Anda di halaman 1dari 4

Pentingnya Agile Learner dalam Pendidikan Karakter Mahasiswa

Di era modern saat ini, zaman berubah begitu cepat sehingga memaksa tiap
individu untuk cepat dalam menanggapi perubahan yang terjadi. Sebagai
mahasiswa yang kelak akan memimpin bangsa harus memiliki karakter dan
kemampuan dalam menanggapi dan menghadapi suatu hal dengan cepat.
Kemampuan agile learner sangat penting untuk dibentuk dan diberikan kepada
mahasiswa agar dapat menjadi individu yang tahan terhadap perubahan situasi yang
terjadi. Agile Learner adalah kemampuan belajar dari pengalaman sehingga dapat
berhasil di dalam situasi baru. Makna nya, mengetahui apa yang harus dilakukan
ketika kita belum pernah melakukan sebelumnya (Helen Tuper dan Sarah Ellis,
2023).

Sebagai pelopor perubahan, mahasiswa diharapkan dapat membantu


membagun bangsa ke arah yang lebih baik dibanding pemimpin sebelumnya. Setiap
mahasiswa harus bisa mengubah dirinya untuk bisa mengeksekusi setiap perubahan
yang terjadi dengan cepat, tepat, dan adaptif. Individu dengan kemampuan Agile
Learner dapat diibaratkan seperti landasan pacu pesawat terbang, makin Panjang
landasannya makin baik pula kemampuan pesawat untuk mendarat dengan aman
dan lancer (Effendi Ibnoe, 2021) . Makna nya, semakin bagus kemampuan agile
learner yang dimiliki mahasiswa, semakin bagus ia menghadapi perubahan
perubahan yang terjadi.

Dalam proses pembentukan agile learner, harus didukung dengan strategi


yang matang agar pada penerapannya sangat efektif. Pembentukan agile learner
harus didukung mulai dari pemerintah hingga keluarga. Pemerintah dapat
mendukung proses ini dengan membuat kurikulum yang dapat membuat mahasiswa
dapat berpikir kritis, kreatif, dan out of the box. Pembentukan karakter agile learner
juga dapat dibentuk dari praktik langsung ketika pembelajaran yaitu mahasiswa
belajar dari kegiatan yang relevan dengan lapangan kerja yang akan dihadapinya.
Dengan cara ini, mahasiswa diharapkan dapat menumbuhkan kemampuan tersebut
sehingga tidak akan kaget dengan kondisi lapangan yang dihadapinya.

Pembelajaran harus dibuat se fleksibel mungkin agar mahasiswa dapat


bebas mengekspresikan dirinya. Pada saat pandemi Covid-19, perubahan dalam
dinamika kehidupa terjadi begitu cepat, memaksa setiap orang harus bisa
beradaptasi dengan keadaan “new normal”. Banyak pembatasan mobilitas,
pembelajaran dilakukan secara daring, dan lainnya. Namun hal ini, banyak
membawa keuntungan tersendiri bagi generasi Z, mereka lebih terbiasa untuk
belajar mandiri, menumbuhkan rasa empati kepada tiap individu, dan adaptif dalam
menanggapi suatu hal.

Dasar yang harus dibangun dalam pembentukan kemampuan agile learner


yaitu, dapat memahami orang lain, dapat menavigasi keterbaruan, kesadaran diri.
Hakikat manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, maka mahasiswa perlu
teamwork sehingga dapat menciptakan kolaborasi antar mahasiswa. Memiliki
kemampuan memahami orang lain dapat mencegah perpecahan diantara anggota
dan dapat menghubungkan ide satu dengan lainnya. Kemampuan menavigasi
keterbaruan sangat penting terutama dalam dunia bisnis, kita harus bisa
memanfaatkan peluang peluang yang ada dan tentunya yang terbaru untuk
meningkatkan value dari bisnis yang dijalankan. Kesadaran diri dalam
pembentukan agile learner memiliki peran untuk mengenali lebih dalam potensi
yang dimiliki diri kita sehingga kita dapat memaksimalkan setiap potensi yang
dimiliki diri kita.

Perubahan mahasiswa menjadi agile learner sangat esensial di dunia modern


saat ini, kemampuan ini merupakan sebuah bekal dan investasi di masa depan untuk
membuat setiap mahasiswa dapat berpengaruh di bidang yang ia keluti. Tanggung
jawab dalam membentuk agile learner selain pemerintah, perguruan tinggi juga
wajib menyediakan wadah agar mahasiswa dapat mengembangkan kemampuannya
sehingga ketika lulus dapat menjadi mahasiswa yang adaptif, kreatif, inovatif, dan
kritis dalam menghadapi situasi tertentu. Bentuk permulaan penerapan agile learner
dapat dimulai dalam lingkungan keluarga, dengan memiliki kepekaan terhadap tiap
anggota keluarga sehingga kerukunan dalam keluarga dapat terjaga. Sedangkan
pada praktik di masyarakat, mahasiswa harus mampu mengatasi problem yang
terjadi di suatu masyarakat sehingga dapat membantu aktivitas masyarakat
setempat.

Dalam rangka transformasi mahasiswa menjadi agile learner yang


merupakan kunci sukses pengembangan kepemimpinan yang adaptif, kolaborasi
tidak hanya dari mahasiswa itu sendiri namun antara perguruan tinggi dan
pemerintah harus saling membantu agar program yang dibuat oleh pemerintah
maupun perguruan tinggi dapat terlaksana dengan baik sehingga menghasilkan
simbiosis mutualisme yang sama sama menguntungkan kedua belah pihak. Manfaat
dari penerapan agile learner memiliki tujuan agar tiap mahasiswa dapat berinovasi
dalam mengelola organisasi, wirausaha sehingga memiliki prospek dan program
yang tidak stagnan, melainkan dapat meningkat secara signifikan. Mahasiswa saat
ini terutama generasi Z, memiliki tantangan agar bisa mewujudkan program SDGS
atau Pembangunan berkelanjutan agar bisa meningkatkan kesejahteraan bangsa dan
juga ikut andil dalam persaingan ekonomi, politik, teknologi pada kanca global.

Memulai penerapan agile learner dapat dimulai dari organisasi yang ada di
kampus atau mencoba membangun bisnis kecil. Karna pada dasarnya, kedua hal
tersebut memiliki suatu permasalahan yang sama yaitu bagaimana kita dapat
memanajerial struktur anggota di dalamnya sehingga setiap program kerja atau ide
dapat berjalan sesuai rencana dan mendapatkan benefit bagi semua orang yang ada
didalamnya. Jika setiap mahasiswa memiliki kemampuan agile learner yang baik,
target Indonesia Emas 2045 dapat tercapai karena kemampuan sumber daya
manusia yang mumpuni dan tahan terhadap perubahan perubahan yang terjadi
dalam skala global.
Referensi:

Admin. (2020, Agustus Jumat). Polteknik Bau Bau. Retrieved from Poltekbaubau.ac.id:
https://poltekbaubau.ac.id/berita/item/176-membentuk-mahasiswa-agile-
learner-yang-siap-hadapi-revolusi-industri

Ellis, H. T. (2023, November 23). Harvard Bussines Review. Retrieved from Harvard
Bussines Review.org: https://hbr.org/2023/11/how-to-become-an-agile-learner
Hamu, F. J. (2023). MENGELOLA KEMAMPUAN BELAJAR YANG AGILE, ADAPTIF DAN
TRANSFORMATIF. BADAN PENERBIT STIEPARI.

Anda mungkin juga menyukai