampuan pembuluh darah untuk mengatur aliran darah dan menyebabkan peningkatan akumulasi LDL
di dinding pembuluh darah.
d) Oksidasi LDL: Proteinuria dan peradangan yang dapat memicu oksidasi LDL sehingga dapat memicu pembentukan
plak aterosklerosis.
e) Stres Oksidatif: Proteinuria dapat menyebabkan peningkatan stres oksidatif dalam tubuh sehingga dapat
merusak molekul-molekul LDL.
f). Perubahan Fungsi Ginjal dan Metabolisme Lipid: Kerusakan ginjal akibat proteinuria dapat mempengaruhi
mengganggu keseimbangan lipid dalam darah.
6d. Bagaimana mekanisme dari kenaikan trigliserida pada pasien?
Pada pasien dengan kasus gangguan fungsi ginjal, hiperlipidemia umum terjadi karena akibat
dari hipoalbuminemia. Ketika tubuh mendeteksi adanya defisit albumin, maka hati akan
mengkompensasi dengan meningkatkan produksi lipoprotein sehingga kadar kolesterol yang
terlihat pada hasil pemeriksaan lab menunjukkan peningkatan kadar kolesterol berupa LDL
dan Trigliserida.
Proteinuria terjadi ketika ada kerusakan pada salah satu atau beberapa komponen barier
filtrasi glomerulus. Hal ini dapat membuat celah dalam barier filtrasi, memungkinkan
protein-protein, terutama albumin, untuk bocor ke dalam filtrat dan akhirnya masuk ke
dalam urin. Protein-protein bocor ke dalam filtrat dan masuk ke dalam urin, kondisi ini
disebut sebagai proteinuria.
6h. Pemeriksaan penunjang apa lagi yang dapat dilakukan pada pasien?
Evelyn C. Pears. 2011. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis – Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
Nurhasanah, Liana. 2017. Anatomi dan Fisiologi Sistem Urinaria. Jakarta
Indah Sari, Dr.Mutiara.2007. Fungsi Sistem Ginjal dalam Homoestasis. Universitas
Sumatera Utara. Fakultas Kedokteran.
Tortora, G.J., & Derrickson, B.H. (2017). Principles of Anatomy and Physiology. John Wiley &
Sons.
Seeley, R.R., Stephens, T.D., & Tate, P. (2017). Anatomy & Physiology. McGraw-Hill Education.
Hall, J. E. (2014). Guyton dan Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Indonesia: Elsevier.
Snell, R. S. (2015). ANATOMI KLINIS Berdasarkan Sistem. Jakarta.
Himawan S. (2002). Pathological features of glomerulonephritis in Jakarta. Med J Indones.
11(1):24–9
DAFTAR PUSTAKA
Khasanah, Uswatun. (2013). Nyeri Akut Pada. Palembang: Fakultas Ilmu Kesehatan UMP.
National Institute of Health. (2022). Glomerulonephritis. MedlinePlus.
Rachmadi, Dedi. (2013). Diagnosis dan Penatalaksanaan Glomerulonefritis Akut. Bandung:
FK. UNPAD-RS. Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Satoskar AA, Parikh SV, Nadasdy T. (2019). Epidemiology, pathogenesis, treatment and
outcomes of infection-associated glomerulonephritis. Nat Rev Nephrol.
Kurniati, I. D., Setiawan, M. R., Rohmani, A., Lahdji, A., Tajally, A., Ratnaningrum, K., &
Basuki, R. (2017). BUKU AJAR: ILMU PENYAKIT DALAM.
Dharmojono, H. (2001). Kapita Selekta Kedokteran Veteriner. Yayasan Obor Indonesia.
VanDeVoorde III, R. G. (2015). Acute poststreptococcal glomerulonephritis: the most
common acute glomerulonephritis. Pediatrics in review, 36(1), 3-13.
Arsid, R., Praja, A., & Sabir, M. (2019). Glomerulonefritis Akut Pasca Streptococcus. Jurnal
Medical Profession (MedPro), 1(2), 98-104.
DAFTAR PUSTAKA
Huff, T. & et al. (2023). Physiology, Cholesterol. Treasure Island: Statpearls. (Diakses pada 2 Agustus 2023 di
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470561/)
Indriani, M & dkk. (2017). Pengaruh Konsentrasi pH Buffer Giemsa Terhadap Morfologi Leukosit pada Preparat
Sumsung Tulang. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang.
Kemenkes. (2019). Berapa Nilai Normal Kolesterol Total?. Diakses pada 2 Agustus 2023 di
https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/berapa-nilai-
normal-kolesterol-total)
Moman, R. N. & et al. (2022). Physiology, Albumin. Treasure Island: Statpearls. (Diakses pada 2 Agustus 2023 di
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459198/)
Pratiwi, A. T. (2021). Potensi Ikan Gabus (Ophiocephalus stratius) untuk Meningkatkan Kadar Albumin pada
Penderita Hipoalbuminemia. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Sugiarti, E. I. & Meikawati, W. (2018). Hubungan Aktivitas Fisik dan Status Obesitas dengan Kadar Kolesterol
dan Kadar Asam Urat pada Pegawai Puskesmas Gubug 1 Kabupaten Grobogan. Semarang: Universitas
Muhamadiyyah Semarang.
Tigner, A & et al. (2022). Histology, White Blood Cell. Treasure Island: Statpearls. (Diakses pada 2 Agustus 2023
di https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK563148/)
DAFTAR PUSTAKA